Selasa, 30 Juni 2009

KERANGKA QUANTUM TEACHING DALAM MEMBUDAYAKAN MENULIS DIKALANGAN GURU

Beberapa waktu yang lalu, dalam sebuah forum guru ada seorang guru yang meminta saya untuk mengajarinya menulis artikel dan makalah. Kemarin seorang guru yang lain pun datang minta dibimbing membuat skripsi.
Dari peristiwa diatas bisa diambil kesimpulan bahwa profesi guru sangat terkait dengan kegiatan menulis. Tapi ternyata banyak guru yang kemampuan menulisnya masih rendah. Kenapa orang yang seperti saya yang baru belajar menulis dan kemampuan menulisnya masih terbatas, sudah dianggap bisa menulis. Itu karena saya sudah berani menulis maka saya dianggap lebih dari komunitas guru yang ada di kecamatan tempat tinggal saya tersebut, karena guru yang lain banyak yang belum ada keberanian untuk menulis. Maka jika kita ingin membudayakan menulis dikalangan guru adalah sangat penting agar guru memiliki percaya diri dan keberanian untuk menulis.
Kita justru harus memberikan apresiasi positif dan mengacungkan jempol kepada guru yang mau belajar dan bertanya dibanding guru yang lain yang tidak bisa, tapi tidak mau belajar dan bertanya. Banyak guru yang tidak mau belajar menulis dan ketika dituntut untuk bisa menulis maka mereka lebih memilih jalan pintas yang sebenarnya bertentangan dengan nuraninya sebagai seorang guru, seperti membayar seseorang untuk membuatkan tugas makalah, skripsi, penelitian tindakan kelas (PTK) dan karya ilmiah lainnya.
Aktifitas mendidik dan mengajar sebagai kegiatan inti seorang guru sangat berkaitan dengan kegiatan menulis. Yang dimaksud dengan proses menulis diatas sebenarnya meliputi tiga aspek, yaitu menulis (handwriting), mengeja, dan mengarang (Sunardi, 1997:3). Aspek menulis dan mengeja sendiri sebenarnya bagi seorang guru bukan hal yang sulit, kalau hanya sekedar menyalin atau menulis tulisan orang lain setiap guru pasti bisa. Tapi mengarang atau menulis ide-ide sendiri agar dapat dibaca orang lain dan menulis karya ilmiah, maka banyak yang memandangnya sebagai sesuatu yang sulit.
Jika kita ingin membudayakan menulis dikalangan guru maka bukan permasalahan yang mudah tapi bukan pula permasalahan yang tidak bisa diselesaikan. Karena hal tersebut berkaitan dengan pandangan dan kebiasaan hidup atau budaya maka pasti ada tantangan dan memerlukan waktu untuk mengubahnya. Disini diperlukan metode dan strategi yang dapat memotivasi guru untuk mau menulis.
Agar dapat tercapai hal yang demikian maka perlu langkah-langkah khusus. Salah satu diantaranya adalah dengan menerapkan kerangka dan model Quantum Teaching yaitu TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan). Kerangka TANDUR mengajak mereka agar tertarik dan berminat pada kegiatan menulis. Rasa suka terhadap sesuatu merupakan prasyarat untuk keberhasilan dibidang apapun. Demikian halnya dalam menulis (Mary Leonhardt,1998:19). Kerangka ini juga akan membawa para guru mengalami proses pembelajaran, mau berlatih dan menjadikan menulis sebagai aktifitas rutin dan nyata serta mencapai kesuksesan dalam menulis.
Kerangka perancangan Quantum Teaching yang disebut TANDUR meliputi hal-hal sebagai berikut:
Tumbuhkan : Ajak mereka, pikat mereka dan pahamkan manfaat menulis
Alami : Berikan peluang kepada mereka agar memiliki pengalaman langsung dalam kegiatan menulis
Namai : Menjadikan pengalaman menulis sebagai sesuatu yang berarti dan memuaskan kehidupannya
Demonstrasikan : Memberi kesempatan untuk saling mengaitkan pengalaman menulisnya dengan pengalaman lainnya sehingga mereka lebih menghayati kegiatan menulis.
Ulangi : Mengulangi dan merekatkan kegiatan menulis satu dengan lainnya dan menjadi kebiasaan hidupnya
Rayakan : Merayakan dan memberi penghargaan setiap keberhasilan dalam menulis


Kerangka pertama : Tumbuhkan
Inilah yang utama dalam upaya mencetak guru yang mau menulis. Seperti halnya makan, walaupun disuguhkan makanan yang enak dan lezat, kalau tidak ada selera, maka ia tidak akan memakannya. Tapi walaupun hanya makanan yang biasa tapi karena seseorang memiliki selera yang tinggi maka pastilah ia akan melahap makanan tersebut dan akan merasakan enaknya makanan tersebut. Begitu pula menulis jika seseorang guru tidak ada minat untuk menulis maka walaupun banyak manfaat dari menulis baginya maka ia tidak akan mau melakukannya. Sebaliknya walau tidak ada penghargaan atau keuntungan yang bersifat materi seorang guru yang telah memiliki minat terhadap dunia menulis, maka ia akan tetap melakukan kegiatan menulis. Jadi dalam kerangka pertama ini kita harus dapat memahamkan guru manfaat menulis, menumbuhkan minat, membuat mereka mau dan percaya diri untuk menulis.
Kerangka kedua : Alami
Setelah guru memiliki minat besar dan percaya diri untuk menulis diperlukan sarana dan media bagi mereka untuk mulai menyalurkan hasrat yang telah dimilikinya. Kita harus dapat menciptakan peluang atau menyediakan sarana yang membuat para guru tanpa ragu-ragu membuat tulisan. Saluran tersebut antara lain berupa pelatihan dan workshop penulisan yang betul-betul memberi kesempatan mereka untuk menulis dengan dipandu oleh penulis yang mereka percaya.
Dalam hal bimbingan ini maka harus diperhatikan bahwa mereka masih membutuhkan dorongan dan masih perlu dipupuk rasa kepercayaan diri bagi mereka untuk menulis. Jadi jangan sampai mereka yang baru mengawali kegiatan menulis menjadi menurun semangatnya karena kritikan yang terlalu tajam.
Kegiatan yang dilakukan semacam lomba penulisan artikel seperti yang dilakukan Agupena pun dapat menjadi salah satu pilihan agar guru memiliki pengalaman menulis.

Kerangka ketiga : Namai
Pengalaman adalah guru yang terbaik dan guru dalam kehidupan. Pengalaman akan menciptakan ikatan emosional dan membuat untuk menjadi sebuah hal yang bermakna (penamaan) yang akan diingat oleh sesorang selama hidupnya. Penamaan akan dapat memuaskan hasrat dan keinginan yang ada pada benak seseorang namun ditengah itu juga akan membuat mereka penasaran, penuh pertanyaan dan ingin terus melanjutkan kepada sesuatu hal tersebut. Pengalaman menulis yang dilakukan guru harus dapat memberikan kepuasan bagi guru tersebut dan menjadikannya terkesan serta menjadikannya semakin berhasrat untuk menulis. Jika sudah puas dan terkesan serta merasakan sendiri manfaat dari menulis, pasti mereka akan melanjutkan terus kegiatan menulis.

Kerangka keempat : Demonstrasikan
Bagaimana mengajak guru agar mau mengaitkan kegiatan menulisnya dengan kegiatan lainnya. Guru harus dapat merasakan hubungan kegiatan menulis dengan profesi dan bidang kehidupan lainnya. Disini dapat diarahkan agar seorang guru menulis sesuatu yang sesuai dengan bidang yang digelutinya. Dengan demikian akan lebih dapat merasakan hubungan menulis dan profesinya selaku guru atau bidang lain yang memang sangat berkaitan dengan kehidupannya. Hal yang lain yang dapat diupayakan adalah dengan menampilkan karyanya dihadapan siswa dan rekan gurunya atau orang-orang yang dikenalnya. Disini diperlukan pula media yang dapat menerbitkan karya seorang guru agar dapat diketahui orang lain.

Kerangka kelima : Ulangi
Pengulangan akan dapat memperkuat koneksi saraf otak terhadap sesuatu hal. Cara terbaik agar guru jatuh kepada kegiatan menulis adalah memperbanyak kesempatan kepada guru agar mau dan terus melanjutkan kegiatan menulis. Semakin sering menulis maka guru akan semakin mahir dan mencintai dunia menulis. Pepatah Jawa mengataka “Witing tresno jalaran soko kulino”. Ketika sudah menjadi kebiasaan untuk menulis, hal yang diperlukan adalah agar guru penulis dapat mengatur atau membagi waktu yang tepat untuk menulis tanpa menelantarkan tugasnya sebagai pendidik dan aktifitas lainnya.

Kerangka keenam : Rayakan
Kita harus menghargai setiap usaha yang dilakukan oleh guru untuk menulis. Jika sesuatu layak dipelajari, maka layak pula untuk dirayakan (Prinsip Quantum Teaching). Apa yang dilakukan oleh Agupena Jawa Tengah yang akan memberikan hadiah bagi pemenang lomba penulisan artikel dan memberikan piagam bagi setiap peserta yang mengikuti lomba merupakan contohnya. Bagaimanapun orang ingin dihargai dan kalau mengikuti lomba tentunya ingin mendapat juara. Semakin banyak juara akan semakin memacu untuk berkembang dalam penulisan. Jadi alangkah lebih baiknya jika memperbanyak mungkin juara, misalnya sampai juara harapan 1, 2, 3 atau kategori lainnya.
Penghargaan harus kita berikan kepada guru yang telah mau dan mampu menghasilkan karya tulis. Penghargaan tersebut tidak harus berupa materi. Bahkan penghargaan berupa ucapan atau pujian akan lebih berkesan dan akan mampu membangkitkan semangat seseorang untuk berusaha menjadi lebih baik lagi. Maka jangan ragu untuk memberikan ucapan selamat kepada guru yang telah berhasil membuat sebuah tulisan apalagi mendapatkan juara. Hindari mengkritisi tulisan terutama kepada penulis pemula, kecuali penulis sendiri yang meminta saran dan kritik atau perbaikan dari kita.

Jadi permasalahan utama dalam membudayakan menulis dikalangan guru adalah belum adanya keinginan dan tertarik dengan dunia menulis. Maka kita harus dapat menanamkan pentingnya menulis bagi guru. Dalam quantum teaching, kita biasa mengenal sebagai AMBAK (apa manfaatnya bagiku). Kita harus bisa memahamkan para guru bahwa dengan menulis maka mereka mendapatkan manfaat yang banyak.
Adapun manfaat menulis bagi guru adalah :
1. Dapat menuangkan pikiran, ide dan gagasannya.
Seorang guru pasti memiliki pemikiran, gagasan dan ide baik terkait langsung dengan profesinya ataupun hal yang lebih umum. Dengan menulislah pemikiran dan gagasannya akan dapat diketahui oleh orang lain secara lebih luas. Dengan menuangkan ide dan pemikirannya merupakan cara agar sehat dan terhindar dari stress.
2. Menjadi guru yang profesional dan teladan.
Dengan tulisan yang dibuatnya maka seorang guru akan dikenal sebagai guru yang layak, teladan dan profesional. Dalam lomba guru teladan pun biasanya akan dituntut bagi guru untuk memiliki karya tulis yang memiliki point besar dalam penilaian. Dengan keprofesionalan dan keteladanan yang dimilikinya maka ia akan lebih dihargai sebagai seorang guru baik dilingkungan tempat ia bekerja ataupun dimasyarakat.
3. Akan lebih menguasai materi
Apabila kita mau menulis materi yang akan kita sampaikan, otomatis akan menjadikan kita lebih menguasai materi bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarnya saja. Dengan penguasaan materi yang lebih baik maka kita kan lebih percaya diri untuk tampil dihadapan siswa didiknya.
4. Memiliki kredit point tinggi dalam sertifikasi guru
Dalam sertifikasi guru ada kompetensi yang menuntut seorang guru untuk memiliki karya tulis. Karya tulis tersebut dapat berupa modul, penelitian tindakan kelas (PTK), buku ajar dan karya tulis lainnya. Jika seorang guru mau dan terbiasa menulis maka ketika saatnya untuk sertifikasi jabatannya selaku guru maka sudah tidak perlu lagi mencari atau minta dibuatkan karya tulis dengan membayar kepada orang lain.
5. Tidak ada kendala untuk naik pangkat
Banyak guru yang mengalami kendala untuk naik pangkat dari golongan IVa ke IVb karena untuk kenaikan pangkatnya harus memiliki karya tulis sejumlah 12 point. Sehingga mau jika seorang guru sudah memiliki banyak karya tulis akan memperlancar kenaikan pangkatnya.
6. Mendapatkan honor yang tidak sedikit
Orang yang mau menulis dan bisa diterbitkan oleh sebuah penerbit maka ia akan mendapatkan honor. Bila seorang dapat menulis sebuah buku maka ia akan mendapatkan royalty dari setiap buku yang diterbitkan. Bila seorang guru dapat menulis sebuah buku ajar dapat juga dibeli oleh penerbit atau pemerintah dengan harga yang bisa mencapat ratusan juta rupiah satu buku.

Upaya Membentuk Guru Penulis
Karena permasalah utama ada pada kemauan, maka kita harus benar-benar mampu mengubah pandangan mereka. Tentunya untuk mengubah pandangan bukan perkara mudah, diperlukan strategi agar dapat menyentuh hati guru dan harus disesuaikan pula dengan waktu dan kondisi yang tepat untuk menyampaikan pentingnya menulis dan menggugah guru untuk menulis. Untuk itu diperlukan forum yang memberikan kesempatan agar dapat memotivasi guru untuk mau menulis yang dapat dilakukan melalui seminar, diskusi dan pelatihan.
Forum tersebut dapat pula berupa organisasi profesi guru atau organisasi lain tapi memberi kesempatan untuk guru memberikan pertanyaan secara terbuka termasuk berkonsultasi tentang dunia penulisan. Dalam seminar, diskusi atau pelatihan yang diselenggarakan juga perlu didesain sedemikian rupa agar guru dapat tergugah dan tertarik terhadap kegiatan menulis. Untuk mengetahui manfaat menulis maka dapat pula menghadirkan penulis yang disamping memberikan materi juga bercerita tentang pengalaman dan manfaat menulis yang telah didapatkan.
Dalam upaya untuk menumbuhkan minat dan mengembangkan wawasan maka kita juga harus dapat menumbuhkan semangat bela
jar dan membaca dikalangan guru. Diantaranya melalui forum diskusi atau bedah buku. Perlu diberi pengertian bahwa guru harus menjadi pribadi yang dinamis dan berkembang. Ia harus terus mau belajar dan belajar. Belajar yang tiada mengenal akhir, menyadari bahwa menuntut ilmu adalah dari buaian sampai liang lahat, menyadari pula bahwa guru bukan pribadi yang sempurna, dan jangan takut untuk mencoba dan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Kesalahan bukan hal yang memalukan tapi tidak berani mencoba itulah yang menghalangi untuk mencapai keberhasilan.
Belajar, membaca dan menulis merupakan rangkaian yang saling berkaitan dan mendukung. Membaca dan menulis tak pelak lagi, saling berkaitan. Anak-anak yang gemar membaca akan memperoleh rasa kebahasaan tertulis yang kemudian akan mengalir kedalam tulisan mereka (Mary Leonhardt, 1998). Seorang yang memiliki semangat untuk belajar maka akan memiliki minat untuk membaca. Melalui membaca itulah seseorang akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Dengan ilmu dan pengetahuan yang ada pada dirinya maka akan dapat menjadi modal dan pendorongnya untuk mau menulis.
Karena tuntutan jaman dan kemajuan teknologi dimana ilmu pengetahuan berfungsi untuk mempermudah kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi juga telah mempermudah seseorang untuk menulis. Maka bila kita ingin para guru menjadi penulis maka kita juga harus mengajaknya mengikuti perkembangan yang ada terutama yang akan membantunya untuk menjadi penulis. Penulis sekarang akan ketinggalan dan repot jika hanya bisa menulis dengan tulisan tangan atau mesin ketik. Kemajuan teknologi yang akan mempermudah dalam kegiatan menulis adalah kemampuan ketrampilan komputer dan mengakses internet. Dengan komputer maka mudah menulis dengan bermacam-macam variasi tulisan, mudah menghapus, mengedit dan menyimpan tulisan yang tidak bisa atau sulit bila dilakukan hanya dengan tulisan tangan atau mesin ketik. Dengan bisa mengakses internet maka seseorang akan dengan mudah mendapatkan pengetahuan yang diinginkan dan akan memotivasinya serta menjadi bahan untuk menulis.
Pada kenyataannya masih banyak guru yang tidak bisa mengoperasikan komputer dan mengakses internet. Hal yang demikian tentunya akan menjadi kendala, oleh karenanya salah satu upaya untuk menumbuhkan minat menulis dikalangan guru adalah dengan menghilangkan kendala teknis berupa ketidakmampuan menggunakan komputer dan mengakses internet. Untuk itu terlebih dahulu kita harus mendorong dan melatih guru yang belum bisa menggunakan komputer dan mengakses internet agar mau belajar dan berlatih komputer dan mengakses internet. Kita bisa menyelenggarakan pelatihan komputer dan internet khusus guru. Lebih lanjut kita dapat menyelenggarakan pelatihan membuat blog bagi guru. Blog merupakan salah satu sarana bagi guru untuk melatih dan mengembangkan tulisan.
Motivasi terbesar adalah motivasi yang ada pada diri sendiri yang didasari pada keinginannya untuk melakukan kebaikan yang merupakan jalan ibadah mengharap balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa berupa pahala yang tidak bisa diukur dengan harta dan materi yang bersifat keduniaan.

Kita bisa mencontoh generasi sahabat, tabi’in dan ulama terdahulu yang banyak menghasilkan karya tulis yang luar biasa yang dapat dimanfaatkan hingga sekarang walau fasilitasnya terbatas. Mereka menulis lembar demi lembar hingga menjadi sebuah kitab yang dapat dibaca oleh generasi berikutnya. Mereka melakukannya bukan karena ada royalty atau bonus dari karyanya tersebut tapi karena mereka ingin memberikan ilmu kepada masyarakat atau karena panggilan dakwah untuk mengubah masyarakat kearah kehidupan yang lebih baik sesuai dengan misi yang diembannya. Hal tersebut juga dilakukan karena didorong adanya pahala bagi orang yang memberikan ilmu yang bermanfaat kepada orang akan mendapat pahala yang tiada putus-putusnya. Jadi salah satu yang bisa menjadi penyemangat bagi seseorang untuk menulis adalah melalui pendekatan keagamaan terutama kepada guru yang juga berperan sebagai juru dakwah kita bisa mengetuk hati mereka bahwa dengan menulis adalah cara untuk mengeluarkan ide dan gagasan kita agar diketahui oleh orang lain. Dengan menulis maka orang lain dapat mengetahui pesan seorang guru atau juru dakwah. Jadi menulis merupakan sarana dakwah yang cukup efektif untuk mengajak orang kejalan kebenaran.
Demikianlah strategi untuk menumbuhkan minat dan kemauan bagi guru untuk menulis dan membudayakan menulis dikalangan guru. Tentunya diperlukan kesabaran dan kerja keras kita bersama yang peduli dengan dunia pendidikan. Yakinlah tidak ada suatu usaha yang sia-sia, Alloh tidak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya. Mari kita berjuang terus memajukan dunia pendidikan.

* Ditulis untuk Lomba Penulisan Artikel yang diselenggarakan oleh Agupena Jateng

IN THE BUS NO 'GEDEBUS




Purwokerto 25 Juni 2009 03.30

Turu………………….
----------------------------SsssS-----------------------------------




-----------ssss---------------------------------------------
GEDEBUG! Aduh…….. (tas segendongan nibani awaku) -----------




...........dadaku lara…
..........................................................bobo maning........




......................................................




Cessss...hhhhh Ademm,....
……………………………….
Ssss /////cewek///????
Astaghfirullooh======ghodhul bashor ustadz!
Wis penther//???? SHOLAT!
Tayamum;;;;:::::
…….ALLOOHUAKBAR_________________SALAM
Woww, ada gunung kembar
Indah dipandang, siap dinikmati!
Yang kiri lebih montok dan mulus

mengundang lelaki untuk mendakinya
Yang kanan...bopeng... belang2
Disitulah keindahannya,
siapa habis mengunyahnya?? kok ada bekas gigitan??
yang belang memang lebih enak!

Yang kiri Gunung SINDORO yang kanan Gunung SUMBING
Kunikmati, tek fotoni arep tek espos di internet...

Jepret!.................jepret!....
………....................................................................

...............................................................................

jreng jreng…(lagu kenangan)
…….200 perak ======================
****jreng-jreng=============jrenggg

(protes maring Tuhan???)
Ra takei…….
ASU! CELENG!.... (sikil papate metu kang cucuk)
Ra urus!
======………..
Kebet pipis…..ssssssss ................

--------------------------
Tekan Semarang Sukun 09.40

Senin, 22 Juni 2009

Film KCB: Cinta Santri Intelek

Kemarin, setelah capai dan lelah mengurus kegiatan Pelatihan Melati Tunas dimana merupakan tanggungjawabku selaku sekretaris bidang kader Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Banyumas sekaligus sekretaris panitia pengarah dan fasilitator pelatihan, aku diajak teman-teman Pemuda Muhammadiyah (Fatkhurohman, Tungguh Kasiyanto, Nur Fauzi, Rasikun, Nurhasbi) untuk menonton Film KCB (Ketika Cinta Bertasbih).

Aku sebenarnya bukan orang yang biasa menonton film di bioskop. Aku sebelumnya baru pernah datang ke bioskop dua kali. Pertama kali aku ke gedung bioskop adalah pada waktu masih SMP tahun 1991 karena diajak oleh teman dan juga masih saudaraku yaitu Aji Kusnandar. Pada waktu itu karena lagi liburan hari raya dan film yang diputar adalah film DKI (Dono Kasino Indro). Nonton filmnya pada waktu itu di Bioskop Nusantara yang sekarang sudah menjadi supermarket Moro.

Nonton film yang kedua belum lama awal tahun ini, yaitu film “Laskar Pelangi”. Aku nonton karena merupakan kegiatan sekolah, dimana sekolah mengajak semua guru untuk nonton film lascar pelangi karena bercerita tentang dunia pendidikan terutama pendidikan muhammadiyah. Kami sebagai guru di Muhammadiyah diharapkan dapat belajar pada film tersebut. Dan pelajaran dari film tersebut telah kuuraikan pada blogku dan telah kutularkan di khutbah jumat dan pengajian-pengajian.

Lagi-lagi karena diajak teman dan otomatis gratis alias ora mbayar dewek, kemarin aku nonton film digedung bioskop untuk ketiga kalinya dan kedua kalinya di gedung bioskop rajawali Purwokerto. Film “Ketika Cinta Bertasbih “ sebuah film yang bercerita tentang dunia pesantren dengan seting utamanya para mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir.

Film KCB yang bercerita tentang cinta dikalangan kaum santri yang intelek dapat memberikan gambaran tentang bagaimana pandangan kaum santri tentang cinta dan pernikahan yang tidak sebagaimana para kaum muda pada umumnya. Pada umumnya gayacinta kaum muda sekarang sangat vulgar dan bebas dalam mengekspresikan cinta mereka yang pada akhirnya jatuh kedalam dosa zina.

Santri yang intelek juga memiliki perasaan cinta dan tertarik dengan lawan jenisnya, tapi mereka memiliki batasan-batasan dan akhlaq yang didasarkan pada keyakinan mereka pada nilai-nilai Islam. Batasan-batasan dalam Islam dimaksudkan agar tidak terjerumus dalam dosa zina yang dapat merusak kehidupan. Mereka tidak bebas tapi dengan itulah justru mereka akan bahagia karena berada pada ketentuan yang telah digariskan oleh Tuhan.

Dalam bergaul dengan lawan jenis kita harus menjaga diri karena syetan akan terus menggoda kita. Bagaimanapun jika laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya berada dalam suasana yang sepi, tidak bisa menjaga pandangan maka akan mudah tergoda oleh bisikan syetan, bahkan kepada orang yang kurang menarik sekalipun. Maka jika kita sudah terjerumus kedalam zina, maka penderitaan akan kita rasakan baik didunia maupun diakhirat, kecuali dengan taubatan nasuha semoga Alloh mengampuni dosa kita dan mengurangi penderitaan kita didunia dan membebaskan kita dari azab-Nya di akhirat.

Kalau kita memiliki perasaan tertarik kepada lawan jenis kita, maka ketertarikan kita harus didasarkan pada kriteria yang telah digariskan oleh panutan kita Rosululloh SAW dan kita jangan sampai kita tergoda oleh syetan. Sungguh apabila kita bisa menjaga diri dalam berhubungan dengan lawan jenis kita maka kita akan bahagia, walaupun cinta tidak harus bersatu. Tapi karena kita tetap berada dijalan yang telah digariskan oleh Robb kita maka kita pasti akan puas didunia dan diakhirat. Apalagi kalau kita dapat disatukan hingga jenjang pernikahan maka multiple happy akan kita peroleh.

Dengan adanya film tersebut mudah-mudahan para remaja dapat belajar bagaimana etika dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan sebelum menikah. Mereka dapat mengurangi kebebasan dalam berpacaran dan lebih menjaga kehormatan diri.

Dengan menonton itu dapat memberi gambaran tentang pendidikan Islam terutama di Al-Azhar Kairo Mesir dan memotivasi generasi muda untuk sekolah hingga luar negeri dan menggantungkan cita-citanya setinggi-tingginya dan siap menghadapi tantangan dalam menggapai cita-citanya tersebut.

PELATIHAN MELATI TUNAS PEMUDA MUHAMMADIYAH BANYUMAS


Pemuda Muhammadiyah memiliki peran strategis sebagai organisasi masyarakat dan dakwah yang mewadahi kelompok muda dikalangan muhammadiyah senantiasa dituntut untuk dapat memelihara semangat perjuangan dan dakwah Islam. Sehubungan dengan itu, dengan mengambil tema “Mentradisikan ilmu dan amal sholeh untuk membangun karakter bangsa” maka Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Banyumas telah menyelenggarakan Pelatikan Kader Melati Tunas. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada hari Sabtu dan Ahad tanggal 20 – 21 Juni 2009 di Pondok Zam-Zam Muhammadiyah Cilongok Kabupaten Banyumas.


Melati Tunas merupakan perkaderan tingkat dasar di Pemuda Muhammadiyah namun walaupun pelatihan tingkat dasar kegiatan diisi pemateri bukan hanya lokal Banyumas. Pemateri dari luar Banyumas antara lain Azuardi Ahmad Halim Sekretaris Bidang Kader Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah yang menyampaikan materi “Umat Islam dan Pembentukan Karakter Bangsa” , Drs. Tafsir, M.Ag dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah yang menyampaikan materi “Islam Sebagai Landasan Perjuangan” dan Naibul Umam Salah seorang Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah yang memberi materi “Peran Strategis Pemuda Muhammadiyah di Muhammadiyah, Masyarakat dan Bangsa”.


Selain metode ceramah dan diskusi, metode lain yang dipakai adalah melalui berbagai permainan dan outbond sehingga peserta yang berjumlah 34 orang tampak antusias mengikuti kegiatan hingga selesai.


Kegiatan Melati Tunas bertujuan agar peserta memahami dasar-dasar berislam dan berorganisasi serta memahami peran dan posisinya sebagai seorang pemuda bagi masyarakat dan bangsanya. Disamping itu diharapkan mereka yang mengikuti kegiatan dapat menjadi tokoh penggerak laju organisasi dan dakwah dilingkungannya.

Sismanan (sekretaris bidang kader PDPM Banyumas)

Senin, 15 Juni 2009

Hikmah Rajab dan Sholat

Memasuki bulan rajab kita akan teringat suatu peristiwa monumental dalam perjalanan dakwah risalah Nabi Muhammad SAW, yaitu peristiwa Isro’ Mi’roj. Mengapa saya katakan Isro’ Mi’roj merupakan peristiwa yang monumental? Karena peristiwa ini merupakan sebuah peristiwa yang luar biasa dilihat secara iman dan akal serta ada oleh-oleh yang didapat dari peristiwa tersebut.



Peristiwa isro’ mi’roj merupakan peristiwa yang luar biasa secara iman, karena tanpa iman maka kita sulit untuk mempercayai peristiwa tersebut. Maka dengan adanya peristiwa tersebut maka dapat sebagai ujian bagi pengikut Nabi yang telah benar-benar beriman dan yang masih lemah iman. Bagi yang lemah imannya maka menjadikan mereka kembali kepada kekafiran, sedangkan bagi yang telah benar imannya seperti Sahabat Abu Bakar maka tidak menggoyah keimanannya, karena apapun yang dikatakan Muhammad pasti benar, karena beliau sudah dikenal dengan gelarnya al-amin.

Secara akal maka peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang mustahil, apalagi kondisi jalan dan alat transportasi pada waktu itu, paling cepat perjalanan kuda. Namun Muhammad mengaku telah melakukan perjalanan dari Masjidil Harom di Mekah ke Masjidil Aqso di Palestina yang kurang lebih berjarak 1.500 km atau 2 kali perjalanan Jakarta-Surabaya, hanya dalam waktu semalam, belum ditambah mi’rojnya ke Sidrotul Muntaha di langit ke tujuh.

EDAN APA! Kata orang yang hanya mengandalkan akalnya saja.


Namun bagi orang berakal yang memiliki iman maka hal tersebut sangatlah mungkin karena Alloh yang Maha Kuasa yang memperjalankan hamba-Nya Muhammad sebagaimana tercantum dalam Q.S Al-Isro’ ayat 1 :
”Maha suci Alloh yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran kami. Sesungguhnya Dia adalah maha mendengar lagi maha melihat”.



Sebenarnya kalau kita mau mengambil pelajaran darinya pun maka kita dapat belajar bahwa langit atau luar angkasa sebenarnya dapat dijelajahi sebagaimana tantangan Alloh pada sebuah ayat Al-Qur’an bahwa Silahkan kamu melintasi penjuru langit, namun kamu tidak akan dapat melintasinya kecuali dengan kekuatan (ilmu). Maka disini harusnya kita bisa belajar untuk bisa kekuatan ilmu astronomi karena ilmu ini pada awalnya merupakan warisan umat Islam, termasuk bagaimana agar kita memiliki kekuatan/ ilmu tentang pesawat ruang angkasa, agar tidak ketinggalan dengan umat lain, yang telah mengembangkan pesawat ruang angkasa juga persenjataan nuklir.





Mengingat akan Isro’ Mi’roj maka kita pasti akan teringat pada oleh-oleh dari perjalanan yang telah ditempuh Rosululloh. Apa itu? Ya...ibadah sholat. Bagaimana urgensi atau seberapa pentingkah ibadah sholat itu atau kanggo opo tho awake dewek kuwi kudu nindaeke sholat?

1. Ibadah yang perintahnya langsung dari Alloh dalam peristiwa Isro’ Mi’roj
Jika ibadah yang lain diterima Nabi melalui perantaraan Jibril maka sholat adalah ibadah yang diperintahkan kepada Nabi dan umatnya ketika Nabi menghadap Alloh yang memperjalankan pada peristiwa isro mi,roj, hal ini menunjukan penting atau kekhususan ibadah sholat.


2. Sarana untuk mendekatkan diri dan mengingat Alloh.
Dalam Q.S Thoha: 14 Alloh menyatakan :
”Dan dirikanlah sholat untuk mengingat kepada-Ku”


Juga Rosululloh dalam sebuah Hadits menyatakan :

Artinya: ”Sedekat-dekatnya seseorang itu dengan Alloh ialah diwaktu ia bersujud (melakukan sholat). Oleh sebab itu perbanyaklah berdoa disaat itu” (H.R Muslim)


3. Amal yang akan dihitung pertama kali
Rosululloh SAW dalam sebuah hadits menyatakan :
”Pertama-tama amalan yang dihisab untuk seorang hamba pada hari kiamat adalah perbuatan sholat. Apabila sholatnya bagus, maka baguslah amalan-amalan lainnya; sedang apabila rusak sholatnya, maka rusaklah semua amalan-amalan lainnya”.


Mengapa Rosululloh menyatakan bahwa amalan sholat berpengaruh terhadap amalan lain? Ya, karena sholat yang baik seharusnya dapat merubah watak seseorang menjadi lebih baik dan mencegah seseorang untuk melakukan amalan yang tercela.
Kita tentunya ingat ayat Al-Quran Al-Ankabut: 45 yang berbunyi :

”Sesungguhnya sholat itu dapat mencegah (orang yang melakukannya) dari perbuatan kejahatan dan kemungkaran”


Disamping itu sholat juga dapat membersihkan diri dan jiwa seseorang sebagaimana sabda Rosululloh SAW dalam sebuah hadits yang cukup panjang yang artinya:
Adakah engkau semua mengerti, seandainya dimuka pintu rumah seseorang dari kamu ada sebuah sungai, ia mandi disitu setiap hari lima kali. Apakah masih ada sisa kotoran yang tertinggal ditubuhnya, sekalipun sedikit? Para sahabat menjawab: sama sekali tidak ada kotoran yang tertinggal, sekalipun sedikit. Beliau lalu bersabda: Begitupulalah perumpamaan sholat lima waktu itu. Dengan mengerjakan semua sholat tadi, Alloh pasti menghapuskan segala kesalahan dari diri orang yang mengerjakannya


Pada kenyataanya kalau kita mandi 5 kali sehari tapi kita tidak tahu cara mandi yang benar maka tubuh kita masih tetap bisa kotor, apalagi kalau setelah mandi, kita tetap berkubang di tempat yang kotor. Oleh karena itu pula dalam sholat kalau kita sudah mengerjakan sholat 5 waktu tapi kita terus bergelimang dalam dosa, maka kita perlu belajar kembali bagaimana sholat yang baik, tentunya yang sesuai dengan tuntunan Alloh dan Rosul-Nya dan membelajarkan diri kita untuk dapat bertingkah laku yang mencerminkan bahwa kita adalah seorang muslim yang melakukan sholat, supaya tidak jadi alasan ada orang yang berkata


lah mending aku ora sholat tapi sumeh karo wong, apik karo tangga, awean,… lha ketimbang kae sregep sholat tapi sombong, judes, pelit-medhit, sing penting mbok kepriwe karo menungsane!”


4. Sholat adalah tiang agama
”Assholatu ngimaddudin”
Siapa yang mendirikan sholat berarti telah menegakan agama, siapa yang tidak mendirikannya berarti telah merobohkan bangunan agama. Sholat merupakan cermin ketaatan agama seseorang atau masyarakat, bila sebuah masyarakat terbiasa dengan aktifitas sholat, terutama sholat berjamaah maka hal tersebut merupakan salah satu pertanda tegaknya agama dimasyarakat tersebut.


5. Pembeda antara yang iman dan yang kafir
Sebuah Hadits Muslim dari Jabir r.a, ia berkata: Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda: ’Sesungguhnya batas antara seseorang dan syirik dan kafir adalah meninggalkan sholat”.
Sedang dalam Hadits lain Nabi SAW bersabda:

”Perjanjian antara kami dengan mereka adalah sholat, barangsiapa meninggalkannya (berarti) ia kafir”.



Dalam hal sholat kita juga di ingatkan Alloh dalam Q.S Al-Ma’un:

”Tahukah kamu orang yang mendustakan agama, yaitu orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin. Maka celakalah orang yang sholat, yaitu orang yang lalai dengan sholatnya. Orang-orang yang berbuat riya/pamer dan enggan menolong dengan barang yang berguna.”

Orang yang lalai dengan sholat dapat berarti meninggalkan, menunda-nunda waktu, suka pamer atau belum tercermin aktifitas sholatnya dalam kehidupan sosialnya. Mudah-mudahan kita terhindar dari hal yang demikian, semoga kita termasuk yang disebut dalam Qur’an Surat Al-Mukminuun:

”Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyuk dalam sholatnya, sampai kepada firmannya : dan juga orang-orang yang senantiasa memelihara sholat-sholatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. Yaitu mewarisi surga firdaus, mereka kekal didalamnya"


Marilah kita senantiasa berdoa agar kita dan keturunan kita diberi kekuatan dan petunjuk agar dapat mendirikan sholat .



Robbijngalnii muqimasholaatiwamindzurriyyatii robbanaa wataqobaldungaa’
Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang suka mendirikan sholat dan juga seluruh keturunanku. Ya Tuhan kami, kabulkanlah doa hamba

Minggu, 07 Juni 2009

Workshop Baca Peta di UNNES


Hari Kamis tanggal 4 Juni 2009 akhirnya aku kembali menginjakan kaki di kampus Universitas Negeri Semarang untuk mengikuti kegiatan “Workshop Baca Peta Rupa Bumi Bagi Guru IPS dan Geografi SMP dan SMA Se-Jawa Tengah”kerjasama Jurusan Geografi FIS Unnes dan Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).

Pada mulanya ketika aku dihubungi oleh Muh.Sholeh teman kuliah yang jadi dosen dialmamater kami tersebut, aku sempat berpikir, kenapa harus pelatihan, kalo hanya sekedar membaca peta, bagi masa harus workshop. Ketika kuliah dulu kami telah mendapatkan kuliah Kartografi dan Prakteknya, paling tidak 6 SKS. Tapi karena ingin melihat kampus, teman-teman lama dan dosen serta barangkali ada perkembangan ilmu tentang perpetaan maka kuputuskan mengikuti kegiatan tersebut.

Apa yang kuinginkan ternyata benar. Kedatanganku dari Purwokerto dengan naik bus reot yang ketika aku masih kuliah sudah “Lari Pagi” Purwokerto-Semarang tidak sia-sia. Aku jadi tahu perkembangan Universitas Negeri Semarang yang semakin megah dan sejuk dengan fasilitas yang semakin memadai serta semakin mengubah wajah Sekaran yang dulu ndeso sudah jadi metro.

Kegiatan itu memang menjadi temu alumni kecil-kecilan lulusan geografi IKIP Semarang atau Unnes. 90% dari 60 peserta adalah lulusan Geografi Unnes dari berbagai angkatan. Angkatanku yaitu angkatan 1996 selain aku ada Tugiman yang jadi guru di kampungnya di Karanganyar dan Krisna asal Batang yang jadi guru di Semarang. Adik angkatanku yang kukenal adalah Pino yang jadi guru di MAN 1 Banjarnegara dan Sriyanto yang jadi dosen di kampus. Sementara adik angkatan lagi adan beberapa yang kulihat tapi belum sempat ngobrol. Dari angkatan sebelumnya ada Mas Zaenal Abidin guru di SMP di Semarang, Kang Nardi yang jadi guru di Purwodadi, Mas Karsidi Demak, Mba Munawaroh Purworejo, Mas Setiawan Semarang, Mas Toto Raharjo Banjarnegara.

Selain ketemu teman juga ketemu dosen-dosenku dulu; ada pak Juhadi Master Kartografi Unnes, Pak Apik yang jadi Kejur Geografi, Pak Catur dan Dewi pembimbing skripsiku, pak Heri yang sudah jadi haji, pak Sunardi, Sunarko, dll.

Banyak perkembangan perpetaan yang kudapat sehingga cukup menarik untuk disimak bahkan banyak istilah-istilah yang tidak kumengerti sehingga aku mengerti bahwa aku memang masih perlu banyak belajar, walau aku mengajar di MTs yang mungkin ketika mengajar tidak memerlukan materi yang mendetail seperti yang disampaikan para ahli kartografi tersebut. Dalam session banyak pertanyaan yang memang tidak bisa aku jawab dan aku sempat menjawab pertanyaan yang sebenarnya aku tidak tahu kalau tidak membaca, hanya kebetulan peserta yang lain belum sempat membaca apa yang dipertanyakan sehingga aku yang menjawab dan dapat hadiah kompas. Aku sempat ditawari hadiahnya buku atau kompas? Kupilih kompas karena aku sewaktu-waktu memerlukannya untuk menentukan arah dalam perjalanan dan menentukan arah kiblat.

Akhirnya kegiatan selesai, aku pulang dari Unnes sudah pukul 17.00 mbonceng peserta lain angkatan geografi ’89 yang tinggal di Pudakpayung Semarang. Aku membonceng sampai Jatingaleh dan naik bus jurusan Purwokerto sekitar pukul 17.30 dan sampai di terminal Purwokerto pukul 23.30. Pulangnya naik bis yang yang cukup bagus untuk ukuran bis Purwokerto Semarang lewat Wonosobo yang kebanyakan jelek. Aku tidak sempat beli oleh-oleh di Semarang tapi aku sempat beli Wingko di bus yang ditawarkan pedagang di terminal bus Bawen, 4 bungkus seharga Rp 10.000 perbungkus yang tertulis harga Rp 30.000. Mahal apa nggak yaa...? karena isi 20 berarti satunya seharga Rp 500. Tapi kalo dipasar Patikraja malah ada wingko yang lebih murah lagi; Rp 200 emang lebih kecil dikit. Mau coba silahkan datang ke pasar Patikraja.

Ada yang pertanyaan yang tertinggal dari perjalananku ke Semarang. Pertama ketika aku tiba di Semarang aku melihat banyak penjual mangga terutama di Banyumanik, artinya kesimpulan sementara Semarang sedang musim mangga sementara Banyumas tidak. Betulkah yang demikian? Apakah mangga tersebut dari daerah lain yang jauh? Mengapa hanya ada di Semarang? Ataukah hanya jenis mangga tertentu? Apa saja yang mempengaruhi terjadinya perbedaan musim buah satu tempat dengan tempat lain? Iklim dan cuaca serta jenis tanahkah? Apa perbedaan antara Semarang dan Banyumas?

Petanyaan kedua yang tidak sempat aku tanyakan adalah kata peta yang betul peta atau pe¢ta?. Kebanyakan orang akan mengucapkan pe¢ta tapi dosen dan dari bakosurtanal banyak yang mengucapkan peta. Manakah yang benar? Sebenarnya berasal dari kata apa? Bahasa mana? Kalau di bahasa Jawa ada kata petan yang berarti mencari tuma (kutu rambut) dikepala. Apa dari kata itu atau dari bahasa lain?

Bagi yang bisa memberikan penjelasan silahkan bisa memberi tanggapan atau komentar diblogku ini.

Terimakasih.
Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter