Sabtu, 16 Mei 2009

Sekolah Swasta Gratis?


Teringat dengan Film Laskar Pelangi, maka saya teringat pula iklan di televisi tentang sekolah gratis yang diperankan oleh Cut Nini yang juga berperan sebagai Bu Muslimah dalam Film Laskar Pelangi.

Sebagai orang yang bergelut didunia pendidikan, apalagi pendidikan swasta, saya terusik dengan iklan tersebut karena memberikan dampak terhadap masyarakat secara umum dan sekolah swasta.

Iklan tersebut bisa menjadi boomerang bagi pemerintah. Kenapa? Karena iklan tersebut tidak memberikan penjelasan tentang komponen mana yang digratiskan, sedang biaya pendidikan meliputi banyak hal. Tanpa penjelasan komponen apa yang digratiskan dan sepertinya bermuatan politis serta banyak memberikan mimpi terutama mereka yang menganggap bahwa sekolah betul-betul tidak memerlukan biaya. Bila kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang mereka impikan maka mereka yang semula simpati dapat menjadi berbalik menjadi antipati kepada pemerintah.

Permasalahan juga dapat muncul antara pihak sekolah dengan masyarakat. Hal tersebut muncul karena masyarakat tidak mau memberikan bantuan untuk penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan belum semua komponen penyelengaraan pendidikan ditanggung pemerintah. Maka bila sekolah meminta bantuan dan partisipasi dari masyarakat atau orangtua maka mereka akan protes atau ketegangan antara sekolah dan orangtua.

Pihak yang paling dirugikan dari iklan tersebut adalah sekolah swasta. Karena jelas tertulis bahwa sekolah gratis berlaku untuk SD dan SMP Negeri. Sekolah swasta yang selama ini ada kesan mahal dibanding sekolah negeri akan semakin dianggap mahal. Sekolah swasta pinggiran yang nasibnya sudah kempas-kempis, akan semakin terpuruk dalam kehancuran.

Kekhawatiran saya mudah-mudahan tidak menjadi kenyataan karena menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dalam acara Dialog Pendidikan Gratis, Benarkah? Yang diselenggarakan oleh PC IMM Banyumas Sabtu 16 Juli 2009 di Aula Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas. Walaupun penulis tidak mengikuti lengkap karena ada tugas pendidikan yaitu mengajar Kejar Paket C,. Menurutnya pelaksanaan sekolah gratis di Kabupaten Banyumas meliputi biaya operasional komite diseluruh SD dan SMP, kecuali sekolah standar internasional dan Nasional. Sedang sekolah masih bisa menarik biaya lain seperti dana pembangunan pada tahun pertama dan beberapa biaya lainnya. Mudahan-mudahan sekolah gratis, ada dimana-mana, betul-betul nyata bukan impian belaka, serta tidak dibedakan negeri dan swasta, pendidikan umum atau agama.

Rabu, 13 Mei 2009

Pesan Untuk Orangtua

Saat sekarang ini adalah saat bagi orang tua yang baru mengikuti ujian akhir sekolah merasa khawatir dan berharap-harap cemas bagaimana hasil pendidikan anaknya disekolah apakah anaknya lulus ujian atau tidak. Dan bagi yang tidak berada ditingkat akhir juga pekan depan akan menghadapi ujian kenaikan kelas sudahkah anaknya siap untuk mengikuti ujian semester dapatkah ia menunjukan prestasi?

Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya sukses dalam belajar, untuk itu orangtua harus berusaha mendorong, memotivasi, membimbing dan jangan lupa berdoa untuk kesusksesan anaknya. Orangtua mungkin akan memanggil guru privat, mengikutkan anaknya bimbingan belajar atau les disekolah. Untuk memotivasi anak hendaklah orangtua juga akan memberi hadiah atau istilah kerennya reward termasuk bentuk reward yang sederhana lewat kata-kata hendaklah orangtua tidak pelit untuk memberi sanjungan/pujian atau boso jowone ngalem, hal yang demikian juga akan dapat memotifasi anak dan anak akan merasa dihargai atas pretasi yang telah dicapainya, sekecil apapun.

Kita memang harus memperhatikan pendidikan dan masa depan anak-anak kita. Kita boleh saja mendambakan dan memperjuangkan anak kita kelak menjadi dokter, insiyur, pilot, tentara, dll. Namun adakah perhatian yang sama juga sudah kita berikan terhadap kesuksesan dan kebahagian mereka dikehidupan yang kekal abadi? Kita mungkin banyak memperhatikan kepentingan hidup mereka didunia tetapi bagaimana untuk kehidupan sesudah kehidupan didunia? Kita bangunkan rumah gedung didunia tapi mungkin kita sadar atau tidak sadar malah mengharamkan mereka tinggal dirumah mutiara di akhirat. Orangtua mempersiapkan anak-anaknya pendidikan fisik/materi namun tidak pendidikan ruhani/qolbu/hati yang dengannya justru anak kita akan bahagia.
Coba apa yang Bapak akan lakukan dan bagaimana perasaan bapak-bapak ketika anak Bapk terlambat mengikuti ujian nasional, bukankah berbagai upaya akan Bapak lakukan agar anak Bapak dapat mengikuti ujian tersebut dengan baik dan tepat waktu. Namun bagaimana ketika anak bapak tidak atau telat melaksanakan sholat? Memang baik sekali apabila bapak telah sering menanyakan kepada anak-anak kita bagaimana pelajarannya disekolah dapatkah ia mengikuti dan menjawab ujian? Namun sering pulakah kita menanyakan urusan agama anak-anak kita? Sudah sholatkah mereka? Siapakah teman-teman mereka? Kita mungkin sering menyuruh mereka banyak membaca buku dan belajar, namun sudah sering pulakah kita menyuruh mereka membaca al-qur’an dan mengaji?

Kita mungkin akan sedih jika anak-anak kita tidak bisa mengikuti pelajaran atau ujian namun sudahkan kita juga sedih ketika melihat mereka meningggalkan kewajiban dan sunnah agama? Kita mungkin akan melarang mereka banyak nonton TV dan mengurangi bermain karena kita khawatir mereka tidak konsentrasi atau terganggu belajarnya dan sukses ujiannya? Tetapi sudahkah kita perhatian terhadap ujian yang akan mereka hadapi, ujian akhir yang tidak mengenal ujian susulan, yang tidak bisa diulang? Yang ada hanya berhasil atau gagal. Berhasil berarti dinegeri kebahagiaan abadi yaitu syurga dan gagal berarti dijebloskan ke tempat penuh derita yaitu neraka. Na’udzubillah.
Mereka hanya akan berteriak seperti tertulis dalam Q.S Al-Haqqoh: 25-29):
Wahai alangkah baiknya sekiranya tidak diberikan buku catatanku ini. Dan aku tidak mengetahui hisab terhadap diriku. Sekiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberikan manfaat kepadaku, telah hilang kekuasaan dariku

Jadi disana tak ada artinya kekuasaan, tak ada gunanya ilmu dunia juga ijazah-ijazah. Semua telah hancur yang ada adalah kerugian dan adzab. Sungguh tak ada artinya kegagalan ujian didunia dibanding kegagalan di akhirat. Kami tidak menganjurkan untuk tidak memperhatikan urusan dunia anak-anak kita, TIDAK tetapi sesungguhnya akhirat itu lebih utama untuk diperhatikan, lebih berhak untuk dikejar dengan usaha keras dan amal nyata.
Kaum muslimin sidang jum’at yang semoga dirahmati Alloh,
Dalam Q.S AT-Tahrim : 6 Alloh SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka”

Oleh karena itu kita harus memperhatikan pendidikan agama generasi penerus kita, sempatkanlah untuk mengajar mereka nilai nilai agama dirumah jika mampu datangkan guru mengaji khusus untuk mengajar mereka al-quran dan ilmu agama. Jika tidak paling tidak kita harus menyuruh mereka untuk mengikuti TPA, ajak mereka sering menghadiri pengajian, sering ajak mereka berjamaah di masjid/ mushola. Jangan lupa terus memotifasi mereka agar terus istiqomah, termasuk beri penghargaan mereka dengan hadiah dan pujian jika mereka telah mau melaksanakan ajaran agama. Masukan mereka ke pondok pesantren atau sekolah yang dapat membimbing mereka lebih mengenal Alloh dan nilai-nilai ajaran Islam.
Dan jangan sampai malah kita memilih sekolah non Islam karena mereka juga punya misi untuk mendangkalkan aqidah Islam agar lebih mudah dibawa ke agama mereka.

Takutlah kepada Alloh atas orang-orang yang berada dibawah kepemimpinanmu. Kita bertanggungjawab terhadap mereka dihadapan Alloh. Jika kita memberikan mereka berada dalam keburukan berarti kita telah mengkhianati mereka.

Rasululloh SAW bersabda : ”Tidaklah seorang pemimpin yang disuruh memimpin bawahannya lalu meninggal dan saat meninggal dalam mengkhianati bawahannya kecuali Alloh mengharamkan surga atasnya”.

Wahai kita renungkan wasiat Lukman kepada anak kesayangannya yang terdapat dalam Q.S. Lukman : 12 – 19. Adakah ia mewasiatkan urusan dunia? Adakah ia mewasiatkan soal harta atau perhiasan? Tidak, tetap ia menyeru anaknya kepada sesuatu yang membawanya kepada kehidupan bahagia dan menyelamatkan dari siksa pedih di akhirat. Ia melarang anaknya melakukan syirik kepada Alloh, ”Karena sesungguhnya syirik adalah kedzaliman yang besar”. Ia mewasiatkan puteranya agar kembali kepada Alloh, menegakkan shalat, sabar atas berbagai ujian-Nya, serta melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Selanjutnya ia juga menunjukan akhlak yang mulia, tidak sombong tetapi juga tidak rendah diri, sederhana dalam berjalan dan tidak terlalu keras bila berbicara, sebab seburuk-buruk suara adalah suara keledai.
Itulah hamba Alloh, beberapa wasiat seorang ayah yang sangat mencintai puteranya. Apakah wasiat yang sama telah kita berikan kepada anak-anak kita?

Ketahuilah, sesungguhnya surga Alloh nilainya jauh lebih mahal dibanding kenikmatan dan perhiasan dunia. Ajarkanlah kepada anak-anak ita bahwa keberhasilan sesungguhnya adalah mengekang hawa nafsu untuk mencapai kerdhoan Alloh. Pahamkan kepada mereka bahwa kebahagiaan sejati alah dalam hal taqwa kepada Alloh dan taat kepada-Nya. Dan ketahuilah, bahwa tak seorangpun bisa lolos dari peristiwa besar pada hari kiamat, dimana saat itu, dihadapan Alloh mereka akan berkata”Ambilah hak kami dari ayah kami yang dzalim ini karena dia membiarkan kami sehingga tidak melakukan amalan yang Engkau ridloi. Dia mendidik laksana binatang dan menjerumuskan kami dalam kebinasaan” lalu jawaban apa yang akan kita berikan dipengadilan Tuhan tersebut?"

Karena itu marilah kita mengikuti aturan Alloh terutama dalam urusan anak-anak kita, didiklah mereka dengan sebaik-baiknya, jagalah mereka dari kerugian dan kehancuran, selagi masih ada kesempatan, selagi nyawa kita masih dikandung badan, sebelum kelak datang suatu hari dimana tak lagi berguna segala sesuatu, yang ada hanya penyesalan.

(Disarikan dari berbagai sumber untuk khutbah jumat oleh Sismanan)

Selasa, 12 Mei 2009

Guru dan Film Laskar Pelangi

Setelah melihat Film Laskar Pelangi yang berkisah tentang dunia pendidikan, maka selaku guru ada beberapa hal yang dapat diambil pelajaran, dan sebagai evaluasi bagi kita dalam mendidik. Hal-hal tersesebut antara lain akan saya tulis dalam uraian dibawah ini (yang hal tersebut mungkin akan berbeda dengan anda atau orang lain)

Pesan pertama yang saya tangkap adalah bahwa keeterbatasan bukan halangan untuk berprestasi, terkadang kita melihat sebagian guru yang mengeluh dengan fasilitas yang ada pada sekolahnya. Hal tersebut lantas menjadi alasan ketika tidak ada prestasi disekolah tersebut. Sebenarnya bagi orang yang memiliki semangat justru keterbatasan akan melahirkan kreatifitas dan kemandirian. Lihatlah orang-orang yang memiliki keterbatasan pandangan justru akhirnya terasah kemampuan meraba dan pendengarannya daripada orang yang normal. Dan banyak juga anak yang justru memiliki fasilitas karena tidak adanya pengarahan dari pendidik dan justru dininabobokan atau dimanjakan oleh fasilitas yang ada menyebabkan mereka kurang adanya tantangan sehingga kurang kreatif dan menyebabkan mereka justru tidak siap hidup mandiri dikehidupan sehari-hari, terutama setelah ia dewasa.

Kecerdasan bukan dinilai dengan angka-angka dan bukan pula diukur dengan materi keduniaan tapi diukur dengan bagaimana anak didik memiliki hati yang bersih, akhlaqul karimah dan sikap positif terhadap kehidupan disinilah perlu dikembangkan ketrampilan tentang hidup (lifeskill). Maka ketika kita melakukan penilaian terhadap siswa, hal perlu diperhatikan adalah bagaimana kepribadian anak didik kita dan bagaimana agar dalam penilaian lebih banyak ke penilaian proses. Inilah yang sepertinya telah luntur dari system pendidikan di Indonesia, pendidikan kita lebih memandang keberhasilan pada nilai angka dan secara kognitif saja sedang sikap dan ketrampilan serta proses pendidikan belum diukur pada proporsi yang selayaknya. Akibatnya masyarakat kita sering hanya mengejar nilai yang tinggi dengan menghalalkan segala cara untuk memperolehnya seperti melakukan kecurangan saat ujian atau menyontek yang dilakukan oleh siswa dan pelaku pendidikan termasuk didalamnya guru.

Setiap anak memiliki keistimewaan dan kemampuan yang berbeda-beda; ada yang memiliki kecerdasan matematis, kinestetis, musical, bahasa, spiritual, emosional, dll. Maka pendidik harus menghargai dan memperlakukan anak sesuai dengan kemampuannya. Janganlah membanding-bandingkan satu anak dengan anak lainnya, karena pada dasarnya Alloh menciptakan setiap makhluk-Nya secara unik berbeda satu dengan lainnya. Jangan pernah pula menganggap bahwa anak didik kita bodoh dan tidak memiliki kemampuan yang bisa dikembangkan. Karena yang demikian akan berpengaruh terhadap bagaimana perlakuan kita terhadap siswa kita dan akhirnya juga berpengaruh terhadap kejiwaan peserta dan proses belajar mengajar.


Pendidik harus mampu memanfaatkan apapun potensi diri dan lingkungan sebagai media pembelajaran. Pemanfaatan media alam sesuai dengan pembahasan dan peristiwa. Habis hujan ada matahari terbentuklah Pelangi. Guru IPA yang sering ke alam dan praktek serta mengamati lingkungan. Guru IPS, sering mengamati fenomena social dan sangat penting pemanfatan media pembelajaran seperti: peta, gambar, taperecorder, HP, Televisi, CD, Film, computer/laptop/internet, gambar, batu dan apa saja. Membawa anak-anak pembelajaran diluar kelas, ke aula, halaman, lapangan, pinggir sungai, kepasar, kemuseum, masjid,d.l.l. Tapi sebagian dari pendidik tidak mau repot-repot, justru apa yang sudah ada saja tidak dimanfaatkan secara maksimal; alat peraga dibiarkan rusak tersimpan dilemari, alat-alat laboratorium dibiarkan penuh dengan debu.

Beri kepercayaan anak dan libatkan ia dalam proses perencanaan kegiatan. Jangan menganggap anak kita bodoh, mereka punya kemampuan dan pengalaman yang mungkin bisa lebih pandai dari orangtua atau gurunya dalam hal-hal tertentu. Dengan memberikan kepercayaan kepada anak maka anak juga akan tumbuh rasa percaya diri, kreatif, inovatif dan mandiri. Maka anak akan berusaha untuk mewujudkan harapan orangtua atau gurunya.

Ajari anak untuk mau bermimpi dan bercita-cita tinggi. Mimpi, harapan dan cita-cita ibarat tujuan dalam sebuah perjalanan. Bila kita melakukan perjalanan tanpa mengetahui kemana tujuan perjalanan kita maka perjalanan kita menjadi sebuah perjalanan yang tanpa arah dan tujuan (glandang). Jika perjalanan kita tanpa tujuan maka kita kurang memiliki semangat dan perjalanan kita sehingga kita pun tidak mendapatkan apa-apa dari perjalanan kita.

Lebih penting lagi ajari anak kita untuk mau berani mengejar mimpi dan cita-citanya. Ajari anak bahwa hidup ini adalah perjuangan. Barakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian. Barangsiapa yang mau melakukan perjuangan dan mau bersakit-sakit, bersusah-susah dalam perjuangan maka dimasa depannya makorang tersebut Insya Alloh akan menikmati hasil perjuangannya. Alloh tidak akan menyia-nyiakan amal perjuangan hamba-Nya.
Untuk menggapainya pasti ada rintangan tapi berusahalah sekuat tenaga, kalaupun tidak berhasil, yakinlah bahwa Alloh punya kehendak lain yang terbaik buat hamba-Nya dan Alloh akan menilai seberapa besar usaha kita untuk menggapai cita-cita kita tersebut. Berbaiksangkalah (huznudzon) kepada Alloh.

Dalam A-quran Alloh menyatakan “barangkali kamu mencintai sesuatu padahal itu berakibat buruk bagimu dan barangkali kamu membenci sesuatu padahal itu berakibat baik bagimu”.

Kalau kita jadi guru atau orangtua janganlah mau jadi guru atau orangtua yang biasa-biasa saja, tapi jadilah guru/orangtua yang luar biasa sebagaimana sosok Bu Guru Muslimah. Bagaimana supaya kita dapat menjadi orangtua/guru yang luar biasa maka tergantung kepada dasar dan motivasi yang ada pada diri kita. Dan dasar serta motivasi terbesar adalah karena iman dan mengharap ridlo Alloh. Karena orang yang melakukan amal termasuk mendidik karena mengharap balasan dari makhluk maka lebih banyak akan mendapatkan kekecewaan karena sifat makhluk yang banyak tidak tahu membalas budi, lupa, khilaf. Tapi kalau kita mendidik karena mengharapkan ridlo Alloh dan dalam rangka beribadah pada-Nya, maka Dia tidak akan mengecewakan hamba-Nya dan balasan dari Alloh akan kita dapatkan didunia ataupun di akhirat.



Kekuatan dibentuk oleh iman bukan oleh jumlah. 313 tentara muslim dapat mengalahkan ribuan tentara kafir karena kekuatan dan semangat meraih ridlo-Nya. Kekuatan yang dibentuk oleh iman dapat mengalahkan halangan sebesar apapun, tidak mudah mengeluh hanya karena sesuatu yang bersifat keduniaan, karena balasan Alloh lebih besar dari hanya sekedar urusan materi, tapi materi keduniaan pun biasanya akan mengikuti bagi orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh atau professional (itqon) dengan pekerjaannya.

Beranilah untuk menulis karena dengan tulisan yang kita buat maka ide dan pemikiran kita dapat dikenang dan memberikan manfaat untuk orang lain. Menulis merupakan cara untuk mengeluarkan ide dan gagasan kita agar diketahui oleh orang lain. Dengan menulis maka oranglain dapat mengetahui pesan-pesan kita. Termasuk dalam dakwah maka menulis merupakan sarana dakwah yang cukup efektif untuk mengajak orang kejalan Islam. Dan didalam Islam kita telah diajarkan oleh para sahabat dan ulama terdahulu kita yang rajin menulis kitab-kitab sehingga ilmunya bermanfaat untuk oranglain dan generasi berikutnya. Bahkan sekarangpun kalau kita pintar menulis maka merupakan jalan untuk mendapatkan uang yang tidak sedikit jumlahnya.

Jangan percaya kepada dukun karena ia lebih banyak bohongnya dan merupakan perbuatan syirik yang termasuk dossa besar. Innasyirka ladhulmun ngadhim. Namun didalam memberikan pengarahan kepada anak didik harus secara bijak, seperti yang disarankan oleh Pak Arfan untuk mendampingi anak-anak ketika mereka lagi tertarik pada dunia perdukunan. Mampukah kita untuk mendampingi anak kita ketika mereka sedang dalam permasalahan perdukunan.
Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya dan jangan mau meminta sebanyak-banyaknya. Dimanapun kita berada berusahalah agar kita termasuk orang-orang yang bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi lingkungan kita. Janganlah kita hanya menuntut hak kita namun berusahalah untuk menunaikan tugas dan kewajiban kita. Mari kita melakukan tugas kita untuk mendidik sebagai sebuah jalan untuk berbuat dan berbakti kepada masyarakat dan bangsa kita yang memerlukan pendidik yang siap berjuang dibidang pendidikan. Janganlah kita menjadi guru yang hanya mengharpkan bayaran dan gaji bulanan tapi sepi dari aktifitas yang terkait dengan tugas kita selaku pendidik.


Pendidikan agama dan budi pekerti bukan sekedar pelengkap kurikulum. Kalau sekolah hanya terpaku pada kurikulum tanpa kreatifitas untuk mendesain sesuai dengan kebutuhan realita dilapangan dan terutama dalam pendidikan mental spiritual atau agama yang diarahkan bukan sekedar pengetahuan tapi diarahkan pada pemahaman dan pengamalan, maka kehidupan sekolah hanya berisi rutinitas untuk memenuhi standar yang ada pada kurikulum yang melangit dan lebih banyak berisi tuntutan yang bersifat pngetahuan, yang tidak semuanya sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat serta nilai agama.
Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter