Kamis, 22 Desember 2011

Khutbah Jum'at: MUHASABAH AKHIR MUHARAM

Innalhamdalillah nahmaduhu wanastanginuhu wanastaghfirugh wana’udzubillahi minsyuruuri anfusina wasyayiati a’malina mayyahdillahu falamudhilalah wamayyudlilfalahadiyalah
Asyhaduallailahaillalloh wahdahulaysarikalah waasyhaduannamuhammadan ‘abduhu warosuluh
Alloohumma sholi’ala Muhammad wa’ala alihi washohbihi ajma’in
Ya ayyuhalladzii na aamanuttaqullooha haqqo tuqootuhi walaa tamuutunna illa wa antummuslimuun
Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillaahirobbil 'aalamiin , dst

Dengan menyebut nama Alloh yang maha pengasih dan penyayang. Puji syukur hanya milik Alloh Robb semesta alam yang maha pengasih tak pilih kasih yang maha penyayang kepada yang beriman, hanya kepada-Nya kita menyembah dan hanya kepada-Nyalah kita berdoa mohon pertolongan terutama agar memberi kita petunjuk kepada jalan yang lurus yakni jalannya mereka yang diberi nikmat seperti para nabi, para penegak kebenaran, para mujahid dan orang-orang sholeh yang dijanjikan surga bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalannya orang yang sesat terutama golongan Yahudi dan Nasrani, Yahudi yang telah membunuh Nabi dan menukar ayat-ayat Alloh dengan harga yang murah dan orang Nasrani yang telah berlebih-lebihan dalam beragama hingga mengangkat Nabi sebagai anak Tuhan dan mereka-reka kelahiran anak tuhan tanggal 25 Desember untuk dijadikan hari raya mereka.

Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rosululloh Muhammad SAW, teladan kita, idola kita dan semoga pula kepada keluarganya, para sahabat dan orang-orang muslim yang senantiasa istiqomah menegakan syariatnya, semoga Alloh memberi kekuatan hati kita untuk memasukan kita termasuk orang yang mampu menjadi golongan yang menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam, menjadi penyeru dakwah untuk membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Jama’ah sholat jum’at yang berbahagia
Selaku khotib kami berwasiat kepada kita semua mari kita jaga iman dan taqwa kita kepada Alloh, mari kita taati Alloh dengan sebenarnya, jangan pernah melakukan suatu amalan yang sudah pasti keharamannya. Mari kita jalankan ibadah dengan hati yang ikhlas serta sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Alloh dan utusan-Nya.
Sebulan yang lalu saya telah menyampaikan gambaran neraka sebagai seburuk-buruk tempat yang kita tak akan sanggup menanggung adzabnya maka kami juga telah menyampaikan perbuatan yang menjadi sebab kita masuk keneraka. Salah satu perbuatan yang akan menyebabkan pelakunya tinggal di neraka selamanya adalah dosa syirik berupa penyembelihan bukan karena Alloh. Sedang dosa syirik adalah dosa besar sebagaimana dinyatakan dalam surat Lukman ayat 13:
“Waidzqoolaluqmaanulibnihii wahuwa ya’idhuhu yaabunayya laa tusyrikbillah, innasyirka ladhulmun ‘adhiim”.
dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Tapi kalau kita mencermati keadaan dibulan muharam ini yang dalam basa jawa disebut bulan syura, kita justru menemukan praktek-praktek ritual syirik yang dibungkus dengan label budaya semakin marak. Ada grebeg syura, sedekah laut, sedekah bumi, jamasan jimat dan berbagai macam tradisi yang oleh pemerintah semakin ditumbuhsuburkan dan dilembagakan.
Mengapa saya katakan bahwa pemerintah menumbuhsuburkan budaya kesyirikan? Sebulan yang lalu pemerintah melaunching pilot project desa adat di Taman Rekreasi Andhang Pangrenan (TRAP). Desa yang menjadi pilot project di kabupaten Banyumas karena memiliki tradisi yang sebenarnya sebagian besar adalah tradisi yang bertentangan dengan aqidah Islam. Desa Kalisalak dengan tradisi jamasan jimat pusaka pada dasarnya adalah warisan kepercayaan dinamisme yakni kepercayaan terhadap benda-benda yang dipercaya memiliki kekuatan. Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang dengan tradisi unggah-unggahan dari para pengikut Kyai Bonokeling terdapat ritual penyembahan dan permohonan terhadap roh nenek moyang di kuburan sebagai warisan kepercayaan animisme. Desa Gerduren dengan budaya tarian lengger yang pada awalnya adalah ritual tolak bala dan ruwatan serta menjadi ungkapan syukur petani kepada Dewi Sri sang Dewi Padi yang dipercaya dapat memberi keberkahan maupun bencana dengan melakuklan tarian erotis yang seringkali menimbulkan syahwat bagi yang menontonnya. Ada lagi tradisi Islam aboge di Desa Cikakak Wangon yang ternyata lebih uri-uri budaya sinkritisme antara Islam dan kepercayaan selain Islam. Ketika berkunjung ke masjid Saka Tunggal ada harapan datang ke sebuah masjid yang bisa dicontoh kemakmurannya namun saat sholat dluhur tak ada yang adzan apalagi masuk ke masjid untuk berjamaah padahal banyak orang yang sedang meme pari dilingkungan masjid.

Setelah ada pilot project desa adat maka bukan hanya didesa yang menjadi pilot project saja namun di desa-desa yang lainpun turut menghidupkan kembali tradisi adat dan budaya seperti grebeg sura yang diisi acara sedekah bumi dengan penyembelihan binatang ataupun gunungan hasil bumi, ruwatan, ebeg-ebegan dan berbagai macam tradisi yang tadinya tidak pernah lagi terdengar sekarang semarak lagi yang sering diberitakan hampir setiap hari dikoran dan media lainnya. Itulah alasan saya katakan bahwa pemerintah telah menumbuhsuburkan budaya kesyirikan.

Bukankah tradisi mereka berupa persembahan, penyembelihan ataupun tari-tarian adalah ungkapan syukur dan permohonan perlindungan kepada sesembahan mereka yang dianggap dapat memberikan keberkahan dan bencana terhadap mereka. Sesembahan itu entah disebut tuhan yang maha esa, sang hyang widi, sing mbau rekso, pepunden,dan berbagai sebutan lain yang merupakan sosok tuhan dalam pandangan mereka dan tradisi mereka juga bukan karena perintah al-qur’an tapi berdasarkan tradisi nenek moyang serta wangsit dan bisikan dari makhluk ghoib melalui perantara dukun atau juru kunci yang dalam kacamata islam itu yang memberi bisikan adalah syetan yang mengajak durhaka pada Alloh yang menginginkan manusia menemaninya diakhirat tinggal di neraka.
Ajaran Islam tidak membenarkan percampuran (sinkretisme) dalam kepercayaan atau aqidah serta ibadah karena ajaran Islam telah sempurna, mari kita cukupkan hanya dengan berislam saja kepercayaan dalam hati kita dan membuang kepercayaan yang lain.
“Ya ayyuhalladzii na aamanuu udkhuluu fiisilmi kaaffah walaa tattabi’u khutuwatusyaithon innahu lakum ‘aduwwummubin”
“Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu kedalam Islam secara total dan janganlah kamu menuruti langkah langkah syetan sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu”
Dalam hal ini kita juga harus tetap berprinsip sebagaimana dalam surat al-Ikhlas ayat terakhir:
“Lakum diinukum waliyadien”
“Untukmu agamamu dan untukkku agamaku”

Saudaraku yang semoga di berkahi Alloh,
Di Kedungwuluh kan sudah tidak ada tradisi-tradisi semacam itu. Alhamdulillah jika tidak ada dan jangan pernah kita mendukung untuk adanya kembali budaya-budaya yang bertentangan dengan aqidah Islam. Kalau dibulan syura ini, orang hajatan lebih sedikit dari pada bulan-bulan yang lain terutama bulan sebelum dan sesudahnya berarti masyarakat kita masih memiliki penyakit aqidah yang bernama “thiyaroh”. Thiyaroh adalah anggapan akan mendapatkan kesialan karena mendengar atau melihat sesuatu yang tidak disukai, padahal tidak ada bukti ilmiyahnya. Thiyaroh termasuk dosa besar karena mengandung kesyirikan. Thiyaroh adalah aqidah orang kafir jahiliyah.

Sebelum Islam datang, orang musyrikin Arab memiliki keyakinan yang semodel dengan keyakinan orang jawa. Di antaranya masyarakat jahiliyah menganggap bulan Safar (bulan setelah Muharam dalam kalender hijriyah) sebagai bulan sial. Mereka takut dan tidak mau mengadakan kegiatan apapun di bulan Safar. Mereka juga berkeyakinan sial dengan burung hantu, karena mereka menganggap burung hantu adalah lambang kematian. Itu thiyaroh pada masyarakat Arab sedang kita yang dianggap lambang kematian adalah burung gagak. Jika hinggap di atas rumah seseorang, pertanda sebentar lagi akan ada anggota keluarga rumah tersebut yang akan meninggal.

Ketika Islam datang Nabi ‘alaihis shalaatu was salaam menghapus keyakinan ini, beliau bersabda,
“Tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya, tidak ada keyakinan sial karena sebab tertentu, tidak ada keyakinan tentang burung hantu, dan tidak ada kesialan bulan safar.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Ath-thiyaroh syirk, ath-thiyaroh syirk, ath-thiyaroh syirk”
“Thiyaroh adalah syirik, … (beliau ulangi tiga kali)” (HR. Abu Daud dan Turmudzi).
Dalam hadis ini, Nabi ‘alaihis shalaatu was salaam menegaskan status perbuatan thiyaroh dan beliau mengulanginya sebanyak tiga kali. Menunjukkan betapa pentingnya hal ini untuk diingatkan. Thiyaroh dikatakan bentuk kesyirikan dan mengurangi tauhid seseorang, karena dalam thiyaroh terdapat dua hal:
1. Memutus tawakkal kepada Allah dan bertawakkal kepada selain Allah.
2. Bergantung pada sesuatu yang tidak ada hakikatnya.
Allah Ta’ala berfirman,
“Alaaa innamaa thoooiruhum ‘indallooohi walaakinna aktsarohum laa ya’lamuun”
“Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al A’raf: 131)

Ulama menjelaskan bahwa hukum thiyaroh sebagai perbuatan kesyirikan dirinci menjadi dua:
a. Syirik kecil (tidak menyebabkan keluar dari Islam), jika kejadian aneh, bulan Suro, burung hantu atau yang lainnya hanya dianggap sebagai sebab kesialan. Meskipun dia meyakini bahwa pencipta kesialan itu sendiri adalah Allah. Perbuatan ini digolongkan kesyirikan karena pelakunya bersandar pada sesuatu yang dia yakini sebagai sebab munculnya kesialan, padahal itu bukan sebab.
b. Syirik besar (pelakunya diancam dengan kekafiran), jika diyakini bahwa bulan Suro yang mengatur terjadinya kesialan, bukan Allah. Keyakinan ini sama dengan menganggap ada makhluk yang bisa mengatur alam dengan mendatangkan bencana atau sial.
(Qoulul Mufid Syarh Kitab Tauhid, 1:575).

Setiap orang yang terjangkit penyakit thiyaroh akan terjebak dalam dua keadaan yang dua-duanya tercela:
Pertama, membatalkan agenda yang telah direncanakan karena takut akan tertimpa kesialan. Perbuatan ini sangat tercela karena persis sebagaimana yang dilakukan orang musyrik jahiliyah. Pelaku perbuatan ini telah terjerumus dalam kesyirikan yang statusnya sebagaimana rincian tentang syirik di atas. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang membatalkan agendanya karena thiyaroh maka dia telah berbuat syirik.”
Sahabat bertanya, “Lalu apakah tebusannya?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ucapkan,
Allaahumma laa khaira illa khairuka wa laa thiyaro illa thiyaruka wa laa ilaaha ghoiruka
“Yaa Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikan dari-Mu, tiada kesialan kecuali sial karena taqdir-Mu, dan tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.” (HR. Imam Ahmad, no.7242, hadis hasan)
Kedua, tetap melakukan agenda kegiatan yang telah dijadwalkan, namun disertai dengan perasaan was-was dan khawatir, jangan-jangan nanti sial. Kualitas (nilai) keburukannya lebih rendah dari yang pertama, namun keadaan ini bukti rendahnya kualitas tawakkal dan tauhid pelakunya.

Semoga kita dapat meninggalkan perbuatan syirik; mari kita perkuat aqidah kita, perdalam kajian agama kita, bergaul dengan orang yang sholeh dan bertawakal hanya kepada Alloh saja.
Barokallooliiwalakum filquranil’dhim wanafa’ani waiyyakum bimaa fihi minal ayati wadzikril hakim wattaqobbalalloohu minna waminkum tilaawatahuu innahu huwasysyamii’un ‘alim.
Waqurrobbighfir warham wa anta khoirurroohimiin

Khutbah ke - 2

Alhamdulillahilladzi arsalaarosulahu bilhuda wadinilhaq liyudzhirohu ‘ala dieni kullih wakafaa billaahi syahida. Asyhadu ala illa haillalloh waasyhaduanna muhammadar rosululloh.
Innallooha wamalaaikatahuu yusholluuna ‘ala nabi Ya ayyuhalladziinaaamanu sholluu ‘alaihi wassallimu tasliima.
Yaa ayyuhalladzi naamanuttaqullooha waltandzur nafsummaa qoddamat lighot wattaqullooh innallooha khobirummbimaa ta’maluun.

Sidang Jum’at Rahimmakumulloh
Sebagai seorang muslim mari kita perhatikan perjalanan hidup mengisi waktu didunia yang terbatas ini. Mari kita isi hari-hari kita dengan kebaikan dan kebaikan, perbaikan dan perbaikan. Tahun baru 2012 sudah ada didepan mata, mari tahun 2012 kita tekadkan diri untuk lebih menata hidup kita; secara pribadi maupun jamaah.
Berbagai kesyirikan yang ada dalam masyarakat kita adalah tantangan dakwah yang harus kita jawab dengan melakukan dakwah yang lebih tertata lagi. Selain penyakit yang ada dalam diri umat kita juga perlu kita waspadai adalah gerakan kristenisasi yang juga mulai gencar menggelincirkan aqidah saudara-saudara kita untuk akhirnya dimurtadkan seperti di tetangga Desa kita Notog.
Semoga kita mampu menjadi benteng penegak kebenaran Islam, yang mampu berdakwah; menegakkan al-haq dan mencegah umat dari perbuatan yang akan mencelakakan mereka di dunia dan akhirat.

Dalam dakwah di masjid ini mudah-mudahan juga ada perbaikan dan tertata dengan dibuat jadwal kajian di masjid ini, dan juga khutbah jum’at yang semakin banyak khotibnya sehingga semakin variatif dan juga semoga semakin berkualitas yang dapat dicapai dengan belajar dan mempraktekan.

Marilah kita berdoa kepada Alloh agar kita senantiasa diberi petunjuk agar dapat betul-betul menjadi orang yang dapat memanfaatkan waktu di tahun yang baru dengan amal sholeh, mari kita semakin bertawakal kepada Alloh, memohon dihindari dari musibah dan semakin dikarunia hidup yang barokah.
Wal’ashri innal insaanalafii khusyr illalladziina aamanuu wa’amilushshoolikhaati watawaa shoubilkhaqqi watawaa shoubishshobr

Allohummaghfir lilmukminina walmu’minat wal muslimina …
Allohumma arinal haqqo-haqqo …..
Allohumma wali-wali dayya …….Robbana hablana min azwaaziina…
Robbana latuzigh quluubana waillam……Robbana dlolamna amfusana …
Robbana atina fidunya khasanah…..
Walhamdulillahirobbil’alamin
waladzikrulloohu akbar.

Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter