Senin, 22 Juni 2009

Film KCB: Cinta Santri Intelek

Kemarin, setelah capai dan lelah mengurus kegiatan Pelatihan Melati Tunas dimana merupakan tanggungjawabku selaku sekretaris bidang kader Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Banyumas sekaligus sekretaris panitia pengarah dan fasilitator pelatihan, aku diajak teman-teman Pemuda Muhammadiyah (Fatkhurohman, Tungguh Kasiyanto, Nur Fauzi, Rasikun, Nurhasbi) untuk menonton Film KCB (Ketika Cinta Bertasbih).

Aku sebenarnya bukan orang yang biasa menonton film di bioskop. Aku sebelumnya baru pernah datang ke bioskop dua kali. Pertama kali aku ke gedung bioskop adalah pada waktu masih SMP tahun 1991 karena diajak oleh teman dan juga masih saudaraku yaitu Aji Kusnandar. Pada waktu itu karena lagi liburan hari raya dan film yang diputar adalah film DKI (Dono Kasino Indro). Nonton filmnya pada waktu itu di Bioskop Nusantara yang sekarang sudah menjadi supermarket Moro.

Nonton film yang kedua belum lama awal tahun ini, yaitu film “Laskar Pelangi”. Aku nonton karena merupakan kegiatan sekolah, dimana sekolah mengajak semua guru untuk nonton film lascar pelangi karena bercerita tentang dunia pendidikan terutama pendidikan muhammadiyah. Kami sebagai guru di Muhammadiyah diharapkan dapat belajar pada film tersebut. Dan pelajaran dari film tersebut telah kuuraikan pada blogku dan telah kutularkan di khutbah jumat dan pengajian-pengajian.

Lagi-lagi karena diajak teman dan otomatis gratis alias ora mbayar dewek, kemarin aku nonton film digedung bioskop untuk ketiga kalinya dan kedua kalinya di gedung bioskop rajawali Purwokerto. Film “Ketika Cinta Bertasbih “ sebuah film yang bercerita tentang dunia pesantren dengan seting utamanya para mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir.

Film KCB yang bercerita tentang cinta dikalangan kaum santri yang intelek dapat memberikan gambaran tentang bagaimana pandangan kaum santri tentang cinta dan pernikahan yang tidak sebagaimana para kaum muda pada umumnya. Pada umumnya gayacinta kaum muda sekarang sangat vulgar dan bebas dalam mengekspresikan cinta mereka yang pada akhirnya jatuh kedalam dosa zina.

Santri yang intelek juga memiliki perasaan cinta dan tertarik dengan lawan jenisnya, tapi mereka memiliki batasan-batasan dan akhlaq yang didasarkan pada keyakinan mereka pada nilai-nilai Islam. Batasan-batasan dalam Islam dimaksudkan agar tidak terjerumus dalam dosa zina yang dapat merusak kehidupan. Mereka tidak bebas tapi dengan itulah justru mereka akan bahagia karena berada pada ketentuan yang telah digariskan oleh Tuhan.

Dalam bergaul dengan lawan jenis kita harus menjaga diri karena syetan akan terus menggoda kita. Bagaimanapun jika laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya berada dalam suasana yang sepi, tidak bisa menjaga pandangan maka akan mudah tergoda oleh bisikan syetan, bahkan kepada orang yang kurang menarik sekalipun. Maka jika kita sudah terjerumus kedalam zina, maka penderitaan akan kita rasakan baik didunia maupun diakhirat, kecuali dengan taubatan nasuha semoga Alloh mengampuni dosa kita dan mengurangi penderitaan kita didunia dan membebaskan kita dari azab-Nya di akhirat.

Kalau kita memiliki perasaan tertarik kepada lawan jenis kita, maka ketertarikan kita harus didasarkan pada kriteria yang telah digariskan oleh panutan kita Rosululloh SAW dan kita jangan sampai kita tergoda oleh syetan. Sungguh apabila kita bisa menjaga diri dalam berhubungan dengan lawan jenis kita maka kita akan bahagia, walaupun cinta tidak harus bersatu. Tapi karena kita tetap berada dijalan yang telah digariskan oleh Robb kita maka kita pasti akan puas didunia dan diakhirat. Apalagi kalau kita dapat disatukan hingga jenjang pernikahan maka multiple happy akan kita peroleh.

Dengan adanya film tersebut mudah-mudahan para remaja dapat belajar bagaimana etika dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan sebelum menikah. Mereka dapat mengurangi kebebasan dalam berpacaran dan lebih menjaga kehormatan diri.

Dengan menonton itu dapat memberi gambaran tentang pendidikan Islam terutama di Al-Azhar Kairo Mesir dan memotivasi generasi muda untuk sekolah hingga luar negeri dan menggantungkan cita-citanya setinggi-tingginya dan siap menghadapi tantangan dalam menggapai cita-citanya tersebut.

PELATIHAN MELATI TUNAS PEMUDA MUHAMMADIYAH BANYUMAS


Pemuda Muhammadiyah memiliki peran strategis sebagai organisasi masyarakat dan dakwah yang mewadahi kelompok muda dikalangan muhammadiyah senantiasa dituntut untuk dapat memelihara semangat perjuangan dan dakwah Islam. Sehubungan dengan itu, dengan mengambil tema “Mentradisikan ilmu dan amal sholeh untuk membangun karakter bangsa” maka Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Banyumas telah menyelenggarakan Pelatikan Kader Melati Tunas. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada hari Sabtu dan Ahad tanggal 20 – 21 Juni 2009 di Pondok Zam-Zam Muhammadiyah Cilongok Kabupaten Banyumas.


Melati Tunas merupakan perkaderan tingkat dasar di Pemuda Muhammadiyah namun walaupun pelatihan tingkat dasar kegiatan diisi pemateri bukan hanya lokal Banyumas. Pemateri dari luar Banyumas antara lain Azuardi Ahmad Halim Sekretaris Bidang Kader Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah yang menyampaikan materi “Umat Islam dan Pembentukan Karakter Bangsa” , Drs. Tafsir, M.Ag dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah yang menyampaikan materi “Islam Sebagai Landasan Perjuangan” dan Naibul Umam Salah seorang Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah yang memberi materi “Peran Strategis Pemuda Muhammadiyah di Muhammadiyah, Masyarakat dan Bangsa”.


Selain metode ceramah dan diskusi, metode lain yang dipakai adalah melalui berbagai permainan dan outbond sehingga peserta yang berjumlah 34 orang tampak antusias mengikuti kegiatan hingga selesai.


Kegiatan Melati Tunas bertujuan agar peserta memahami dasar-dasar berislam dan berorganisasi serta memahami peran dan posisinya sebagai seorang pemuda bagi masyarakat dan bangsanya. Disamping itu diharapkan mereka yang mengikuti kegiatan dapat menjadi tokoh penggerak laju organisasi dan dakwah dilingkungannya.

Sismanan (sekretaris bidang kader PDPM Banyumas)

Senin, 15 Juni 2009

Hikmah Rajab dan Sholat

Memasuki bulan rajab kita akan teringat suatu peristiwa monumental dalam perjalanan dakwah risalah Nabi Muhammad SAW, yaitu peristiwa Isro’ Mi’roj. Mengapa saya katakan Isro’ Mi’roj merupakan peristiwa yang monumental? Karena peristiwa ini merupakan sebuah peristiwa yang luar biasa dilihat secara iman dan akal serta ada oleh-oleh yang didapat dari peristiwa tersebut.



Peristiwa isro’ mi’roj merupakan peristiwa yang luar biasa secara iman, karena tanpa iman maka kita sulit untuk mempercayai peristiwa tersebut. Maka dengan adanya peristiwa tersebut maka dapat sebagai ujian bagi pengikut Nabi yang telah benar-benar beriman dan yang masih lemah iman. Bagi yang lemah imannya maka menjadikan mereka kembali kepada kekafiran, sedangkan bagi yang telah benar imannya seperti Sahabat Abu Bakar maka tidak menggoyah keimanannya, karena apapun yang dikatakan Muhammad pasti benar, karena beliau sudah dikenal dengan gelarnya al-amin.

Secara akal maka peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang mustahil, apalagi kondisi jalan dan alat transportasi pada waktu itu, paling cepat perjalanan kuda. Namun Muhammad mengaku telah melakukan perjalanan dari Masjidil Harom di Mekah ke Masjidil Aqso di Palestina yang kurang lebih berjarak 1.500 km atau 2 kali perjalanan Jakarta-Surabaya, hanya dalam waktu semalam, belum ditambah mi’rojnya ke Sidrotul Muntaha di langit ke tujuh.

EDAN APA! Kata orang yang hanya mengandalkan akalnya saja.


Namun bagi orang berakal yang memiliki iman maka hal tersebut sangatlah mungkin karena Alloh yang Maha Kuasa yang memperjalankan hamba-Nya Muhammad sebagaimana tercantum dalam Q.S Al-Isro’ ayat 1 :
”Maha suci Alloh yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran kami. Sesungguhnya Dia adalah maha mendengar lagi maha melihat”.



Sebenarnya kalau kita mau mengambil pelajaran darinya pun maka kita dapat belajar bahwa langit atau luar angkasa sebenarnya dapat dijelajahi sebagaimana tantangan Alloh pada sebuah ayat Al-Qur’an bahwa Silahkan kamu melintasi penjuru langit, namun kamu tidak akan dapat melintasinya kecuali dengan kekuatan (ilmu). Maka disini harusnya kita bisa belajar untuk bisa kekuatan ilmu astronomi karena ilmu ini pada awalnya merupakan warisan umat Islam, termasuk bagaimana agar kita memiliki kekuatan/ ilmu tentang pesawat ruang angkasa, agar tidak ketinggalan dengan umat lain, yang telah mengembangkan pesawat ruang angkasa juga persenjataan nuklir.





Mengingat akan Isro’ Mi’roj maka kita pasti akan teringat pada oleh-oleh dari perjalanan yang telah ditempuh Rosululloh. Apa itu? Ya...ibadah sholat. Bagaimana urgensi atau seberapa pentingkah ibadah sholat itu atau kanggo opo tho awake dewek kuwi kudu nindaeke sholat?

1. Ibadah yang perintahnya langsung dari Alloh dalam peristiwa Isro’ Mi’roj
Jika ibadah yang lain diterima Nabi melalui perantaraan Jibril maka sholat adalah ibadah yang diperintahkan kepada Nabi dan umatnya ketika Nabi menghadap Alloh yang memperjalankan pada peristiwa isro mi,roj, hal ini menunjukan penting atau kekhususan ibadah sholat.


2. Sarana untuk mendekatkan diri dan mengingat Alloh.
Dalam Q.S Thoha: 14 Alloh menyatakan :
”Dan dirikanlah sholat untuk mengingat kepada-Ku”


Juga Rosululloh dalam sebuah Hadits menyatakan :

Artinya: ”Sedekat-dekatnya seseorang itu dengan Alloh ialah diwaktu ia bersujud (melakukan sholat). Oleh sebab itu perbanyaklah berdoa disaat itu” (H.R Muslim)


3. Amal yang akan dihitung pertama kali
Rosululloh SAW dalam sebuah hadits menyatakan :
”Pertama-tama amalan yang dihisab untuk seorang hamba pada hari kiamat adalah perbuatan sholat. Apabila sholatnya bagus, maka baguslah amalan-amalan lainnya; sedang apabila rusak sholatnya, maka rusaklah semua amalan-amalan lainnya”.


Mengapa Rosululloh menyatakan bahwa amalan sholat berpengaruh terhadap amalan lain? Ya, karena sholat yang baik seharusnya dapat merubah watak seseorang menjadi lebih baik dan mencegah seseorang untuk melakukan amalan yang tercela.
Kita tentunya ingat ayat Al-Quran Al-Ankabut: 45 yang berbunyi :

”Sesungguhnya sholat itu dapat mencegah (orang yang melakukannya) dari perbuatan kejahatan dan kemungkaran”


Disamping itu sholat juga dapat membersihkan diri dan jiwa seseorang sebagaimana sabda Rosululloh SAW dalam sebuah hadits yang cukup panjang yang artinya:
Adakah engkau semua mengerti, seandainya dimuka pintu rumah seseorang dari kamu ada sebuah sungai, ia mandi disitu setiap hari lima kali. Apakah masih ada sisa kotoran yang tertinggal ditubuhnya, sekalipun sedikit? Para sahabat menjawab: sama sekali tidak ada kotoran yang tertinggal, sekalipun sedikit. Beliau lalu bersabda: Begitupulalah perumpamaan sholat lima waktu itu. Dengan mengerjakan semua sholat tadi, Alloh pasti menghapuskan segala kesalahan dari diri orang yang mengerjakannya


Pada kenyataanya kalau kita mandi 5 kali sehari tapi kita tidak tahu cara mandi yang benar maka tubuh kita masih tetap bisa kotor, apalagi kalau setelah mandi, kita tetap berkubang di tempat yang kotor. Oleh karena itu pula dalam sholat kalau kita sudah mengerjakan sholat 5 waktu tapi kita terus bergelimang dalam dosa, maka kita perlu belajar kembali bagaimana sholat yang baik, tentunya yang sesuai dengan tuntunan Alloh dan Rosul-Nya dan membelajarkan diri kita untuk dapat bertingkah laku yang mencerminkan bahwa kita adalah seorang muslim yang melakukan sholat, supaya tidak jadi alasan ada orang yang berkata


lah mending aku ora sholat tapi sumeh karo wong, apik karo tangga, awean,… lha ketimbang kae sregep sholat tapi sombong, judes, pelit-medhit, sing penting mbok kepriwe karo menungsane!”


4. Sholat adalah tiang agama
”Assholatu ngimaddudin”
Siapa yang mendirikan sholat berarti telah menegakan agama, siapa yang tidak mendirikannya berarti telah merobohkan bangunan agama. Sholat merupakan cermin ketaatan agama seseorang atau masyarakat, bila sebuah masyarakat terbiasa dengan aktifitas sholat, terutama sholat berjamaah maka hal tersebut merupakan salah satu pertanda tegaknya agama dimasyarakat tersebut.


5. Pembeda antara yang iman dan yang kafir
Sebuah Hadits Muslim dari Jabir r.a, ia berkata: Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda: ’Sesungguhnya batas antara seseorang dan syirik dan kafir adalah meninggalkan sholat”.
Sedang dalam Hadits lain Nabi SAW bersabda:

”Perjanjian antara kami dengan mereka adalah sholat, barangsiapa meninggalkannya (berarti) ia kafir”.



Dalam hal sholat kita juga di ingatkan Alloh dalam Q.S Al-Ma’un:

”Tahukah kamu orang yang mendustakan agama, yaitu orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin. Maka celakalah orang yang sholat, yaitu orang yang lalai dengan sholatnya. Orang-orang yang berbuat riya/pamer dan enggan menolong dengan barang yang berguna.”

Orang yang lalai dengan sholat dapat berarti meninggalkan, menunda-nunda waktu, suka pamer atau belum tercermin aktifitas sholatnya dalam kehidupan sosialnya. Mudah-mudahan kita terhindar dari hal yang demikian, semoga kita termasuk yang disebut dalam Qur’an Surat Al-Mukminuun:

”Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyuk dalam sholatnya, sampai kepada firmannya : dan juga orang-orang yang senantiasa memelihara sholat-sholatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. Yaitu mewarisi surga firdaus, mereka kekal didalamnya"


Marilah kita senantiasa berdoa agar kita dan keturunan kita diberi kekuatan dan petunjuk agar dapat mendirikan sholat .



Robbijngalnii muqimasholaatiwamindzurriyyatii robbanaa wataqobaldungaa’
Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang suka mendirikan sholat dan juga seluruh keturunanku. Ya Tuhan kami, kabulkanlah doa hamba

Minggu, 07 Juni 2009

Workshop Baca Peta di UNNES


Hari Kamis tanggal 4 Juni 2009 akhirnya aku kembali menginjakan kaki di kampus Universitas Negeri Semarang untuk mengikuti kegiatan “Workshop Baca Peta Rupa Bumi Bagi Guru IPS dan Geografi SMP dan SMA Se-Jawa Tengah”kerjasama Jurusan Geografi FIS Unnes dan Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).

Pada mulanya ketika aku dihubungi oleh Muh.Sholeh teman kuliah yang jadi dosen dialmamater kami tersebut, aku sempat berpikir, kenapa harus pelatihan, kalo hanya sekedar membaca peta, bagi masa harus workshop. Ketika kuliah dulu kami telah mendapatkan kuliah Kartografi dan Prakteknya, paling tidak 6 SKS. Tapi karena ingin melihat kampus, teman-teman lama dan dosen serta barangkali ada perkembangan ilmu tentang perpetaan maka kuputuskan mengikuti kegiatan tersebut.

Apa yang kuinginkan ternyata benar. Kedatanganku dari Purwokerto dengan naik bus reot yang ketika aku masih kuliah sudah “Lari Pagi” Purwokerto-Semarang tidak sia-sia. Aku jadi tahu perkembangan Universitas Negeri Semarang yang semakin megah dan sejuk dengan fasilitas yang semakin memadai serta semakin mengubah wajah Sekaran yang dulu ndeso sudah jadi metro.

Kegiatan itu memang menjadi temu alumni kecil-kecilan lulusan geografi IKIP Semarang atau Unnes. 90% dari 60 peserta adalah lulusan Geografi Unnes dari berbagai angkatan. Angkatanku yaitu angkatan 1996 selain aku ada Tugiman yang jadi guru di kampungnya di Karanganyar dan Krisna asal Batang yang jadi guru di Semarang. Adik angkatanku yang kukenal adalah Pino yang jadi guru di MAN 1 Banjarnegara dan Sriyanto yang jadi dosen di kampus. Sementara adik angkatan lagi adan beberapa yang kulihat tapi belum sempat ngobrol. Dari angkatan sebelumnya ada Mas Zaenal Abidin guru di SMP di Semarang, Kang Nardi yang jadi guru di Purwodadi, Mas Karsidi Demak, Mba Munawaroh Purworejo, Mas Setiawan Semarang, Mas Toto Raharjo Banjarnegara.

Selain ketemu teman juga ketemu dosen-dosenku dulu; ada pak Juhadi Master Kartografi Unnes, Pak Apik yang jadi Kejur Geografi, Pak Catur dan Dewi pembimbing skripsiku, pak Heri yang sudah jadi haji, pak Sunardi, Sunarko, dll.

Banyak perkembangan perpetaan yang kudapat sehingga cukup menarik untuk disimak bahkan banyak istilah-istilah yang tidak kumengerti sehingga aku mengerti bahwa aku memang masih perlu banyak belajar, walau aku mengajar di MTs yang mungkin ketika mengajar tidak memerlukan materi yang mendetail seperti yang disampaikan para ahli kartografi tersebut. Dalam session banyak pertanyaan yang memang tidak bisa aku jawab dan aku sempat menjawab pertanyaan yang sebenarnya aku tidak tahu kalau tidak membaca, hanya kebetulan peserta yang lain belum sempat membaca apa yang dipertanyakan sehingga aku yang menjawab dan dapat hadiah kompas. Aku sempat ditawari hadiahnya buku atau kompas? Kupilih kompas karena aku sewaktu-waktu memerlukannya untuk menentukan arah dalam perjalanan dan menentukan arah kiblat.

Akhirnya kegiatan selesai, aku pulang dari Unnes sudah pukul 17.00 mbonceng peserta lain angkatan geografi ’89 yang tinggal di Pudakpayung Semarang. Aku membonceng sampai Jatingaleh dan naik bus jurusan Purwokerto sekitar pukul 17.30 dan sampai di terminal Purwokerto pukul 23.30. Pulangnya naik bis yang yang cukup bagus untuk ukuran bis Purwokerto Semarang lewat Wonosobo yang kebanyakan jelek. Aku tidak sempat beli oleh-oleh di Semarang tapi aku sempat beli Wingko di bus yang ditawarkan pedagang di terminal bus Bawen, 4 bungkus seharga Rp 10.000 perbungkus yang tertulis harga Rp 30.000. Mahal apa nggak yaa...? karena isi 20 berarti satunya seharga Rp 500. Tapi kalo dipasar Patikraja malah ada wingko yang lebih murah lagi; Rp 200 emang lebih kecil dikit. Mau coba silahkan datang ke pasar Patikraja.

Ada yang pertanyaan yang tertinggal dari perjalananku ke Semarang. Pertama ketika aku tiba di Semarang aku melihat banyak penjual mangga terutama di Banyumanik, artinya kesimpulan sementara Semarang sedang musim mangga sementara Banyumas tidak. Betulkah yang demikian? Apakah mangga tersebut dari daerah lain yang jauh? Mengapa hanya ada di Semarang? Ataukah hanya jenis mangga tertentu? Apa saja yang mempengaruhi terjadinya perbedaan musim buah satu tempat dengan tempat lain? Iklim dan cuaca serta jenis tanahkah? Apa perbedaan antara Semarang dan Banyumas?

Petanyaan kedua yang tidak sempat aku tanyakan adalah kata peta yang betul peta atau pe¢ta?. Kebanyakan orang akan mengucapkan pe¢ta tapi dosen dan dari bakosurtanal banyak yang mengucapkan peta. Manakah yang benar? Sebenarnya berasal dari kata apa? Bahasa mana? Kalau di bahasa Jawa ada kata petan yang berarti mencari tuma (kutu rambut) dikepala. Apa dari kata itu atau dari bahasa lain?

Bagi yang bisa memberikan penjelasan silahkan bisa memberi tanggapan atau komentar diblogku ini.

Terimakasih.

Sabtu, 16 Mei 2009

Sekolah Swasta Gratis?


Teringat dengan Film Laskar Pelangi, maka saya teringat pula iklan di televisi tentang sekolah gratis yang diperankan oleh Cut Nini yang juga berperan sebagai Bu Muslimah dalam Film Laskar Pelangi.

Sebagai orang yang bergelut didunia pendidikan, apalagi pendidikan swasta, saya terusik dengan iklan tersebut karena memberikan dampak terhadap masyarakat secara umum dan sekolah swasta.

Iklan tersebut bisa menjadi boomerang bagi pemerintah. Kenapa? Karena iklan tersebut tidak memberikan penjelasan tentang komponen mana yang digratiskan, sedang biaya pendidikan meliputi banyak hal. Tanpa penjelasan komponen apa yang digratiskan dan sepertinya bermuatan politis serta banyak memberikan mimpi terutama mereka yang menganggap bahwa sekolah betul-betul tidak memerlukan biaya. Bila kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang mereka impikan maka mereka yang semula simpati dapat menjadi berbalik menjadi antipati kepada pemerintah.

Permasalahan juga dapat muncul antara pihak sekolah dengan masyarakat. Hal tersebut muncul karena masyarakat tidak mau memberikan bantuan untuk penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan belum semua komponen penyelengaraan pendidikan ditanggung pemerintah. Maka bila sekolah meminta bantuan dan partisipasi dari masyarakat atau orangtua maka mereka akan protes atau ketegangan antara sekolah dan orangtua.

Pihak yang paling dirugikan dari iklan tersebut adalah sekolah swasta. Karena jelas tertulis bahwa sekolah gratis berlaku untuk SD dan SMP Negeri. Sekolah swasta yang selama ini ada kesan mahal dibanding sekolah negeri akan semakin dianggap mahal. Sekolah swasta pinggiran yang nasibnya sudah kempas-kempis, akan semakin terpuruk dalam kehancuran.

Kekhawatiran saya mudah-mudahan tidak menjadi kenyataan karena menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dalam acara Dialog Pendidikan Gratis, Benarkah? Yang diselenggarakan oleh PC IMM Banyumas Sabtu 16 Juli 2009 di Aula Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas. Walaupun penulis tidak mengikuti lengkap karena ada tugas pendidikan yaitu mengajar Kejar Paket C,. Menurutnya pelaksanaan sekolah gratis di Kabupaten Banyumas meliputi biaya operasional komite diseluruh SD dan SMP, kecuali sekolah standar internasional dan Nasional. Sedang sekolah masih bisa menarik biaya lain seperti dana pembangunan pada tahun pertama dan beberapa biaya lainnya. Mudahan-mudahan sekolah gratis, ada dimana-mana, betul-betul nyata bukan impian belaka, serta tidak dibedakan negeri dan swasta, pendidikan umum atau agama.

Rabu, 13 Mei 2009

Pesan Untuk Orangtua

Saat sekarang ini adalah saat bagi orang tua yang baru mengikuti ujian akhir sekolah merasa khawatir dan berharap-harap cemas bagaimana hasil pendidikan anaknya disekolah apakah anaknya lulus ujian atau tidak. Dan bagi yang tidak berada ditingkat akhir juga pekan depan akan menghadapi ujian kenaikan kelas sudahkah anaknya siap untuk mengikuti ujian semester dapatkah ia menunjukan prestasi?

Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya sukses dalam belajar, untuk itu orangtua harus berusaha mendorong, memotivasi, membimbing dan jangan lupa berdoa untuk kesusksesan anaknya. Orangtua mungkin akan memanggil guru privat, mengikutkan anaknya bimbingan belajar atau les disekolah. Untuk memotivasi anak hendaklah orangtua juga akan memberi hadiah atau istilah kerennya reward termasuk bentuk reward yang sederhana lewat kata-kata hendaklah orangtua tidak pelit untuk memberi sanjungan/pujian atau boso jowone ngalem, hal yang demikian juga akan dapat memotifasi anak dan anak akan merasa dihargai atas pretasi yang telah dicapainya, sekecil apapun.

Kita memang harus memperhatikan pendidikan dan masa depan anak-anak kita. Kita boleh saja mendambakan dan memperjuangkan anak kita kelak menjadi dokter, insiyur, pilot, tentara, dll. Namun adakah perhatian yang sama juga sudah kita berikan terhadap kesuksesan dan kebahagian mereka dikehidupan yang kekal abadi? Kita mungkin banyak memperhatikan kepentingan hidup mereka didunia tetapi bagaimana untuk kehidupan sesudah kehidupan didunia? Kita bangunkan rumah gedung didunia tapi mungkin kita sadar atau tidak sadar malah mengharamkan mereka tinggal dirumah mutiara di akhirat. Orangtua mempersiapkan anak-anaknya pendidikan fisik/materi namun tidak pendidikan ruhani/qolbu/hati yang dengannya justru anak kita akan bahagia.
Coba apa yang Bapak akan lakukan dan bagaimana perasaan bapak-bapak ketika anak Bapk terlambat mengikuti ujian nasional, bukankah berbagai upaya akan Bapak lakukan agar anak Bapak dapat mengikuti ujian tersebut dengan baik dan tepat waktu. Namun bagaimana ketika anak bapak tidak atau telat melaksanakan sholat? Memang baik sekali apabila bapak telah sering menanyakan kepada anak-anak kita bagaimana pelajarannya disekolah dapatkah ia mengikuti dan menjawab ujian? Namun sering pulakah kita menanyakan urusan agama anak-anak kita? Sudah sholatkah mereka? Siapakah teman-teman mereka? Kita mungkin sering menyuruh mereka banyak membaca buku dan belajar, namun sudah sering pulakah kita menyuruh mereka membaca al-qur’an dan mengaji?

Kita mungkin akan sedih jika anak-anak kita tidak bisa mengikuti pelajaran atau ujian namun sudahkan kita juga sedih ketika melihat mereka meningggalkan kewajiban dan sunnah agama? Kita mungkin akan melarang mereka banyak nonton TV dan mengurangi bermain karena kita khawatir mereka tidak konsentrasi atau terganggu belajarnya dan sukses ujiannya? Tetapi sudahkah kita perhatian terhadap ujian yang akan mereka hadapi, ujian akhir yang tidak mengenal ujian susulan, yang tidak bisa diulang? Yang ada hanya berhasil atau gagal. Berhasil berarti dinegeri kebahagiaan abadi yaitu syurga dan gagal berarti dijebloskan ke tempat penuh derita yaitu neraka. Na’udzubillah.
Mereka hanya akan berteriak seperti tertulis dalam Q.S Al-Haqqoh: 25-29):
Wahai alangkah baiknya sekiranya tidak diberikan buku catatanku ini. Dan aku tidak mengetahui hisab terhadap diriku. Sekiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberikan manfaat kepadaku, telah hilang kekuasaan dariku

Jadi disana tak ada artinya kekuasaan, tak ada gunanya ilmu dunia juga ijazah-ijazah. Semua telah hancur yang ada adalah kerugian dan adzab. Sungguh tak ada artinya kegagalan ujian didunia dibanding kegagalan di akhirat. Kami tidak menganjurkan untuk tidak memperhatikan urusan dunia anak-anak kita, TIDAK tetapi sesungguhnya akhirat itu lebih utama untuk diperhatikan, lebih berhak untuk dikejar dengan usaha keras dan amal nyata.
Kaum muslimin sidang jum’at yang semoga dirahmati Alloh,
Dalam Q.S AT-Tahrim : 6 Alloh SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka”

Oleh karena itu kita harus memperhatikan pendidikan agama generasi penerus kita, sempatkanlah untuk mengajar mereka nilai nilai agama dirumah jika mampu datangkan guru mengaji khusus untuk mengajar mereka al-quran dan ilmu agama. Jika tidak paling tidak kita harus menyuruh mereka untuk mengikuti TPA, ajak mereka sering menghadiri pengajian, sering ajak mereka berjamaah di masjid/ mushola. Jangan lupa terus memotifasi mereka agar terus istiqomah, termasuk beri penghargaan mereka dengan hadiah dan pujian jika mereka telah mau melaksanakan ajaran agama. Masukan mereka ke pondok pesantren atau sekolah yang dapat membimbing mereka lebih mengenal Alloh dan nilai-nilai ajaran Islam.
Dan jangan sampai malah kita memilih sekolah non Islam karena mereka juga punya misi untuk mendangkalkan aqidah Islam agar lebih mudah dibawa ke agama mereka.

Takutlah kepada Alloh atas orang-orang yang berada dibawah kepemimpinanmu. Kita bertanggungjawab terhadap mereka dihadapan Alloh. Jika kita memberikan mereka berada dalam keburukan berarti kita telah mengkhianati mereka.

Rasululloh SAW bersabda : ”Tidaklah seorang pemimpin yang disuruh memimpin bawahannya lalu meninggal dan saat meninggal dalam mengkhianati bawahannya kecuali Alloh mengharamkan surga atasnya”.

Wahai kita renungkan wasiat Lukman kepada anak kesayangannya yang terdapat dalam Q.S. Lukman : 12 – 19. Adakah ia mewasiatkan urusan dunia? Adakah ia mewasiatkan soal harta atau perhiasan? Tidak, tetap ia menyeru anaknya kepada sesuatu yang membawanya kepada kehidupan bahagia dan menyelamatkan dari siksa pedih di akhirat. Ia melarang anaknya melakukan syirik kepada Alloh, ”Karena sesungguhnya syirik adalah kedzaliman yang besar”. Ia mewasiatkan puteranya agar kembali kepada Alloh, menegakkan shalat, sabar atas berbagai ujian-Nya, serta melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Selanjutnya ia juga menunjukan akhlak yang mulia, tidak sombong tetapi juga tidak rendah diri, sederhana dalam berjalan dan tidak terlalu keras bila berbicara, sebab seburuk-buruk suara adalah suara keledai.
Itulah hamba Alloh, beberapa wasiat seorang ayah yang sangat mencintai puteranya. Apakah wasiat yang sama telah kita berikan kepada anak-anak kita?

Ketahuilah, sesungguhnya surga Alloh nilainya jauh lebih mahal dibanding kenikmatan dan perhiasan dunia. Ajarkanlah kepada anak-anak ita bahwa keberhasilan sesungguhnya adalah mengekang hawa nafsu untuk mencapai kerdhoan Alloh. Pahamkan kepada mereka bahwa kebahagiaan sejati alah dalam hal taqwa kepada Alloh dan taat kepada-Nya. Dan ketahuilah, bahwa tak seorangpun bisa lolos dari peristiwa besar pada hari kiamat, dimana saat itu, dihadapan Alloh mereka akan berkata”Ambilah hak kami dari ayah kami yang dzalim ini karena dia membiarkan kami sehingga tidak melakukan amalan yang Engkau ridloi. Dia mendidik laksana binatang dan menjerumuskan kami dalam kebinasaan” lalu jawaban apa yang akan kita berikan dipengadilan Tuhan tersebut?"

Karena itu marilah kita mengikuti aturan Alloh terutama dalam urusan anak-anak kita, didiklah mereka dengan sebaik-baiknya, jagalah mereka dari kerugian dan kehancuran, selagi masih ada kesempatan, selagi nyawa kita masih dikandung badan, sebelum kelak datang suatu hari dimana tak lagi berguna segala sesuatu, yang ada hanya penyesalan.

(Disarikan dari berbagai sumber untuk khutbah jumat oleh Sismanan)

Selasa, 12 Mei 2009

Guru dan Film Laskar Pelangi

Setelah melihat Film Laskar Pelangi yang berkisah tentang dunia pendidikan, maka selaku guru ada beberapa hal yang dapat diambil pelajaran, dan sebagai evaluasi bagi kita dalam mendidik. Hal-hal tersesebut antara lain akan saya tulis dalam uraian dibawah ini (yang hal tersebut mungkin akan berbeda dengan anda atau orang lain)

Pesan pertama yang saya tangkap adalah bahwa keeterbatasan bukan halangan untuk berprestasi, terkadang kita melihat sebagian guru yang mengeluh dengan fasilitas yang ada pada sekolahnya. Hal tersebut lantas menjadi alasan ketika tidak ada prestasi disekolah tersebut. Sebenarnya bagi orang yang memiliki semangat justru keterbatasan akan melahirkan kreatifitas dan kemandirian. Lihatlah orang-orang yang memiliki keterbatasan pandangan justru akhirnya terasah kemampuan meraba dan pendengarannya daripada orang yang normal. Dan banyak juga anak yang justru memiliki fasilitas karena tidak adanya pengarahan dari pendidik dan justru dininabobokan atau dimanjakan oleh fasilitas yang ada menyebabkan mereka kurang adanya tantangan sehingga kurang kreatif dan menyebabkan mereka justru tidak siap hidup mandiri dikehidupan sehari-hari, terutama setelah ia dewasa.

Kecerdasan bukan dinilai dengan angka-angka dan bukan pula diukur dengan materi keduniaan tapi diukur dengan bagaimana anak didik memiliki hati yang bersih, akhlaqul karimah dan sikap positif terhadap kehidupan disinilah perlu dikembangkan ketrampilan tentang hidup (lifeskill). Maka ketika kita melakukan penilaian terhadap siswa, hal perlu diperhatikan adalah bagaimana kepribadian anak didik kita dan bagaimana agar dalam penilaian lebih banyak ke penilaian proses. Inilah yang sepertinya telah luntur dari system pendidikan di Indonesia, pendidikan kita lebih memandang keberhasilan pada nilai angka dan secara kognitif saja sedang sikap dan ketrampilan serta proses pendidikan belum diukur pada proporsi yang selayaknya. Akibatnya masyarakat kita sering hanya mengejar nilai yang tinggi dengan menghalalkan segala cara untuk memperolehnya seperti melakukan kecurangan saat ujian atau menyontek yang dilakukan oleh siswa dan pelaku pendidikan termasuk didalamnya guru.

Setiap anak memiliki keistimewaan dan kemampuan yang berbeda-beda; ada yang memiliki kecerdasan matematis, kinestetis, musical, bahasa, spiritual, emosional, dll. Maka pendidik harus menghargai dan memperlakukan anak sesuai dengan kemampuannya. Janganlah membanding-bandingkan satu anak dengan anak lainnya, karena pada dasarnya Alloh menciptakan setiap makhluk-Nya secara unik berbeda satu dengan lainnya. Jangan pernah pula menganggap bahwa anak didik kita bodoh dan tidak memiliki kemampuan yang bisa dikembangkan. Karena yang demikian akan berpengaruh terhadap bagaimana perlakuan kita terhadap siswa kita dan akhirnya juga berpengaruh terhadap kejiwaan peserta dan proses belajar mengajar.


Pendidik harus mampu memanfaatkan apapun potensi diri dan lingkungan sebagai media pembelajaran. Pemanfaatan media alam sesuai dengan pembahasan dan peristiwa. Habis hujan ada matahari terbentuklah Pelangi. Guru IPA yang sering ke alam dan praktek serta mengamati lingkungan. Guru IPS, sering mengamati fenomena social dan sangat penting pemanfatan media pembelajaran seperti: peta, gambar, taperecorder, HP, Televisi, CD, Film, computer/laptop/internet, gambar, batu dan apa saja. Membawa anak-anak pembelajaran diluar kelas, ke aula, halaman, lapangan, pinggir sungai, kepasar, kemuseum, masjid,d.l.l. Tapi sebagian dari pendidik tidak mau repot-repot, justru apa yang sudah ada saja tidak dimanfaatkan secara maksimal; alat peraga dibiarkan rusak tersimpan dilemari, alat-alat laboratorium dibiarkan penuh dengan debu.

Beri kepercayaan anak dan libatkan ia dalam proses perencanaan kegiatan. Jangan menganggap anak kita bodoh, mereka punya kemampuan dan pengalaman yang mungkin bisa lebih pandai dari orangtua atau gurunya dalam hal-hal tertentu. Dengan memberikan kepercayaan kepada anak maka anak juga akan tumbuh rasa percaya diri, kreatif, inovatif dan mandiri. Maka anak akan berusaha untuk mewujudkan harapan orangtua atau gurunya.

Ajari anak untuk mau bermimpi dan bercita-cita tinggi. Mimpi, harapan dan cita-cita ibarat tujuan dalam sebuah perjalanan. Bila kita melakukan perjalanan tanpa mengetahui kemana tujuan perjalanan kita maka perjalanan kita menjadi sebuah perjalanan yang tanpa arah dan tujuan (glandang). Jika perjalanan kita tanpa tujuan maka kita kurang memiliki semangat dan perjalanan kita sehingga kita pun tidak mendapatkan apa-apa dari perjalanan kita.

Lebih penting lagi ajari anak kita untuk mau berani mengejar mimpi dan cita-citanya. Ajari anak bahwa hidup ini adalah perjuangan. Barakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian. Barangsiapa yang mau melakukan perjuangan dan mau bersakit-sakit, bersusah-susah dalam perjuangan maka dimasa depannya makorang tersebut Insya Alloh akan menikmati hasil perjuangannya. Alloh tidak akan menyia-nyiakan amal perjuangan hamba-Nya.
Untuk menggapainya pasti ada rintangan tapi berusahalah sekuat tenaga, kalaupun tidak berhasil, yakinlah bahwa Alloh punya kehendak lain yang terbaik buat hamba-Nya dan Alloh akan menilai seberapa besar usaha kita untuk menggapai cita-cita kita tersebut. Berbaiksangkalah (huznudzon) kepada Alloh.

Dalam A-quran Alloh menyatakan “barangkali kamu mencintai sesuatu padahal itu berakibat buruk bagimu dan barangkali kamu membenci sesuatu padahal itu berakibat baik bagimu”.

Kalau kita jadi guru atau orangtua janganlah mau jadi guru atau orangtua yang biasa-biasa saja, tapi jadilah guru/orangtua yang luar biasa sebagaimana sosok Bu Guru Muslimah. Bagaimana supaya kita dapat menjadi orangtua/guru yang luar biasa maka tergantung kepada dasar dan motivasi yang ada pada diri kita. Dan dasar serta motivasi terbesar adalah karena iman dan mengharap ridlo Alloh. Karena orang yang melakukan amal termasuk mendidik karena mengharap balasan dari makhluk maka lebih banyak akan mendapatkan kekecewaan karena sifat makhluk yang banyak tidak tahu membalas budi, lupa, khilaf. Tapi kalau kita mendidik karena mengharapkan ridlo Alloh dan dalam rangka beribadah pada-Nya, maka Dia tidak akan mengecewakan hamba-Nya dan balasan dari Alloh akan kita dapatkan didunia ataupun di akhirat.



Kekuatan dibentuk oleh iman bukan oleh jumlah. 313 tentara muslim dapat mengalahkan ribuan tentara kafir karena kekuatan dan semangat meraih ridlo-Nya. Kekuatan yang dibentuk oleh iman dapat mengalahkan halangan sebesar apapun, tidak mudah mengeluh hanya karena sesuatu yang bersifat keduniaan, karena balasan Alloh lebih besar dari hanya sekedar urusan materi, tapi materi keduniaan pun biasanya akan mengikuti bagi orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh atau professional (itqon) dengan pekerjaannya.

Beranilah untuk menulis karena dengan tulisan yang kita buat maka ide dan pemikiran kita dapat dikenang dan memberikan manfaat untuk orang lain. Menulis merupakan cara untuk mengeluarkan ide dan gagasan kita agar diketahui oleh orang lain. Dengan menulis maka oranglain dapat mengetahui pesan-pesan kita. Termasuk dalam dakwah maka menulis merupakan sarana dakwah yang cukup efektif untuk mengajak orang kejalan Islam. Dan didalam Islam kita telah diajarkan oleh para sahabat dan ulama terdahulu kita yang rajin menulis kitab-kitab sehingga ilmunya bermanfaat untuk oranglain dan generasi berikutnya. Bahkan sekarangpun kalau kita pintar menulis maka merupakan jalan untuk mendapatkan uang yang tidak sedikit jumlahnya.

Jangan percaya kepada dukun karena ia lebih banyak bohongnya dan merupakan perbuatan syirik yang termasuk dossa besar. Innasyirka ladhulmun ngadhim. Namun didalam memberikan pengarahan kepada anak didik harus secara bijak, seperti yang disarankan oleh Pak Arfan untuk mendampingi anak-anak ketika mereka lagi tertarik pada dunia perdukunan. Mampukah kita untuk mendampingi anak kita ketika mereka sedang dalam permasalahan perdukunan.
Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya dan jangan mau meminta sebanyak-banyaknya. Dimanapun kita berada berusahalah agar kita termasuk orang-orang yang bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi lingkungan kita. Janganlah kita hanya menuntut hak kita namun berusahalah untuk menunaikan tugas dan kewajiban kita. Mari kita melakukan tugas kita untuk mendidik sebagai sebuah jalan untuk berbuat dan berbakti kepada masyarakat dan bangsa kita yang memerlukan pendidik yang siap berjuang dibidang pendidikan. Janganlah kita menjadi guru yang hanya mengharpkan bayaran dan gaji bulanan tapi sepi dari aktifitas yang terkait dengan tugas kita selaku pendidik.


Pendidikan agama dan budi pekerti bukan sekedar pelengkap kurikulum. Kalau sekolah hanya terpaku pada kurikulum tanpa kreatifitas untuk mendesain sesuai dengan kebutuhan realita dilapangan dan terutama dalam pendidikan mental spiritual atau agama yang diarahkan bukan sekedar pengetahuan tapi diarahkan pada pemahaman dan pengamalan, maka kehidupan sekolah hanya berisi rutinitas untuk memenuhi standar yang ada pada kurikulum yang melangit dan lebih banyak berisi tuntutan yang bersifat pngetahuan, yang tidak semuanya sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat serta nilai agama.
Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter