Minggu, 30 Agustus 2009

Iklan: Kentut Membatalkan Puasa?



Alhamdulillah Ramadhan tahun ini anak-anakku dah berpuasa. Si Sulung (7 th) sampai maghrib dan yang no 2 (4 th) sampai dhuhur trus nyambung sampai maghrib. Saat sedang menonton televisi, tiba-tiba “Abi...Umiiii....., ---nangis ---- batal, ---- makan angin ---- batal, kentut ---- batal”. Ternyata mereka melihat iklan salah satu produk susu yang menayangkan seorang kakak mengingatkan adiknya agar tidak menangis dan kentut ketika diair yang akan membatalkan puasa. Ending iklannya adiknya memberikan segelas susu dan berkata “Ini buat abang biar bisa ajarin aku terus”
Iklan tersebut memang ada benarnya tapi ada hal yang belum dijelaskan. Memang benar puasa dapat menjadi momentum untuk saling menguatkan dalam kebaikan atau ibadah. Memang benar dikalangan masyarakat kita terutama pada masa dulu ada yang beranggapan bahwa menangis, kentut didalam air, mandi, keluar darah karena luka dapat membatalkan puasa. Tapi sekarang ini sebenarnya masayarakat sudah mengetahui bahwa hal tersebut tidak memiliki dasar. Sayangnya iklan tersebut belum menjelaskan bahwa hal tersebut tidak membatalkan puasa seseorang. Dengan adanya iklan tersebut malah bagi yang belum mengetahui hukum yang sebenarnya malah menguatkan kembali anggapan yang salah tersebut.
Hal-hal tersebut tidaklah membatalkan puasa, karena yang membatalkan puasa adalah:
1. Makan dan minum dengan sengaja.
2. Jima’ (hubungan suami istri)
3. Mengeluarkan mani dalam kedaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau rangsangan lainnya.
4. Keluar darah haid atau nifas.
5. Memasukan makanan kedalam perut misalnya melaui suntikan atau transfuse.
6. Muntah yang disengaja
7. Keluar dari agama Islam (murtad)
Jadi tidak ada menangis membatalkan puasa, begitu pula kentut walaupun didalam air, walaupun ada kemungkinan air masuk lewat dubur tapi secara normal sebenarnya dubur secara cepat akan menutup kembali setelah kentut. Tapi kalau kentut membatalkan wudhu atau sholat memang betul. Termasuk mandi dan sikat gigi tidaklah membatalkan puasa jika kita tidak menyengajakan diri untuk menelan air yang kita pakai untuk mandi atau sikat gigi.
Sebagai orang tua kita perlu mengetahui bahwa tidak semua iklan atau tayangan televisi benar. Oleh karena itu kita perlu sering mendampingi anak-anak kita ketika nonton televise agar dapat menjelaskan pada anak-anak jika ada tayangan yang tidak pas.

Upaya Perbaikan Kaderisasi Masjid




"Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepadasiapa pun kecuali kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk" (Q.S. At-Taubah ayat 18).

Dan hendaklah takut orang-orang yang beriman seandainya meninggalkan dibelakang mereka generasi yang lemah yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Maka hendaklah mereka bertaqwa kepada Alloh dan hendaklah mengucapkan perkataan yang benar” (Annisa:9)


Memakmurkan masjid bukanlah perkara yang gampang. Banyak problematika terjadi dalam masjid, terutama terkait dengan manajemen dan kaderisasi. Banyak masjid-masjid yang tidak memiliki pola kaderisasi didalam mengurus masjid, akibatnya kita sering melihat masjid yang sepi dari aktifitas jamaah, terutama dari kalangan generasi muda. Kita juga sering mendengar : Imam masjid yang tidak bisa meninggalkan masjidnya untuk kegiatan dakwah keluar karena tidak ada penggantinya sebagai imam ataupun khotib.


Permasalahan tersebut diakibatkan oleh pola pembelajaran dan kaderisasi yang tidak ada atau berhenti disebuah masjid. Hal tersebut terjadi sebenarnya banyak bersumber pada pengurus masjid sendiri yang belum mau menerapkan proses kaderisasi dengan sadar dan terprogram. Mereka merasa ada masalah ketika mereka ada kepentingan, lalu tidak ada yang mau atau mampu untuk mengggantikannya. Tapi ketika mereka sedang ada, banyak yang menikmati kedudukannya sebagai imam dan khotib, tanpa mau melatih dan berbagi dengan orang lain.
Ada imam masjid yang maunya jadi imam terus setiap saat, bahkan biasanya dalam sholat berjamaah, makmun diharuskan menunggu lama sekali dari adzan sampai iqomatnya karena menunggu sang Imam Besar, sepertinya tidak ada orang lain yang bisa mengimami selain darinya, atau bahkan terkesan menciptakan semakin lama menunggu jadi semakin bergaya imam tersebut.

Dalam hal khotib atau penceramah, mereka tidak memberikan kesempatan kepada jamaah lain terutama generasi muda untuk tampil. Mereka hanya memberi kesempatan kepada yang sudah senior atau sepuh saja. Mereka beralasan karena untuk menjadi imam atau khotib, bukan hal sembarangan dan harus memiliki syarat-syarat tertentu.
Kita juga mengetahui bahwa untuk menjadi imam dan khotib memiliki syarat atau standar tertentu, tapi apakah tidak bisa syarat dan standar tersebut lebih diturunkan demi proses kaderisasi.

Disini malah terkadang sebuah masjid yang ada dilingkungan yang banyak kyai-kyai sepuh yang mumpuni justru jika pola demikian yang dikembangkan justru akan mematikan potensi kader-kader kyai. Dan justru masjid yang sedikit orang tua yang mumpuni dalam hal agama justru banyak generasi muda yang bisa tampil dan belajar untuk menjadi seorang kyai atau dai.

Sehubungan dengan beberapa permasalahan tersebut maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki proses kemandegan kaderisasi dalam sebuah masjid, antara lain:
1. Pengurus masjid harus memiliki program kerja yang terkait dengan kaderisasi.
2. Dibuat jadwal imam dan cadangan imam yang berbeda setiap waktu sholat.
3. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada jamaah yang mampu untuk menjadi khotib (jangan hanya menggunakan pasaran: pon, wage, kliwon, manis, pahing)
4. Membuat program yang terkait dengan perbaikan bacaan dan hafalan al-Quran.
5. Jangan suka menghardik anak dan remaja yang datang kemasjid.
6. Memberikan fasilitas dimasjid yang membuat mereka betah dimasjid.
7. Metode kajian yang aktif dan variatif yang membuat mereka tertarik dengan materi.
8. Regenerasi dan pembatasan masa kerja pengurus masjid dengan melibatkan generasi muda.

Demikian beberapa pemikiran terkait dengan permasalahan kaderisasi didalam sebuah masjid, semoga kita diberi petunjuk dan kekuatan untuk bersama-sama menjadi orang yang hatinya senantiasa terpaut kepada masjid, karena itulah salah satu orang yang akan mendapatkan perlindungan Alloh di akhirat dimana tidak ada perlindungan kecuali dari-Nya.

Ada Hantu di Siang Bolong



Anda percaya dengan hantu?


Anda belum pernah melihat hantu?


Inilah hantu yang kulihat disiang hari bolong, bahkan lagi keadaan panas-panasnya disebuah angkot di kota Semarang.


Apakah anda bisa melihat hantu pada gambar tersebut?

Namanya juga hantu, tidak semua orang bisa melihatnya.

Aku juga baru pertama kali melihat hantu, ya hanya pada waktu itu, karena hantu-hantu yang lain pada takut denganku karena aku ini hantu bagi hantu-hantu.


Jangan takut sama hantu, karena sesungguhnya kita lebih mulia daripada dia; jadilah orang yang ditakuti oleh hantu (syetan) karena sesungguhnya syetan itu takut kepada kepada orang yang beriman dan ikhlas.
Sesungguhnya dia itu musuh yang nyata bagimu.
Jangan takut kalau berhadapan dengan musuh, karena kalau kita takut dia akan berani, tapi kalau kita berani dia jadi takut .

Takutlah kita hanya kepada tuhan: ALLOH Subhanahu Wata'ala.

Sabtu, 29 Agustus 2009

IMM Hamka Semarang


Sebenarnya sebagian besar aktifitas saya ketika jadi mahasiswa adalah di PW IRM Jawa Tengah. Tapi pada waktu itu para pengurus PW IRM yang kuliah di IKIP Semarang sebagian besar juga adalah aktifis Pimpinan Komisariat IMM Hamka Semarang yang merupakan pimpinan komisariat IMM yang ada di IKIP Negeri Semarang. Aktifis IRM yang sekaligus aktifis IMM antara lain Mas Amar Makruf Fakhrudin asal Tinggarjaya Jatilawang yang sekarang jadi guru di SMEAN Salatiga, Mas Sri Topo asal Klaten yang sekarang jadi guru di STMN Slawi Tegal, Mas Abdul Azis asal Pemalang yang sekarang jadi aktifis dakwah di Pemalang, Mas Ali Masruri asal Brebes yang sekarang jadi guru di SMPN di Banjarnegara, Suko Rohadi asal Yogya yang sekarang masih tetap tinggal di sekitar kampus dan Toufiq Arifianto asal Rembang yang sekarang jadi guru di SMK 75 2 Purwokerto. Berbeda dengan di Banyumas pada waktu saya aktif di IRM dimana antara IRM dan IMM kurang dekat hubungannya, maka di Semarang antara IRM dan IMM sangat dekat dan saling mendukung kegiatannya. Aku diajak untuk ikut di IMM. Walaupun aku aktifis IRM yang telah mengikuti perkaderan cukup banyak tapi memang antar organisasi otonom Muhammadiyah belum ada sinkronisasi perkaderan antar ortom sehingga aku tetap harus mengikuti perkaderan sejak awal. Aku tetap harus mengikuti Masta (masa ta’aruf) yang kalau di IRM aku telah mengikuti dan biasa menjadi instruktur Mabica (masa bimbingan calon anggota), aku harus tetap mengikuti DAD (Darul Arqom dasar) yang merupakan perkaderan resmi tingkat awal bagi IMM walaupun saya di IRM telah mengikuti perkaderan Taruna Melati tingkat 1 dan 2.

Aku diajak masuk menjadi anggota pada masa kepengurusan Mas Sri Topo (1996) yang kebetulan sama-sama di IRM dan satu kost di TPQ Ibnu Sina Sekaran rumah Bapak Anwar Sutoyo. Selanjutnya aku menjadi pengurus bidang Kader dan Dakwah pada masa kepengurusan Mas Muhammad Burhan (asal Sragen 1997). Namun karena aktifitas IMM dan IRM yang sama-sama padat walaupun tetap menjalin hubungan dan kerjasama, pada masa periode berikutnya yaitu periode, Mas Wartono (asal Tinggarjaya yang sudah almarhum karena jadi korban kecelakaan bus yang terjun ke Sungai Serayu disekitar Bendung Gerak Serayu), Suko Rohadi (asal Yogya) dan Muhammad Yusuf (asal Banjarnegara) saya lebih memfokuskan di PW IRM apalagi mulai semester 4 saya juga tinggal di daerah kota yang jauh dari kampus (kampus UNNES Sekaran Gunungpati yang jauh dari pusat Kota Semarang). Kecuali pada semester 9 aku kost di sekitar kampus dan dekat dengan sekretariat PK IMM Hamka aku kembali sering membantu kegiatan, mengaji dan berjamaah sholat, menjadi khotib sholat jumat di Masjid At-Taqwa Patemon yang merupakan pusat kegiatan IMM Hamka Semarang.
Tapi dalam kegiatan temu alumni, yang sering mengundang adalah IMM Hamka, saya telah beberapa kali ikut temu alumni IMM Hamka, sementara baru satu kali ikut temu alumni PW IRM Jateng. Semoga penerus-penerus kami tetap semangat dalam studi dan dakwah.

Jumat, 28 Agustus 2009

Menyanyi Sebagai Metode Pembelajaran







Menyanyi ternyata merupakan hal yang disukai tidak hanya oleh anak-anak, namun juga semua umur. Menyanyi dapat menjadi sarana hiburan dan juga pembelajaran bagi semua usia dan golongan. Kita dapat memilih lagu-lagu yang pas untuk acara yang kita selenggarakan. Seperti memilih lagu-lagu rohani yang dapat mengingatkan kita kepada kebesaran Alloh pada saat kita mengisi acara pengajian atau kegiatan keagamaan. Begitu pula dalam pembelajaran disekolah kita bisa memilih lagu-lagu yang pas untuk materi pembelajaran yang kita ajarkan, apabila sesuai maka disamping menghibur dan menjadi jeda dan dapat menghilangkan kejenuhan, menyanyi juga dapat menguatkan pemahaman anak terhadap materi yang kita ajarkan.
Kita jangan berpikir bahwa menyanyi itu adalah tingkah laku dan kebiasaan anak kecil saja. Pengalamanku pada saat malam tasyakuran proklamasi kemerdekaan RI ke 64 kemarin dapat menjadi pengalaman yang tak terduga. Seperti tahun-tahun sebelumnya setiap malam peringatan HUT kemerdekaan RI di tingkat RT, saya ditunjuk untuk menjadi pemberi materi renungan. Walaupun muda, namun mungkin karena profesi saya sebagai guru dan pengurus lembaga desa, maka kegiatan renungan dalam rangka tasyakuran peringatan HUT RI rutin biasanya saya isi. Namun malam itu karena kesibukan saya tidak sempat menyiapkan materi, sehingga ketika saya dijemput oleh ketua RT, saya menyerahkan pemberi materi renungan kepada ketua RT untuk mencari penggantinya. Ketua RT akhirnya membolehkan dengan syarat saya jadi pembawa acaranya.
Secara mendadak saya menyusun acara, pada awalnya saya menyusun seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, artinya kami tidak biasa menyanyikan lagu-lagu pada saat pertemuan bapak-bapak. Namun entah kenapa pada saat pelaksanaannya saya punya inisiatif mencoba memasukan acara menyanyi lagu Indonesia Raya dan Hari Merdeka. Dan tanpa disangka ternyata, para Bapak-bapak dan semua warga yang hadir semangat menyanyikan lagu tersebut bahkan mereka minta tambah lagu Bendera Merah Putih dan dari Sabang sampai Merauke. Dengan hal tersebut acara menjadi lebih meriah dan menjadi pengalaman tahun yang akan datang supaya memasukan menyanyi sebagai salah satu acara dalam malam tasyakuran peringatan HUT RI.
Jadi menyanyi dapat dijadikan sarana pembelajaran kepada siapa saja, baik pembelajaran disekolah ataupun dimasyarakat. Disaat masyarakat kita lebih sering dimanjakan dengan lagi-lagu pop, dangdut atau campur sari atau lagu-lagu lain yang banyak berisi hiburan semata bahkan banyak juga yang isinya hanya mengajak untuk berhura-hura, maka kita dapat menggunakan menyanyi untuk menanamkan nilai-nilai agama dan moral serta cinta tanah air kepada generasi kita dan masyarakat kita pada umumnya.
Selamat menjadi penyanyi dan artis wahai para pendidik!

Senin, 17 Agustus 2009

Rencana Temu Kangen SMPN 1 Patikraja



Kemarin pada saat renungan dan sarasehan hari Pramuka tingkat kecamatan Patikraja, aku ketemu beberapa teman seangkatan di SMPN 1 Patikraja. Kami ketemu karena kebetulan sama-sama sebagai guru di kecamatan Patikraja dan sebagai pembina pramuka. Saya di MTs Muhammadiyah Patikraja, Haryanto di SMPN 2 Patikraja dan Mia di SDN 2 Kedungrandu.



Di pertemuan di malam hari pramuka di UPK Patikraja tersebut, kami ada keinginan untuk mengadakan temu kangen alumni SMPN 1 Patikraja angkatan 1992. Sebenarnya pada saat menghadiri pernikahan Kuntarti dan juga Maelani pernah juga tercetus untuk mengadakan kegiatan tersebut namun tidak ada tindak lanjut. Oleh karenanya kali ini kami mau mencoba lebih serius dalam menggagas acara ini.



Aku telah menghubungi pihak sekolah dan pihak sekolah membuka tangan lebar-lebar untuk penyelenggaraan kegiatan temu alumni. Diawal romadlon kami akan mengumpulkan teman-teman yang masih beraktifitas di kecamatan Patikraja. Diantara yang kuingat adalah Andri (KUD Patikraja) dengan Suyitno Notog(satpam PLN Ajibarang), Wiwin Patikraja dan Kirman Kedungwuluh Kidul (perhutani), Agus Pegalongan (Polsek Notog), Kalokowati Patikraja (SDN 1 Patikraja), Suciyati Mandirancan (MIM Patikraja), Siti Syarifah (MIM Kedungwuluh Lor), Luki Parwati Kalirajut (SMP Ma'arif Patikraja), Titi Patikraja (Perangkat Desa Patikraja), Tri Kedungrandu (SMPN 1 Patikraja), dll. Kegiatan akan dilaksanakan di awal bulan syawal 1430 H sekaligus silaturrahim moment Idul Fitri. Mudah-mudahan teman-teman bisa dan mau menghadiri acara temu kangen tersebut, juga guru-guru kami yang masih ada seperti : Bapak Hardjito, Bapak Nurseto Amin, Bapak Sukirwan, Ibu Reni, Bapak Satubi, dll.


Bila ada teman yang tertarik ikutan hubungi alamat emailku: sismanan@yahoo.com atau HP: 08132703273 atau di FB a.n Sismanan Tauhidin Ahmad.

Nb: Mohon maaf karena kesibukan kurang adanya dukungan teman-teman yang lain, kegiatan temu kangen belum bisa dilaksanakan tahun 2009. Kami berharap tahun depan dapat terlaksana kegiatan sejenis dengan persiapan yang lebih matang.
Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter