Minggu, 30 Agustus 2009

Upaya Perbaikan Kaderisasi Masjid




"Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepadasiapa pun kecuali kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk" (Q.S. At-Taubah ayat 18).

Dan hendaklah takut orang-orang yang beriman seandainya meninggalkan dibelakang mereka generasi yang lemah yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Maka hendaklah mereka bertaqwa kepada Alloh dan hendaklah mengucapkan perkataan yang benar” (Annisa:9)


Memakmurkan masjid bukanlah perkara yang gampang. Banyak problematika terjadi dalam masjid, terutama terkait dengan manajemen dan kaderisasi. Banyak masjid-masjid yang tidak memiliki pola kaderisasi didalam mengurus masjid, akibatnya kita sering melihat masjid yang sepi dari aktifitas jamaah, terutama dari kalangan generasi muda. Kita juga sering mendengar : Imam masjid yang tidak bisa meninggalkan masjidnya untuk kegiatan dakwah keluar karena tidak ada penggantinya sebagai imam ataupun khotib.


Permasalahan tersebut diakibatkan oleh pola pembelajaran dan kaderisasi yang tidak ada atau berhenti disebuah masjid. Hal tersebut terjadi sebenarnya banyak bersumber pada pengurus masjid sendiri yang belum mau menerapkan proses kaderisasi dengan sadar dan terprogram. Mereka merasa ada masalah ketika mereka ada kepentingan, lalu tidak ada yang mau atau mampu untuk mengggantikannya. Tapi ketika mereka sedang ada, banyak yang menikmati kedudukannya sebagai imam dan khotib, tanpa mau melatih dan berbagi dengan orang lain.
Ada imam masjid yang maunya jadi imam terus setiap saat, bahkan biasanya dalam sholat berjamaah, makmun diharuskan menunggu lama sekali dari adzan sampai iqomatnya karena menunggu sang Imam Besar, sepertinya tidak ada orang lain yang bisa mengimami selain darinya, atau bahkan terkesan menciptakan semakin lama menunggu jadi semakin bergaya imam tersebut.

Dalam hal khotib atau penceramah, mereka tidak memberikan kesempatan kepada jamaah lain terutama generasi muda untuk tampil. Mereka hanya memberi kesempatan kepada yang sudah senior atau sepuh saja. Mereka beralasan karena untuk menjadi imam atau khotib, bukan hal sembarangan dan harus memiliki syarat-syarat tertentu.
Kita juga mengetahui bahwa untuk menjadi imam dan khotib memiliki syarat atau standar tertentu, tapi apakah tidak bisa syarat dan standar tersebut lebih diturunkan demi proses kaderisasi.

Disini malah terkadang sebuah masjid yang ada dilingkungan yang banyak kyai-kyai sepuh yang mumpuni justru jika pola demikian yang dikembangkan justru akan mematikan potensi kader-kader kyai. Dan justru masjid yang sedikit orang tua yang mumpuni dalam hal agama justru banyak generasi muda yang bisa tampil dan belajar untuk menjadi seorang kyai atau dai.

Sehubungan dengan beberapa permasalahan tersebut maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki proses kemandegan kaderisasi dalam sebuah masjid, antara lain:
1. Pengurus masjid harus memiliki program kerja yang terkait dengan kaderisasi.
2. Dibuat jadwal imam dan cadangan imam yang berbeda setiap waktu sholat.
3. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada jamaah yang mampu untuk menjadi khotib (jangan hanya menggunakan pasaran: pon, wage, kliwon, manis, pahing)
4. Membuat program yang terkait dengan perbaikan bacaan dan hafalan al-Quran.
5. Jangan suka menghardik anak dan remaja yang datang kemasjid.
6. Memberikan fasilitas dimasjid yang membuat mereka betah dimasjid.
7. Metode kajian yang aktif dan variatif yang membuat mereka tertarik dengan materi.
8. Regenerasi dan pembatasan masa kerja pengurus masjid dengan melibatkan generasi muda.

Demikian beberapa pemikiran terkait dengan permasalahan kaderisasi didalam sebuah masjid, semoga kita diberi petunjuk dan kekuatan untuk bersama-sama menjadi orang yang hatinya senantiasa terpaut kepada masjid, karena itulah salah satu orang yang akan mendapatkan perlindungan Alloh di akhirat dimana tidak ada perlindungan kecuali dari-Nya.

Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter