Jumat, 25 Desember 2009

Tan Malaka di Patikraja & Persiapan Rapat Ikada

Menjelang berakhirnya kekuasaan bala tentara Jepang, teraa sekali bahwa situasai dan pengendalian pemerintah Jepang dalam keadaan genting. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh pejuang dan gerakan dibawah tanah untuk mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka.
Desa Patikraja ternyata mempunyai catatan sejarah heroic yaitu rapat tokoh pejuang daerah Banyumas bertempat di Pabrik penggilingan padi, milik pengusaha Tionghoa yang letaknya sebelah utara lapangan Desa Patikraja.
Dalam majalah Tempo terbitan khusus bulan Agustus 2008 disebutkan bahwa ditempat itu berkumpul para tokoh pejuang yang diprakarsai oleh Tan Malaka, dengan gagasan segera diadakan usul kepada Bung Karno untuk mengadakan rapat raksasa sebagai media politik untuk membuktikan kepada Jepang bahwa rakyat Indonesia siap untuk menentukan nasibnya sendiri sebagai Negara merdeka. Usulan ini akhirnya diterima oleh Bung Karno dengan dilaksanakannya Rapat Raksasa di Lapangan Ikada Jakarta. Pada foto dokumen nampak Tan Malaka berjalan dekat Bung Karno memakai topi gabus. Sayangnya foto dokumen salah sasaran karena mengambil gambar banguna KUD yang baru.
Rapat di pabrik padi dihadiri oleh Almarhun Kolonel Sugandi Patikraja sebagai pemrakarsa serta pendanaannya. Almarhum Jendral Sudirman , Dokter Angka Purwokerto dan Suparno Suryoprojo sekretaris Budi Utomo Banyumas serta masih banyak lagi utusan dari daerah luar Patikraja.
Dalam majalah Tempo tadi juga dipaparkan bahwa Tan Malaka adalah pejuang yang dilupakan, sangat dekat dengan Bung Karno, bahkan Bung Karno sendiri berpesan bila Indonesia merdeka, diharapkan Tan Maka bersedia memimpinnya. Selama ini ada anggapan bahwa Tan Malaka adalah tokoh komunis, yang kenyataannya beliau adalah seorang nasionalis yang seluruh jiwa dan raganya dipertaruhkan untuk ibu pertiwi Indonesia sampai akhir hayatnya. Dia seorang yang taat beragama yang bersal dari Minangkabau sebagai pemangku adat dengan sebutan Teuku Datuk Ibrahim. Dia meninggal akibat salah penafsiran dari komandan tentara yang diperintahkan oleh Bung Karno untuk mengamankan Tan Malaka, ternyata yang pengertian diamankan ternyata ditafsirkan dibunuh sehingga akhirnya Tan Malaka ditembak mati disebuah daerah terpencil di Blitar Selatan dengan makam yang dirahasiakan. Semasa hidupnya ia mempelajari ide H.O.S Cokroaminoto pendiri Syarikat Islam, ideology Komunis/sosialis, hingga menjelajah dunia timur sampai tidak memikirkan untuk berumahtangga.

Selasa, 01 Desember 2009

Transportasi & Komunikasi di Patikraja Tempo Dulu

Prasarana transportasi berupa perahu penyeberangan, jalan raya, jalan desa dan rel kereta api. Perahu penyeberangan terdapat di Kamal (Gambarsari) yang sekarang dibangun Bendung Gerak Serayu, menghubungkan antara Gambarsari dan Kaliwangi. Perahu penyeberangan di bawah jembatan KA Karanganyar menghubungkan desa Karanganyar dan desa Sidabowa. Perahu penyeberangan Sokawera dan desa Pegalongan dengan desa Mandirancan. Penyeberangan Wotgalih menghubungkan desa Karangendep dengan desa Kedunguluh Kidul. Penyeberangan Tayasa menghubungkan desa Kedungrandu Karanggude dengan Kedungwuluh Lor. Antara desa-desa tersebut belum ada bangun jembatan permanen.
Selain jalan propinsi yang beraspal yang menghubungkan Purwokerto dan Patikraja ke Banyumas, jalan-jalan ke desa belum beraspal. Badan jalan masih berbatu dan pasir, itupun masih sempit-sempit kira-kira selebar 4 meter. Kiri kanan jalan biasa untuk jalan kerbau atau sapii, sehingga nampak jorok karena kotoran hewan yang berceceran, di badan jalanpun banyak kotoran kuda dan sapi penarik kuda dan dokar (kereta kuda). Kebersihan waktu itu belum mendapat perhatian dari masyarakat.
Jalur Kereta Api yang beroperasi ialah Kereta Api SS (Staad Spoor Wagon mulai tahun 1916 dari Purwokerto sampai Kroya. Jalur Ivereta Api SDS (Serayu Daal Spoor Maskapai-) dimulai dari stasiun besar Purwokerto Timur. Yang menuju ke timur, berhenti di halte Pasar Wage, Stasiun Sokaraja, ke utara Stasiun Banjarsari, halte Jompo, Stasiun Kalimanah dan berakhir di Satasiun Purbalingga
Kereta Api SDS jurusan selatan dimulai dari Stasiun Purwokerto Timur, Halte Sidabowa, Stasiun Patikraja, Halte Kebasen, Halte Sampang, Halte Penisihan (Glempang) berakhir di Stasiun Maos. Selain mengangkut penumpang juga untuk angkutan hasil bumi dai daerah penghasil sayur mayur yang subur yaitu daerah Wonosobo, Banjarnegara dan sekitarnya, berupa kobis, kenthang, petai, durian, pisang dan sejenisnya. Di setiap halte para pedagang menurunkan hasl-hasil bumi itu untuk dipasarkan. Selain penumpang dan barang juga membawa benda-benda Pos yang berisi pos paket, surat-surat berharga dan juga uang kiriman dari Bank, diturunkan sesuai dengan alamatnya.
Dari stasiun Maos ke Wonosobo, Banjarnegara dan Purwokerto sebagai angkutan minyak tanah. Gerbong penumpangnya sangat sederhana. Dinding dan pintunya beserta bangku tempat duduk terbuat dari kayu jati tebal-tebal. Lubang jendelanya tak berkaca, tetapi dibuat sistem jendela buka ke atas yang daunnya susunan papan-papan kecil melintang. Setiap gerbong penumpang ada kamar kecilnya depan dan belakang. Tempat duduknya berupa bangku panjang, memanjang dari depan ke belakang 3 deret yaitu sisi kanan kiri dan tengah. Tengah biasanya untuk tempat dagangan yang ditempatkan ke dalam bakul keranjang, karung ataupun ikatan-ikatan, penumpangnya duduk berderet pada kanan kiri berhimpit-himpitan bila penumpang penuh.
Setiap rangkaian kereta dikemudikan seorang masinis, seorang juru api, seorang kondektur dan beberapa orang tukang rem pada setiap gerbong. Sebab system pengereman belum menggunakan sistem hidrolis, masih menggunakan rem abar atau besi yang bila mengerem dilakukan ctengan cara memutar handel pada setiap sambungan gerbong.
Lokomotifnya masih menggunakan mesin uap yang berbahan bakar kayu atau batu bara. Bila malam hari jelas sekali kelihatan kepulan asap yang membumbung disertai nyala bara api kecil-kecil bertebaran sepanjang rel yang dilaluinya. Bagi para penumpang harus hati-hati karena bara-bara api kecil itu bisa jatuh ke badan atau baju penumpang yang berakibat berlubang. Lebih-lebih bara api kecil itu masuk ke mata, bisa-bisa mata luka dan memerah pedih.
Untuk Kereta Api SDS menggunakan lokomotif sen C-l 1 yang biasa disebut peret dan DD.10 yang berturbin ganda dan lebih besar serta kuat daya tariknya. Untuk Kereta Api SS menggunakan lokomotif C-20 atau D-50 lokomotif-lokomotif jaman ini dapat dilihat pada Musium KA Ambarawa.
Pegawai Kereta Api baik SS maupun SDS ada yang _berasal dari desa wilayah Asistenan Patikraja. Mereka adalah : Masinis Sukirwan dan Mustaraji, Kondektur Kidam Wiryosumarto Kepala Stasiun Karanggandul, Kepala Stasiun Akhir Suryahadimadenda, kesemuanya dari desa Notog. Yang lainnya Kartoatmojo seorang kondektur berasal dari desa Pegalongan.
Kendaraan bermotor masih jarang bahkan bisa dikatakan belum ada masyarakat yang memiliki. Yang mempunyai hanya kantor-kantor tingkat kabupaten saja. Di Asistenan biasanya yang mempunyai Mantri Pulisi berupa sepeda motor merk Norton, BSA/ARIEL atau HD (Harley Davidson). Bentuk bodinya besar diatas 500 CC.
Mobil roda empat adanya mobil kuno ford, austin yang bentuk bodinya kecil-kecil peleg rodanya menggunakan jeruji. Pemiliknya kebanyakan orang Belanda dan bangsa Cina (Tionghoa) kaya serta para pengusaha. Kendaraan truk masih jarang. Mesin gilas jalan yang biasa disebut mesin uap seperti kereta api. Mobil sewaan masih jarang? Pada umumnya yang menyewa kaum priyayi atau yang berkantong tebal dan bangsa Belanda, karena sewaannya mahal. Mobil sewaan itu orang biasa menyebut Oplet atau Taxi.
Untuk angkutan barang atau hasil bumi selain kereta api, bagi orang awam menggunakan cikar (kereta yang ditarik kuda), gerobag atau pedati yang ditarik sapi, kedua alat angkut ini rodanya dari kayu, as roda dari besi dan ban rodanya dilapis besi/baja sehingga jalannya ramai bunyinya : glag, gleg, glak, glek sepanjang jalan aspal. Tetapi untuk jalan desa bisa memecahkan batu-batuan sehingga jalan desa tadi bisa halus atau lembut batuannya, mengenakan kendaraan lain yang melewatinya.
Rakyat kecil yang mau menjual hasil bumi ke kota biasanya jalan kaki sambil memikul dagangannya. Sampai-sampai jual bambupun dipikul sejauh 10 km. Tiap pikul berisi 3 batang bambu. Para wanita bawaannya digendhong dan disunggi (di bawa di atas kepala, misalnya sayuran, makanan dari ketela dan sebagainya.
Angkutan penumpang umum menggunakan dokar atau kereta kuda. Hampir setiap desa dekat jalan raya banyak yang memiliki dokar. Nama-nama dokar berbeda sesuai dengan bentuknya. Bendi adalah dokar tang tinggi bak tempat duduknya. Bila diisi penumpang terbatas, di depan 2 orang dengan kusirnya, di belakang bisa 2 bisa 3 orang dengan duduk bertolak belakang (ungkur-ungkuran) karena joknya di tengah-tengah dengan sebuah sandaran untuk bersama. Bendi kebanyakan dimiliki oleh lurah-lurah, atau priyayi, sebab selain bentuknya bagus asesorinya indah dan mengkilap, pakaian kudanya harus dari bahan belulang yang halus dan penuh asesori juga harganya memang paling mahal.
Dokar Keretek bodinya agak rendah, spadbordnya berbentuk melengkung dari papan kayu, tidak bertutup pintu, tempat duduknya rendah daya angkutnya 8 orang dengan saisnya. Dokar Jawa bentuknya ramping agak tinggi sedikit dari dokar Keretek Spad Bordnya lurus, dibelakang berpintu muat 6 orang beserta saisnya.
Sepeda sudah ada, dengan merek-merek terkenal. Sepeda gazele dan simplek buatan negeri Belanda, sepeda merk hima buatan Inggris harganya mahal- mahal. Yang memiliki hanya para Lurah dan Priyayi saja, terutama untuk kendaraan dinas pegawai Asistenan, Opas dan Breden. Bila Pak Breden naik sepeda, bertopi bambu seperti Lord Bodden Powell, berkumis lebat, membawa pedang panjang dipinggang sangat gagah dan berwibawa. Bila berjumpa dengan pejalan kaki selalu mendapat penghormatan, dibalas dengan tegur sapa yang tegas, dan mata yang garang.
Untuk hubungan pemberitaan dan perintah-perintah dinas dari Kawedanan dan Kabupaten baru bisa melalui telepon atau kurir (petugas pengantar surat dinas dari Instansi tertentu).
Salah satunya alat telepon hanya di Kantor Asistenan yang jalur kabelnya disalurkan lewat tiang-tiang telepon milik Kereta Api SS sampai ke Kantor Telepon Purwokerto. Digunakan hanya untuk keperluan Pemerintahan saja. Orang umum belum terbiasa menggunakannya.
Angkutan melalui sungai di kala itu juga ada. Transportasi ini digunakan untuk mengangkut kayu, bambu ke jurusan selatan misalnya ke Maos, sampai ke Cilacap melalui aliran sungai Tenggulun, masuk sungai Serayu.
Begitu juga aliran sungai Logawa yang bertemu di sungai Serayu. Angkutan melalui sungai berujud batang-batang bambu yang diikat dan kayu gelondongan yang dihanyutkan ke hilir sungai-sungai tadi disebut milir. Para pemilir dalam pelayarannya membawa bekal bahan makanan dan tungku perapian untuk makan selama di perjalananan yang memakan waktu 3 hari 3 malam untuk memasarkan barang bawaannya. Pulangnya banyak yang berjalan kaki atau naik kendaraan umum sampai ke kampungnya kembali dengan oleh-oleh berupa kain cita, kain mori, minyak dan keperluan rumah tangga lainnya.
Komunikasi berita di pedesaan sangat primitif. Perintah-perintah penting dari Asisten Wedana setelah diterima oleh lurah lewat konferensi atau dalam bahasa sehari-hari disebut pisowanan dari kata sowan yang artinya menghadap kepada penguasa, kemudian lurah memanggil Perangkat Desa yang disebut Kebayan untuk menyampaikan berita kepada setiap warganya.
Bila ada keperluan untuk memanggil Lurah menggunakan pukulan kenthong yang suaranya menggema dari batang pohon jati atau pohon kayu johar, pukulannya tiga kali dan bila lama belum datang pukulan diulangi bunyinya (dhung, dhung, dhung). Panggilan untuk Carik Desa satu kali (dhung). Panggilan untuk Bau dua (tali (dhung, dhung). Panggilan untuk Kebayan pukulan goyangan bunyinya dhung-dhung-dhung-berturut-turut pukulannya agak cepat.
Selain pemukulan kenthong untuk kode panggilan perangkat desa, ada beberapa tanda kenthongan untuk berita pencurian, kebakaran, kematian yang gantung diri/bunuh diri atau bangkai manusia di sungai atau ditempat.

Jumat, 27 November 2009

Kisi-Kisi Materi Ujian Umum Semester Ganjil IPS

Kelas VII
- Mendeskripsikan proses alam
endogen yang menyebabkan
terjadinya bentuk muka bumi
- Mendeskripsikan gejala diastropis
me dan vulkanisme serta sebaran
tipe gunung api
- Mendeskripsikan faktor-faktor
penyebab gempa bumi dan aki
bat yang ditimbulkan
- Mengidentifikasi jenis batuan
berdasarkan proses pembentuk-
nya
- Mendeskripsikan proses pelapu-
kan
- Mendeskripsikan proses erosi
dan faktor-faktor penyebabnya
serta dampaknya
- Mengidentifikasi dampak ne
gatif tenaga eksogen karena
proses erosi
- Menjelaskan pengertian dan
kurun waktu pra-aksara

- Mengidentifikasi jenis-jenis manu
sia Indonesia yang hidup pada ma
sa pra aksara
- Mendeskripsikan perkembangan
kehidupan pada masa pra aksara
- Mengidentifikasi peninggalan-pe
ninggalan kebudayaan pada masa
pra aksara
- Melacak kedatangan dan perse
baran nenek moyang bangsa Indo
nesia di nusantara dengan atlas
sejarah
- Menjelaskan Interaksi Sosial

- Menjelaskan pengertian dan pen-
tingnya proses sosialisasi
- Menguraikan fungsi sosialisasi
dalam pembentukan kepribadian
- Menjelaskan syaat-syarat dan
proses terjadinya interaksi sosial
- Mengidentifikasi bentuk-bentuk
interaksi sosial
- Mengidentifikasi proses sosial
asosiatif
- Memberi contoh proses sosial di
sosiatif
- mendeskripsikan hakekat manu-
sia sebagai makhluk sosial dan
ekonomi yang bermoral
- Mengidentifikasi makna manusia
sebagai makhluk sosial dan makh-
luk ekonomi yang bermoral
- Mengidentifikasi ciri-ciri mahluk
sosial dan mahluk ekonomi yang
bermoral
- Mewujudkan hubungan yang har-
monis antar manusia sebagai mah
luk sosial dan ekonomi yang ber-
moral
- Mendeskripsikan prilaku manusia
dalam memanfaatkan sumber da-
ya yang terbatas untuk memenu-
hi kebutuhan hidupnya
- Mendeskripsika berbagai tinda-
kan ekonomi nasional yang di la-
kukan manusia
- Mengidentifikasi pengertian motif
dan prinsip ekonomi

- Mengidentifikasi macam-macam
motif dan prinsip ekonomi
- Mengaplikasikan tindakan ekono-
mi sehari-hari berdasarkan motif
dan prinsip ekonomi
- Mengidentifikasi manfaat prinsip
ekonomi dalam kehidupan sehari-
hari

Kelas VIII
- Menunjukan letak astronomis In-
donesia
- Menyajikan informasi persebaran
flora dan fauna tipe Asia, tipe Aus-
tralia, serta kaitanya dengan pem-
bagian wilayah wlacea dan weber
- Mendeskripsikan jenis tanah di
Indonesia serta pemanfaatanya di
Indonesia
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan pen-
duduk (Kelahiran dan kematian)
- Mendeskripsikan arti dan ukuran
angka kelahiran dan angka kema-
tian
- Mengidentifikasi faktor-faktor pen-
dorong dan penghambat kelahiran
dan kematian
- Mendeskripsikan kondisi pendu-
duk Indonesia berdasarkan pirami
mida penduduknya
- Menghitung angka perbandingan
laki-laki perempuan (Sexratio) dan
beban ketergantungan serta meng-
artikan angka tersebut
- Mendefinisikan pengertian angka
usia harapan hidup
- Mendeskripsikan berbagai dampak
ledakan penduduk dan upaya men
ngatasinya
- Mengidentifikasi jenis-jenis migra-
si dan faktor penyebabnya
- Menganalisis dampak negatif dan
positif serta usaha penanggu -
langanya
- Mengidentifikasi unsur-unsur ling-
kungan ( abiotik, biotik, dan sosial
budaya )
- Menafsirkan arti penting lingkugan
bagi kehidupan
- Mengidentifikasi bentuk-bentuk
kerusakan lingkungan hidup dan
faktor penyebabnya
- Menjelaskan permasalahan kuan-
titas penduduk ( Kualitas dan kuan
titas )
-Mengidentifikasi kebijakan-kebija-
pemerintah kolonial
- mendeskripsikan bentuk-bentuk
perlawanan rakyat dalam menen
tang tang kolonialisme barat di ber
bagai daerah
- Mengidentifikasi daerah-daerah
persebaran agama nasrani dan to
koh penyabarnya
- Menjelaskan pengaruh perluasan
kekuasaan kolonial, perkembangan
pendidikan barat dan perkemba-
ngan pendidikan Islam terhadap
munculnya nasionalisme Indonesia
- Mendeskripsikan peranan golongan
terpelajar, profesional dan pers dalam
menumbuhkembangkan kesadaran
nasional Indonesia
- Mendeskripsikan perkembangan per
gerakan nasional dan yang bersifat
kedaerahan, keagaman sampai ter
bentuknya nasionalisme Indonesia
- Mendeskripsikan peran manifesto
politik 1925, konggres pemuda 1928,
dan konggres perempuan pertama da
lam proses pembentukan identitas
kebangsaan Indonesia
- Mengidentifikasi penyimpangan sosial
dalam keluarga dan masyarakat
- Mengidentifikasi bentuk penyimpangan
sosial dalam keluarga dan masyara-
kat
- memberi contoh penyimpangan sosial
yang terjadi dalam keluarga dan mas-
yarakat
- Mengidentifikasi akibat penyimpangan
sosial dalam keluarga dan masyarakat
- Penyebab terjadinya penyimpangan
sosial
- Mengidentifikasi upaya-upaya pence
gahan penyimpangan sosial dalam
keluarga dan masyarakat
- penyabab terjadinya kelangkaan sum
ber daya ekonomi

- Mengidentifikasi usaha-usaha manu
sia dalam mengatasi kelangkaan me
manfaatkan sumber daya yang langka
untuk berbagai alternatif dalam meme-
nuhi kebutuhan
- Mengidentifikasi arti dan jenis kebu-
tuhan
- mengidentifikasi faktor penyabab ke
butuha manusia beraneka ragam
- Menjelaskan pengertian skala prio
ritas dan menyusun skala prioritas
kebutuhan mausia pada umumnya
- Mengidentifikasi arti dan macam-ma
cam alat pemenuhan kebutuhan
- Mengidentifikasi pelaku ekonomi
utama dalam perekonomian Indone
sia
- Mengidentifikasi peranan dan tujuan
keberadaan tiga sektor usaha formal
( BUMN, BUMS, dan Koperasi )
- Mengidentifikasi pokok-pokok perko
perasian di Indonesia ( Pengertian,
landasan, asas, sejarah, keanggota
an sumber, modal, Prinsip-prinsip)
- Mengidentifikasi tentang cara pen
dirian, tujuan, peranan, ciri-ciri man
faat, RAT, cara pembagian SHU,
pembubaran dan jenis-jenis usaha
koperasi
- Menjelaskan pengertian fungsi dan pe
ranan pasar bagi masyarakat
- Mengidentifikasi syarat-syarat terjadi
nya pasar
- Mengidentifikasikan macam pasar be-
serta contohnya masing-masing
- Mengidentifikasi ciri-ciri pasar kong
ret dan pasar abstrak serta menye-
butkan contohnya

Kelas IX
- Mengidentifikasi negara-negara maju
dan berkembang dilihat dari letak wi
layahnya
- Mengidentifikasi ciri-ciri negara ber-
kembang dilihat dari tingkat keseha
tan
,- Menyebutkan contoh negara yang
tergabung kedalam negara maju
- Menyebutkan tahap perkembangan
negara menurut W.Rostow
- Menyebutkan sebab khusus terjadi
nya PD II
- Menyebutkan contoh negara yang
berfaham fasisme
- Mengidentifikasi kronologi terjadinya
PD II
- Menyebutkan negara yang terlibat
PD II
- Menyebutkan akibat PD II di bidang
politik di Indonesia
- Menyebutkan tujuan propaganda Je-
pang dalam gerakan 3 A
- Menjelaskan kapan Jepang menyerah
kepada sekutu
- Menjelaskan dampak pendudukan Je-
pang terhadap kehidupan ekonomi
bangsa Indonesia
- Menjelaskan pertempuran 10 Nopem-
ber di Surabaya
- Menyebutkan kota tempat perang
Margarana
- Mengidentifikasi wilayah RI akibat
perundingan Linggar Jati
- Menyebutkan wakil Indonesia dalam
perjanjian Renville
- Menjelaskan tempat agresi militer II
- Menyebutkan tokoh yang diberi ama-
nat presiden Soekarno untuk mendi-
rikan PDRI
- Menyebutkkan salah satu hasil KMB
di Denhag
- Menjelaskan pembubaran bentuk ne-
gara RIS
- Menyebutkan pemimpin DI/TII di dae-
rah Jawa Barat
- Mengingat kembali kapan berlang-
sungnya pembrontakan APRA
- Menjelaskan PEMILU I
- Menyebutkan isi Dekrit Presiden 5
juli 1959
- Memberi contoh perubahan budaya
dalam masyarakat
- Menjelaskan faktor-faktor pendorong
peubahan sosial budaya pada masya-
rakat
- Menunjukan tempat perubahan sosial
yang paling dinamis
- Memberi contoh prilaku masyarakat
sebagai akibat perubahan sosial buda
ya
- Menjelaskan sejarah uang
- Mendefinisikan pengertian uang
- Menyebutkan fungsi asli uang
- Menyebutkan jenis-jenis uang
- Menjelaskan nilai uang
- Menyebutkan asas bank menurut
UU No 7 tahun 1992
- Menjelaskan tujuan bank
- Menyebutkan contoh bank umum
- Menyebutkan tugas pokok bank
Central
- Menunjukan produk tabungan bank
BRI
- Menjelaskan lembaga keuangan bu-
kan bank yang usahanya di bidang
perkreditan
- Mendefinisikan pengertian perdaga-
ngan Internasional
- Menyebutkan faktor-faktor pendorong
perdagangan Internasional
- Menyebutkan faktor penghambat per-
dagangan Internasional
- Menjelaskan perbedaan pokok per-
dagangan Internasional dengan per-
dagangan Nasional ( dalam negeri )
- Menyebutkan contoh komoditas eks-
por Indonesia
- Menyebutkan manfaat devisa

Selasa, 24 November 2009

Internet Sekolah

Hari ini MTs Muhammadiyah Patikraja dapat bantuan dari dinas pendidikan kabupaten Banyumas berupa pemasangan internet sekaligus ditanggung biaya bulanannya. Terimakasih kepada dinas terkait yang telah memberikan fasilitas teknologi komunikasi untuk sekolah kami mudah-mudahan dapat memacu anak didik di sekolah kami untuk lebih cerdas terhadap perkembangan teknologi.

Senin, 23 November 2009

Patikraja Masa Kolonial Belanda 2 (Ekonomi & Perdagangan)

Selama hampir 3,5 abad Belanda menjajah bumi nusantara mendatangkan keuntungan yang besar bagi “Negeri Kincirangin” ini. Sejak rempah-rempah. hasil bumi sampai dengan barang tambang/galian bisa memakmurkan Negeri Belanda. Untuk itulah Tweede Kammer (Majelis Rendah Pemerintah) Negeri Belanda mengusulkan untuk membalas budi kepada rakyat di jajahan Hindia Belanda dengan cara politik yaitu yang dikenal dengan politik Etis atau politik Balas Budi.
Isi politik Etis dititik beratkan kepada 3 bidang tujuan agar kemakmuran dan taraf berfikir rakyat jajahan meningkat. Adapun bentuk Politik Etis adalah : Pertanian/Irigasi, Transmigrasi dan Edukasi. Maka pada sekitar tahun 1910 dimulailah membangun DAM bendungan irigasi, pemindahan penduduk ke daerah yang jarang penduduknya, mendirikan sekolah di ibukota Asistenan sampai kelas 5 dan desa sekitarnya sampai kelas 3 saia.
Dengan di bangun DAM atau bendungan, maka jaringan irigasi dapat mengoncor persawahan menjadi dua sektor. Sektor I yaitu bagian timur berasal dari bendungan Kali Kranji di tengah kota Purwokerto, mengairi sawah sejak dari Karangklesem, Teluk, Tanjung, Kedungwringin, Sidabowa, Kedungrandu, Patikraja, Pegalongan, Sokawera, Walahar Kulon dan berakhir di Wlahar Wetan (Mromong) sejauh 24 km. Sektor II Bagian Barat berasal DAM bendungan kali Logawa di desa Danasri lama, mengaliri sawah sejak Karanganyar, Kedungwuluh Lor, Kedungwuluh Kidul, Notog ± sejauh 14 km. Bendungan Danasri lama mengalami kerusakan berat akibat banjir besar sehingga pintu airnya dengan permukaan kali Logawa sangat dalam.
Tidak mengherankan lagi, semenjak adanya irigasi pertanian di wilayah Patikraja hasil padinya berlipat ganda. Yang tadinya hanya bisa panen setahun sekali, menjadi setahun 2 kali panen. Tanah yang subur menjadi lebih meningkat hasilnya baik pada musim hujan maupun kemarau. Sedangkan tanah yang kurang subur dapat juga panen 2 kali dalam setahun tergantung pada pengaturan penggarapannya. Untuk desa-desa yang tidak mendapat aliran irigasi, kebutuhan air baik musim hujan maupun kemarau selalu cukup karena dikala itu hutan dan pegunungan masih terpelihara dengan baik, hutan jati maupun kayu-kayu lainnya masih utuh dan besar-besar pula, sehingga dapat menyimpan cadangan air hujan
Tetapi pada umumnya petani di musim kemarau menggarap sawahnya dengan menanami palawija atau tembakau bahkan diminta juga untuk menanam tebu, untuk mencukupi pasokan Pabrik Gula Purwokerto dan Kalibagor dengan sistem kontrak.
Kemakmuran hasil pertanian dengan sistem irigasi ini bisa merubah taraf hidup penduduk, dengan adanya pengusaha-pengusaha orang Belanda yang mendirikan perusahaan atau Onderneming. Misalnya Onderneming Tembakau. Di Patikraja terdapat gudang penampungan tembakau dari hasil membeli dari tembakau rakyat. Tembakau itu diolah dan disimpan agar mutunya lebih bagus bila dipasarkan. Seorang Mandor Tembakau yang terkenal kala itu bernama Ki Tirtareja.
Begitu pula dibangunnya pabrik gula Kalibagor dan Purwokerto, mendatangkan keuntungan ekonomi bagi penduduk atau petani tebu. Mandor Tebu yang terkenal kala itu ialah Ki Kartadikara, seorang mandor yang sangat disegani oleh kaum petani.
Bukan hanya para petani saja yang mendapat keuntungan dari para pelaku bisnis dari orang Belanda, juga rakyat kecil yang tidak memiliki sawah pekulen juga bisa hidup dengan jalan bekerja sebagai buruh tembakau atau buruh tebu. Karena memiliki pekulen harus penduduk yang beruang untuk membayar pajak tanah dan mau menjadi tokoh masyarakat dalam rembug desa. Kantor PBB waktu itu disebut Landrete (Kantor Pajak Tanah). Mantri Pajak Tanah yang berasal dari desa Notog ada dua orang. Seorang menjadi Berherder atau Kepala Kantor Landrete Cabang Purwokerto dan Pekalongan berkedudukan di Purwokerto yang bernama Ki Harjowarsono. Ki Siswowardoyo, Kastudjan Hardjosewoyo juga putra Notog yang menjadi Mantri Ukur pada Kantor Landrete Pekalongan, Banjarnegara dan Banyumas serta Cilacap.
Dari perkembangan perekonomian yang pesat ini, di desa Notog berdiri pasar tradisional yang lokasinya mula-mula di sebelah selatan Setasiun KA Notog, \dikenal dengan nama Pasar Pon. Tetapi karena di lokasi itu kurang strategis disebabkan mulai adanya jalur kereta api SS dan tanah lapang milik SS (sekarang PN KA). Maka Pasar Pon pindah lokasi yaitu di pertigaan Notog, tepatnya di sudut sebelah selatan yang sekarang menjadi kios-kios, kantor pos dan kantor kecamatan serta Puskesmas Notog. Pemindahan kira-kira pada tahun 1920 dan karena kalah bersaing dengan pasar Patikraja maka pasar Pon semakin lama semakin sepi, matinya Pasar Pon Notog kira-kira tahun 1947.
Selain perdagangan yang berupa hasil bumi, juga pemasaran hasil barang galian, terutama kapur bangunan dan pawon (tungku umtuk memasak). Ada lagi barang galian batu andesit yang dibuat ciri, uleg-uleg, lumpang (tempat menumbuk kopi dan sejenisnya) serta ubin sebagai lantai rumah beserta umpak (batu penyangga tiang rumah). Usaha kerajinan bambu sangat besar, berwujud keranjang kapur, tabag (anyaman bambu untuk dinding dan langit-langit rumah), serta bambu untuk pagar pekarangan yang disebut glathak.
Produksi kapur bangunan berpusat di desa Notog grumbul Kalirajut sebagai penghasil kapur di daerah itu. Daerah lain yang menghasilkan batu kapur adalah desa Mandirancan dan grumbul Garbi desa Tumiyang. Di Kalirajut dan Mandirancan banyak tungku pembakaran kapur yang biasa disebut pengiwon, jumlahnya sampai puluhan.
Banyak pedagang dan produsen kapur yang berhasil dan dapat menyekolahkan anak-anak sampai ke kota Purwokerto dan Banyumas, yang akhirnya dapat menjadi tokoh-tokoh pejuang dalam kemiliteran dan pejabat-pejabat yang sukses.
Nama-nama yang bisa menduduki jabatan-jabatan penting baik disipil maupun militer akan dijumpai pada haman-halaman selanjutnya.
Kesuburan tanah pertanian akibat lancarnya irigasi menghasilkan padi yang berkualitas yang disebut padi jenis lokal. Ada dua macam jenis padi. Padi jero yang tumbuh subur di lahan yang subur dengan pengairan cukup dan jenis padi cerai yang di tanam di lahan yang kurang mendapat air.
Jenis padi jero nama-namanya adalah : Gandama, Arjuna, Raja Lele, Menthik Wangi, Jokobolot, Pendhok Wesi dan lain-lain. Adapun jenis padi cerai adalah Kenyol, Melathi, Licong, Konyal, Kasur, Gadis, Ketel, Ketam Gudel dan lain-lain masih banyak lagi. Dari desa Teluk dikenal dengan makanan Ketan Teluk. Beras yang dipakai sebagai bahan makanan ketan dari jenis Ketan Kunir, Ketan Lumbu dan Ketan Ireng yang kesemuanya dari jenis Padi Jero, selain aromanya harum rasanyapun lezat dan lembut.
Masyarakat masih asing makanan dari gandum terutama roti hanya dikonsumsi oleh para priyayi, apalagi minum susu belum terbiasa. Makanan yang dikonsumsi masyarakat kala itu hanya dari umbi-umbian, makan daging katanya hanya jarang sekali setidaknya setahun sekali atau kalau ada hajatan. Koiam-kolam ikan banyak terdapat di daerah irigasi, bahkan di daerah pegunungan banyak kolam-kolam ikan. Tidak hanya ikan yang terpelihara di kolam saja, tetapi ikan di sungaipun masih banyak sekali, baik yang besar-besar maupun yang kecil-kecil; seperti udang, boso, impun, sedangkan yang besar misalnya wader, melem, tambra, penyu sampai pelus sepanjang 5 meter dan sebesar batang jambepun ada. Kesemuanya bisa berkembang biak disebabkan pertama masih ada kedung (bagian dasar sungai yang dalam), kedua airnya masih bersih belum tercemar dan yang ketiga pelarangan dari Pemerintah Belanda sungguh ketat, dilarang mengambil ikan dengan cara meracun, ataupun menggunakan alat-alat yang membahayakan. Bila melanggar dan sampai ketahuan hukumannya berat..
Berdasarkan pengamatan pula ternyata pertanian terutama tanaman padi terdapat juga di lereng-lereng pegunungan dengan adanya bekas pematang-pematang sawah disitu. Misalnya Gunung Klentheng, Gunung Kembar. Cilaku, Kedungpasang, Lebak Larwoga, Pagergunung dan deretan pegunungan Serayu (daerah Mandirancan).
Data-data ini membuktikan bahwa masyarakat di kala jaman akhir Pemerintahan Kolonial Belanda ternyata sungguh makmur dalam hal bahan makanaan, tetapi tertinggal dalam bidang pendidikan.
Dalam sektor perdagangan di Wilayah Patikraja belum ada pengusaha berskala besar masih pada taraf pedagang-pedagang kecil. Hasil pertanian yang dipasarkan, ialah gula kelapa, tembakau, sayur-sayuraa, kacang-kacangan, kedelai, umbi-umbian dan tidak ketinggalan padi untuk dijual ke tengkulak maupun pabrik-pabrik penggilingan padi. Petani penderes yang cukup banyak yaitu desa Kedungwuluh Lor, Kedungwuluh Kidul, Karangendep, Sawangan, Wlahar Kulon dan Mandirancan.
Bentuk cetakan gula jawa masih besar-besar, kira-kira selebar ban roda vespa, kemasannya per lima lempeng menjadi satu susunan dan dibungkus dengan daun kelapa kering. Setiap kemasan di sebut bonjor. Kemudian bentuk cetakan makin ke sini makin berubah, menjadi bentuk gula bumbung kecil-kecil dengan kemasan peti kayu berisi 10 kg.
Hasil panen tembakau selain dikonsumsi sendiri biasanya di jual ke pengepul tembakau di desa Patikraja arah ke jurusan Banyumas. Kebiasaan masyarakat dalam menghisap rokok mengkonsumsi tembakau tanaman sendiri atau pemberian dari tetangga. Tembakau diberi bumbu kemenyan, klembak dan dilinthing dengan pembungkus daun jagung muda atau daun pisang kering. Mereka belum mengenal sigaret kretek dan belum ada yang merokok karena membeli. Paling-paling hanya membeli kemenyan dan klembak sebagai pelengkap bumbunya.
Kapur bahan bangunan dari desa Notog dikenal jauh sampai daerah Klampok, Bukateja, Sokaraja, Purwokerto dan Banyumas. Masyarakat di daerah-daerah tersebut memerlukan untuk banguna rumah dan ada kalanya pesanan dari pabrik-pabrik mie, tepung tapioka dan gedung-gedung perkantoran dalam jumlah banyak.
Batang bambu pemasarannya ke daerah Sampang, Maos bahkan sampai ke Cilacap. Ada pula yang ke Purwokerto untuk pagar-pagar pabrik mie atau tapioka.
Banyak penduduk di wilayah Patikraja yang ditransmigrasikan ke pulau Sumatera, terutama ke Aceh, Deli dan Lampung. Ada yang secara legal dan adapula dengan cara ilegal. Sayangnya mereka yang dipindahkan tidak mengadakan komunikasi di mana keberadaannya, sehingga transmigrasi ini menjadi momok masyarakat lainnya. Apalagi yang kepergiannya dengan cara ilegal. Banyak pemuda atau gadis yang di tipu, di bawa oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk di jual kepada Tuan-Tuan Onderming, semacam kasus budak belian atau tenaga kerja paksa. Mereka banyak dipekerjakan pada tambang batu bara Umbilin Sawahlunto, Perkebunan Lada di Lampung, bahkan ada yang berada di Suriname (Amerika Selatan yang menjadi Koloni Belanda). Beberapa contoh keberadaan mereka ada kisah dari keluarga ditinggalkan setelah pada jaman kemerdekaan dapat berkomunikasi ke tanah air. Diantaranya orang tua Bpk. Tamiarja mantan penjaga SD Notog 1 yang orang berada di Suriname. Setelah anaknya ternyata masih hidup, sering mendapat kiriman barang atau uang dari Suriname. Kurs mata uang Suriname memang lebih tinggi dari pada uang RI.
Satu lagi cerita pengalaman keluarga yang pulang dari Sawahlunto, orangtuanya sewaktu masih bujangan dibawa oleh seorang tanpa sepengetahuan orang tuanya. Istilahnya diculik oleh Werek Deli. Pemuda tadi dipekerjakan sebagai penambang batu bara di TB. Umbilin. Sebagai kuli dengan upah rendah bekerja selama 15 tahun. Setelah berkeluarga dan dinilai pekerjaannya baik dinaikan pangkat sebagai mandor. Pada waktu kemerdekaan dia diangkat sebagi Pemimpin Pekerja TB. Umbilin dan mengorganisasikan perkumpulannya.
Naas bagi pemuda tadi sewaktu pecah G/30S/PKI dia terbunuh oleh Pemuda Rakyat PKI karena dianggap sebagai musuh politiknya. Akhirnya keluarganya pulang ke Kedungwuluh Lor dan menetap di desa kelahiran orang tuanya. Keturunan orang tersebut yaitu seorang perempuan bernama Sundari dan seorang lelaki bernama Bambang.
Para orang tua dengan adanya penculikan ini sangat prihatin atas keselamatan anak-anaknya, sehingga setiap anak-anak pergi bermain mesti dinasihati jangan jauh-jauh atau pulang malam kalau-kalau ada culik atau ada werek (werek berasal dari kata work = kerja) bahkan jadi wewe. Biasanya anak-anak zaman itu masih patuh kepada omongan orang tua. Lain sekali dengan zaman sekarang, jauh berbeda sikap anak terhadap orang tua.
Masyarakat saat itu sudah menggunakan mata uang sebagai alat pembayaran yang sah. Pertama-tama keluar mata uang logam yang disebut uang gobog bentuknya persegi empat terbuat dari logam tembaga. Peredaran ini berakhir kira-kira tahun 1900. Kemudian keluar uang pengganti berupa uang logam untuk pecahan sen sampai gulden yang berhuruf sama dengan rupiah. Dan uang diatas f.l, 00 berupa uang kertas bergambar Ratu Belanda dan pada setiap sudutnya tertera nilai nominal setiap lembarannya. Warnanya coklat, putih kekuning-kuningan dan warna biru cerah.
Untuk uang pecahan yang dikenal uang receh terdiri dari uang logam kepingan. Dibuat dari bahan logam tembaga dan perak yang campuran timah putih. Nilainya dari yang paling rendah : 0,5 sen disebut juga serini, 1 sen, 2,5 sen disebut juga sebenggol. Macam ini dibuat dari tembaga campur besi.
Nilai 5 sen biasa disebut juga sekelip, 10 sen disebut sekethip, 25 sen disebut setali dan 50 sen dibuat dari aluminium dicampur dengan besi putih.Nilai 1 rupiah (f. 1, 00), 2,5 rupiah (f. 2, 50) disebut 1 ringgit. Mata uang rupiah atau gulden dibuat dari emas 22 karat. Uang logam emas ada 2 macam, pertama yang bernilai f. 0, 25 atau setali dalam bentuk emas disebut talen.Yang kedua bernilai f. 2, 50 disebut ringgit, oleh masyarakat disebut bagong.
Baik talen maupun bagong banyak dimiliki oleh petani yang mampu sebagai kebanggaan, menunjukan bahwa yang mempunyai banyak uang emas menandakan orang kaya. Apalagi kalau talen dan bagong dibuat hiasan sebagai tusuk sanggul (cunduk mentul) atau sebagai bros semacam hiasan kancing baju dirangkai dengan untaian emas yang dipasang pada baju kebaya sejak dari leher sampai ke pusat. Jumlahnya sampai 4 atau 6 buah talen atau bagong menunjukan tingkat kekayaan mereka. Bukan kaum wanita saja yang menggunakannya namun kaum laki-laki tidak mau ketinggalan cara menggunakannya dipasang pada ujung rantai jam saku atau sebagai kancing baju jas. Jumlahnyapun tergantung makin kaya tidaknya si pemakai.
Lucunya kalau talen dan bagong dijual harganya melebihi nilai uang bendanya. Sebuah talen yang nilai nominalnya f.0,25. Bisa laku sampai f.l,00 dan sebuah bagong yang nila nominalnya f.2,50 bisa laku f.5,00 bahkan lebih. Mengapa demikian karena jumlah peredaran uang logam emas tadi sangat terbatas, jarang untuk alat pembayaran dalam transaksi jual beli. Masyarakat dapat memiliki dengan cara membeli ke toko emas atau memang dari uang gaji dari Pegawai Belanda yang berkedudukan tinggi.
Harga pasaran bahan makanan terutama beras pada tahun 1940 2,5 kg atau 1 barong hanya f.0,025 (dua setengah sen atau sebenggol). Gaji seorang juru tulis hanya f.l5,00 (lima belas ribu rupiah) berarti seorang pegawai Belanda yang bergaji rendah yaitu seorang opas f.l0,00 (sepuluh perak) bisa membeli beras sebanyak 400 kg atau 4 kwintal beras. Maka banyak pegawai pribumi yang hidupnya berkecukupan, bisa menyekolahkan anaknya, membangun rumah berlantai tegel dan berdinding papan atau tembok.
Untuk hasil pertanian lainnya harga pasaran lebih rendah lagi. Dulu ukuran jual tidak menggunakan ukuran kiloan, tetapi cara onggokan (seonggok = seumbuk) baik kentang, cabai atau kacang dan kedelai. Jagung ukurannya pocongan atau gedengan, selain jagung pipilan yang menggunakan ukuran bekong, kuthuk. atau barong.
Masyarakat juga memproduksi minyak goreng dengan cara tradisional, yaitu parudan kelapa dikukus, ditutup beberapa hari sampai lembek. Kemudian di wiwir dan di jemur dan akhirnya diperas (dikamplong) sampai keluar minyaknya.
Ada lagi cara membuat minyak goreng yaitu setelah kelapa di parut kemudian di ramu dengan campuran lumatan ikan yuyu (ketam) hingga setelah lama jadi membusuk. Selanjutnya di jemur sampai kering. Proses lanjutnya sama dengan memeras seperti cara pertama. Hanya aroma kedua proses itu hasilnya berbeda. Bila di kukus aromanya sedap tetapi tidak tahan lama, tetapi kalau tanpa di kukus dan hanya di campur dengan lumatan ikan yuyu aromanya agak tidak sedap tetapi tahan lama. Kedua jenis ini di sebut "minyak bothok". Ampas minyak bothok bisa digoreng kecil-kecil dapat dimakan sebagai lauk pauk yang di sebut bungkil.
Cara pemasran minyak ini tidak mengunakan ukuran liter dan kiloan tetapi mengguntakan ukuran botol yang disebut cengkli dan sopi yang bentuknya persegi botol minuman keras.
Untuk penjualan eceran menggunakan canthing. Penjualan yang agak banyak menggunakan cengkli dan sopi. Pada botol sopi pada tengahnya melingkari botol di beri anyaman bambu kecil dari tengah ke bawah. Jadi bila ada pembeli yang hanya membeli 0,5 sopi penjual melayaninya dengan mengisi minyak sampai setengah. Agar meyakinkan setelah sopi diisi setengah, kemudian disumbat dengan jari serta sophya dibalik, atas untuk bawah. Nanti akan nampak permukaan minyaknya pada garis pembatas dari anyaman bambu pada sopi. Lucu lagi bagi pedagang minyak goreng eceran. Umumnya tempat minyak dibuat dari kulit lembu atau impes (kanthong perut besar hewan lembu) dibawa penjual dengan digendong dengan selendang.
Para pendatang bangsa Tionghoa dari kota yang sudah banyak ikut berjualan dengan cara berkeliling ke pelosok desa, teutama ke daerah yang agak jauh dari pasar, misalnya Karangendep, Cilaku, Kedungwuluh Lor, Sokawera dan Wlahar Kulon. Pedagang keliling ini kebanyakan dari Banyumas. Bawaannya di pikul sendiri atau di pikul orang upahan. Yang dijual adalah kebutuhan harian misalnya : sabun, minyak kayu putih, ikan asin, garam dapur, kemenyan, klembak, sentel yaitu klembak satu sen satu buntel, batu korek api dan masih banyak lagi benda keperluan dapur dan keperluan/kebutuhan wanita. Karena setiap macama barang yang dijual dikemas kecil-kecil dengan bungkusn kertas kaca yang disebut dengan kata "racikan" yang artinya sudah diracik atau sudah dipersiapkan dengan praktis, maka pedagang Tionghoa atau bangsa Cina bisa disebut Cina Craki. Menjualnya dapat dengan cara tunai atau kredit dengan uang pertama semampu si pembeli. Menagihnya menggunakan pasaran, misalnya setiap hari Manis, Pahing, Pon, Wage atau Kliwon, sesuai dengan jatah waktu Cina Craki datang ke desa pembeli. Bila menagih disebut mendreng, maka timbul istilah untuk sebutan seseorang penagih hutang yang cerewet seperti cina mendreng.
Selain pedagang cina craki yang berkeliling, sudah ada pula yang menetap di desa. Di desa Notog ada beberapa keluarga Tionghoa yang menetap membuka usaha bengkel sepeda yaitu babah Lam Siong, membuka usaha perusahaan batik yaitu babah Gan Too, Anggin toko kelontong dan kebutuhan rumah tangga yaitu babah Moo Hun, reparasi jam yaitu babah Yang Hien. Di Patikraja toko sepeda babah Bankiong dan babah Wan Kick. Dengan adanya perusahaan batik menumbuhkan minat kaum wanita yang bekerja sebagai buruh membatik maupun pekerjaan mencelup dan mewarnai kain. Sehingga kaum wanita di daerah setempat dan sekitarnya pandai membatik terutama batik Banyumasan.
Tertarik oleh daerahnya yang tenang, asri dengan pemandangan pegunungan menghijau, dekat dengan stasiun kereta api dan tanah lapang yang cukup untuk berolah raga, maka orang Belanda atau inlander banyak yang menetap di Notog. Mereka yang menempati gedung bangunan Belanda yaitu tuan Pitales seorang kepala stasiun, tuan Plem Boosh suami nyonya Supinah seorang Belanda pula. Dan juga tuan Moutry mempunyai tanah yang luas untuk pertanian dan perkebunan di Cilaku, Adapun rumah-rumah gedung mereka sekarang digunakan untuk rumah dinas atau rumah pengusaha.
Rumah Tuan Moutri sekarang digunakan untuk Kantor Polsek Patikraja. Rumah Tuan Pytales sekarang menjadi Rumah Sakit Wisnu Husada. Rumah Tuan Plem Booch ditempati oleh keturunannya karena beristri orang Jawa. Rumah Tuan Eyer di Patikraja. Rumah Tuan Manot ditempati Koramil Patikraja. Rumah Tuan gala Cumbay di sebelah timur lapangan Notog. Pernah untuk Kantor Asistenan Patikraja. Rumah Tuan Ramses dan Tuan Banker bangunannya sudah dirubah dan letaknya berdekatan dengan RS. Wisnu Husada sekarang. Orang-orang Belanda ini mempunyai Anjing Helder yang buas, untuk menjaga rumah kediaman. Bila ada pribumi yang mendekati rumah Belanda tentu anjing Herdernya menyalak dengan ganasnya.

Patikraja Masa Kolonial Belanda 1 (Pemerintahan & Keamanan)

Dari hasil wawancara dengan nara sumber dan petilasan atau bekas-bekas peninggalan Belanda sejarah, maka dapat diambil kesimpulan tentang kondisi dan situasi Asistenan (Kecamatan) Patikraja pada masa "tempo doeloe" yang bisa menjadi motivasi kita semua yang bertempat tinggal dan juga bertanah kelahiran di dalam wilayah Patikraja untuk membangun desa atau daerahnya sejalan dengan tuntutan zaman yang selalu menuntut perubahan dan kemajuan.
Banyak nara sumber yang memberikan cerita keadaan masa "tempo doeloe” mengalami terlibat dalam tugas dan pekerjaannya dikala masih mampu, untuk itulah, perlu dari hasil dari wawancara, cerita, pengalaman mereka kita catat untuk dokumenter tertulis yang tentu saja banyak kekurangannya, tetapi setidaknya dapat untuk kenangan dan renungan warga Patikraja pada masa-masa yang akan datang.
Para narasumber berasal dari Sesepuh, Mantan Perangkat Desa, Para Veteran Pejuang Kemerdekaan, cerita-cerita penduduk setempat dan penyusun sendiri yang mengalaminya sejak zaman kolonial Belanda ± tahun 1940 hingga zaman-zaman Jperikutnya.
Dari cerita nara sumber Ki. H. llyas Mantan Bau Desa Notog dan Bp. Kastoedjan Hardjosewoyo (pensiunan Mantri Klasir), dijelaskan bahwa : wilayah Kecamatan Patikraja dahulunya merupakan Wilayah, yang berstatus Asistenan atau Onderdistrik yang dipimpin oleh seorang Asisten Wedono yang bertanggungjawab kepada Wedono Banyumas.
Asistenan Patikaja daerahnya sangat luas, terdiri dari 23 desa. Letaknya dari Utara berbatasan dengan Desa Pasirmuncang, dan Purwokerto. Batas timur Desa Kaliori, dan Sungai Serayu. Batas Selatan Desa Kalisalak dan Gambarsari, batas sebelah barat Desa Sidamulih dan Panusupan. Adapun nama-nama desanya sebagai berikut :
1. Desa Rawalo
2. Desa Kedungrandu
3. Desa Sidamulih.
4. Desa Patikraja.
5. Desa Pesawahan.
6. Desa Pegalongan
7. Desa Tambaknegara
8. Desa Sokawera
9. Desa Notog
10. Desa Wlahar Kulon
11. Desa Karangendep
12. Desa Wlahar Wetan/ Mromong
13. Desa Teluk
14. Desa Sawangan Wetan
15. Desa Kedungwuluh Kidul.
16. Desa Karangklesem
17. Desa Kedungwuluh Lor
18. Desa Tanjung
19. Desa Karanganyar
20. Desa Kalikidang
21. Desa Kedungwringin
22. Desa Karangnanas
23. Desa Sidabowa
Sekitar tahun 1928 wilayah Asistenan Patikraja berubah 13 desa yaitu desa-desa yang sekarang ini. Ibukota Asistenan Patikraja atau Onderdistriec Patikraja rumah dinasnya berkedudukan di Desa Patikraja tepatnya sebelah timur tikungan masuk ke Desa Patikraja, yaitu di daerah penggilingan padi utara kantor U.P.K Patikraja. Kemudian sekitar tahun 1931 pindah ke selatan ± 200 meter dari arah Masjid Besar Patikraja arah ke timur atau di Jalan Raya menuju. Banyumas, menghadap ke selatan sebelah utara jalan. Kemungkinan karena perkembangan sarana transportasinya yang semakin ramai dan keadaan lingkungan kurang mendukung terutama hal pengairan, maka ibukota di pindah ke Desa Notog.
Pemindahan itu dipandang lebih strategis karena selain udara sejuk berdekatan dengan pegunungan, aliran irigasi dan sungai pun baik, sehingga lingkungan kerja menjadi harmoni dan serasi.
Pertama-tama lokasi Asistenan Patikraja di sebelah timut tanah lapang Notog menghadap ke barat dengan pemandangan panorama indah yaitu menghijaunya hutan jati di pegunungan dan sekali-sekali terdengar, bunyi lengkingan lokomotif yang melintas di Stasiun SS (Staat Spoor Wagon) yang mulai beroperasi sekitar tahun 1916.
Selain pemandangan indah juga dihadapan kantor terbentang lapangan olahraga milik SS tempat keperluan upacara, olahraga dan kegiatan lainnya, misalnya komedi putar, pasar malam kecil-kecilan dan lainnya, memudahkan penduduk leluasa mengunjungi dan menontonnya.
Letak masing-masing desa sebagian besar berbatasan dengan jarak yang berjauhan, selain sawah membentang sebagai batas juga jalur yang sepi (istilahnya bulak) atau pegunungan yang sepi pula. Misalnya antara desa Notog dengan desa Tambaknegara diantaranya terdapat jalan menanjak yang sepi dan di kiri kanan jalan ditumbuhi pepohonan yang besar-besar menyeramkan. Antara desa Notog dan desa Patikraja, juga membentang sawah yang luas.
Antara desa Patikraja dan desa Kedungrandu juga terbentang sawah yang luas. Antaradesa Pegalongan dan desa Sokawera jaraknya jauh diantaranya terdapat sawah yangluas dan tepian kali Serayu yang sepi. Antara desa Kedungrandu dan desa Sidabowa terdapat perbukitan yang sepi, serta jalannya berkelok-kelok. Diantara desaKedungwringin dan desa Tanjung terdapat jalan tanjakan yang kiri kanannyaberbahaya. Sebelah selatan tebing yang curam, di utara kanan kiri perbukitan yangsangat rimbun dan lebat dari tumbuhan bambu yang menjurai ke jalan, menjadikanjalan raya itu gelap dan rawan kejahatan. Daerah itu dikenal dengan Tanjakan Pengasinan.
Keberadaan desa-desa yang terpisah dengan batas-batas yang rawan sering terjadi pembegalan atau penodong baik di siang maupun malam kepada pejalan kaki yang lewat. Begal adalah serupa dengan penodong yang bersenjatakan golok atau sejenisnya, dalam melakukan kejahatn sering berkelompok 3 orang.
Dengan terang-terangan mereka mencegat si korban dengan memaksa. Agar semua barang bawaan miliknya diserahkan. Korbannya menyerah begitu saja tanpa perlawanan dan tak ada seorangpun yang mau melapor kepada desa atau yang berwajib. Mungkin karena segan berurusan dengan Pelpulisi dan yang kedua tidak tahu kemana mereka mencari tempat mengadu.
Kebanyakan rumah tempat tinggl penduiduk masih sangat sederhana. Terbuat dari kayu dan bambu. Kayu sebagai tiang dan ramuan atau atas sedangkan pintu, dinding terbuat dari anyaman bambu. Sehingga kekuatan dinding dan pintunya sangat rentan terhadap keamanannya. Lantainya masih tanah biasa bagi yang tidak mampu. Bagi yang mampu tepian lantainya menggunakan batu padas sebagai penahannya.
Kondisi rumah yang demikian itu memudahkan pencuri masuk ke rumah dengan cara mencongkel pintu atau membuat galian di bawah dinding selebar badan yang hanya cukup untuk masuk dengan cara menerobos, dengan badan terlentang. Cara terlentang ini untuk mengantisipisi lingkungan rumah kalau-kalau yang punya rumah belum tidur. Bila berhasil masuk,semua benda disikat. Mencuri apa yang ada. Uang, pakaian, alat-alat masak, gerabah. Bahkan ayam pitikpun bisa dicuri kalau memang hanya itu adanya. Tak luput pula almari diacak-acak untuk mencari perhiasannya.
Biasanya yang punya rumah mengetahui kecurian sekitar hampir pagi, segera menyembunyikan kenthong tanda kecurian yaitu memukul dua kali dua kali berurut-turut. Tetangga desa lain bila mendengar ada tanda pencurian, mereka menyiapkan diri mencegat si pencuri kalau-kalau masuk desa mereka. Bila si pencuri bernasib sial bisa tertangkap oleh penduduk tetangga desa itu.
Aman tidaknya suatu desa tergantung kepada kewibawaan lurah dan pamong desa setempat. Bila lurahnya berwibawa dan pandai tentang siasat curi mencuri dan perangkat lainnya dapat diandalkan maka dapat dikatakan desa itu jarang terjadi pencurian.
Pencurian besar-besaran atau "nggarong" dilakukan oleh beberapa orang dan biasanya membawa kendaraan, misalnya kereta, gerobag dan sejenisnya, Yang digarong adalah benda-benda seisi rumah, hewan ternak atau padi jumlah besar. Biasanya penggarongan ini menimbulkan korban, baik pihak pencuri maupun yang punya rumah.
Untuk mengatasi ataupun mengurangi peristiwa kejahatan ini, ada beberapa yang berinisiatif unik, yaitu mengangkat seseorang yang berpengaruh, dan biasanya dari kalangan orang yang bertabiat jahat, untuk didudukan sabagai bau desa atau pulisi desa. Sehingga desa tadi disegani oleh para penjahat yang lain.
Perihal keamanan desa itu, menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh lurah dan perangkatnya. Asistenan tahunya hanya laporan kejadian serta barang bukti serta saksi yang digunakan untuk proses hukum selanjutnya. Tugas ini adalah kewajiban Mantri Pulisi beserta Breden dan Opas Asistenan.
Personalia Asistenan sangat sedikit, hanya tediri dari : Seorang Asistenan Wedono, Seorang Juru Tulis, Seorang Klerk atau dua orang saja, Seorang Mantri Pulisi, Seorang Breden, dua atau tiga orang Opas atau anggota Polisi Pamong Praja.
Asisten Wedono sebagai kepala wilayah Asistenan dibantu stafnya menangani bidang pemerintahan, sedangkan Mantri Pulisi beserta Breden dan anggota Polisi Pamongpraja atau Opas bertugas selain membantu pelaksanaan pemerintahan juga khusus menangani Bidang Keamanan Wilayah Asistenan.
Kewajiban lurah saat itu sangat mudah, hanya yang dipandang sangat vital, yaitu urusan pajak, urusan keamanan dan pengairan. Untuk pekerjaan lain ada petugas khusus yang didatangkan sewaktu-waktu bila dipandang perlu. Petugas tadi berasal Distrik atau Kawedanan. Antara lain Mantri Lumbung, Mantri Irigasi, Mantri Cacar, Mantri Malaria, Mantri Hewan, Mantri Klasir (Mantri Ukur), Mantri Kadaster (pertanahan), Mantri Lanbauw atau pertanian. Hanya Mantri Guru, Mantri Garam, Mantri Pasar dan Mantri Hutan yang menetap di tempat karena tugasnya yang tidak dipindah-pindahkan.
Masyarakat pada masa ini bisa digolongkan menjadi kelas-kelas masyarakat.
a. Golongan Amtenar atau Pegawai Belanda biasa disebut Priyayi. Bila menyebut namanya menggunakan istilah NDORO, misalnya ndoro mantri, ndoro siten dan sebagainya.
b. Golongan Pamong desa termasuk juga disebut priyayi, dengan panggilan kebiasaan Kiyai, misalnya Kyai Lurah, Kyai Penatus, Kiyai Bahu dan sebagainya.
c. Golongan petani di sebut Kuli karena mempunyai pekulen (garapan sawah) bagi mereka yang sanggup dan mampu membayar pajak. Golongan kuli ini yang mempunyai hak suara pada slapanan desa atau rembug desa, serta kewajiban kerigan (Kerja bakti) saluran irigasi dan jalan desa.
d. Golongan yang tidak punya disebut Rempo, yaitu tingkatan masyarakat paling bawah, kewajibannya kerja bakti atau Gugur Gunung.
Dalam cara memilih lurah pada masa itu masih sangat sederhana, tidak ada panitia, tidak ada kampanye, tidak ada pendaftaran yang memakan biaya banyak. Caranya unik yang dikenal dengan Pilihan secara Anggan. Anggan dari asal kata angga, yaitu 5 ikatan besar padi- yang disebut gedheng, dan setiap gedheng berisi 5 ikat kecil padi. Istilah "anggan" dipakai untuk menghitung pemilih yang mengelompok jadi satu, seperti kelompok himpunan tadi.
Adapun tata cara Pemilihan sistem anggan adalah sebagai berikut: Para Jago yaitu mereka yang mencalonkan diri ikut pemilihan, sudah mempersiapkan diri berada di pemilihan lurah. Biasanya bertempat di rumah atau halaman Kelurahan lama atau tempat yang cukup untuk penyelenggaraan pemilihan, misalnya di pasar desa.
Jago-jago duduk di panggung jago. Tanpa memegang tanda pilihan apapun juga. Dan penduduk yang mempunyai hak pilih tergantung atas kesepakatan rembug desa. Ada yang hanya dimiliki oleh kaum petani (golongan kuli) ke atas, atau hak memilih bagi setiap kepala keluarga atau yang sudah menikah.
Setelah Bapak Asistenan, Breden, dan dua orang Opas tiba di tempat pemilihan tidak lama kemudian pemilihan dilaksanakan. Pemilihan Lurah kadang kala juga didatangi Pejabat dari Distrik atau Wedana, yaitu Bapak Wedana dengan stafnya.
Kedatangan ndoro Wedana berkendaraan Ubluk atau sepeda motor bervespan, yaitu sepeda motor yang disertai tempat duduk di sisi kirinya menyerupai perahu kecil yang beroda satu. Hal ini biasa dilakukan bila jalan ke desa-desa dapat dilalui kendaraan beroda. Bila desa itu terisolir misalnya harus menyeberang kali atau sungai dengan sampan atau jalan mencebur ke air, perjalanan dilkakukan dengan menunggang kuda. Para Breden dan Opas mengendarai sepeda angin yang berlampu lentera.
Keberadaan para priyayi Kawedanan dan Asistenan sangat berpengaruh kepada jalannya pemilihan. Kondisi dapat tertib, aman dan lancar karena penduduk sangat menghargai dan pula mempunyai rasa segan dan takut kepada sosok-sosok priyayi di jaman itu. Apalagi didukung penampilan-penampilan wajah-wajah yang seram, mereka kebanyakan berkumis tebal, bertopi gabus, berpakaian seragam jas dan celana putih, bersepatu laras panjang atau menggunakan setriwel yaitu kain pembalut kaki bagian bawah sampai lutut di atas sepatunya. Untuk Breden dan Opas Asistenan berseragam kuning dril, di pinggangnya terselip pedang panjang sebagai senjatanya. Untuk ndara Wedana dan ndara Mantri Pulisi membawa pistol yang bagi penduduk desa merupakan benda yang dapat mematikan itu, yang tidak mungkin dimiliki oleh sembarang orang.
Prosesi pemilihan dimulai dengan memanggil penduduk yang mempunyai hak pilih seorang demi seorang untuk memasuki arena pemilihan yang dibatasi dengan janur kuning mengelilingi arena. Yang dipanggil dipersilahkan menunggu sambil duduk-duduk bebas atau mengelompok atau berdiri bebas asal tenang.
Selanjutnya setelah warga memilih seluruhnya masuk, perintah untuk memilih secara berkumandang.Untuk menjelaskan perintah menggunakan alat serupa terompet sederhana yang dibuat dari logam/seng berbentuk kerucut yang ujungnya berlubang, ditempelkan ke mulut. Dari terompet ini terdengar suara lantang pertanda saatnya menentukan pilihan masing-masing.
Begitu diumumkan untuk memilih, dengan cepat para pemilih bergegas menuju kemana tempat jago-jago pilihan, kesemuanya mengelompok, mengelilingi masing-masing tanpa ragu Opas tiba di tempat pemilihan.
Kemudian para pemilih disuruh jongkok secara antri, setelah tertib mulai dihitung perantrian masing-masing jago bergantian. Sebenarnya kalau dilihat sudah jelas benar mana yang dapat pemilih paling banyak kelihatan pada panjangnya antrian pemilih. Tetapi demi untuk diumumkan maka harus dihitung berapa jumlahnya. Yang banyak ditetapkan sebagai pemenang.
Pengumuman siapa yang berhasil menang dalam pemilihan lewat corong sederhana oleh ndoro Mantri Pulisi setelah disetujui oleh ndoro Wedana atau ndoro Asisten Wedono. Malamnya diadakan keramaian, dan syukuran. Selanjutnya lurah baru berhak mengganti perangkat yang dipandang perlu, yaitu pergantian Pulisi Desa, Kebayan atau Bau Desa. Hanya Carik tidak dapat diganti langsung, harus persetujuan ndoro Wedana atau ndoro Asisten Wedana karena jabatan Carik adalah Jabatan penting untuk urusan Administrasi Pemerintah Desa yang harus memiliki oleh seseorang yang pandai yang ditunjuk oleh Pemerintah Belanda kala itu.
Lambat laun perkembangan jumlah penduduk dan hak suara atau hak pilih dengan batasan yaitu umur 17 tahun, sudah kawin dan tidak menjalani hukuman, maka sistem ANGGAN ini berubah dengan sistem "BITHING" yaitu lidi dibuat dari bambu yang diberi warna khusus, kira-kira panjangnya 15 cm.
Adapun caranya, setiap bilik tempat memilih disediakan ikatan "bumbung" yaitu potongan ruas-ruas bambu yang dilubangi atasnya diikat masing-masing ikat 5 potong. Satu bilik diisi sejumlah ikatan bumbung sesuai dengan jumlah jago yang bertarung mengadu nasib sebagai Calon Lurah. Setiap ikatan diberi tanda simbol yang berbeda. Ada yang janur kuning, daun tebu, ikatan padi, buah jagung dan batangnya, bahkan kalau jagonya sampai 5 atau lebih bisa menggunakan bunga pisang atau jantung, dan dondong dan sebagainya.
Bila waktu pemilihan sudah sampai batas tertentu, dan pemilih diperkirakan sudah melaksanakannya haknya semua, ikatan-ikatan bumbung dikumpulkan, dikelompokkan sesuai dengan tanda yang diikatkan itu. Kemudian setiap kelompok bumbung yang bertanda sama mulai dipecah satu persatu dan bithingnya dihitung jua. Pemenang adalah yang mendapat bithing yang paling banyak.
Tidak jarang ada bumbung yang berisi puntung rokok. dimasukan oleh pemilih yang tidak senang kepada musuh jagonya. Tidak hanya satu atau dua puntung rokok saja, bisa sampai lima atau sepuluh batang setiap bumbungnya. Padahal panitia sudah melarang setiap pemilih bila masuk ke bilik diminta jangan merokok tetapi dasar orang, bila dilarang malahan sengaja melakukannya demi kepuasan hatinya bila tersalur untuk melecehkan orang yang tidak disenanginya. Mungkin dia masuk sambil mengantongi puntung rokok saja.
Lurah-lurah pada zaman kolonial Belanda menjabat sampai seumur hidup. Sebagai contoh pernah ada lurah di desa Pesawahan yang usianya hampir 80 tahun lebih disegani oleh rakyatnya.
Sistem bithing ini sudah mencerminkan kerahasiannya pemilihan. Sehingga setiap pemilih bebas dan rahasia dalam memilih jagonya. Tidak merasa ragu-ragu atau takut kepada jago yang tidak disenanginya. Pergantian sistem bithing ke sistem gambar simbol kira-kira tahun 1977 sejalan dengan peraturan yang mengharuskan lurah/kepala desa setelah mencapai 60 tahun harus mengundurkan diri dari jabatan, dan harus memilih kepala desa baru.
Sistem gambar simbol caranya dengan mencoblos gambar simbol, misalnya gambar kelapa, padi, jagung, ketela dan sebagainya. Dari gambar simbol berganti dengan menggunakan foto masing-masing jago hingga sekarang.

Minggu, 22 November 2009

Laporan PCM Patikraj di Muspimda PDM Banyumas

A. Umum:
PCM Patikraja masih memiliki 10 PRM dari 13 desa yang ada di kecamatan Patikraja. Memiliki amal usaha berupa 1 MTs Muh., 3 MIM, 7 TK ABA dan 3 PG dan 1 KJKS serta masjid dan mushola dengan berbagai aktifitasnya. Ortom yang aktif adalah PCA dengan 8 PRA aktif, PCPM, PCNA dengan 4 ranting aktif dan PC IPM dengan 2 ranting.
Dalam kepengurusan cabang baru dilaksanakan pelimpahan wewenang dan tugas dari ketua kepada wakil-wakil ketua sesuai dengan bidang yang menjadi wewenangnya karena ketua PCM menjadi pembimbing haji KBIH Muhammadiyah.
B. Kegiatan:
Kegiatan rutin pengurus cabang adalah rapat pengurus yang dilaksanakan sebulan sekali, pembinaan keranting-ranting sebulan sekali sesuai jadwal masing-masing ranting. Pembinaan terhadap guru dan karyawan Muhammadiyah yang dilaksanakan sebulan sekali. Pengajian tingkat cabang dilaksanakan rutin setiap ahad pon plus donor darah 3 bulan sekali, bulan yang lalu pengajian dilaksanakan di Balai Desa Sidabowa dengan pembicara Bapak Asep Daud Kosasih, S.Ag, M.Ag untuk bulan depan dilaksanakan di Balai Desa Kedungwuluh Lor dengan penceramah Bapak Anjar Nugroho, S.Ag. M.S.I. Kajian rutin pengurus yang biasanya dilaksanakan diahad pagi terakhir sejak romadlon berhenti karena masalah teknis.
Dalam rangka milad Muhammadiyah dan gebyar muktamar 1 abad Muhammadiyah PCM telah membentuk kepanitiaan dan panitia telah menyusun kegiatan antara lain lomba: mewarnai tingkat PAUD/TK, pildacil, sholat berjamaah (tingkat SD?MI), tenis meja, mading (tingkat Remaja), Pidato religius dan Desain alat peraga bagi guru dan menghias tumpeng bagi ibu-ibu Aisyiyah serta jalan sehat bagi masyarakat umum. Bagi guru-guru telah dilaksanakan latihan paduan suara lagu muktamar dan lagu-lagu Muhammadiyah untuk memeriahkan gebyar muktamar. Dalam rangka muktamar kami telah mengajak warga Muhammadiyah untuk dapat menjadi penggembira dan paling tidak kami akan memberangkatkan 2 bus besar.
Sebagai puncak kegiatan adalah pengajian akbar yang akan dilaksanakan pada 3 Januari 2010 di Gedung Dakwah Muhammadiyah Patikraja sekaligus peresmian gedung dakwah tersebut yang sementara baru untuk kantor KJKS dan minimarket.
Persiapan idul adha maka masing-masing ranting telah mempersiapkan kurban dan tempat sholat. Ada 13 tempat penyelenggaraan sholat yang dikoordinir Muhammadiyah di Cabang Patikraja.
C. Lain-lain:
Adanya kecenderungan generasi muda yang tidak peduli dengan aktifitas dalam organisasi agama maka AMM mengalami kelesuan, maka perlu ditingkatkan perhatian terhadap pembinaan kader dengan membuat konsep perkaderan, baik formal maupun nonformal agar dapat mewadahi aktifitas generasi muda dan agar mereka tidak lari ke harokah lain. Disinilah majelis Pembinaan Kader dan Majelis Tabligh perlu kerjasama untuk dapat menyelami, menyantuni dan melayani anak muda, dakwah formalitas kurang diminati remaja, dakwah dimana dai hanya datang jika diundang melalui pengajian umum dimana panitia harus menyediakan amplop maka hanya ranting yang besar saja yang mungkin bisa melaksanakanya sedangkan ranting kecil atau AMM yang belum punya dana tidak bisa menyelenggarakannya. Oleh karena itu perlu ada system pendistribusian dana dakwah dengan lebih proporsional agar lebih bisa menyantuni daerah yang minus agar lebih berkembang. Dalam hal dana dakwah maka perlu dirumuskan pula tentang bolehkah dana lazis diperuntukan bagi kegiatan AMM, dan bagaimana agar bisa mensuplai daerah lain yang kekurangan, karena lazis yang aktif adalah ranting yang besar, sementara ranting yang kecil untuk aktifitas saja kembang-kempis hanya dari kantong pengurusnya yang hanya 1, 2 orang.
Banyaknya guru dan karyawan diamal usaha Muhammadiyah belum mampu mendukung gerak persyarikatan karena kurangnya ikatan mereka dengan persyarikatan. Hal tersebut karena pola rekruitmen karyawan di Muhammadiyah belum memiliki aturan yang jelas lebih cenderung kekeluargaan ketimbang profesionalitas, keilmuan serta kekaderan. Hal tersebut tidak terlalu parah jika ada pembinaan setelah mereka menjadi guru atau karyawan, namun hal tersebut belum dilaksanakan dengan baik.
Peran majelis dikdasmen daerah ataupun cabang belum terasa, tidak ada kebijakan-kebijakan yang mengakar disekolah sehingga majelis Dikdasmen seperti macan ompong, hal tersebut antara lain karena memang belum adanya program yang jelas dirasakan oleh guru dan karyawan. Yang ada baru silaturrahim setahun sekali secara formalitas, apakah dikdasmen pernah datang kesekolah2 untuk melihat aktifitas pembelajaran disekolah? Apakah ada system penilaian kinerja kepala sekolah dan guru? Semacam apa dan telah dilaksanakan apa belum? Kalau saya tanya apakah dikdasmen paham masing2 guru, pasti jawaban tidak wong guru dan karyawan saja tidak tahu siapa yang duduk di kepengurusan dikdasmen tapi cukup ditanya apakah dikdasmen tahu jumlah guru dan karyawan yang sebenarnya? Apa yang telah diusahakan untuk meningkatkan profesionalisme guru? Kalau di lembaga Islam yang lain telah ada MGMP masing2 bidang studi, kita paling Al-Islam dan keMuhammadiyahan itupun tidak secara rutin. Yang sebenarnya banyak sekali materi yang perlu dikaji kesesuaiannya dengan Islam menurut paham Muhammadiyah. Oleh karenanya pembelajaran al-Islam dan bidang studi lainnya jauh dari visi dan misi keislaman yang kita inginkan dan belum bisa mencetak kader. Jika didaerah lain Muhammadiyah telah memiliki sekolah unggulan, kenapa Muhammadiyah Banyumas belum? Terutama sekolah dasar.
Demikian laporan sekaligus masukan dari kami mohon maaf bila ada hal-hal yang kurang berkenan semua justru karena cinta kami kepada Muhammadiyah yang ingin agar memasuki 1 abad ini dapat lebih tertata dan lebih baik lagi.

Rabu, 18 November 2009

Tahun Baru Momentum Perubahan

Puji sukur bagi Alloh yang telah memberi kenikmatan yang tiada terkira terutama nikmat iman dan islam serta kesehatan sehingga kita dapat dipertemukan dimajelis pekanan umat Islam yaitu sholat jum’at. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas Rosululloh SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia.
Selaku khotib kami mengajak marilah kita senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita dengan sebenar-benarnya melakukan ketaatan pada aturan-aturan Alloh.
Kaum muslimin sidang jumat yang semoga dimuliakan Alloh
Tanpa terasa kita sekarang berada di penghujung tahun 1430 H dan kita akan memasuki tahun1431. Perhitungan tahun hijrah bagi kita lebih tidak terasa lagi karena kita tidak menggunakan kelender Islam ini sebagai perhitungan hari-hari kita karena memang Negara kita tidak menggunakan kalender hijrah tapi menggunakan kalender Masehi.
Meski demikian sebagai seorang muslim hendaknya kita memperhatikan beberapa hal terkait dengan permasalahan tahun baru. Beberapa hal yang hendaknya menjadi perenungan kita bersama agar kita dapat menjadi muslim yang lebih baik. Beberapa catatan tentang tahun baru adalah:
Menghargai waktu
Tahun baru berarti pergantian tahun. Tahun berkaitan erat dengan waktu. Pergantian tahun berarti kita meninggalkan tahun yang lalu dan akan memasuki tahun yang baru. Waktu yang telah berlalu tidak bisa kembali oleh karenanya kita harus mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya agar waktu tidak terbuang sia-sia. Ayat Al-Quran banyak sekali yang mengingatkan kita tentang pentingnya waktu. Tentunya yang paling kita ingat adalah surat Al-Ashr:
Demi waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.Menghargai waktu adalah dengan menggunakan waktu secara maksimal untuk kebaikan.
Bersyukur atas nikmat Alloh
Kita harus menyadari bahwa banyak sekali nikmat Alloh yang telah kita terima. Termasuk nikmat umur sehingga kita dapat hidup sampai hari ini. Betapa banyak orang yang kita kenal, baik teman, sahabat , keluarga, guru, atau siapa pun yang kita kenal, tahun lalu masih hidup bersama kita, tahun ini dia telah tiada. Alhamdulillah kita saat ini masih diberi Allah kesempatan untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan yang kita perbuat, menambah amal shaleh sebagai bekal menghadap Allah. Selain dengan ucapan maka cara bersyukur adalah dengan menggunakan nikmat yang diberikan-Nya sesuai dengan apa yang diperintahkan-Nya. Dengan bersyukur Alloh akan menjanjikan untuk menambah nikmat-Nya seperti dinyatakan didalam Qur’an surat Ibrahim ayat 7:
Dan tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah kepadamu, dan jika kamu mengingkari , maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Melakukan Muhasabah (introspeksi diri).
Muhasabah dilakukan untuk mengevaluasi diri kita apakah kita telah menjadi manusia yang banyak melakukan amal sholeh ataukah masih banyak banyak kegiatan kita sehari-hari yang justru kita isi dengan amal salah. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah kita menjadi hamba yang taat? Sudahkah kita rutin tilawah al-Qur’an membaca surat-surat-Nya? Sudahkah malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan ataukah lebih banyak untuk begadang, menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya dari televisi? Sudahkah kita membayar zakat dan sedekah? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, lebih-lebih dalam suasana pergantian tahun seperti sekarang ini. Alloh SWT dalam Quran surat Al-Hasyr ayat 18 menyatakan:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin dan hari esok harus lebih baik daraopada hari ini. Bila kita dapat yang demikian itulah orang yang beruntung.
Mengenang Hijrah Rasulullah saw.
Peristiwa hijrah merupakan peristiwa besar dalam perkembangan dakwah Islam. Hijrah merupakan momentum besar untuk mengubah kehidupan kaum muslimin dari kehidupan umat yang tertindas menjadi umat yang berdaulat. Ini seyogyanya dapat kita ambil sebagai sebuah pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Betapapun berat menegakkan agama Allah, tetapi seorang muslim tidak layak untuk mengundurkan diri untuk berperan didalamnya. Rasulullah SAW, akan keluar dari rumah sudah ditunggu orang-orang yang ingin membunuhnya. Begitu selesai melewati mereka, dan harus bersembunyi dahulu di sebuah goa,masih juga dikejar, namun mereka tidak berhasil dan beliau dapat meneruskan perjalanan. Namun pengejaran tetap dilakukan, tetapi Allah menyelamatkan beliau yang ditemani Abu Bakar hingga sampai di Madinah dengan selamat. Allah menolong hamba yang menolong agamaNya. Perjalanan dari Mekah ke Madinah yang melewati padang pasir nan tandus dan gersang beliau lakukan demi sebuah perjuangan yang menuntut sebuah pengorbanan. Namun dibalik kesulitan ada kemudahan. Begitu tiba di Madinah, dimulailah babak baru perjuangan Islam. Perjuangan demi perjuangan beliau lakukan. Menyampaikan wahyu Allah, mendidik manusia agar menjadi masyarakat yang beradab. Hijrah Rasulullah ternyata membawa perubahan yang sangat besar bagi perkembangan Islam. Paling tidak, beliau berhasil menjadi juru damai bagi dua suku asli penduduk Yatsrib, yaitu suku Aus dan Khzaraj. Rasulullah saw. mempersaudarakan, menyatukan, dan mendamaikan mereka dengan ikatan iman dan Islam serta persaudaraan Islamiyah. Sehingga terhapuslah di hati mereka militansi kesukuan yang sempit. Sementara itu, para pendatang Muhajirin juga mulai mewarnai aktivitas di kota itu dengan perdagangan. Tak lama kemudian, kaum Muhajirin mampu menggeser dominasi ekonomi dan perdagangan kaum Yahudi.
Hijrah dalam pengertian sekarang ini dapat berarti meninggalkan sesuatu yang buruk menuju sesuatu yang baik atau hijrah secara maknawiyah spiritual merupakan kewajiban bagi setiap muslim sepanjang hidupnya. Hijrah maknawiyah ini terus berlaku sepanjang masa.
Kalender Hijriyah adalah Kalender Umat Islam.
Hari ini tanggal berapa dalam kalender hijriyah? Kami yakin banyak diantara kita yang bingung ketika ditanya yang demikian. Tanggal berapa ya ? Bulannya juga bulan apa ya? Sebagai umat Islam seharusnya kita paham dengan penanggalan milik umat Islam yaitu kalender hijriyah, namun banyak diantara kita yang tidak memahami kalender hijriyah. Banyak diantara kita yang nama bulannya saja tidak hafal. Barangkali kita tidak memperhatikan bahwa ibadah yang kita lakukan seringkali berkait erat dengan penanggalan Hijriyah. Puasa romadhon atau puasa sunnah, ibadah haji, idul fitri, idul adha, dan lain-lain semua terkait dengan kalender hijriyah. Untuk itu seyogyanya bagi setiap muslim untuk menambah perhatiannya pada kalender Islam ini dengan lebih memasyarakatkan penggunaan kalender milik umat Islam ini.
Tahun Baru Semangat Baru.
Agar tahun yang akan kita jalani menjadi tahun yang berarti bagi kehidupan kita maka hendaknya memiliki tekad dan semangat baru untuk merancang dan melaksanakan hidup ini secara lebih baik.
Tekad dan semangat baru untuk membangun kualitas diri dan umat. Membina diri dan umat dengan kekuatan iman dan keeratan ukhuwah Islamiyah seperti kaum Muhajirin dan Anshar dimana umat Islam bisa kuat dan bahu-membahu menegakkan syiar Islam dan mengibarkan bendera kebenaran berdasarkan al-quran dan sunnah.
Setiap memasuki tahun baru hendaknya kita memiliki kesadaran baru dalam diri kita. Kesadaran baru dan semangat yang lebih besar untuk membangun umat ini agar dapat menjadi umat yang dipandang, jangan seperti sekarang ini dimana umat Islam tidak disegani musuh-musuhnya, menjadi umat yang tertindas, serta menjadi bahan permainan umat lain.

Senin, 16 November 2009

Khutbah Jumat Basa Jawa : Ukhuwah

Innal hamdalillah nahmaduhu wanastanginuhu wanastaghfirugh wanangudzubillaahi minsyuruuri amfusina wasyayyiati a’malina mayyahdillaahu fala mudhillalah wamayyudlilfalah hadiyalah
Asyhaduallailahaillalloh wahdahula syarikallah waasyhaduanna muhammadan ‘abduhu warosuluh.
Allohumma sholi’ala Muhammad wa’ala alihi wasohbihi ajma’in
Yaa ayyuhalladzi naaamanuttaqulloha waqulu qoulansadiida yuslikhlakum a’maalakum wayaghfirlakum dzunuubakum wamayyutingillaha warosuulahu faqod faza fauzan ‘adziima
Yaa ayyuhalladzi naamanuttaqullooha waltandzur nafsummaqoddamat lighot wattaqulloo innallooha khobirummbimaa ta’malun
Yaa ayyunnas innakholaqnaqummindzakariwwaunsa waja’alnaakumm sungubawwaqobaila lita’arofu inna akromakum ngindalloohi atqokum
Yaa ayyuhalladzi naaamanuttaqulloha haqo tuqootih walatamuutunna illa waantummuslimun.
Para sedherek sidang jum’at ingkang dipun muliaaken dening Alloh SWT, mangga kangge pambukaning atur kulo ngajak dateng panjenengan sedoyo, mangga tansah ningkataken iman lan taqwa kita dhumateng ngarsa dalem Alloh SWT ingkang sampun maringi kanugrahan ingkang kathah dhumateng kita ingkang menawi kita badhe ngetang kanugrahan saking Gusti Alloh wau mongko mboten badhe seged dipun etang. Sholawat saha salam mugi konjuk dhumateng Nabiyulloh Muhammad SAW ingkang sampun nuntun umat saking alam pepethengan utawi jahiliyah dateng margi ingkang leres inggih marginipun Gusti Alloh kanthi agami Islam ingkang badhe mbekta keslametan dunya lan akhirat.
Ing satunggaling ayat al-Qur’an para khotib sering maosaken ayat mekaten :
“Yaa ayyunnas innakholaqnaqummindzakariwwaunsa waja’alnaakumm sungubawwaqobaila lita’arofu inna akromakum ngindalloohi atqokum”
Ingkang artosipun kirang langkung :
Wahai para manungsa satemene kulo Gusti Alloh sampun nyiptaaken manungsa saking lanang lan wadon lan ndadosaken pirang-pirang bangsa lan suku supados sami kenal-mengenal (silaturrahim) satemene wong sing paling mulia tumrape Gusti Alloh inggih meniko tiyang ingkang taqwa
Teng ayat wau dipun sebataken bilih ontenipun suku lan bangsa ken mboten sami musuh-musuhan nanging supados sami ta’aruf lan rukun. Nopo malih namung benten grumbul, nopo malih kita sejaosipun niku sedherek ingkang sampun dipun iket kaliyan setunggal aqidah inggih meniko aqidah Islam. Alloh SWT wonten Qur’an surat Al-Hujarat : 10 ngendhika :
“Innamal mu’mnuna ikhwatun faaslikhubaina akhowaikum, wattaqullooha langallakum turkhamun”.
Maknanipun : Satemene tiyang ingkang iman niku sedherek mulo akurana anatarane sedherekmu lan taqwao marang Gusti Alloh supados angsal rahmat
Meniko wau satungaling ayat ingkang ngengetakan dhumateng kita bilih kita tiyang Islam niku sedherek, mulo kedhah njagi pasedherakan wau, ingkang istilahipun yaiku Ukhuwah Islamiyyah tegese pasedherekan ingkang dipun iket kanthi aqidah tauhid lan syahadat “Asyhadualla ilaha illalloh waasyhaduannamuhammadarrosululloh”. Dados ampun ngantos amargi masalah ingkang alit lan sepele kita malah saling terpecah-pecah lan mboten purun silaturrahim. Wonten ing Qur’an Surat Ali ‘Imron ayat : 103 Gusti Alloh ngelingaken datheng kita sedoyo:
“ wa’tasimu bikhablillah jami’awwalatafarroqu, wadzkuruuni’matalloohi ‘alaikum idzkuntum a’daa anfaallafabainaquluubikum fa asbkhtummbini’matihi ikhwanaa”
Ingkang basa jawi campur Indonesianipun mekaten : “ lan berpegangteguhlah kamu sekalian marang agamanipun Gusti Alloh lan janganlah kamu bercerai berai! Lan elingo marang nikmate Alloh naliko siro kabeh ing jaman jahiliyah musuh-musuhan lalu Alloh menjinakkan hati kalian, lan ndadosaken siro kabeh karono nikmatipun Alloh tiyang-tiyang ingkang bersaudara”
Saking ayat niko kita ugi dados mangertos bilih sederengipun Islam wonten ing negeri Arab masyarakatipun sami crah lan sering sanget sami perang, sesampune Islam, tiyang-tiyang wau dados rukun lan mboten crah malih. Kito ugi saged neladani kepripun pasedherekan ingkang dipun ajaraken Nabi Muhammad lan para sahabat. Para sahabat sesampunipun maos sahadat lajeng ndadosaken Alloh lan Rosulipun langkung dipun remeni ketimbang sanesipun lan ndadosaken tiyang Islam dados sedulur ingkang kedah dipun jagi kehormatanipun sanajan benten asalipun wonten ingkang saking Mekah, Madinah, Mesir, Afrika, Italia, lan sanes-sanesipun. Saking tarikh utawi sejarah Islam kita ugi saged ngertos kepripun persedherekan ingkang sampun dipun contoaken dening para sahabat muhajirin lan anshor. Para sahabat muhajirin karono Alloh dan Rosulnya rela ninggalaken tanah tumpah darahipun, harta dunya ugi keluarga kangge hijrah saking Mekah dateng Madinah. Teng Madinah dipun sedherekaken dening Rosululloh kanthi raos persederekan ingkang sae sanget. Sahabat Anshor ngendika : Kulo gadheh pekarangan, monggo sepalihipun kangge penjenengan, kulo gadheh dunya, monggo sepalihipun kulo pasrahaken dhateng sedherek kulo saking muhajirin, kulo gadeh griyo kalih monggo setunggal panjenengan panggeni, kulo gadheh estri tigo, pilih setunggal mengkin estri kulo niku wau badhe kulo ceraiken lan monggo dipun dadosaken estri penjenengan. Subhanalloh!
Para sedherek kaum muslimin jama’ah jum’at ingkang kulo tresnani karono Alloh,
Dados monggo kita blajar saking nopo ingkang sampun dipun contoaken dening sahabat ingkang ndadosaken pasederekan Islam utawi ukhuwah Islamiyyah niku satunggaling perkawis ingkang penting lan kedhah dipun degdegake. Kita kedhah prihatin menawi umat Islam sami pecah amargi benten organisasi, benten partai lan sanes-sanesipun. Organisasi utawi partai niku satunggaling alat utawi sarana kangge dakwah dados ampun nganthos justru ngalahaken ingkang wajib inggih meniko njagi persatuanipun umat islam ampun ngantos crah lan bubrah. Ingkang dipun untungaken menawi kita teksih seneng terpecah lan sami gontok-gontokan mboten sanes kejawi musuh-musuh Islam. Musuh-musuh Islam seneng ningali kahanan mekaten amargi kanthi umat islam ingkang terpecah belah ndadosaken gampil anggenipun rubuhaken agami Islam.
Kenging nopo umat Islam teksih gampil dipun pecah ukhuwahipun? Perkawis-perkawis ingkang ndadosaken ukhuwah Islamiyyah lemah antawisipun:
- Setunggal : iman utawi aqidahipun lemah, amargi ukhuwah dipun bangun kanthi landasan iman, menawi aqidahipun lemah ukhuwahipun nggih dados lemah
- Kaping kalih : ikatan islamipun lemah, menawi ikatan Islampipun ageng Insya Alloh badhe ngalahaken ikatan-ikatan sanes kadosto suku, bangsa, golongan. Nanging badhe abot mujudaken ukhuwah Islam menawi fanatisme golongan teksih ageng lan nganggep golonganipun piyambak ingkang sae lan golongan sanesipun lepat utawi sesat.
- Kaping tigo : Kirang ta’aruf utawi silaturrahim, ingkang saged nuwuhaken ukhuwah antawisipun muslim kedhah purun Ta’aruf (saling kenal), ingkang selajengipun Insya Alloh badhe saling memahami (tafahum) kangge selajengipun saged saling menolong (ta’awun) lan saling menanggung (takaful).
Sidang jum’at ingkang minulyo
Rosululloh nggambaraken pasedherekan antawisipun kaum muslim kadosdene satunggal awak ingkang sami-sami ngraosaken satunggal lan satunggalanipun. Mulo kedahipun kita ugi saged ngraosaken nopo ingkang seniki dipun raosaken dening sedherek kita wonten ing Maluku, wonten ing Poso, wonten ing Filipina, Pattani Thailand, Kashmir India, Palestina, Irak, lan derita muslim teng dunia pundi kemawon.
Ugi dipun gambaraken kadosdene satunggal bangunan ingkang saling nglengkapi lan nguataki antara setunggal lan setunggale. Mesthi benten wadahipun nanging sedoyo ‘gadhehi kelebihan lan kekiatan ingkang saged nglengkapi bangunan Islam. Mongga sesarengan kita mujudaken kesatuan barisan umat supados saged mujudaken kejayaan Islam ingkang dipun cita-citaaken dening kita sedaya.
Barokallohu liiwalakum fil quranilkarim wanafa’ani waiyyakum bima fiihi minal ayati wadzkrilhakim wataqobbalalloohu minna wamingkum tilaawatahu innahuhuwassami’ul ‘alim. Waqurrobbighfir warham waanta khoiruuroohimin.

Minggu, 08 November 2009

Pengurus PCPM Patikraja 2005-2010

SUSUNAN PENGURUS PIMPINAN CABANG
PEMUDA MUHAMMADIYAH PATIKRAJA
PERIODE 2005-2010

Ketua :
Sismanan Tauhidin Ahmad, S.Pd
Sekretaris :
Rahmani Sidik, S.F.I
Bendahara :
Bagus Romdlon Kusuma, S.E
Wakil Bendahara :
Rakhman Kurniawan, S.Pd.I

Ketua Bidang Informasi Organisasi :
Dwi Supriyanto
Sekretaris Bidang :
Handi Afani, S.Pi
Anggota :
Didit Arianto Arifin, S.Ag
Indarto
Dedi Ariyoyo

Ketua Bidang Kader & SDM :
Rahmat Safari, S.P
Sekretaris Bidang :
Gunawan Setiadi
Anggota :
Kusori
Ferianto
Fedi Rosida Johansyah

Ketua Bidang Dakwah & Studi Islam:
Farid Mubarok, Lc
Sekretaris Bidang :
Imam Hartono
Anggota :
Dulhamdi
Eko Syarifudin
Septu Priyatno

Ketua Bidang Sosek Kewirausahaan:
Bardi
Sekretaris Bidang :
Wahyu Triyono
Anggota :
Yulianto
Jarwanto
Danang Setiabudi

Ketua Bidang Seni Budaya Olahraga:
Lukman Santoso
Sekretaris Bidang :
Aflahah Toufiq, S.H.I
Anggota :
Kamat Arsito, S.Pd
Arif Prasetyo, S.Pd
Arif Munajat

Kamis, 05 November 2009

Cicak Melawan Buaya Sebagaimana Ibrahim Melawan Raja Namrud

Salah satu bentuk perjuangan dan pengorbanan yang diperlukan dalam membangun negeri ini adalah dalam pemberantasan korupsi. Karena korupsi merupakan penyakit masyarakat terutama birokrasi pemerintahan yang akan merusak sendi-sendi kebangunan masyarakat. Namun karena korupsi merupakan sebuah system dan telah membudaya dalam birokrasi dan masyarakat kita maka seperti layaknya cicak dan buaya disinilah kita ditantang apakah kita akan takut dan akhirnya ikut larut didalam system mungkar atau mau berjihad melawannya. Untuk itu diperlukan suatu perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit. Namun meski kita seekor cicak kecil asal kita berada dijalan kebenaran, kita harus berani melawan seekor buaya yang memiliki taring dan kekuatan besar. Hal tersebut telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim A.S yang telah berani melawan Raja Namrud sang penguasa otoriter. Memang dalam perjuangan diperlukan pengorbanan yang tidak sedikit. Mari kita mulai dari diri kita untuk mengatakan tidak pada korupsi; meskipun kita kecil. Bagi pekerja; janganlah kita semangat bekerja hanya ketika diawasi. Bagi guru janganlah sering meninggalkan tugas kepada murid-muridnya atau mengajar asal-asalan. Bagi pegawai janganlah datang ke kantor hanya untuk duduk-duduk saja, main catur, games dikomputer, sms-an, membaca koran atau nonton TV saja. Bagi yang sedang cari pekerjaan janganlah mau menyuap atau membayar kepada seseorang agar dapat masuk atau diterima kerja. Bagi anak-anak : janganlah suka mencontek atau kerjasama dalam mengerjakan ulangan, janganlah ngomong ada iuran dan minta ke orangtua sementara sebenarnya tidak ada iuran, dan janganlah kalian makan mendoan tiga bilang dua kepada petugas kantin. Sebagai orang yang beriman yakinlah bahwa pertolongan dan rahmat Alloh akan diberikan kepada hambanya yang senantiasa istiqomah dalam kebenaran dan yakinlah bahwa apapun yang kita lakukan akan ada balasannya disisi Alloh. Seperti kisah Ibrahim yang diselamatkan Alloh dari panasnya api yang seharusnya membakarnya.
Terkuaknya kasus mega skandal untuk melemahkan KPK yang melibatkan pejabat negara dan para penegak hukum adalah realita kebrobrokan sistem birokrasi dan perundang-undangan dinegeri ini. Oleh karena perlu kejelasan dan ketegasan dalam hukuman kepada para koruptor dan mafia peradilan.
Sebagai orang yang beriman seharusnya kita senantiasa merasa diawasi oleh Alloh terhadap penyimpangan kita. Jadi bila kita telah merasa diawasi oleh Allloh tidak akan lagi ketakutan akan aktifitas dan pembicaraan kita disadap atau terekam CC TV karena penyadapan dan perekaman malaikat lebih detail dan tidak ada yang terlewatkan yang akan menjadi saksi dan barangbukti di pengadilan di akhirat.
Semoga Alloh meuntun kita terutama para pejabat negara untuk selalu berada di jalan yang benar dan menyelamatkan negeri ini dari kehancuran karena perbuatan kita sendiri berupa korupsi dan mafia peradilan.

BERKURBAN SEBAGAI MANIFESTASI KETAQWAAN

Allah Maha Besar Maha Agung, sungguh segala puji hanya milik-Nya, dan Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang. Tiada ilaah kecuali Allah, Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segenap kerajaan, milik-Nya pula kerajan langit dan bumi dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.
Tidak lama lagi kita bersama akan memasuki bulan dzulhijah. Dan bulan dzulhijah merupakan salah satu bulan yang dimuliakan oleh Alloh, karena pada bulan ini terdapat ritual yang merupakan salah satu rukun Islam, yaitu ibadah haji serta adanya hari raya Idul adha yang merupakan satu diantara dua hari raya milik umat Islam.
Dalam sebuah hadits dari Anas R.A beliau berkata”Nabi SAW datang , sedangkan penduduk Madinah dimasa Jahiliyah memiliki dua hari raya yang mereka bersuka ria padanya (tahun baru dan hari pemuda) maka (beliau) bersabda “Aku datang kepada kalian, sedang kalian memiliki dua hari raya yang kalian bersuka ria padanya dimasa jahiliyah, kemudian Alloh menggantikan untuk kalian dua hari raya yang lebih baik dari keduanya; hari Idul Qurban dan Idul Fitri.” (H.R Ahmad, Abu Daud, An-Nasai dan Al-Baghawi).
Kata Idul Adha atau Idul Qurban artinya kembali kepada semangat berkurban. Dalam Idul Adha dan Ibadah haji maka kita akan mengenang kembali sosok manusia pilihan bapak para nabi yang seringkali penghormatan kita berikan melalui sholawat yang kita ucapkan. Beliau adalah nabiyulloh Ibrahim a.s . dan juga puteranya Ismail a.s sebagai Nabi dan Rosul pilihan yang patut kita teladani dalam kehidupan. Keteladan tersebut terutama dalam hal ketaatannya kepada perintah-perintah Alloh. Tanpa banyak alasan maka apapun perintah Alloh maka akan dilakukannya, hal tersebut dilakukannya walaupun harus membunuh anak yang sangat disayangi dan telah ditunggu kehadirannya berpuluh-puluh tahun. Kisah ini diceritakan dalam Q.S Ash-Shoffaat : 100-111:
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami memberi dia kabar gembira dengan seorang anak yang sangat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”. Ia menjawab ”Hai bapaku , kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allloh kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah dan Ibrohim membaringkan anaknya ataspelipisnya (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggilah dia, “Hai Ibrohim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik”. “Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata. Dan kami menebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”. Kami abadikan untuk Ibrohim itu (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Dalam surah Ash Shaffat 100-111 tersebut , Allah swt. menggambarkan ketaqwaan yang tinggi dari nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah Tuhannya. Salah satu tanda dari ketaqwaan seseorang adalah bersegera melaksanakan perintah dan tidak ada ragu-ragu. Ini nampak ketika nabi Ibrahim langsung menemui putranya Ismail begitu mendapatkan perintah untuk menyembelihnya. Di saat yang sama ia langsung menawarkan perintah tersebut kepada puteranya. Dan ternyata sang putera salehnyapun memperlihatkan sifat yang sama, dengan ucapan:
“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya).”
Inilah pemandangan yang sangat menegangkan. Bayangkan seorang ayah dengan tegar tengah bersiap-siap menyembelih anak yang telah ditunggu-tunggu kehadiranya dan sangat dicintainya tanpa keraguan sedikitpun karena merupakan perintah Alloh.
Keduanya menyadari bahwa perintah Alloh pastilah benar dan terbebas dari kekeliruan. Kata aslamaa yang artinya keduanya berserah diri menunjukkan makna bahwa penyerahan diri tersebut tidak hanya terjadi sepihak, melainkan kedua belah pihak baik dari Ibrahim maupun Ismail. Di sanalah hakikat kehambaan benar-benar nampak. Bahwa sang hamba tidak ada pilihan kecuali patuh secara tulus kepada Tuhannya. Sebagai hamba tidaklah layak melakukan pembangkangan terhadap perintah Tuhan. Suatu teladan kehambaan yang harus ditiru setiap orang beriman yang berjuang menuju derajat kehambaan. Karenanya pada ayat 111 setelah itu, Allah menegaskan bahwa keduanya benar-benar hamba-Nya yang beriman, Allah berfirman: “Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.”
Jadi untuk dapat dikatakan sebagai orang yang beriman kita harus dapat menunjukan bukti ketaatan kita kepada-Nya. Nabi Ibrahim dan nabi Ismail telah membuktikan kedua hal tersebut dengan melaksanakan penyembelihan dan pengorbanan nyawa.
Apa yang telah kita lakukan sebagai bukti keimanan dan ketaqwaan kita kepada Alloh? Pengorbanan apa yang telah kita persembahkan sebagai bukti bahwa kita hamba-Nya yang saleh?
Menyembelih binatang kurban pada hari Raya Idul Adha atau pada hari tasyrik bagi orang yang mampu merupakan salah satu bukti kataatan kita kepada-Nya.
Dari Abu Hurairoh R.A, ia berkata, Rosululloh SAW bersabda: ”Barangsiapa memiliki kelapangan (kemampuan) kemudian tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat sholat ied kami.”. (H.R Ahmad, Ibnu Majah, Ad-Daruqutni, Al-Hakim).
Oleh karena itu maka bersiaplah untuk melapangkan diri atau memampukan diri kita dengan menyisihkan harta kita untuk membeli binatang sembelihan sebagai manifestasi keimanan dan ketaqwaan yang ada pada diri kita dan sebagai bentuk rasa syukur kita atas nikmat yang telah Alloh berikan kepada kita. Alloh SWT berfirman dalam Q.S Al-Kautsar:1-2:
”Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni'mat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.”
Sedangkan di dalam Q.S Al-Hajj ayat : 34-37 dinyatakan:
”Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan , supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh”,
”orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka”.
”Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri . Kemudian apabila telah roboh , maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur”.
”Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik ”
Perlu menjadi koreksi kita bersama dalam pelaksanaan idul adha, janganlah kita hanya mengambil sisi ritualnya saja berupa sholat ied dan berkurban tapi meninggalkan hakikat dan makna idul adha yang sesungguhnya, berupa kesiapan untuk melakukan ketaatan dan pengorbanan yang sesungguhnya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Janganlah kita merayakan Idul Adha setiap tahun, tetapi perilaku kesehariannya menginjak-injak ajaran Allah swt. Hukum-hukumnya sering kita lecehkan; perintah-Nya kita abaikan, dan apa yang diharamkan oleh-Nya justru kita langgar.
Bukankah Allah berfirman:
”yaa ayyuhaladzii na aamanu udkhuluu fissilmi kaafaah”
Mari kita menjadi muslim yang kaffah, yang siap melakukan ketaatan dan berkorban setiap saat dan dimanapun kita berada. Jangan kita menjadi orang yang melakukan ketaatan dan berkurban dibulan dzulhijah tapi setelah itu enggan untuk berkurban untuk perjuangan menegakan Islam dan membangun masyarakat, sebagaimana banyak orang yang rajin mentaati Allah di bulan Ramadhan saja, sementara di bulan sesudahnya tidak ada bekasnya. Atau mereka yang semangat beribadah ditanah suci tapi ketika pulang dinegerinya sendiri mereka gemar berbuat dosa lagi.
Mari kita bangun masyarakat kita karena berkurban juga memiliki dimensi sosial dan kepedulian terhadap kaum miskin dengan berbagi daging kurban. Mari kurbankan harta kita, waktu kita dan pikiran kita untuk dapat membawa masyarakat dan umat ini agar mencapai kemajuan baik kemajuan rohani maupun kemajuan jasmani ; jiwa maupun raga; akhirat ataupun dunia.

Kamis, 29 Oktober 2009

Zakat Profesi (Penghasilan)

Zakat profesi atau zakat penghasilan merupakan zakat maal(Zakat Harta)seperti halnya zakat perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.
Dari berbagai macam zakat mal (zakat harta) Zakat profesilah yang belum banyak dikenal dalam khasanah keilmuan Islam, sedangkan perkembangan pekerjaan/profesi sekarang ini sudah bermacam-macam yang menghasilkan penghasilan yang jauh lebih besar dari bekerja sebagai petani atai peternak, meskipun karena hal ini merupakan kajian fiqih kita tetap maklum bila terdapat pro dan kontra.
Zakat Profesi/Pendapatan adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi dimaksud mencakup profesi pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, wiraswasta, dll.
Dasar Hukum Syari'at
Firman Allah SWT:
"dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak dapat bahagian". (QS. Adz-Dzaariyaat (51): 19)
Firman Allah SWT:
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji" (QS Al Baqarah: 267)
Hasilan profesi (pegawai negeri/swasta, dokter, notaris, wiraswasta, dll) merupakan sumber pendapatan (kasab) yang tidak banyak dikenal di masa generasi terdahulu, oleh karenanya bentuk kasab ini tidak banyak dibahas, khususnya yang berkaitan dengan "zakat". Lain halnya dengan bentuk kasab yang lebih populer saat itu, seperti pertanian, peternakan dan perniagaan, mendapatkan porsi pembahasan yang sangat memadai dan detail. Meskipun demikian bukan berarti harta yang didapatkan dari hasil profesi tersebut bebas dari zakat, sebab zakat pada dasarnya/hakekatnya adalah pungutan harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin diantara mereka (sesuai dengan ketentuan syara').
Dengan demikian apabila seseorang dengan penghasilan profesinya ia menjadi kaya, maka wajib atas kekayaannya itu zakat, akan tetapi jika hasilnya tidak mencukupi kebutuhan hidup (dan keluarganya), maka ia menjadi mustahiq (penerima zakat). Sedang jika hasilnya hanya sekedar untuk menutupi kebutuhan hidupnya, atau lebih sedikit maka baginya tidak wajib zakat. Kebutuhan hidup yang dimaksud adalah kebutuhan pokok, yakni, papan, sandang, pangan dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan profesinya.
Sedangkan hasil profesi yang berupa harta dapat dikategorikan ke dalam zakat harta (simpanan/kekayaan). Dengan demikian hasil profesi seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat maka wajib baginya untuk menunaikan zakat.
Waktu Pengeluaran
Berikut adalah beberapa perbedaan pendapat ulama mengenai waktu pengeluaran dari zakat profesi:
1. Pendapat As-Syafi'i dan Ahmad mensyaratkan haul (sudah cukup setahun) terhitung dari kekayaan itu didapat
2. Pendapat Abu Hanifah, Malik dan ulama modern, seperti Muh Abu Zahrah dan Abdul Wahab Khalaf mensyaratkah haul tetapi terhitung dari awal dan akhir harta itu diperoleh, kemudian pada masa setahun tersebut harta dijumlahkan dan kalau sudah sampai nisabnya maka wajib mengeluarkan zakat.
3. Pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Umar bin Abdul Aziz dan ulama modern seperti Yusuf Qardhawi tidak mensyaratkan haul, tetapi zakat dikeluarkan langsung ketika mendapatkan harta tersebut. Mereka mengqiyaskan dengan Zakat Pertanian yang dibayar pada setiap waktu panen. (haul:lama pengendapan harta)
Nisab
Nisab zakat pendapatan/profesi mengambil rujukan kepada nisab zakat tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg beras. Hal ini berarti bila harga beras adalah Rp 5.000/kg maka nisab zakat profesi adalah 520 dikalikan 5000 menjadi sebesar Rp 2.600.000. Namun mesti diperhatikan bahwa karena rujukannya pada zakat hasil pertanian yang dengan frekuensi panen sekali dalam setahun, maka pendapatan yang dibandingkan dengan nisab tersebut adalah pendapatan selama setahun
Kadar Zakat
Penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia berbeda dengan tanaman, dan lebih dekat dengan emas dan perak. Oleh karena itu kadar zakat profesi yang diqiyaskan dengan zakat emas dan perak, yaitu 2,5% dari seluruh penghasilan kotor. Hadits yang menyatakan kadar zakat emas dan perak adalah:
“Bila engkau memiliki 20 dinar emas, dan sudah mencapai satu tahun, maka zakatnya setengah dinar (2,5%)” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Al-Baihaqi).

Perhitungan Zakat
Menurut Yusuf Qardhawi perhitungan zakat profesi dibedakan menurut dua cara:
1. Secara langsung, zakat dihitung dari 2,5% dari penghasilan kotor secara langsung, baik dibayarkan bulanan atau tahunan. Metode ini lebih tepat dan adil bagi mereka yang diluaskan rezekinya oleh Allah. Contoh: Seseorang dengan penghasilan Rp 3.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayar zakat sebesar: 2,5% X 3.000.000=Rp 75.000 per bulan atau Rp 900.000 per tahun.
2. Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, zakat dihitung 2,5% dari gaji setelah dipotong dengan kebutuhan pokok. Metode ini lebih adil diterapkan oleh mereka yang penghasilannya pas-pasan. Contoh: Seseorang dengan penghasilan Rp 1.500.000,- dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok Rp 1.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayar zakat sebesar : 2,5% X (1.500.000-1.000.000)=Rp 12.500 per bulan atau Rp 150.000,- per tahun.
Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter