Oleh: Sismanan
Dalam
pendidikan ada beberapa komponen yang mempengaruhi keberhasilan. Komponen
tersebut adalah peserta didik atau siswa, guru atau tenaga pendidik dan
lingkungan. Pendidikan
pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan murid, untuk mencapai
tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Lingkungan yang
dimaksud adalah lingkungan dalam arti luas, baik lingkungan keluarga,
masyarakat dan sekolah. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan maka pandangan lingkungan
terhadap peserta didik akan mempengaruhi terhadap proses pendidikan. Pandangan
lingkungan itu sendiri dipengaruhi oleh pandangan hidup yang menjadi dasar
berpikir dan bertindak. Dalam hal ini agama merupakan pandangan hidup yang berpengaruh
besar terhadap pikiran dan perilaku. Bagaimana pandangan Islam terhadap peserta
didik?
Menurut al-Ghazali bertujuan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT, sebagaimana tujuan penciptaan manusia yang termaktub dalam
QS. Al-Dzariyat: 56. Tujuan pendidikan ini dapat diklasifikasikan dalam 3
kategori, yaitu: (1) Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu
pengetahuan itu sendiri sebagai wujud ibadah kepada Allah SWT; (2) Tujuan utama
pendidikan islam adalah pembentukan akhlaq al-karimah; (3) Tujuan pendidikan
islam adalah mengantarkan peserta didik mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat[1].
Pandangan tersebut juga sesuai dengan ayat yang pertama kali turun kepada nabi Muhammad saw. Adalah surat al-alaq ayat 1-5 yaitu:
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Menurut Abudin Nata Murid adalah orang yang
menginginkan ilmu, dan menjadi salah satu sifat Allah yang menghendaki. Dalam
pandangan Ilmu pendidikan Islam murid adalah orang yang menghendaki agar
mendapatkan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepribadian yang baik uantuk bekal
agar baghagia di dunia dan akhirat dengan jalan belajar bersungguh-sungguh[2].
Dalam bahasa arab term murid diungkapkan dengan
kata-kata Tilmidz, Thalib, yang berarti mencari sesuatu dengan sungguh-sungguh.
Merujuk pada al-Qur’an dapat di jumpai penggunaan kata al-Muta’alim untuk arti
orang yang menuntut ilmu pengetahuan, dalam hal ini Allah berfirman dal
QS.Al-Alaq: 4-5, yaitu:
Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Nabi Muhammad saw bersabda, yaitu: “Setiap
bayi yang dilahirkan dalam keadaaan fitrah, ibu dan bapaknyalah yang menjadikan
ia yahudi, nasrani dan majusi[3].
Lingkungan
yang bersih dan beradab akan dapat membentuk kepribadian peserta didik yang
dapat baik. Begitu pula sebaiknya walaupun pada awalnya peserta didik memiliki
kepribadian yang baik, namun bila ia hidup dalam lingkungan yang tidak baik
maka ia dapat mengalami penyimpangan dan perubahan kepribadian sesuai dengan
watak lingkungannya.
[2] Drs. H. Ahmad Izzzan, M.Ag dan Saehudin, S.Th.I. Tafsir Pendidikan Studi ayat-Ayat Berdimensi
Pendidikan. Pustaka Aufa Media. Banten 2012. Hal. 89
[3] Hadits diriwayatkan oleh Al-Imam Malik t dalam
Al-Muwaththa` (no. 507); Al-Imam Ahmad t dalam Musnad-nya (no. 8739); Al-Imam
Al-Bukhari t dalam Kitabul Jana`iz (no. 1358, 1359, 1385), Kitabut Tafsir (no.
4775), Kitabul Qadar (no. 6599); Al-Imam Muslim t dalam Kitabul Qadar (no.
2658).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar