Renungan Kemerdekaan:
BANGKIT DENGAN PENDIDIKAN DAN KERJA KERAS
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Segala puji bagi Alloh karena masih memberikan kita
kenikmatan berupa kemerdekaan bangsa Indonesia,
semua adalah atas berkat rahmat Alloh Yang Maha Kuasa disamping perjuangan para
pahlawan bangsa yang telah berkurban jiwa raganya untuk mendapatkan kemerdekaan
bangsanya. Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang mau meneladani para pahlawan
dalam berjuang mengisi kemerdekaan ini. Kita harus menyadari benar bahwa ada tangan Tuhan dibalik diraihnya
kemerdekaan bangsa kita. Sungguh mustahil kita yang berjuang dengan senjata
yang seadanya bisa meraih kemerdekaan dari sebuah bangsa yang memiliki
persenjataan yang jauh lebih hebat. Bukankah merdeka bukan karena kita menang
perang tapi karena adanya sebuah kondisi yang memang telah ditentukan oleh-Nya
berupa kekosongan pemerintahan (vacum of power) dari sebuah masa transisi
kekalah Jepang dari Sekutu dan tentara Sekutu yang belum datang yang bermaksud
mengembalikan kekuasaan Belanda.
Apa makna kemerdekaan
bagi orang yang beriman? Pada dasarnya kemerdekaan
bukan hanya terbebas dari ikatan penjajahan tapi lebih
jauh lagi pada dasarnya kemerdekaan sejati bagi seorang
muslim adalah ketika kita bisa terbebas
dari ikatan-ikatan kepada selain Alloh, terlepas dari penghambaan kepada sesama
makhluk dan hanya mengabdi kepada Sang Kholiq. Memerdekakan diri dari sesama makhluk pada akhirnya kita harus bisa
mengikatkan dan menghambakan diri kita kepada Robb kita. Tidak ada kebebasan
yang yang terbatas dan ketika yang membatasi kita adalah Yang Maha Segalanya
dan Yang Maha Tak Terbatas maka sesungguhnya kita sudah berada pada kemerdekaan
sejati sebagai orang yang beriman.
Bagi bangsa Indonesia sekarang ini perjuangan yang harus
dilakukan dan harus dimulai dari diri kita sebagai bagian dari Bangsa ini
adalah perjuangan membebaskan kita dari
kejahiliyahan/kebodohan,serta
membebaskannya dari belenggu kemiskinan menuju pintu kesejahteraan sebaimana menjadi salah satu tujuan kita berbangsa dan
bernegara sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Karena ternyata kita
telah banyak mengalami ketertinggalan dari bangsa lain. Kita merdeka 17 Agustus
1945 dan Korea Selatan hanya beda 2 hari sebelum kita tapi keadaannya jauh
berbeda. Dulu Korea jauh lebih miskin dari kita sehingga salam ketika mereka
bertemu adalah apakah anda sudah bisa makan nasi? sekarang mereka telah menjadi
negara yang berada dipapan atas sebagai negara maju.
Orang Korea Selatan tidak merayakan 15 Agustus seperti
kita, mereka hanya mengibarkan bendera, tidak ada umbul-umbul, spanduk, lomba-lomba,
apalagi resepsi yang meriah seperti kita. Apakah mereka jadi tidak cinta
negaranya? Mereka justru sangat cinta dan bangga dengan negaranya.Mungkin kita
malah terlalu banyak peringatan dan seremonial dengan banyak kehura-huraanya
dalam peringatan kemerdekaan tanpa aksi nyata mengisi kemerdekaan. Kalo di
negara kita disetiap kantor wajib menempel foto presiden di Korea hanya cukup
bendera, bagi mereka siapapun presidennya tidak terlalu ambil pusing, sehingga
tidak banyak gontok-gontokan saat pemilu sedang kita mungkin sudah terlalu
mendewakan pemilu dan pemimpin yang terpilih sehingga rela mengeluarkan biaya
besar dan mati-matian membelanya.
Korea juga pernah jatuh dalam perang saudara dan hidup
dalam kemiskinan namun mereka bisa bangkit dengan kerja keras dan nyata. Ucapan
Presiden Korea saat itu adalah “Mari kita bekerja lebih keras dan lebih keras lagi agar anak-anak kita
tidak dijual keluar negeri” lalu ditutup dengan pernyataan “Sekarang kita
berjanji bahwa kita akan menyerahkan sebuah negara yang baik untuk putra dan
putri kita, kita akan memberikan negara yang layak untuk dibanggakan”. Dan
nyatanya hasil kerja keras mereka dapat dinikmati dan dibanggakan anak cucunya
sekarang dengan menjadi negara maju yang tidak perlu menjual diri ke luar
negeri.
Sepekan sebelum Indonesia merdeka Jepang porak-poranda
oleh bom atom sekutu tapi setelah itu mereka bangkit lagi dengan pendidikan.
Ucapan yang terkenal dari Kaisar Jepang setelah hancurnya kota-kota di Jepang
adalah “Berapa guru yang masih tersisa?” Dengan pendidikan dan kerja keras
akhirnya Jepang telah menjadi negara maju.
Negara tetangga (Jiran) Malaysia yang puluhan tahun
merdeka setelah kita merdeka juga telah bangkit dengan pendidikannya, era 70-80an
mereka banyak mendatangkan guru dari Indonesia dan mengirim anak bangsanya
belajar ke luar negeri termasuk ke Indonesia untuk belajar dan sekarang ini
mereka sudah mulai memetik hasil dari investasi yang mereka lakukan.
Belajar dari itu semua mari mengejar ketertinggalan kita
dengan kerja keras, hilangkan kemalasan, tidak
disiplin, dan mengutamakan pendidikan bagi
diri dan generasi kita.
Marilah kita bersama membangkitkan semangat kepahlawanan
dalam diri kita dan orang-orang disekitar kita, semangat rela berkorban,
pantang menyerah, tidak takut mati dalam membela kebenaran, karena
bangsa kita sekarang ini juga butuh pahlawan-pahlawan
pembangunan!
Semoga Alloh memberikan kekuatan kepada kita untuk
menjadi pejuang sejati agar kita bisa bisa merdeka sepenuh hati dan tidak
menjadi budak dinegeri sendiri.
Aamin Ya Robbal ‘aalamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar