Rabu, 27 Juni 2012

Sentilan Sang Profesor

Sentilan-sentilan “Profesor Penggugah” yang sempat saya catat karena menarik adalah: • Setiap peristiwa ambil pelajarannya dan hubungkanlah dengan aktifitas pendidikan yang sedang kita geluti. Seperti ketika berjalan melewati jalan yang terjal dan berliku maka kita harus menyadari bahwa mengurus sekolah juga penuh dengan dinamika dan permasalahan yang akan kita hadapi. • Setiap peristiwa hendaknya ditulis karena menulis itu penting dan menulis itu mudah, tidak perlu terikat aturan-aturan, asal nulis aja seingatnya seperti penulis yang walaupun Profesor tulisannya nyante “tidak ilmiah”, sekenanya; banyak menyebut kenalannya, tempat atau sekolah yang dikunjunginya, mengungkapkan pemikirannya tentang apa yang dilihat sehingga pembaca dapat ikut menikmati terutama secara kejiwaan rihlah atau plesir yang dilakoni Sang Profesor yang dapat dijadikan kenangan yang inspiratif. • Berikan pelayanan prima, khusus, beda dan unik yang menimbulkan kesan seperti yang dilakukan oleh pramugari Maskapai Penerbangan Jepang SQ yang meyambut penumpang dengan senyum dan ucapan “Are you muslim?” dan langsung memberikan hidangan khusus muslim. • Sekolah harus membuka link keluar negeri dan meningkatkan kualitas; jangan hanya sibuk mencari siswa ; penulis bosan ditanya bagaimana strategi mencari siswa yang banyak? Pertanyaan itu sama dengan bertanya kepada pembuat gula “Bagaimana caranya supaya semut bisa datang?” padahal semut akan datang sendiri jika gula kita manis, sebaliknya jika gula kita pahit walaupun ada didepan mata semutpun tidak akan mau mencicipi gula kita. • Jangan bergerak sendiri, berkomunikasi dan bekerjasamalah dengan siapa saja terutama jaringan sekolah Muhammadiyah, saling memberi informasi dan menularkan virus kebaikan dan kemajuan sekolah. Jadikan sekolah kita menjadi trade mark seperti Sapen trade marknya SDM atau Pucang yang sudah dikenal sebagai pendidikan Muhammadiyah di Surabaya. • Berorientasilah akhirat sebab dunia hanya jalan, siapa yang orientasinya akhirat maka ia akan mendapatkan akhirat sekaligus dunia tapi siapa yang orientasinya dunia maka akhirat tidak akan ia dapatkan dan dunia belum tentu ia dapatkan. Orang modern akan semakin sadar akan ketidakmampuan dunia memberikan kebahagiaan yang diinginkan semua orang. • Kita harus punya cita-cita besar dan menyiapkan diri menjadi pemenang. Sadarlah kalah itu tidak enak dan menghinakan. Tidak berprestasi akan terpinggirkan, jika asal jalan maka tidak akan menjadi juara bahkan hanya menjadi penonton yang tetap memiliki resiko; sampai pada resiko kematian. • Menyalahkan keadaan dan banyak alasan bukan penyelesaian, tidak ada yang mudah dan tidak ada yang sulit, semua membutuhkan kerja keras dan perjuangan. Terkadang cuma sawang sinawang; guru desa melihat enak ya jadi guru di kota gajinya banyak, siswanya pintar-pintar, banyak fasilitas,dsb; begitu pula guru kota melihat guru di desa kayaknya enak siswanya mudah diarahkan, tidak banyak tuntutan, kebutuhan tidak banyak, dsb. • Kita harus berani untuk bangun dan berubah karena perubahan bukan ancaman tapi harapan dan kita harus berani keluar dari zona nyaman untuk menjemput kesuksesan. Kesuksesan bukan bakat, bukan rizki tiban tapi buah kerja keras dan pastinya membutuhkan tenaga ekstra yang bikin cape tapi yakinlah ada kenikmatan dalam proses perjuangan dan pasti menghasilkan sesuatu yang manis. • Keterbatasan uang bukan alasan, uang adalah hasil dari proses professional, terukur dan bertarget yang membutuhkan pikiran, tenaga dan strategi jitu. Uang akan datang kepada yang memiliki nilai. Hutang tambah banyak juga tidak masalah jika menjadikan pendapatan, prestasi dan asetnya tambah banyak juga. • Penyakit kesuksesan dan penyebab kebangkrutan adalah tidak percaya diri, senang mengeluh, senang menunda pekerjaan, merasa nyaman, menyalahkan keadaan, mempermasalahkan competitor dan tidak akur. • Bangunlah gedung dengan visi ke depan dan trade mark, jangan membangun gedung dengan biaya banyak tapi baru 5-10 tahun sudah seperti masuk ke museum yang usang dan jadul. SDM Pucang telah membangun gedung post modern/millennium. • Sekolah perlu memasang iklan di billboard, terminal, stasiun, tempat keramaian atau media massa. Jangan takut biaya besar karena hasilnya jauh lebih besar, karena menjadi kian terkenal dan keren. • Berani berdifferentiation strategy; berpikir tidak normal didepan orang yang normal dan berpikir normal didepan orang yang tidak normal. Berani melangkah sebelum yang lain bangun, berani berlari sebelum yang lain berjalan. Meskipun tidak mudah (banyak tantangan dan penentang) juga beresiko tapi harus diambil dengan perencanaan, terukur dan bertarget. Resiko berbanding dengan hasil: resiko kecil hasil kecil, resiko besar hasil besar. Takut mengambil resiko berarti takut mendapatkan keberhasilan. • Pemenang (the winner) adalah memiliki etos kerja lebih diatas rata-rata, tidak takut pesaing karena pesaing justru penyemangat untuk mendapatkan prestasi maksimal dan ia tidak pernah merasa telah maksimal kerjanya. Keberhasilan bukan kesempurnaan; gading yang bagus justru gading yang retak, gading yang tak retak adalah gading imitasi yang tak berharga. • Nilai keberhasilan bukanlah sebatas angka-angka (seperti pesan guru laskar pelangi), lulus ujian bukan tujuan karena itu adalah keberhasilan semu, keberhasilan pendidikan adalah memanusiakan manusia sebagai hablumminalloh wa hablumminannas. • Proses pendidikan dilakukan melalui pengajaran, pendidikan dan pelatihan. Terapkan konsep belajar sambil bermain karena dunia anak beda dengan dunia orang dewasa, masuklah kedunia anak. Syarat guru SD di Jepang harus bisa bermain music dan menyanyi. • Warna gedung, seragam dan alat-alat yang terkait dengan pendidikan harus menarik, disukai anak, tidak kumuh, dan jangan biasa-biasa saja, buatlah agar yang memakainya PD dan bangga. • Hargai keberhasilan anak sekecil apapun. Jangan kikir untuk memuj dan memberi hadiah. Jangan malu mengucapkan maaf dan terimakasih. • Buatlah anak betah disekolah bersama gurunya. Guru belum dikatakan berhasil jika anak masih senang pulang gasik dan libur serta tidak kangen dengan guru dan suasana sekolah. Dan jadikanlah orangtua bangga menyekolahkan anaknya ke sekolah kita. • Pembelajaran tidak harus didalam kelas tapi harus dinamis, tidak monoton. Karena secara umum didalam ruangan terus itu tidak mengasikan dan membosankan. Hubungan siswa dan guru harus dekat dan akrab. • Permasalahan setiap anak berbeda, maka jangan suka menggeneralisir. Tangani permasalahan anak case by case. Jangan suka menyalahkan anak, cari permasalahn dan alasan anak. Setiap anak memiliki potensi yang berbeda, jangan suka juga membanding-bandingkan anak, sering lihatlah kelebihan dan kebaikan anak. Kecerdasan bukan hanya matematik; bermain bola, menyanyi, melawak, suka berdebat alias ngeyel adalah sebagian dari kecerdasan yang perlu dihargai. Banyak orang yang sukses karena memiliki kecerdasan tersebut. • Jangan sering mengharap bantuan, wujudkan kemandirian, tangan yang selalu dibawah adalah kehinaan dan awal kekalahan. Cita-cita adalah awal kehebatan (the GREAT). Sekolah yang tidak memiliki cita-cita berarti telah gagal dalam memandang keberhasilan maka ia akan gagal juga untuk menjadi pemenang. • Belajarlah pada Jepang; tanahnya tandus, sering terjadi bencana gempa bumi dan tsunami tapi telah mendidik masyarakatnya untuk pantang menyerah, tidak suka rebut sendiri, pejuang sejati, kembali bangkit (bushido) dengan semboyan selama masih ada guru.Uang dari Jepang telah datang sendiri hasil dari kerja keras dan ilmu. Kita yang sebagai userlah yang banyak mengirimkan uang kepada mereka. • Disekolah kita anak terlalu dimanjakan dan perilakunya tidak menyehatkan. Berangkat sekolah naik angkot atau diantar, kebersihan sekolah sudah ada petugasnya, guru dan siswa lebih senang menyuruh. Siswa suka jajan atau makanan yang kurang sehat dan kurang gerak. Di Jepang bel masuk, lagunya dimainkan oleh seorang guru bukan oleh mesin. • Belajarlah dari sholat berjamaah yang telah diajarkan Nabi; imam/ pemimpin harus ditaati, makmum harus percaya kepada imam dan mengikutinya, makmum yang terlambat harus mengikuti system yang sudah ada. • Memimpin 2 periode sudah maksimal, sudah banyak waktu yang diberikan, sudah harus dipuncak prestasi, kalo dilanjutkan sudah kurang semangat dan prestasinya biasa-biasa saja, seperti makan sate, pada porsi kedua dan ketiga sudah kurang antusias. Jika alasanya tidak ada kader pengganti berarti telah gagal memimpin. Tularkan kepemimpinan kepada lainnya dan setelah itu cari tantangan yang lebih besar.

Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter