Kamis, 28 Februari 2013

LESTARIKAN ALAM


Menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan merupakan wujud nyata akhlaq mulia seorang muslim terhadap lingkungan. Sediakan tempat sampah dirumah kita, jangan membuang sampah di kali atau saluran irigasi (wangan). Kurangi penggunaan plastik karena ia adalah bahan yang akan ratusan tahun akan tetap awet dan akan menjadi sebab rusaknya tanah kita.

Mari kita tanam pohon dan jaga kerindangan lingkungan kita agar ia tetap memberikan kemanfaatan kepada kita dan anak cucu kita. Biarkan burung-burung tetap betah hinggap di cabang dan rantingnya agar ia bisa menyumbangkan orkestra musik yang indah serta nyanyian kebebasan. Jangan usik mereka dengan plinteng atau senapan kita, jangan kita penjara mereka, karena dalam sangkar emas sekalipun suara yang mereka keluarkan sebenarnya adalah tangisan dan jeritan menghiba kebebasan andai kita memahami bahasa mereka. Biarkan ia bersendau gurau bersama sohibnya dan mencari kekasih yang ia dambakan sebagai pasangan hidupnya agar ia dan anak cucunya bisa tetap ikut mewarnai indahnya bumi bersama anak cucu kita nanti.   

Biarkanlah sang burung hantu dan si ular tetap bisa bermain petak umpet, mencari dan menangkap tikus-tikus disawah karena itu memang skenario sang sutradara film kehidupan agar tikus-tikus itu tidak terlalu berani untuk mencuri padi milik petani. Biarkan film kehidupan mahakarya sang sutradara kehidupan tetap berjalan dan bisa ditonton juga oleh generasi kita dimasa yang akan datang.

Rabu, 20 Februari 2013

Operasi Pemasangan Pen di Jari Kelingking

Setelah 3 minggu setelah insiden yang mematahkan jari kelingking kiriku, kondisi jari yang patah masih terlihat bengkak dan bengkok dan belum bisa dan tidak berani untuk ditekuk, terlebih pada ujung jari yang juga patah serta kukunya yang rusak dan mau berganti yang juga masih terasa sakit. Aku berinisiatif memeriksakan diri dan konsultasi dirumah sakit khusus tulang (orthopaedhi) di Purwokerto. Aku datang hari Rabu, 30 Januari 2013, dan setelah di ronsen dokter memberi alternatif pertama untuk operasi pemasangan pen agar dapat kembali normal atau cukup fisioteraphi yang sulit untuk kembali normal. Alternatif pertama biaya yang harus ditanggung pasien setelah dikurangi yang bisa ditanggung askes adalah 4 juta (2 juta alat dan 2 juta obat) sedang alternatif kedua berupa fisioteraphi tidak ada biaya dari askes dan sekali fisioteraphi 50 ribu.
Setelah berdiskusi dengan keluarga, akhirnya kami memutuskan untuk aku di operasi, maka dua hari kemudian ahat hari jumat diawal Februari 2013 aku ke Rumah Sakit untuk persiapan operasi, istri dan adiku yang lebih dulu berangkat untuk mendaftar sementara aku baru sampai dirumah sakit jam 11 karena masih harus ngurus sekolah. Setelah makan siang sehabis sholat Jumat aku sudah berpuasa karena rencananya jam 7 malam operasi akan dilakukan.
Setelah ditunjukkan ruang opname di kelas 1 yang sudah cukup bagus, kalo mau VIP yang lebih bagus dan sekamar berdua harus menambah 3 juta tapi aku merasa cukup di kelas 1 yang sudah ada TV nya dan sekamar dua pasien. Awalnya hanya saya saja disiang itu dimana aku mulai dipasangi infus ditangan kanan sehingga gerakan dah berkurang lebih banyak berbaring ditempat tidur.
Menjelang sore datang pasien yang sekamar dari Ciamis yang kakinya patah karena jatuh dari tangga ketika memperbaiki atap rumah yang menemani kami selama di rumah sakit. Operasi yang rencananya jam 7 ternyata molor karena malam itu banyak sekali jadwal yang akan dioperasi, ternyata aku tidak sendirian. Ada yang juga dua jarinya patah, ada ibu dan anak yang tangannya patah, ada  bapak dan anak seusia SMP yang patah bahunya, dan lain-lain.
Aku dibawa keruang operasi bersama Bapak dari Banjarnegara yang bahunya perlu diangkat yang dua minggu sebelumnya telah operasi penyambungan bahunya yang patah. Aku dibawa dengan mobil khusus pasien sekitar jam 9 malam. setelah nunggu diluar kamar operasi dan sudah di gledegan kurang lebih 10 menit aku masuk rung operasi dan diruang operasi telah siap kurang lebih 5 dokter dan perawat, Jari tangan kananku dijepet dengan alat yang terasa ada anginnya lalu disuntikan obat ke slang infus aku ditanya jari yang patah masih sakit, aku jawab masih dan setelah itu disuntikan lagi obat keslang infus dan aku mulai tidak ingat apa-apa.
Aku mulai tersadar jam 11 malam lebih 5 menit, aku sudah dikamar opname kembali dan disekelilingku ada istri dan adik-adiku. Jari tangan kiriku sudah dibalut perban dan rasanya ada benda asing yang ada dalam jariku. Mulai terasa perih dan panas dan itu terasa selama dua malam pertama dirumah sakit.
Selama di rumah sakit dengan keadaan tangan kanan yang ada infus dan tangan kiri yang habis operasi maka untuk urusan makan aku disuapi oleh istriku. Kalo mo buang air kecil juga harus diantar dan dibantu, sedang urusan buang air besar kebetulan selama 5 hari 4 malam di R.S aku tidak melakukannya mungkin dah malu kalo harus dicebokin oleh orang lain.
Awalnya saya mengira hanya satu malam di R.S namun ternyata harus 4 malam dengan alasan obat yang harus lewat infus harus dilakukan 3 kali. Selama dirumah sakit rata-rata 2 botol infus satu hari. Setelah 4 hari aku diijinkan pulang dengan tangan diperban. Harusnya setiap 2 atao 3 hari aku harus ganti kassa dan perban tapi karena tenaga medis sibuk aku cuma pernah sekali ke R.S tuk ganti perban sekaligus mengambil surat keterangan untuk klaim ke askes. Seminggu kemudian aku kontrol untuk melepas perban dan melepas benang jahitan.
Sebagai pasien aku mengikuti saran dokter untuk tetap di R.S dan termasuk operasi dengan harapan dapat pulih kembali dan sebagai bentuk ikhtiar yang sempurna sebagai jalan ibadah bagi orang yang sakit; semoga Alloh mengurangi dosaku dan menambah pahala atasku karena sakitku. Insya Alloh aku ridlo dengan kondisi jari yang begini, walo sepertinya tidak bisa pulih bahkan masih kadang terasa sakit. Aku yakin ini ujian dan juga telah banyak menimpa lebih besar ujian yang ditimpa para mujahid dalam hal sakit bahkan sampai pada kematian.

Sebenarnya setelah satu tahun pen bisa diambil, namun daripada harus operasi lagi dan keberadaannya juga tidak mengganggu maka hingga lebih dari tiga tahun tetap saya biarkan dan mungkin akan saya bawa sampai dikubur.
Keadaan jari  masih belum bisa nekuk sempurna hanya sekedar bisa bergerak jadi kalo untuk menggenggam cukup menggunakan jari lain.
 

Foto Pilkada Banyumas



Selasa, 05 Februari 2013

INSIDEN DIATAS JEMBATAN GANTUNG

Pagi itu Senin 7 Januari 2013, masih semangat tahun baru apalagi juga masih sebulan ditetapkan jadi kepala sekolah MA Muallimin Muhammadiyah Purwokerto, kami berangkat dari rumah. Kami disini adalah aku dan 2 anakku, Alifah dan Alizah yang sekolah di MIM Kedungwuluh Lor, biasa berangkat bareng dengan aku yang biasa mereka panggil abi.
Karena anaku agak leled ketika disuruh bangun dan mandi apalagi pagi itu hujan turun maka target berangkat sebelum 06.30 tidak tercapai, kami berangkat 06.35, walopun berangkat jam segitu kalo lancar juga tidak terlambat  tapi saya memang ingin lebih awal berangkat untuk bisa memberi keteladanan kepada guru dan siswa MAMM Purwokerto yang sedang prioritas program kedisiplinan.
Hujan telah reda, setelah mengantar anak yang sekolahnya terlewati jalan aku berangkat keluar desa menuju
Karanganyar desa sebelah utara desa Kedungwuluh Lor tempat tinggal kami. Antara desa Karanganayar dan Desa Sidabowa terbentang sebuah jembatan gantung sebagai jalan pintas menuju Kota Purwokerto yang bisa dilalui sepeda motor secara bergantian namun tidak bisa dilalui mobil. Saat saya sampai dijembatan didepan saya ada sepeda motor yang lebih dulu masuk dari arah yang sama, saya menyusulnya sedang diseberang telah ada dua atau tiga motor yang juga antri, karena ingin agak cepat sampai saya masuk dengan   agak kencang menarik gas ternyata gas, harusnya pas sudah masuk dijembatan gas agak dikecilin namun gas tetap tak bisa dikecilin dan secara refleks saya nginjak rem ternyata karena kondisi kayu bantalan jembatan yan berlumut dan habis hujan maka membuat motor terpeleset dan hilang keseimbangan, maka saya terjatuh menabrak batas jembatan sebelah kiri.
Saya masih sadar; namun kaki saya tertindih motor sehingga agak sulit bangun, salah satu ibu di sebrang ngomong supaya ada yang mbantu, akhirnya salah satu anak muda membantu saya mengangkat motorku. Aku bangun dan melihat jari kelingking kiri dah tak beraturan dan berdarah begitu pula siku tangan kiri dan lengan baju yang sobek, kucoba meluruskan jari yang saya yakin telah patah tulang-tulangnya, lalu kuambil tas yang berisi laptop dan kamera yang telah putus talinya dan terlempar lebih mendahului saya. Motor gancet ga bisa dijalankan, ada yang bilang rajawalinya bodol dan kabel gasnya putus maka harus digotong ke seberang jembatan oleh sang penolong.
Begitupun diriku segera ke seberang jembatan supaya tidak menimbulkan kemacetan dan setelah itu sang penolong juga mengantarku pulang karena dia juga mo pulang ke rumahnya di Srowot, sementara motor saya tinggal di sisi timur jembatan.
Sampai dirumah, aku memberitahu istriku peristiwa yang membuat jari kelingkingku telah patah tulangnya. Dengan pertolongan seadanya pakai kain kassa dan betadine serta dengan kain jari itu dibungkus kain.
Lalu kami berpikir mau berobat kemana? Ke Wisnu takut tak ada dokter karena masih pagi, trus istri menyarankan ke R.S Jatiwinangun karena disana ada pemiliknya dokter Santoso yang tinggal disebelah rumah sakit, alasan lain tempat kerja saya juga di Jatiwinangun begitu pula yang mau memboncengkan saya "Yu Karti" juga dinas di Perumahan DKT yang tidak jauh dari Jatiwinangun. Apalagi istriku juga mendengar kalo R.S Jatiwinangun menerima peserta askes.
Dengan diantar Yu Karti aku ke R.S Jatiwinangun, sampai disana ada perawat penjaga yang segera membersihkan luka dan membersihkan luka. Aku supaya menunggu petugas ronsen. Kurang lebih setengah jam menunggu baru ada petugas yang mengajakku keruang ronsen. Sambil menunggu hasilnya aku kembali ditangani perawat yang membalut luka dan memberi stik penguat supaya tidak banyak gerakan.
Hasil ronsen menunjukkan jari kelingking kiri patah secara miring dan ketika Dokter Santoso datang dengan hanya melihat hasil ronsen sudah dirasa cukup penanganan yang telah dilakukan perawatnya. Akupun pulang membonceng Syamsul adik iparku yang menyusul setelah mengurus motorku, sementara istriku membonceng Yayah adiku yang lebih dulu menyusulku setelah aku di rumah sakit.
Selain mematahkan jari kelingking peristiwa itu juga membuat bagian depan motorku rusak dan laptopku juga tidak bisa dipakai lagi.Kejadian itu mengingatkanku supaya lebih berhati-hati dalam mengendarai motor dan harus memperhatikan kondisi motor. Motor itu sebenarnya telah mengingatkanku malam sebelumnya ketika motor juga tidak bisa dikecilkan gasnya pas kami di kompleks pasar Karanglewas namun karena kesibukan saya tidak segera memperbaikinya.
Kejadian ini juga mengingatkanku bahwa jari kecilpun adalah salah satu nikmatNya yang mungkin selama ini jarang disyukuri sebagai sebuah kenikmatan yang sangat berharga bagi manusia.
FABIAYYI ALAAI ROBBIKUMAA TUKADZIBAAN.




















Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter