BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.[1]
Dalam rangka mendapatkan jawaban permasalahan yang menjadi konsen
penelitian kuantitatif hampir sepenuhnya memusatkan studinya pada variabel.
Variabel dapat diartikan sebagai obyek pengamatan atau fenomena yang diteliti.[2]
Penelitian kuantitatif mengharuskan hasil penelitian yang obyektif,
terukur dan selalu terbuka untuk diuji. Variabel membedakan satu obyek dengan
obyek lainnya dan memiliki nilai yang bervariasi. Menurut kedudukannya variabel
dibagi menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel terikat. Sebaliknya
variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas.[3]
Dalam penelitian ini ada tiga variabel, yakni dua variabel bebas dan satu
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah supervisi kepala
madrasah (X1) dan iklim organisasi (X2), sedang variabel terikatnya adalah
kinerja guru (Y).
Hubungan antara ketiga variabel tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
SUPERVISI
KEPALA
MADRASAH
(X1) H1
KINERJA
H3 GURU
(Y)
H2
IKLIM
ORGANISASI
(X2)
Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau
benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi
target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.[4] Populasi
dalam penelitian ini adalah guru di Madrasah Aliyah Swasta di Kabupaten
Banyumas yang berjumlah 262 orang yang tersebar di 12 Madrasah Aliyah Swasta di
Kabupaten Banyumas. Data selengkapnya ada pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Jumlah Populasi Guru di MA Swasta di Kabupaten Banyumas
NO
|
NAMA MADRASAH
|
POPULASI
|
1
|
MA MWI
Kebarongan Kemranjen
|
59
|
2
|
MA Ma’arif
NU Kemranjen
|
27
|
3
|
MA Muhammadiyah
Purwokerto
|
15
|
4
|
MA Miftahul
Huda Rawalo
|
26
|
5
|
MA Miftahussalam
Banyumas
|
21
|
6
|
MA Muhammadiyah
Pekuncen
|
13
|
7
|
MA Al-Ikhsan
Beji Kedungbanteng
|
13
|
8
|
MA Nahdlotuttalamid
Jombor Tambak
|
20
|
9
|
MA Al-Falah
Jatilawang
|
22
|
10
|
MA Ma’arif
NU Kebasen
|
15
|
11
|
MA Ar-Ridlo
Pekuncen
|
13
|
12
|
MA Ma’arif
NU Cilongok
|
18
|
|
JUMLAH
|
262
|
Sumber: Kasi Penma Kankemenag Banyumas
Tidak semua populasi akan diteliti, oleh karenanya jumlahnya yang cukup
banyak oleh karenanya maka penelitian ini menggunakan teknik sampel. Sebagian
dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data disebut sampel.[5]
Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel adalah teknik sampling
klaster yang serupa dengan sampling bertingkat dimana subyek dipilih dari
kelompok-kelompok individu dari populasi. Hanya saja sebagai unit sampel adalah
kelompok, misalnya sekolah, kelas dan wilayah dan bukan individu. Dalam
menggunakan teknik ini, peneliti pertama-tama memilih unit (kelompok individu) secara acak (random
sample). Bila unit telah terpilih, individu yang menjadi anggota unit tersebut
secara otomatis dijadikan subyek penelitian.[6] Dalam
penelitian ini kelompok yang dimaksud adalah Madrasah Aliyah Swasta yang
berjumlah 12.
Sampling klaster ini dalam
pelaksanaannya seringkali digabungkan dengan sampling bertingkat.[7] Maka
peneliti membagi Madrasah Aliyah tersebut dalam kategori MA di daerah perkotaan
dan MA di daerah pedesaan. Setelah itu di pilih secara acak dua MA yang
mewakili MA perkotaan dan dua MA yang mewakili MA di pedesaan.
Setelah dilakukan proses tersebut terpilihlah MA Muhammadiyah Purwokerto
dan MA Al-Ikhsan Beji Kedungbanteng yang mewakili MA di daerah kota serta MA
Miftakhussalam Banyumas dan MA Ma’arif NU Kebasen yang mewakili MA di daerah
pedesaan dengan jumlah sampelnya menjadi 64.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket atau
kuisioner. Jenis angket yang digunakan adalah jenis angket tertutup. Kuisioner
yang tertutup atau berstruktur, respon yang diberikan sudah tersedia sehingga
subyek tinggal memilih (seperti pilihan ganda).[8] dimana
pertanyaan yang diajukan telah disertai jawaban yang bertingkat.
Alasan
pemilihan angket dalam penelitian ini agar peneliti memperoleh informasi yang
relevan dan memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas yang tinggi.
Data yang
diperoleh melalui angket merupakan data primer. Data primer adalah data yang
diperoleh atau bersumber dari tangan pertama.[9]
Teknik
pengumpulan data melalui angket yang akan dilakukan peneliti adalah melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.
Setelah memperoleh ijin penelitian, peneliti akan segera menyebarkan
angket ke madrasah yang menjadi objek penelitian.
2.
Penyebaran angket akan dilakukan sendiri oleh peneliti kepada
masing-masing responden yakni guru yang terpilih secara acak di masing-masing
madrasah.
3.
Sebelum responden mengisi angket, peneliti akan memberikan surat pengantar
dan penjelasan secara lisan tentang maksud dan tujuan angket agar responden
memahami maksud pengisian angket serta menghindari kekeliruan dalam pengisian
oleh responden.
4.
Responden akan diberi waktu yang cukup untuk mengisi seluruh item
pertanyaan yang ada dalam angket dan apabila sudah selesai baru angkat tersebut
dikembalikan kepada peneliti.
Dari ketiga variabel penelitian dan berdasarkan teori yang ada maka
disusunlah indikator dari masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Variabel Supervisi Kepala Madrasah
a. Merencanakan program supervisi
1) Merencanakan supervisi
2) Memberikan arahan teknis
3) Menyusun jadwal
b. Melaksanakan supervisi
1) Menggunakan instrumen supervisi
2) Melakukan kunjungan kelas
3) Melaksanakan supervisi dengan tertib
c. Menindaklanjuti supervisi
2. Variabel Iklim Organisasi
a. Yayasan/ kepala madrasah
1) Memiliki aturan yang jelas
dan terinci
2)
Kebijakan yang diambil
memperhatikan aspirasi guru dan karyawan
3)
Imbalan/ gaji proporsional dan
adil
4)
Mudah berkomunikasi dengan guru
dan karyawan
5)
Memiliki teknik dan cara
mendisiplinkan guru dan karyawan yang tepat dan bijak
6)
Memberikan kepercayaan kepada
guru/karyawan dalam melaksanakan tugas
7)
Perhatian terhadap permasalahan
yang dimiliki guru dan karyawan
8)
Memperhatikan kebutuhan dan
kesejahteraan karyawan
b. Tingkah laku guru/karyawan
1) Komunikasi antar guru/ karyawan hangat dan akrab
2) Terjalin kerjasama yang bagus antar guru dan karyawan
3) Guru dan karyawan memiliki kepribadian yang baik
c. Tingkah laku siswa
1) Hubungan antar siswa hangat dan akrab
2) Siswa memiliki kepribadian yang baik
3) Hubungan antara siswa dan guru/karyawan baik
d. Faktor eksternal organisasi
1) Adanya orangtua yang mendukung kegiatan belajar mengajar
2) Memiliki komite yang mendukung kemajuan madrasah
3) Adanya program pemerintah yang mendukung pendidikan di madrasah
4) Memiliki lingkungan yang baik dan mendukung proses di madrasah
3. Variabel Kinerja Guru
a. Kapasitas dalam menguasai ilmu pengetahuan
1) Menguasai materi pelajaran
2) Menguasai teori, prinsip dan prosedur dalam mentransfer ilmu pengetahuan
3) Menggunakan pengetahuan tentang keadaan siswa untuk peningkatan mutu
belajar siswa
4) Menguasai pengetahuan mengintegrasikan tugas dalam pelaksanaan
pembelajaran
5) Menguasai cara menilai hasil belajar
6) Menggunakan ketrampilan mengendalikan
pembelajaran sesuai rencana
7) Merancang instrumen penilaian hasil belajar, remidial dan pengayaan
8) Menguasai pengembangan baca tulis dan mengarahkan siswa menjadi
pembelajar efektif
9) Mampu mengembangkan kecakapan berpikir kritis, kreatif, inovatif, logis
dan imajinatif melalui kegiatan pembelajaran yang interaktif.
10)
Mampu mengembangkan potensi
siswa menuju siswa yang memiliki keunggulan
b. Pengembangan kapasitas pengetahuan
1) Belajar mandiri secara individu maupun tim
2) Mengikuti pelatihan dan mampu
mengekspresikan pikiran dalam bentuk lisan dan tulisan
3) Mengembangkan kerjasama melalui jejaring profesional dan sosial
4) Mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kegiatan penelitian dan karya
inovatif
c. Implementasi manajemen pembelajaran
1) Menggunakan kalender pendidikan,
peraturan akademik dn prinsip penyusunan KTSP
2) Merencanakan pembelajaran yang
terwujud dalam silabus dan RPP yang dibuat berdasarkan analisis kebutuhan siswa
3) Mengembangkan instrumen penilaian
yang mengukur target mutu yang memenuhi standar kompetensi lulusan
4) Melaksanakan pembelajaran yang
sesuai skenario RPP.
5) Melakukan penilaian dan
ditindaklanjuti dengan analisis butir soal, remidial dan pengayaan.
6) Menunaikan tugas birokratis
7) Memenuhi tugas 37,5 jam perminggu
dan mengajar 24 jam.
8) Hadir sesuai jadwal, datang dan
pulang tepat waktu
9) Menghasilkan karya ilmiah dan
karya inovatif
10) Emosinya stabil baik di kelas maupun diluar kelas
11) Menggunakan bahasa yang komunikatif dan santun
12) Berpakaian rapi yang menunjang keteladannya sebagai pendidik
13) Memenuhi kegiatan sekolah, upacara bendera dengan tepat waktu
14) Mengikuti kegiatan organisasi profesi
15) Berpartisipasi dalam memecahkan masalah disekolah maupun masyarakat
16) Memenuhi standar prestasi kerja
d. Akuntabilitas menunaikan tugas
mengajar dan membimbing
1) Nilai siswa sesuai dengan KKM
dan target nilai UN
2) Berpikir kritis, kreatif, logis
dan imaginatif
Berdasarkan indikator tersebut
selanjutnya peneliti membuat kisi-kisi intrumen dan dari kisi-kisi tersebut
kemudian disusun menjadi item-item pertanyaan dengan menggunakan alternatif
jawaban-jawaban positif yang bertingkat
(skala likers), yaitu 1. Selalu (SL), 2. Sering (SR), 3. Kadang-Kadang
(KD), 4. Jarang (JR) dan 5. Tidak Pernah (TP).
D. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah seberapa jauh penjelasan ilmiah tentang suatu fenomena
sesuai dengan kenyataan. Validitas dapat dibedakan menjadi dua: internal dan
eksternal. Validitas internal mengacu pada seberapa jauh apa yang diamati,
diukur, dan dianalisis sesuai dengan kenyataan. Validitas eksternal mengacu
pada kemampuan generalisasi hasil atau dengan kata lain, seberapa jauh hasil
serta kesimpulan dapat diterapkan untuk memahami populasi serta setting yang
lebih luas.[10]
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran.
Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mmpu mengungkapkan data dengan tepat
akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.[11]
Validitas internal instrumen yang berupa test harus memenuhi construct validity (validitas
konstruksi) dan content validity
(validitas isi). Sedangkan untuk instrumen yang nontest yang digunakan untuk
mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi.[12]
Validitas sangat penting karena tanpa instrumen yang valid data atau
hasil penelitian akan memberikan kesimpulan yang bias. Validitas mengacu pada
pengertian seberapa jauh instrumen yang dibuat dapat mengukur apa yang
dimaksudkan untuk diukur.[13]
Menggunakan alat ukur yang bertujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu
akan tetapi tidak dapat memberikan hasil ukur yang cermat dan teliti tentu akan
menimbulkan berbagai kesalahan. Kesalahan itu dapat berupa hasil yang terlalu
tinggi (overestimasi) atau terlalu rendah (underestimasi). Keragaman kesalahan
ini dalam istilah statistika disebut varians kesalahan atau varians eror. Alat
ukur yang valid adalah yang memiliki varians eror yang kecil.[14]
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua uji yakni uji validitas isi
(content validity) dan validitas empiris (empirical validity). Validitas isi
adalah untuk menguji kesesuaian isi pertanyaan dalam instrumen dengan indikator
masing-masing variabel. Validitas empiris digunakan untuk mengkorelasikan skor
pada butir-butir soal dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi
product moment. Bila nilai korelasi lebih besar dari nilai korelasi dalam tabel
maka termasuk valid.
Reliabilitas merupakan terjemahan dari reliability yang mempunyai asal
kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut
sebagai pengukuran yang reliabel. Hasil
pengukuran dapat dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif
sama.[15]
Dalam penelitian ini karena itemnya banyak maka uji validitas dan
reliabilitas dilakukan persub variabel dengan perhitungan menggunakan program
SPSS. Apabila telah diperoleh hasilnya maka ketentuan yang dipakai adalah apabila didapatkan nilai Croanbach’s Alpha kurang dari 0,600 berarti buruk,
sekitar 0,700 diterima dan lebih dari atau sama dengan 0,800 adalah baik.
Dengan nilai 0,966 maka termasuk kategori baik.
Interpretasi hasi analisis program SPSS dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu sebagai berikut:
1.
Menggunakan tanda flag (*) dimana jika ada tanda satu buah flag (*)
menunjukkan bahwa indikator tersebut signifikan pada taraf 5% dan tanda dua
buah flag (**) menunjukkan bahwa indikator tersebut valid pada taraf 1%.
2.
Menggunakan signifikansi pada baris kedua masing-masing indikator dimana
indikator dinyatakan valid pada taraf 5% jika mempunyai signifikansi dibawah
0,05 dan valid pada taraf 1% jika mempunyai signifikansi dibawah 0,01.
3.
Menggunakan R tabel, yaitu membandingkan nilai Pearson Correlation (baris
pertama masing-masing indikator) dengan nilai R yang terdapat pada tabel,
dimana R tabel dilihat sesuai dengan jumlah sampelnya (N).[16]
E. Teknik Analisis Data
1.
Statistik Inferensial
Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan statistik
inferensial karena penelitian tidak dilakukan pada seluruh populasi tapi dengan
menggunakan sampel dan pengambilan sampelnya secara acak. Teknik penarikan
kesimpulan tentang populasi yang didasarkan pada informasi yang diperoleh dari sampel dalam statistik itulah yang disebut
teknik statistik inferensial. Statistik menggunakan angka untuk menentukan
“tingkat kemungkinan” tersebut. Angka tersebut menunjukkan seberapa besar
kemungkinan penarikan itu benar.[17] Peluang
kesalahan dan kebenaran ini disebut taraf signifikansi.
2.
Uji Normalitas Data
Dalam penelitian perbandingan, sampel kelompok-kelompok yang dibandingkan
harus berdistribusi normal. Untuk melihat apakah data berdistribusi normal maka
perlu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data digunakan untuk
mengetahui apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak dan
juga untuk memeriksa apakah sampel yang
diambil mempunyai kesesuaian dengan populasi. Pengujian dilakukan menggunakan
uji Chi kuadrat (ᵡ2), Liliefors atau Kolmogorov-Smirnov.[18] Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan uji asumsi klasik dari Kolmogorov-Shirmov
karena datanya regresi.
Analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Jika pengukuran pengaruh ini melibatkan satu
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dinamakan analisis regresi linier
sederhana yang dirumuskan Y= a + bX. Nilai a adalah konstanta dan nilai b
adalah koefisien regresi untuk variabel X.[19]
Variabel yang diuji normalitas datanya dalam penelitian ini terdiri dari
variabel Supervisi Kepala Madrasah (X1), Iklim Organisasi
(X2) sebagai variabel bebas dan Kinerja Guru (Y) sebagai variabel
terikatnya.
Norma yang digunakan dalam uji Kolmogorov-Smirnov untuk pengambilan
keputusan berupa;
-
Jika probabilitas (Sig.) > 0,005, maka H0 diterima dan Ha ditolak
-
Jika probabilitas (Sig.) < 0,005, maka Ha diterima dan H0 ditolak
Selain itu dilakukan juga Uji Analisis Klasik Multikolinieritas. Uji
multikoliinieritas merupakan uji yang ditunjukan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen).
Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinieritas. Untuk
mendeteksi ada atau tidakny multikolinieritas:
a.
Nilai R2 yang
dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi
secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi
variabel terikat.
b.
Menganalisis korelasi antar
variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi
(diatas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
c.
Multikolinieritas dapat juga dilihat dari VIF, jika VIF < 10 maka
tingkat kolinieritas dapat ditoleransi.
d.
Nilai Eigenvalue sejumlah satu atau lebih variabel bebas yang mendekati
nol memberikan petunjuk adanya multikolinieritas.[20]
Uji asumsi klasik multikolinieritas ini
diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau
lebih variabel bebas (X1, X2, X3, ....., Xn),
dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan pengaruh antar variabel
bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r) dikatakan terjadi
multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar dari
0,60 (pendapat lain: 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika
koefisien korelasinya (r) lebih kecil dari 0,60.[21]
Cara lain dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas, dapat
digunakan cara lain, yakni dengan melihat nilai tolerance (a) dan nilai variance
inflation factor (VIF). Jika nilai nilai tolerance (a) < nilai variance inflation factor (VIF) berarti
terpenuhi multikolinieritasnya. Nilai Tolerance
(a) adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik dan
nilai variance inflation factor (VIF)
adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat.
Selain itu diperlukan juga uji asumsi klasik heteroskedastisitas yang
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan
atau data isian responden ke pengamatan atau data isian responden yang lain.
Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara
meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independent. Ketentuan
yang berlaku adalah jika nilai sig. lebih besar dari 0,05 berarti terdapat
heteroskedastisitas.[22]
3.
Uji Hipotesis
Prosedur selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan uji hipotesis,
yaitu dengan jalan memeriksa batas penerimaan-penolakan taraf signifikansi
statistik dari koefisien jalur yang dihasilkan.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi:
a.
Regresi sederhana
Fungsi
regresi sederhana adalah untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
prediktor yaitu Supervisi Kepala Madrasah (X1) dan Iklim Organisasi
(X2) terhadap variabel
terikatnya yaitu Kinerja Guru (Y), dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Ŷ = a + b1X1
Ŷ = a + b2X2
Untuk menguji
masing-masing prediktor (X1 dan X2) dengan menggunakan
kriterium Y menggunakan uji F yang dianalisis dengan menggunakan bantuan
program SPSS versi 17.0
b.
Regresi ganda
Fungsi
regresi ganda adalah untuk memprediksi variabel terikat dari beberapa variabel bebas. Analisis
regresi ganda digunakan dalam uji hipotesis ini karena terdapat dua variabel
bebas dan satu variabel terikat.
Ŷ = a + b1X1
+ b2X2
Untuk menguji
kedua prediktor (X1 dan X2) secara bersama-sama dengan
kriterium Y menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17.0
Prosedur yang ditempuh dalam uji hipotesis adalah dengan jalan memeriksa batas
penerimaan-penolakan taraf signifikansi statistik dari koefisien jalur yang
dihasilkan. Koefisien jalur (ρ) adalah koefisien korelasi baku, β. Menurut Phedazur (1982) ada dua cara
yang dapat ditemph untuk menentukan apakah β termasuk dalam koefisien yang
secara statistik signifikan atau tidak,
yaitu dengan memeriksa rasio t dan
rasio F. Apabila rasio t yang dihasilkan lebih kecil dari pada rasio t dalam tabel maka koefisien jalur pada variabel tersebut tidak
signifikan. Demikian juga dalam penggunaan rasio F telah dikenal suatu kriteria umum, yaitu apabila taraf
signifikansi rasio F pada β >0,05 maka koefisien jalur pada
variabel tersebut tidak signifikan. Koefisien jalur yang tidak signifikan
memiliki konsekuensi antara lain Ho tidak dapat ditolak.[23]
[1]
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, (Bandung:Alfabeta, 2013), hal.14.
[2]
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan,
(Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1996), hal.156.
[3]
Purwanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2011),
hal.21.
[5]
Ibid., hal.54.
[6]
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan,
(Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1996), hal.143.
[7]
Ibid., hal.144.
[8]
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan,
(Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1996), hal.184.
[9]
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:
RajaGrafindo,2012),hal.19.
[10]
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan,
(Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1996), hal.106.
[11]
Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008), hal.6.
[12]
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, (Bandung:Alfabeta, 2013), hal.176.
[13]
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan,
(Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1996),, hal.166.
[14]
Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008), hal.7.
[15]
Ibid.,hal.4.
[17]
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan,
(Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1996), hal.245.
[18]
Purwanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2011),
hal.156.
[19]
Danang Sunyoto, Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, (Yogyakarta:CAPS, 2011), hal.9
[20]
Tony Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, (Yogyakarta:Universitas
Atmajaya, 2009), hal.119
[21]
Danang Sunyoto, Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, (Yogyakarta:CAPS, 2011), hal.79
[22] TitaQuest, “Analisis Uji
Heteroskedastisitas dengan menggunakan SPSS”, dikutip dari http://www.spssindo.blogspot.com./accessed
4 September 2014.
[23]
Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan
Pendidikan, (Malang:UMM Press, 2009), hal.288
Tidak ada komentar:
Posting Komentar