Observasi Lapangan Destana di Watuagung

Setelah mengikuti kegiatan Pelatihan Fasilitator Desa Tangguh Bencana menurut BPBD atau Jamaah Tangguh dalam program LPB Muhammadiyah di Purworejo maka para fasilitator diberi tugas untuk menjadi fasilitator. Yang diluar karesidenan Banyumas menggarap dua desa di Purworejo dan yang dari karesidenan Banyumas (Banyumas 5 orang, Cilacap 3 orang dan Purbalingga 2 orang) diberi tugas menggarap Desa Watuagung Kecamatan Tambak.
Hari yang disepakati yakni Jumat 2 september 2016, kami berkumpul dirumah salah satu fasilitator yakni Kang Ndandoenk yang rumahnya di Karangpetir Tambak. Kami sholat Jumat disana dan setelah medang kami berangkat ke Desa Watuagung. Ternyata Watuagung merupakan Desa yang paling luas di kecamatan Tambak dimana hampir sepertiga wilayah kecamatan Tambak adalah Desa Watuagung yang tersebar agak memanjang keutara, dimana bagian utara adalah wilayah yang berbukit dan berbatasan langsung dengan Banjarnegara dan sisi timurnya berbatasan dengan Kabupaten Kebumen.
Jalan sudah diaspal walo sudah rusak dibeberapa tempat terutama yang bulan Juni 2016 terkena longsoran. Ketika memasuki wilayah utara kami disuguhi pemandangan yang perbukitan yang indah, yang cukup terjal yang menang banyak orang yang sudah membuat rumah didaerah yang rawan longsor.
Dusun Plandi adalah dusun yang paling rawan longsor, sebanyak 15 KK sudah direkomendasikan untuk segera relokasi ketempat lain, namun proses belum bisa dijalankan karena menunggu survey lokasi selesai. rawannya dusun plandi karena bagian atasnya sudah muncul retakan yang banyak dan panjang yang sewaktu-waktu bisa longsor. Salah satu keunikan dusun Plandi adalah masih bertahannya menjadi pengikut agam budha.
Kami sempat melihat rekahan tersebut yang diri merupakan perbatasan dengan Banjarnegara dan Kebumen. maka alangkah baiknya sesuai saran dari pemerintah untuk segera  relokasi.