MENYONTEK BIBIT
KORUPSI
Oleh : Sismanan
Siapa yang tidak pernah menyontek saat tes atau
ujian di sekolah? Kalau kamu termasuk yang tidak pernah menyontek; sungguh kamu
adalah manusia langka dan hebat. Karena di kalangan pelajar terutama di negara kita
Indonesia menyontek adalah suatu hal yang dianggap lumrah, wajar dan biasa. Dalam
beberapa kasus menyontek dilakukan
secara berjamaah bahkan difasilitasi oleh guru yang seharusnya mendidik
mereka untuk tidak menyontek.
Apa ada hubungan antara menyontek dan korupsi? Ayuh
kita telusuri bagaimana hubungan antara menyontek dan korupsi.
Persamaan Menyontek
dan Korupsi
Menyontek dalam KBBI (Kamus Besar Bahasan Indonesia)
yakni berasal dari kata sontek yang artinya mengutip (tulisan dsb)
sebagaimana aslinya; menjiplak. Sedang korupsi berasal dari bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere
yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, menyogok. Secara
harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan
tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Jadi korupsi mengandung unsur perbuatan melawan hukum atau aturan; penyalahgunaan kewenangan,
kesempatan, atau sarana; memperkaya diri sendiri, orang lain, atau kelompok; merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Yang termasuk
jenis tindak pidana korupsi adalah memberi atau menerima hadiah atau
janji (penyuapan); penggelapan dalam jabatan; pemerasan dalam jabatan; ikut
serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara); menerima gratifikasi (bagi pegawai
negeri/penyelenggara negara).
Apakah menyontek mengandung unsur yang sama dengan
korupsi? Pasti hati nurani kita akan mengakui bahwa menyontek banyak
persamaannya dengan korupsi. Paling tidak menyontek dan korupsi sama-sama
perbuatan melawan aturan dan mengandung ketidakjujuran. Korupsi adalah melawan
hukum dan menyontek adalah melanggar tata tertib ujian. Korupsi adalah
memperkaya diri sendiri atau kelompoknya dan menyontek adalah berusaha
mendapatkan nilai yang bukan bagiannya. Korupsi merusak sistem ekonomi, politik
dan pemerintahan dan menyontek merusak sistem penilaian di kegiatan belajar
mengajar di lembaga pendidikan, siswa yang seharusnya mendapat nilai rendah
jadi tinggi dan sebaliknya siswa yang harusnya mendapat nilai terbaik bisa
tidak mendapatkan haknya karena tidak menyontek. Hasil ujian menjadi bias
karena tidak menggambarkan hasil yang sebenarnya.; hal ini berarti menyontek
tidak sesuai dengan prinsip keadilan.
Karakter yang terbentuk dari perbuatan menyontek
adalah suka mengambil milik orang lain, menyepelekan proses, senang jalan
pintas, malas berusaha sendiri dan menghalalkan segala cara. Siswa yang biasa menyontek
akan malas untuk belajar karena tidak belajar saja ia akan mendapatkan nilai
bagus. Sebaliknya yang ingin rajin belajar akan kurang semangat karena
teman-temannya yang tidak belajar tapi menyontek malah nilainya tinggi. Siswa
yang suka menyontek adalah siswa yang hanya ingin menang sendiri tanpa perlu
bersusah payah, ia ingin mendapatkan nilai yang tinggi tanpa perlu belajar.
Menyontek: No Way!
Kita sudah tahu bahwa menyontek adalah perbuatan melanggar
aturan dan berakibat negatif bagi perkembangan karakter diri. Namun demikian meskipun kita tahu bahwa itu
perbuatan yang tidak baik belum tentu kita mudah meninggalkannya. Perlu
keberanian yang cukup untuk bisa mengatakan tidak pada perbuatan menyalahi
aturan ini apalagi jika lingkungan pendidikan kurang menghargai proses dan
lebih melihat pada hasil. Banyak tantangan yang akan dihadapi jika kita mau
berbuat jujur. Mungkin teman akan mengatakan kita sebagai orang yang egois
karena tidak mau memberi jawaban ketika teman kita meminta sontekan. Perlu
motivasi kuat dalam diri kita untuk bisa berbuat jujur dan motivasi yang paling
besar adalah karena kita yakin walaupun pengawas tidak melihat kita, walaupun
guru tidak mengetahui bahwa kita jujur dan teman kita tidak jujur tetapi Tuhan
Maha Melihat. Kita berbuat baik bukan karena ingin dipuji orang, kita ujian
bukan hanya karena ingin dapat nilai bagus tapi menghalalkan segala cara; kita
ingin nilai bagus dan kita puas karenanya jika kita sudah berusaha belajar dan
mengerjakan dengan sungguh-sungguh serta tidak berbuat curang. Apa artinya
membodohi diri sendiri dengan menyontek, karena nilai yang kita peroleh
bukanlah prestasi kita. Apalagi kalau perbuatan kita akhirnya diketahui oleh
guru atau pengawas maka matilah nilai kita. Maka bagi yang belum sadar
segeralah bertaubat; janganlah diri kita terus menerus membiarkan diri terus
melakukan perbuatan menyontek, kita harus bisa menyatakan pada diri kita: menyontek,
no way!
Berani Jujur itu Hebat
Berani tidak menyontek disaat teman-teman kita biasa
menyontek adalah hebat. Berani jujur disaat lingkungan kita melihat kecurangan
sebagai hal yang lumrah adalah hebat. Berani jujur walaupun nilai hancur juga
hebat. Berani jujur walaupun guru tidak tahu kejujuran kita adalah hebat.
Berani jujur walaupun kita dicemooh dan dimusuhi teman adalah hebat. Berani
tetap berada di jalan kebenaran adalah hebat walaupun jalan kesesatan seolah
menjanjikan kesenangan.
Jagalah nilai kejujuran kita sampai nanti kita jadi
pegawai atau pejabat. Tetaplah jujur walau rekan kerja banyak yang curang.
Tetaplah jujur walau tuntutan ekonomi membumbung tinggi. Tetaplah jujur walau
periuk di dapur kosong. Itulah pegawai dan pejabat yang hebat. Tetaplah jujur karena
jujur dan keterbukaan adalah pintu pencegahan dari tindakan korupsi. Kejujuran
adalah karakter yang benar dan harus kita pertahankan terus dan kita wariskan
kepada generasi bangsa kita agar bangsa kita terselamatkan dari penyakit yang
menghancurkan yakni korupsi.
Sekali lagi, Berani Jujur Hebat.
Jadilah diri kita bagian dari orang hebat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar