Alifatul
Wazni Bilqisty, itu namaku. Ifa, begitu orang-orang memanggilku. Sekolahku di
MIM Kedungwuuh Lor kelas V. Aku anak pertama dari empat bersaudara. Adikku
bernama Alizah Rimanan Attaudy, Aliyah Rimanan Attaudy dan Gagah Alimanan
Attaudy. Ayahku yang biasa kami panggil Abi bernama Sismanan adalah seorang
kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah
Purwokerto. Dan ibuku bernama Rima Yulianti, biasa kami panggil Ummi adalah seorang
perangkat desa sebagai kaur keuangan di desa tempat tinggal kami; Desa
Kedungwuluh Lor Kecamatan Patikraja.
Hari ini hari senin, hari dimana ada
mata pelajaran yang aku suka yakni Bahasa Indonesia. Sebenarnya bukan hanya
hari senin pelajaran itu diajarkan. Bahasa Indonesia, diajarkan setiap hari
senin, rabu, dan sabtu. Oh, ya! Kenapa aku menyukai pelajaran itu? Karena
pelajaran Bahasa Indonesia adalah tempat untuk menampung semua ide-ide
cemerlang yang kita miliki. Kita dapat bercerita, berpuisi, berpantun, dan
masih banyak lagi.
‘Teng teng teng teng....’ Bel tanda
masuk berbunyi. Itu artinya, aku akan belajar bersama Bu Resti, guru Bahasa
Indonesia di sekolahku. Dan tentunya aku akan belajar pelajaran favoritku,
Bahasa Indonesia.
“Assalaamu’alaikum anak-anak” salam
bu Resti saat masuk kelas.
“Wa’alaikum
salam Bu” balas kami serempak.
“Sekarang,
kita akan memulai pelajaran Bahasa Indonesia” bu Resti memulai pelajaran.”Pada
bab kali ini, kita akan belajar menulis. Menulis adalah suatu kegiatan untuk
menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media. Menulis bisa berupa
cerita, puisi, berita, dll. Anak-anak coba siapa yang tahu, apa manfaat menulis
?” tanya bu Resti kemudian.
Tanpa
ragu aku mengangkat tanganku.
“Ya,
silahkan Nisa” kata bu Resti.
“Menulis
berguna untuk menuangkan ide-ide kita, agar berguna bagi semua orang yang
membacanya” jawabku mantap, apalagi baru semalam aku mengunjungi mbah google
menanyakan itu.
“Benar.
Menulis itu banyak sekali gunanya, selain yang dikatakan Ifa menulis akan dapat
mencegah kepikunan, sebagai alat perekam jejak sejarah, sebagai media belajar,
membuat kita menjadi disiplin dan dapat menghargai waktu, melatih kita untuk
memecahkan sebuah masalah, dan yang terlebih menjadi media dakwah” jelas bu
Resti.
“Menjadi
media dakwah ? Apa maksudnya Bu ?” tanya Nilla, teman sebangkuku.
Bu
Resti tersenyum mendengar pertanyaa Nilla. Lalu berkata “Tulisan adalah suatu
media dakwah yang sangat bermanfaat dan daya sebarnya sangat luas. Dengan
menulis, kita dapat berdakwah mengajak orang ke jalan Islam tanpa harus berbicara
langsung di depan umum” kata bu Resti, sementara Nilla hanya mengangguk dan
tersenyum puas.
“Jadi,
dengan menulis kita juga bisa berjihad dan mendapat pahala ya Bu?” Aisyah pun
ikut bertanya pada bu Resti.
“Ya,
tergantung tulisannya Aisyah. Kalau tulisanya baik kita akan dapat pahala, kalo
isinya nggak baik seperti mengajak hura-hura, dan permusuhan, enggak dapet
pahala dong. Malah dapet dosa” bu Resti terus menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh anak didiknya tanpa rasa bosan.
“Oh...
begitu” kini Aisyah pun mengerti.
Setelah
beberapa saat lamanya, bu Resti pun mengakhiri pelajaranya dengan memberikan PR
kepadaku dan teman-teman. Yaitu membuat cerita pendek (cerpen). Dan kini,
pelajaran IPA, pelajaran yang kurang aku sukai.
..................
Sesampainya
dirumah ...
“Assalaamu’alaikum”
salamku sambil membuka pintu.
Tak
ada jawaban. Ya, tentu. Ayahku masih bekerja. Ibuku juga. Dan adikku Alizah
yang kelas tiga biasanya sepulang sekolah sudah main kerumah temannya. Sedang
Aliyah, adikku yang masih bersekolah TK itu sepulang sekolah akan ke rumah adik
nenekku yang rumahnya bersebelahan dengan rumahku dimana adik kecilku yang
belum bersekolah si Gagah ada disitu. Dan saat ibu pulang kerja, ibu akan
menjemput adik-adikku. Jadi setiap hari sepulang sekolah aku sering sendiri
dirumah.
Aku
berjalan menuju kamarku dan mengganti pakaianku. Lalu menuju dapur dan makan
siang. Setelah makan aku mengerjakan tugas dari sekolah. Oh ya, kan ada tugas
membuat cerita?
Kunyalakan
laptopku, lalu berfikir sejenak dan akhirnya menemukan sebuah judul untuk
karyaku, Penulis Cilik. Tanpa mengalami kesulitan dan tanpa terasa tiga puluh
menit sudah aku menulis, dan tiga lembar cerita sudah selesai kubuat. Aku pun
men-save karyaku dan juga ku-print dengan menggunakan kertas ukuran A4 yang
memang disediakan ‘my parent’ untuk kami.
..................
“Assalaamu’alaikum”
sapa bu Resti.
“Wa’alaikum
salam” jawab kami dengan semangat.
“Anak-anak
hari ini mari kita mulai pelajaran kita kali ini. Ada tugas ya anak-anak?”
tanya bu Resti ramah.
“Ada
Bu”
“Oh
ya, tugas membuat tulisan bukan ?” tebak bu Resti.
“Iya
Bu”
“Baik,
kumpulkan tugas kalian !”
Semua
temanku mengumpulkan tugas, termasuk aku.
“Oh
ya, minggu depan akan ada lomba menulis antar sekolah. Dan siapa diantara
kalian yang karyanya terbagus, akan mewakili sekolah kita” bu Resti memberikan
pengumuman.
“Yeay...”
sorak anak-anak bergembira.
Setelah
kami mengerjakan soal, dan bu Resti menilai tulisan kami maka bu Resti pun telah
siap mengumumkan siapa yang akan mewakili sekolah mengikuti perlombaan.
“Anak-anak,
setelah ibu melihat hasil karya kalian, ibu telah memilih siapa yang terbagus.
Dan yang akan mewakili sekolah adalah ... Alifah”
“Hah
? Saya bu ?” tanyaku tak percaya.
Bu
Resti mengangguk mantap. Aku pun tersenyum. Aku hampir tak percaya dengan apa
yang terjadi.
..................
Hari
ini, senin 18 November 2013. Dengan semangat, aku berangkat menuju sekolahku di
MI Muhammadiyah Kedungwuluh Lor. Hari ini adalah hari perlombaan menulis antar
sekolah se-kecamatan tepat di hari milad Muhammadiyah yang ke 101. Hari yang
akan membawaku ke alam mimpi. Dan meraih mimpiku, menjadi seorang penulis.
Sesampainya
di sekolah, aku menuju kelasku. Lalu kubaca buku KKPK-ku. Lima menit kemudian,
bu Resti datang memanggilku. Aku diajak beliau menuju kantor guru. Duh... malu
deh. Disana aku belajar menulis kembali dengan dibimbing bu Resti.
Pukul
07.30 aku berangkat bersama bu Resti. Perlombaan akan dimulai pukul 08.00. Jadi
aku harus bersiap untuk berlomba. Tiga puluh menit aku menunggu. Kini waktunya
berlomba. Aku dan teman-teman dari berbagai sekolah memasuki ruang aula. Disana
kami akan berlomba. Kami masing-masing diberi lima lembar kertas HVS A4.
“Satu
dua tiga mulai ...” kata seorang panitia lomba, yang kutahu bernama Mba Endah
yang aktif di PC IPM Patikraja dan dulu adalah murid ayahku di MTs Muhammadiyah
Patikraja.
Setelah
itu semua mulai sibuk dengan tulisan masing-masing. Aku pun ikut sibuk dengan
tulisanku juga. Kami semua diberi waktu satu jam. Dan, tak terasa sudah satu jam
kami menulis. Aku dapat membuat empat lembar kertas. Lalu aku berikan kepada
panitia lomba.
Sambil
menunggu hasilnya, kami diberi penjelasan tentang teknik-teknik menulis selama
satu jam oleh seorang wartawan harian lokal yang sengaja diundang oleh panitia.
Setelah itu kami juga diberi piagam kenangan-kenangan sebagai peserta.
Kini
waktunya pengumuman. Mas Yahya yang mewakili panitia telah ada di depan kami.
“Assalaamu’alaikum
adik-adik” sapa Mas Yahya
”Ini
apa adik-adik?” sambil memegang dan menunjukan sesuatu ditangannya.
“Amplop”
jawab kami para peserta.
“Ya,
amplop ini berisi hasil penilaian para yuri terhadap hasil karya kalian” kata
Mas Yahya lagi.
”Dan...setelah
para juri bersidang maka akan kami umumkan dan kepada yang kami sebutkan untuk
maju ke depan. Adik-adikku para peserta lomba dan bapak-ibu pendamping kami
umumkan bahwa juara ketiga adalah... Kenny Azzahra dari MI Muhammadiyah
Sidabowa. Peserta dan penonton pun bertepuk tangan. Juara kedua adalah... Bella
Safira dari SDN 1 Patikraja. Dan penonton pun kembali bertepuk tangan.
Dan
penulis terbaik kita sebagai juara pertama adalah... Alifatul Wazni Bilqisty
dari MI Muhammadiyah Kedungwuluh Lor...” lalu tepuk tangan pun kembali
bergemuruh
“Ifa, kamu menang sayang. Ayo maju ke
panggung” kata bu Resti bangga.
“Iya
Bu” aku maju ke panggung dan menerima piala dari PCM Patikraja dan uang Rp. 500.000,-
dari BTM Dana Mentari dan aku berhak mengikuti pelatihan penulis se-kabupaten.
Wow... inilah impianku selama ini..... dan akan kuwujudkan impianku selanjutnya.
-TAMAT-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar