Sekarang kita sudah memasuki akhir bulan Sya’ban, maka jika Alloh mengijinkan sebentar lagi kita akan memasuki bulan romadhon dimana bulan romadlon terdapat berbagai amalan ibadah yang dapat meningkatkan kualitas ketaqwaan kita sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-Baqoroh 183.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Mari kita sambut dengan gembira datangnya bulan romadlon yang penuh dengan berkah dan ampunan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, dalam hadits riwayat Ahmad dinyatakan:
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.”
Maka mari kita persiapkan diri kita untuk memasukinya, persiapan yang perlu dilakukan oleh kita antara lain menata hati kita dengan meluruskan niat dalam beribadah selama bulan romadlon. Niat yang ikhlas untuk menjalankan perintah Alloh dan untuk meningkatkan nilai ketaqwaan kita dihadapan Yang Maha Kuasa. Puasa adalah ibadah yang sangat pribadi antara seorang hamba dengan Kholiqnya, maka sejak sebelum mengerjakannya mari kita juga belajar untuk menjaga keikhlasan dan melakukan pendekatan kepada Alloh taqorubb ilalloh. Salah satu upaya juga adalah dengan melatih berpuasa dan menambah amal ibadah lainnya di bulan Sya’ban ini sebagaimana telah dicontohkan oleh Rosululloh dan sahabat. Bagi yang masih belum terbiasa bangun malam biasakanlah bangun malam atau minimal bangun ketika shubuh dan melakukan sholat berjamaah shubuh di masjid.
Puasa juga merupakan ibadah fisik maka persiapan fisik juga perlu kita lakukan dalam menghadapi romadlon, persiapan dapat kita lakukan dengan menjaga kesehatan kita agar ketika sampai di bulan romadlon kita dapat melaksanakan puasa dan ibadah lainnya dengan baik. Selain persiapan fisik juga persiapan harta, bukannya kita ingin berfoya-foya ketika romadlon namun karena ketika berpuasa butuh makanan yang berkualitas dalam arti bergizi-meskipun tidak mesti yang bergizi itu mahal- namun karena biasanya harga-harga mulai melambung tinggi dikarenakan mendekati Idhul Fitri maka biasanya membutuhkan anggaran yang ekstra daripada bulan-bulan yang lain maka ada baiknya kita mulai menyisihkan uang untuk keperluan romadlon dan berhari raya.
Dan yang paling penting adalah persiapan ilmu karena Rasulullah saw, bersabda
“ berapa banyak orang yang berpuasa, tapi hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja”.
Mengapa hal tersebut terjadi? Hal tersebut dikarenakan ia beramal tanpa ilmu. Maka mari kita mulai mengkaji kembali fiqih puasa, kita giatkan majelis ta’lim di masjid dan mushola, dengan demikian maka saat memasuki romadlon kita telah memiliki bekal ilmu untuk beribadah didalamnya. Maka bagi bapak-bapak yang pengurus masjid dan mushola adalah bagaimana mempersiapkan agar jamaah di masjid dan mushola kita sudah memiliki ilmu ketika memasuki bulan romadlon. Selain itu harus sudah mulai membuat agenda kegiatan masjid dan mushola di bulan Romadlon.
Alangkah bagusnya pula apabila dinding masjid mushola sudah kusam, diadakan program pengecatan, begitupun bila lantai masjid mushola dan kamar mandi WC serta halaman masjid sudah kurang sedap dipandang dan dirasakan berbau kurang sedap juga perlu dibersihkan agar nanti banyak jamaah yang akan betah beribadah dimasjid.
Romadlon juga bulan untuk mendulang pahala dan meninggalkan perbuatan tercela, maka mari kita persiapkan diri kita untuk meyambut Ramadlan dengan tekad kuat meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk sejak sekarang sebelum romadlon datang. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan karena ramadan adalah bulan taubat.
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur : 31]
Mari kita perbanyak amal sholeh kita, perbanyak sedekah, berkata jujur dan tidak berkata jorok dan dusta. Perbanyak ucapan yang baik berupa dakwah amar ma’ruf dan nahi mungkar, persiapkan diri kita menjadi dai penyeru kebaikan. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan belajar dan membuat catatan kecil untuk dipakai mengisi kultum tarawih serta pengajian ba’da sholat subuh. Sesungguhnya kita semua adalah dai-dai yang harus selalu belajar dan meningkatkan kemampuan kita untuk menambah pundi-pundi amal kita.
Perbanyak silaturrahim, tingkatkan ukhuwah meski mungkin kita berbeda, adakan dialog dan bukan merasa benar sendiri, saling maaf memaafkan sesama muslim, sehingga mudah-mudahan dalam memasuki Ramadhan dosa kita dengan sesama sudah terhapuskan sehingga pada bulan Ramadhan kita bisa lebih berkonsentrasi dalam ibadah kepada Alloh.
Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan, karena meskipun tinggal belasan hari lagi, belum tentu umur kita sampai dibulan tersebut, selain itu semoga kita juga diberi kesehatan. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir.
Kamis, 21 Juli 2011
Minggu, 03 Juli 2011
Baitul Arqom PDM Banyumas
Sesuai instruksi Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar segenap jajaran pimpinan di semua tingkatan mengadakan Pelatihan Darul Arqom atau Baitul Arqom maka Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas telah menyelenggarakan kegiatan Baitul Arqom baik untuk pimpinan daerah dan segenap unsur pimpinan daerah ataupun untuk seluruh pimpinan cabang dan unsur pembantu pimpinan cabang Muhammadiyah sedaerah Banyumas.
Baitul Arqom tingkat daerah telah dilaksanakan di Aula AK. Anshori Universitas Muhammadiyah Purwokerto diikuti oleh 200 peserta selama dua hari yang diisi oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah sedang Baitul Arqom tingkat cabang dikelola oleh Majelis Pendidikan Kader PDM Banyumas yang diselenggarakan secara bergilir dimasing-masing cabang yang berjumlah 26 PCM dengan rata-rata peserta masing-masing PCM 50 orang.
Kegiatan Baitul Arqom bertujuan untuk memberi bekal bagi pengurus baru dalam menggerakkan organisasi dan untuk menyatukan visi misi diantara sesama pengurus sehingga laju organisasi dapat berjalan lebih solid. Materi yang dikaji dalam Baitul Arqom meliputi: Aqidah Islam, Metodologi Pemahaman Islam, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah dan Tajdid, Strategi Perjuangan Muhammadiyah, Managemen Organisasi dan Kapita Selekta.
Ada beberapa model pelaksanaan Baitul Arqom di cabang-cabang; ada yang sesuai jadwal yang disusun PDM Banyumas yaitu sehari semalam dari siang sampai sore hari berikutnya, ada yang dari pagi sampai malam hari, ada yang hanya sehari, ada yang pagi sampai sore tapi dua kali. Ada yang hanya PCM saja, ada yang bersama PCA, ada yang bersama PCA dan PCNA, ada melibatkan semua ortom, dan ada yang melibatkan segenap pegawai di amal usahanya.
Baitul Arqom tingkat daerah telah dilaksanakan di Aula AK. Anshori Universitas Muhammadiyah Purwokerto diikuti oleh 200 peserta selama dua hari yang diisi oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah sedang Baitul Arqom tingkat cabang dikelola oleh Majelis Pendidikan Kader PDM Banyumas yang diselenggarakan secara bergilir dimasing-masing cabang yang berjumlah 26 PCM dengan rata-rata peserta masing-masing PCM 50 orang.
Kegiatan Baitul Arqom bertujuan untuk memberi bekal bagi pengurus baru dalam menggerakkan organisasi dan untuk menyatukan visi misi diantara sesama pengurus sehingga laju organisasi dapat berjalan lebih solid. Materi yang dikaji dalam Baitul Arqom meliputi: Aqidah Islam, Metodologi Pemahaman Islam, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah dan Tajdid, Strategi Perjuangan Muhammadiyah, Managemen Organisasi dan Kapita Selekta.
Ada beberapa model pelaksanaan Baitul Arqom di cabang-cabang; ada yang sesuai jadwal yang disusun PDM Banyumas yaitu sehari semalam dari siang sampai sore hari berikutnya, ada yang dari pagi sampai malam hari, ada yang hanya sehari, ada yang pagi sampai sore tapi dua kali. Ada yang hanya PCM saja, ada yang bersama PCA, ada yang bersama PCA dan PCNA, ada melibatkan semua ortom, dan ada yang melibatkan segenap pegawai di amal usahanya.
Kamis, 30 Juni 2011
Khutbah Jumat: SAKIT itu UJIAN
Innalhamdalillah nahmaduhu wanastanginuhu wanastaghfirugh wana’udzubillahi minsyuruuri anfusina wasyayiati a’malina mayyahdillahu falamudhilalah wamayyudlilfalahadiyalah
Asyhaduallailahaillalloh wahdahulaysarikalah waasyhaduannamuhammadan ‘abduhu warosuluh
QOLALLOOHU TA’ALA :
“YAA AYYUHANNASUTTAQU ROBBAKUMULLADZII KHOLAQOKUM MINNAFSIWWAKHIDAH WAKHOLAQOMINHA ZAUJAHA WABATSAMINHUMA RIJAALANKASTIROWWANISAA WATTAQULLOOHALLADZII TASYA ALUNABIHII WALARKHAM INNALLOOHAKAANA NGALAIKUM ROQIIBA”
“YAA AYYUHALLADZII NAAMANUTTAQULLOOHA WAQULU QOULAN SYADIIDA YUSLIHLAKUM A’MALAKUM WAYAGHFIRLAKUM DZUNUBAKUM WAMAYYUTINGILLAHA WAROSULAHU FAQODFAZA FAUZAN ‘ADHIMA”
Jama’ah jum’at rahimakumulloh,
Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan kenikmatan kepada kita semua yang tiada terhingga terutama nikmat terbesar dalam hidup kita berupa iman dan Islam yang masih dan akan kita jaga dan pelihara agar ia dapat menghantarkan kita kepada kesuksesan kehidupan didunia dan juga diakhirat kita dimasukkan ke dalam golongan hamba-Nya yang sholeh yang dimasukkan kedalam surga-Nya serta meraih kenikmatan terbesar bagi penduduk surga yaitu menatap wajah Alloh.
Atas semua nikmat yang banyak Alloh limpahkan kepada kita maka hendaknya sebagai hamba-Nya kita harus bersyukur;
Wujud syukur seorang hamba disamping dengan hati dan lisannya dengan berucap “Alhamdulillah” adalah dengan melakukan ketaatan dan beribadah kepada-Nya. Maka mari berusaha sekuat tenaga agar kita senantiasa berada dijalan ketaqwaan; patuh terhadap hukum-hukum-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
Salah satu kenikmatan Alloh yang perlu kami ingatkan pada jamaah semua adalah kenikmatan berupa kesehatan. Rosululloh bersabda:
“Kenikmatan yang sering dilupakan manusia adalah sehat dan waktu luang”
Karena sehat maka kita bisa menghadiri sholat jum’at, karena sehat kita bisa bekerja dan beraktifitas lainnya. Mungkin kita kurang menyadari bahwa mata, telinga, hidung, gigi yang normal adalah nikmat darinya, sudahkah kita menyukurinya. Coba seandainya kita buta, tuli atau saat kita sakit pilek atau sakit gigi barulah kita merasakan nikmat-nikmat tersebut disaat nikmat tersebut dicabut. Tadi malam kita bisa tidur dengan nyenyak adalah nikmat-Nya karena kalo kita susah tidur(insomania namanya) sangatlah tersiksa. Contoh nikmat sehat lain yang kurang kita sadari adalah urat syarat yang ada pada kita yang panjangnya puluhan kilometer yang bisa menggerakan darah, oksigen dan organ tubuh kita yang lain bisa bergerak normal adalah karunianya. Seandainya sedikit saja urat kita terjepit atau tersumbat maka kita akan merasakan sakit yang luar biasa. Bahkan mungkin anda kurang menyadari bahwa ketika anda bisa buang air kecil/pipis dan besar atau ee ataupun bisa buang angin alias kentut juga adalah sebuah kenikmatan; karena seminggu saja anda tidak bisa buang itu semua rasanya sudah tidak karu-karuan dan perlu berobat yang memerlukan biaya yang tidak sedikit, maka mari kita syukuri nikmat kesehatan yang Alloh berikan pada kita.
Bagaimana kalo kita sakit. Tentunya kita pernah sakit atau malah sedang sakit? Apa yang anda rasakan saat jatuh sakit? Terasa tidak enak badan? Sulit tidur? Apa saja yang telah anda lakukan ketika sakit? Berbagai usaha tentunya telah kita lakukan untuk menyembuhkannya. Dan itulah yang dituntunkan dalam Islam bagi orang yang yang sakit adalah berusaha untuk mencari kesembuhan tentunya upaya mencari kesembuhannya harus dengan cara yang halal yang tidak menyalahi aturan Tuhan. Jangan sampai ketika sakit kita jadi kedukun atau paranormal atau kita berobat dengan barang yang haram. Jadi jangan sampai karena sakit kita terjerumus kedalam dosa karena pada dasarnya sakit adalah ujian untuk menentukan apakah kita orang yang benar-benar beriman atau tidak.
Alloh SWT berfirman dalam Al-qur’an Surat Al-Baqoroh ayat 214:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.
Walau sudah berobat belum tentu kita cepat sembuh jika Alloh belum menyembuhkannya. Jadi teryata kita harus menyadari bahwa kita tidak bisa dengan mudah mengatasi sakit yang kita derita. Ternyata kita tidak kuasa terhadap diri kita sendiri. Ternyata kita tidak bisa melawan sumber penyakit yang mungkin hanya bakteri/virus kecil tak terlihat. Ya kita yang berbobot puluhan kilogram tak mampu melawan makhluk supermikro; ciptaan Alloh. CIPTAAN ALLOH??? Ya ciptaan Alloh.
Alloh sang pencipta, makhluk terkecil hingga jagat raya yang tak terbatas menurut ukuran manusia yang terbatas. Manusia yang termasuk makhluk kecil dibanding dengan bumi tempat tinggalnya, dan bumi sendiri dijagat raya hanya seumpama sebutir debu di gurun sahara. Maka adakah yang masih kita sombongkan dihadapan-Nya.
Ketika sakit hendaknya menjadi saat bagi kita untuk mengevaluasi diri, mungkin kita masih takabur dihadapan Alloh dan makhluk-Nya. Mungkin kita masih kurang bersyukur tatkala kita diberi kenikmatan oleh-Nya. Saat sehat mungkin kita kurang menyadari nikmat sehat yang kita terima dan kita masih banyak menuntut kepada Alloh sesuatu yang mungkin belum saatnya kita untuk memintanya. Saat sakit itulah saat teguran dari Alloh bahwa sehat adalah karunia besar bagi kita.
Bagaimana sikap kita saat teguran itu datang, itu bisa menjadi cerminan kedewasaan spiritualitas kita/ keagamaan kita. Apakah kita mampu menyikapi sakit yang kita derita dengan sikap yang positif atau sebaliknya. Bagaimana sikap kita terhadap sakit yang kita alami, semuanya akan berdampak terhadap sakit fisik yang kita derita. Bila kita tidak sabar dan menyadari bahwa sakit itu sebagai ujian atau teguran dari Sang Kholiq dan hati kita dipenuhi dengan seribu keluh kesah sebagai bentuk sikap ketidakterimaan kita terhadap ketentuan-Nya maka hati kita tersebut adalah hati yang sakit (qolbun mariit) maka hal tersebut justru akan menambah sakit fisik yang kita derita.
Sebaliknya manakala kita menyadari bahwa sakit yang sedang kita derita adalah salah satu bentuk ujian atau teguran atas kealpaan kita akan karunia-Nya dan kekhilafan sikap kita kepada Sang Kholiq atau kepada sesama makhluknya, lantas kita bersabar menerima qodlo qodar-Nya maka kita berarti telah bisa mendulang pahala atas sakit yang kita derita, dan bergugurlah dosa-dosa kita.
Dari Abu Hurairoh RA Nabi Muhammad SAW bersabda: Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan yang menumpuk pada dirinya kecuali Alloh SWT hapuskan akan dosa-dosanya
(H.R Bukhari dan Muslim).
Jika kita bisa bersabar dan menerima ketentuan-Nya maka yang demikian akan dapat membawa sakit fisik yang kita derita berkurang sakitnya bahkan atas ijin-Nya akan sembuh.
Dalam hal ini kita patut meneladani Nabi Ayub yang sangat sabar dalam ujian yang diberikan Alloh padanya berupa sakit, kehilangan harta dan keluarga namun ia tetap sabar dan tetap dalam ketaatan pada Alloh. Dalam Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 83-84 diceritakan:
dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang".
Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,(Asyu’ara:80)
Doa yang dituntunkan ketika sakit atau menjenguk orang yang yang sakit diantaranya:
“Alloohumma Robbannaasi adzhibimba’sa isfii anta syafii laa syifa a illaa syifaauka syifa allaa yughoodiru tsaqomaa”
Ya Alloh Tuhannya manusia, berilah kesembuhan kepadaku , Engkaulah Sang penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali dari Engkau, kesembuhan yang tiada meninggalkan bekas.
Dan mungkin saja sakit kita akan menjadi jalan bagi Alloh untuk memberi batas akhir masa hidup kita dan itu artinya telah habislah kesempatan bagi kita untuk beramal sholeh sebagai bekal kehidupan kita di alam keabadian. Maka selagi kehidupan masih ada pada diri kita; walau dalam kondisi sakit- maka beribadahlah, sholat tidak boleh ditinggalkan tapi rukhsoh diberikan kepada yang sakit, tetap harus berdzikir dan beramal sholih serta bertaubatlah atas dosa-dosa yang pernah kita perbuat sehingga jika sakit menjadi jalan kematian bagi kita semoga kita dalam keadaan khusnul khotimah.
Lantas jika Alloh memberi kesembuhan kepada kita maka itulah karunia-Nya yang harus disyukuri, sanjungkan pujian kepada-Nya yang masih memberi kesempatan kepada kita untuk memperbaiki diri, meninggalkan keburukan amal dan menambah pundi-pundi amal sholih kita. Pergunakan dan jangan sia-siakan sisa hidup yang masih Alloh berikan kepada kita. Entah sampai kapan?
Walloohu a’lam bishowab
Qul Innasholaati wanusuki wamakhyaaya wamamaati lillaahirobbil ‘aalamiin
Baarokalloohu liiwalakum fil qur’anilkarim wanafa’ani waiyyakum bimaa fiihi minal aayati wadzkrilhakim wataqobbalalloohu minnaa waminkum tilaawatahuu innahuhuuwassami’ul aliim. Waqurrobbighfir warham waanta khoiruuroohimiin
Khutbah Kedua:
Alhamdulillaahilladzi arsala rosulahu bilhuda wadiinilhaq liyudzhirohu ngaladdiini kullih wakafabillahi syahida
Asyhadualla ilaha illah waasyhaduannamuhammadarrosululloh. Alloohumma sholingala Muhammad wa’ala ali wasohbihi ajma’in.
Yaa ayyuhalladzi na amanuttaqullooha waltandzurnafsummaqoddamatlighot wattaqulloo innallooha khobirummbimata’malun
Jama’ah jum’at rahimmakumulloh
Sakit bisa menjadi sebab kematian dan masih banyak sebab-sebab kematian lainnya, maka kita harus selalu mengingat kematian dan mempersiapkan diri menghadapi kematian, mungkin kita akan banyak beribadah jika kita sudah tahu bahwa waktu kematian kita sudah dekat. Mungkin karena sakit itulah Alloh memberikan kesadaran kepada kita tentang arti hidup yang harus kita manfaatkan dengan baik. Atau mungkin berita yang masih hangat berupa hukuman pancung terhadap TKW asal Bekasi yang bernama Ruyati atau orang lain yang sedang bersiap menghadapi tuntutan hukuman mati mampukah mengingatkan kita akan arti hidup dan dekatnya kematian.
Saudaraku kaum muslimin yang semoga dimuliakan Alloh,
Adanya aksi solidaritas terhadap kematian warga Negara kita di negara lain adalah satu hal yang wajar sebagai bentuk kepedulian kita sebagai satu bangsa. Menuntut agar pemerintah lebih peduli terhadap nasib warga negaranya juga hal yang wajar-wajar saja karena selama ini memang perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia di dalam ataupun diluar negeri memang masih lemah. Karena masih ada beberapa TKI yang masih dalam proses pengadilan karena kasus yang serupa dengan Ruyati, seperti yang dialami Darsem dan teman-temannya maka masih patut juga kita menuntut pemerintah agar dapat ikut melakukan pendampingan dalam proses pengadilan warganya di negara lain agar mendapat keadilan.
Tapi kita tidak bisa mengintervensi hukum yang berlaku di suatu Negara karena kitapun tidak mau diintervensi oleh Negara lain tentang permasalahan hukum yang berlaku di Negara kita. Qishos berupa hukuman pancung sebagai hukuman yang setimpal bagi orang yang terbukti membunuh adalah hukum yang berlaku di Negara Arab. Memang berbeda dengan Negara kita, harga sebuah nyawa di Indonesia begitu murahnya, hanya karena uang 50 ribu seorang bisa membunuh orang lain, karena tidak suka kepada orang lain atau karena permasalah yang sepele maka dengan mudah ada yang mengatakan tek pateni bae bar aku nyerahkan diri meng polisi paling aku dihukum 5 tahun tapi aku wis puas kadaran nang penjara diempani ikih. Sama dengan kasus korupsi yang orang tidak takut melakukan korupsi karena hukumannya sangat ringan apalagi dengan uang yang dimilikinya sebuah keputusan pengadilan bisa dibeli.
Persoalan yang muncul yang perlu kita kritisi juga dari kasus Ruyati adalah apakah sebegitu penting sebuah jenazah sehingga harus dipulangkan ke asalnya? Barangkali ini dipengaruhi karena masih besarnya pemujaan kita terhadap kuburan sehingga merasa tidak afdhol jika tidak berdoa dihadapan kuburannya. Padahal dalam Islam kita diperintahkan untuk menyegerakan mengubur dan hendaknya jenazah dikubur dinegeri tempat jenazah itu meninggal.
Semoga Alloh memberi petunjuk kepada kita semua untuk bisa memanfaatkan sisa hidup yang masih ada pada kita untuk kebaikan dan ketaatan kepada Alloh, semoga pemerintah dan dengan dukungan kita semua mampu membawa Negara dan bangsa yang kita menjadi negeri yang gemah ripah loh jinawi; baldatun toyyibatun warobbun ghofur. Amiin Ya Robbal ‘aalamiin Arrohman Arrohiim
Allohummaghfir lilmukminiina walmukminat walmusliminawal muslimat al ahyai minhum wal amwat innaka sami’ummujibdda’wat.
Robbana lazighquluubana ba’daidzhadaina wahablana milladungkarohmah iinaka anntalwahhab
Robbana dholamna amfusana waillamtaghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin
“Alloohumma Robbannaasi adzhibimba’sa isfii anta syafii laa syifa a illaa syifaauka syifa allaa yughoodiru tsaqomaa”
Robbana hablana minazwazina wadzurriyatina qurrota a’yun waj’alna lilmuttaqiina imaamah.
Allohumma bariklana fii rajaban wa sya’baanan wabaalighna fii romadhon
Robbana aatina fiddunya khasanah wafil akhiroti khasana waqinaa ‘adzabannar
Subhanarobbika rabbil ‘izzati ‘amma yasifuun wasalamun ‘alal mursalin walhamdulillahi robbil ‘alamin.
Waladzikrulloohu akbar Aqimishsholah
Asyhaduallailahaillalloh wahdahulaysarikalah waasyhaduannamuhammadan ‘abduhu warosuluh
QOLALLOOHU TA’ALA :
“YAA AYYUHANNASUTTAQU ROBBAKUMULLADZII KHOLAQOKUM MINNAFSIWWAKHIDAH WAKHOLAQOMINHA ZAUJAHA WABATSAMINHUMA RIJAALANKASTIROWWANISAA WATTAQULLOOHALLADZII TASYA ALUNABIHII WALARKHAM INNALLOOHAKAANA NGALAIKUM ROQIIBA”
“YAA AYYUHALLADZII NAAMANUTTAQULLOOHA WAQULU QOULAN SYADIIDA YUSLIHLAKUM A’MALAKUM WAYAGHFIRLAKUM DZUNUBAKUM WAMAYYUTINGILLAHA WAROSULAHU FAQODFAZA FAUZAN ‘ADHIMA”
Jama’ah jum’at rahimakumulloh,
Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan kenikmatan kepada kita semua yang tiada terhingga terutama nikmat terbesar dalam hidup kita berupa iman dan Islam yang masih dan akan kita jaga dan pelihara agar ia dapat menghantarkan kita kepada kesuksesan kehidupan didunia dan juga diakhirat kita dimasukkan ke dalam golongan hamba-Nya yang sholeh yang dimasukkan kedalam surga-Nya serta meraih kenikmatan terbesar bagi penduduk surga yaitu menatap wajah Alloh.
Atas semua nikmat yang banyak Alloh limpahkan kepada kita maka hendaknya sebagai hamba-Nya kita harus bersyukur;
Wujud syukur seorang hamba disamping dengan hati dan lisannya dengan berucap “Alhamdulillah” adalah dengan melakukan ketaatan dan beribadah kepada-Nya. Maka mari berusaha sekuat tenaga agar kita senantiasa berada dijalan ketaqwaan; patuh terhadap hukum-hukum-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
Salah satu kenikmatan Alloh yang perlu kami ingatkan pada jamaah semua adalah kenikmatan berupa kesehatan. Rosululloh bersabda:
“Kenikmatan yang sering dilupakan manusia adalah sehat dan waktu luang”
Karena sehat maka kita bisa menghadiri sholat jum’at, karena sehat kita bisa bekerja dan beraktifitas lainnya. Mungkin kita kurang menyadari bahwa mata, telinga, hidung, gigi yang normal adalah nikmat darinya, sudahkah kita menyukurinya. Coba seandainya kita buta, tuli atau saat kita sakit pilek atau sakit gigi barulah kita merasakan nikmat-nikmat tersebut disaat nikmat tersebut dicabut. Tadi malam kita bisa tidur dengan nyenyak adalah nikmat-Nya karena kalo kita susah tidur(insomania namanya) sangatlah tersiksa. Contoh nikmat sehat lain yang kurang kita sadari adalah urat syarat yang ada pada kita yang panjangnya puluhan kilometer yang bisa menggerakan darah, oksigen dan organ tubuh kita yang lain bisa bergerak normal adalah karunianya. Seandainya sedikit saja urat kita terjepit atau tersumbat maka kita akan merasakan sakit yang luar biasa. Bahkan mungkin anda kurang menyadari bahwa ketika anda bisa buang air kecil/pipis dan besar atau ee ataupun bisa buang angin alias kentut juga adalah sebuah kenikmatan; karena seminggu saja anda tidak bisa buang itu semua rasanya sudah tidak karu-karuan dan perlu berobat yang memerlukan biaya yang tidak sedikit, maka mari kita syukuri nikmat kesehatan yang Alloh berikan pada kita.
Bagaimana kalo kita sakit. Tentunya kita pernah sakit atau malah sedang sakit? Apa yang anda rasakan saat jatuh sakit? Terasa tidak enak badan? Sulit tidur? Apa saja yang telah anda lakukan ketika sakit? Berbagai usaha tentunya telah kita lakukan untuk menyembuhkannya. Dan itulah yang dituntunkan dalam Islam bagi orang yang yang sakit adalah berusaha untuk mencari kesembuhan tentunya upaya mencari kesembuhannya harus dengan cara yang halal yang tidak menyalahi aturan Tuhan. Jangan sampai ketika sakit kita jadi kedukun atau paranormal atau kita berobat dengan barang yang haram. Jadi jangan sampai karena sakit kita terjerumus kedalam dosa karena pada dasarnya sakit adalah ujian untuk menentukan apakah kita orang yang benar-benar beriman atau tidak.
Alloh SWT berfirman dalam Al-qur’an Surat Al-Baqoroh ayat 214:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.
Walau sudah berobat belum tentu kita cepat sembuh jika Alloh belum menyembuhkannya. Jadi teryata kita harus menyadari bahwa kita tidak bisa dengan mudah mengatasi sakit yang kita derita. Ternyata kita tidak kuasa terhadap diri kita sendiri. Ternyata kita tidak bisa melawan sumber penyakit yang mungkin hanya bakteri/virus kecil tak terlihat. Ya kita yang berbobot puluhan kilogram tak mampu melawan makhluk supermikro; ciptaan Alloh. CIPTAAN ALLOH??? Ya ciptaan Alloh.
Alloh sang pencipta, makhluk terkecil hingga jagat raya yang tak terbatas menurut ukuran manusia yang terbatas. Manusia yang termasuk makhluk kecil dibanding dengan bumi tempat tinggalnya, dan bumi sendiri dijagat raya hanya seumpama sebutir debu di gurun sahara. Maka adakah yang masih kita sombongkan dihadapan-Nya.
Ketika sakit hendaknya menjadi saat bagi kita untuk mengevaluasi diri, mungkin kita masih takabur dihadapan Alloh dan makhluk-Nya. Mungkin kita masih kurang bersyukur tatkala kita diberi kenikmatan oleh-Nya. Saat sehat mungkin kita kurang menyadari nikmat sehat yang kita terima dan kita masih banyak menuntut kepada Alloh sesuatu yang mungkin belum saatnya kita untuk memintanya. Saat sakit itulah saat teguran dari Alloh bahwa sehat adalah karunia besar bagi kita.
Bagaimana sikap kita saat teguran itu datang, itu bisa menjadi cerminan kedewasaan spiritualitas kita/ keagamaan kita. Apakah kita mampu menyikapi sakit yang kita derita dengan sikap yang positif atau sebaliknya. Bagaimana sikap kita terhadap sakit yang kita alami, semuanya akan berdampak terhadap sakit fisik yang kita derita. Bila kita tidak sabar dan menyadari bahwa sakit itu sebagai ujian atau teguran dari Sang Kholiq dan hati kita dipenuhi dengan seribu keluh kesah sebagai bentuk sikap ketidakterimaan kita terhadap ketentuan-Nya maka hati kita tersebut adalah hati yang sakit (qolbun mariit) maka hal tersebut justru akan menambah sakit fisik yang kita derita.
Sebaliknya manakala kita menyadari bahwa sakit yang sedang kita derita adalah salah satu bentuk ujian atau teguran atas kealpaan kita akan karunia-Nya dan kekhilafan sikap kita kepada Sang Kholiq atau kepada sesama makhluknya, lantas kita bersabar menerima qodlo qodar-Nya maka kita berarti telah bisa mendulang pahala atas sakit yang kita derita, dan bergugurlah dosa-dosa kita.
Dari Abu Hurairoh RA Nabi Muhammad SAW bersabda: Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan yang menumpuk pada dirinya kecuali Alloh SWT hapuskan akan dosa-dosanya
(H.R Bukhari dan Muslim).
Jika kita bisa bersabar dan menerima ketentuan-Nya maka yang demikian akan dapat membawa sakit fisik yang kita derita berkurang sakitnya bahkan atas ijin-Nya akan sembuh.
Dalam hal ini kita patut meneladani Nabi Ayub yang sangat sabar dalam ujian yang diberikan Alloh padanya berupa sakit, kehilangan harta dan keluarga namun ia tetap sabar dan tetap dalam ketaatan pada Alloh. Dalam Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 83-84 diceritakan:
dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang".
Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,(Asyu’ara:80)
Doa yang dituntunkan ketika sakit atau menjenguk orang yang yang sakit diantaranya:
“Alloohumma Robbannaasi adzhibimba’sa isfii anta syafii laa syifa a illaa syifaauka syifa allaa yughoodiru tsaqomaa”
Ya Alloh Tuhannya manusia, berilah kesembuhan kepadaku , Engkaulah Sang penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali dari Engkau, kesembuhan yang tiada meninggalkan bekas.
Dan mungkin saja sakit kita akan menjadi jalan bagi Alloh untuk memberi batas akhir masa hidup kita dan itu artinya telah habislah kesempatan bagi kita untuk beramal sholeh sebagai bekal kehidupan kita di alam keabadian. Maka selagi kehidupan masih ada pada diri kita; walau dalam kondisi sakit- maka beribadahlah, sholat tidak boleh ditinggalkan tapi rukhsoh diberikan kepada yang sakit, tetap harus berdzikir dan beramal sholih serta bertaubatlah atas dosa-dosa yang pernah kita perbuat sehingga jika sakit menjadi jalan kematian bagi kita semoga kita dalam keadaan khusnul khotimah.
Lantas jika Alloh memberi kesembuhan kepada kita maka itulah karunia-Nya yang harus disyukuri, sanjungkan pujian kepada-Nya yang masih memberi kesempatan kepada kita untuk memperbaiki diri, meninggalkan keburukan amal dan menambah pundi-pundi amal sholih kita. Pergunakan dan jangan sia-siakan sisa hidup yang masih Alloh berikan kepada kita. Entah sampai kapan?
Walloohu a’lam bishowab
Qul Innasholaati wanusuki wamakhyaaya wamamaati lillaahirobbil ‘aalamiin
Baarokalloohu liiwalakum fil qur’anilkarim wanafa’ani waiyyakum bimaa fiihi minal aayati wadzkrilhakim wataqobbalalloohu minnaa waminkum tilaawatahuu innahuhuuwassami’ul aliim. Waqurrobbighfir warham waanta khoiruuroohimiin
Khutbah Kedua:
Alhamdulillaahilladzi arsala rosulahu bilhuda wadiinilhaq liyudzhirohu ngaladdiini kullih wakafabillahi syahida
Asyhadualla ilaha illah waasyhaduannamuhammadarrosululloh. Alloohumma sholingala Muhammad wa’ala ali wasohbihi ajma’in.
Yaa ayyuhalladzi na amanuttaqullooha waltandzurnafsummaqoddamatlighot wattaqulloo innallooha khobirummbimata’malun
Jama’ah jum’at rahimmakumulloh
Sakit bisa menjadi sebab kematian dan masih banyak sebab-sebab kematian lainnya, maka kita harus selalu mengingat kematian dan mempersiapkan diri menghadapi kematian, mungkin kita akan banyak beribadah jika kita sudah tahu bahwa waktu kematian kita sudah dekat. Mungkin karena sakit itulah Alloh memberikan kesadaran kepada kita tentang arti hidup yang harus kita manfaatkan dengan baik. Atau mungkin berita yang masih hangat berupa hukuman pancung terhadap TKW asal Bekasi yang bernama Ruyati atau orang lain yang sedang bersiap menghadapi tuntutan hukuman mati mampukah mengingatkan kita akan arti hidup dan dekatnya kematian.
Saudaraku kaum muslimin yang semoga dimuliakan Alloh,
Adanya aksi solidaritas terhadap kematian warga Negara kita di negara lain adalah satu hal yang wajar sebagai bentuk kepedulian kita sebagai satu bangsa. Menuntut agar pemerintah lebih peduli terhadap nasib warga negaranya juga hal yang wajar-wajar saja karena selama ini memang perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia di dalam ataupun diluar negeri memang masih lemah. Karena masih ada beberapa TKI yang masih dalam proses pengadilan karena kasus yang serupa dengan Ruyati, seperti yang dialami Darsem dan teman-temannya maka masih patut juga kita menuntut pemerintah agar dapat ikut melakukan pendampingan dalam proses pengadilan warganya di negara lain agar mendapat keadilan.
Tapi kita tidak bisa mengintervensi hukum yang berlaku di suatu Negara karena kitapun tidak mau diintervensi oleh Negara lain tentang permasalahan hukum yang berlaku di Negara kita. Qishos berupa hukuman pancung sebagai hukuman yang setimpal bagi orang yang terbukti membunuh adalah hukum yang berlaku di Negara Arab. Memang berbeda dengan Negara kita, harga sebuah nyawa di Indonesia begitu murahnya, hanya karena uang 50 ribu seorang bisa membunuh orang lain, karena tidak suka kepada orang lain atau karena permasalah yang sepele maka dengan mudah ada yang mengatakan tek pateni bae bar aku nyerahkan diri meng polisi paling aku dihukum 5 tahun tapi aku wis puas kadaran nang penjara diempani ikih. Sama dengan kasus korupsi yang orang tidak takut melakukan korupsi karena hukumannya sangat ringan apalagi dengan uang yang dimilikinya sebuah keputusan pengadilan bisa dibeli.
Persoalan yang muncul yang perlu kita kritisi juga dari kasus Ruyati adalah apakah sebegitu penting sebuah jenazah sehingga harus dipulangkan ke asalnya? Barangkali ini dipengaruhi karena masih besarnya pemujaan kita terhadap kuburan sehingga merasa tidak afdhol jika tidak berdoa dihadapan kuburannya. Padahal dalam Islam kita diperintahkan untuk menyegerakan mengubur dan hendaknya jenazah dikubur dinegeri tempat jenazah itu meninggal.
Semoga Alloh memberi petunjuk kepada kita semua untuk bisa memanfaatkan sisa hidup yang masih ada pada kita untuk kebaikan dan ketaatan kepada Alloh, semoga pemerintah dan dengan dukungan kita semua mampu membawa Negara dan bangsa yang kita menjadi negeri yang gemah ripah loh jinawi; baldatun toyyibatun warobbun ghofur. Amiin Ya Robbal ‘aalamiin Arrohman Arrohiim
Allohummaghfir lilmukminiina walmukminat walmusliminawal muslimat al ahyai minhum wal amwat innaka sami’ummujibdda’wat.
Robbana lazighquluubana ba’daidzhadaina wahablana milladungkarohmah iinaka anntalwahhab
Robbana dholamna amfusana waillamtaghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin
“Alloohumma Robbannaasi adzhibimba’sa isfii anta syafii laa syifa a illaa syifaauka syifa allaa yughoodiru tsaqomaa”
Robbana hablana minazwazina wadzurriyatina qurrota a’yun waj’alna lilmuttaqiina imaamah.
Allohumma bariklana fii rajaban wa sya’baanan wabaalighna fii romadhon
Robbana aatina fiddunya khasanah wafil akhiroti khasana waqinaa ‘adzabannar
Subhanarobbika rabbil ‘izzati ‘amma yasifuun wasalamun ‘alal mursalin walhamdulillahi robbil ‘alamin.
Waladzikrulloohu akbar Aqimishsholah
Jumat, 24 Juni 2011
Permasalan Hukuman Pancung TKW Ruyati
Tanggungjawab mencari nafkah dalam keluarga sebenarnya adalah ada ditangan seorang laki-laki atau suami. Kalaupun wanita terpaksa harus bekerja adalah untuk membantu suaminya. Fitrah sifat kelemahlembutannya wanita lebih baiknya adalah mengurus anak-anak dan keluarganya. Apabila wanita banyak bekerja disektor public maka biasanya akan menimbulkan permasalahan didalam keluarganya sendiri ataupun permasalahan social. Permasalahan dirumahtangganya diantaranya kurang terurusnya suami dan kurang terdidiknya anak-anaknya sedang permasalahan social yang timbul antara lain pengangguran yang banyak dikalangan laki-laki sedangkan pengangangguran dikalangan laki-laki akan lebih menimbulkan permasalahan social daripada pengangguran dikalangan perempuan. Para wanita yang bekerja sendiri karena posisinya yang lemah banyak mengalami ekploitasi secara fisik maupun seksual.
Permasalahan tenaga kerja wanita memang kerap kali terjadi baik didalam negeri ataupun luar negeri. Didalam negeri ada kasus upah yang rendah, perlindungan yang kurang dan penyiksaan oleh majikan juga banyak terjadi. Di Malaysia biasanya kasus TKI illegal, di Asia Timur juga banyak wanita Indonesia disana karena hanya ketemu dengan para wanita maka banyak kasus lesbian sesama para TKW.
Masalah hukuman pancung terhadap TKW asal Bekasi yang bernama Ruyati karena kesalahannya membunuh majikan perempuannya salah satu permasalahan para TKW.
Adanya aksi solidaritas terhadap kematian warga Negara kita di negara lain adalah satu hal yang wajar sebagai bentuk kepedulian kita sebagai satu bangsa. Menuntut agar pemerintah lebih peduli terhadap nasib warga negaranya juga hal yang wajar-wajar saja karena selama ini memang perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia di dalam ataupun diluar negeri memang masih lemah. Karena masih ada beberapa TKI yang masih dalam proses pengadilan karena kasus yang serupa dengan Ruyati, seperti yang dialami Darsem dan teman-temannya maka masih patut juga kita menuntut pemerintah agar dapat ikut melakukan pendampingan dalam proses pengadilan warganya di negara lain agar tidak terdholimi serta supaya pemerintah dapat melakukan negosiasi agar yang bersangkutan dapat diampuni oleh keluarga korban.
Kita tidak boleh mengintervensi hukum yang berlaku di suatu Negara karena kitapun tidak mau diintervensi oleh Negara lain tentang permasalahan hukum yang berlaku di Negara kita. Qishos berupa hukuman pancung sebagai hukuman yang setimpal bagi orang yang terbukti membunuh adalah hukum yang berlaku di Negara Arab. Memang berbeda dengan Negara kita, harga sebuah nyawa di Indonesia begitu murahnya, hanya karena uang 50 ribu seorang bisa membunuh orang lain, karena tidak suka kepada orang lain atau karena permasalah yang sepele maka dengan mudah ada yang mengatakan tek pateni bae bar aku nyerahkan diri meng polisi paling aku dihukum 5 tahun tapi aku wis puas kadaran nang penjara diempani ikih. Sama dengan kasus korupsi yang orang tidak takut melakukan korupsi karena hukumannya sangat ringan apalagi dengan uang yang dimilikinya sebuah kasus keputusannya bisa dibeli.
Persoalan yang muncul yang perlu kita kritisi juga dari kasus Ruyati adalah apakah sebegitu penting sebuah jenazah sehingga harus dipulangkan ke asalnya? Barangkali ini dipengaruhi karena masih besarnya pemujaan kita terhadap kuburan sehingga merasa tidak afdhol jika tidak berdoa dihadapan kuburannya. Padahal dalam Islam kita diperintahkan untuk menyegerakan mengubur dan hendaknya dikubur ditempat jenazah itu meninggal.
Permasalahan tenaga kerja wanita memang kerap kali terjadi baik didalam negeri ataupun luar negeri. Didalam negeri ada kasus upah yang rendah, perlindungan yang kurang dan penyiksaan oleh majikan juga banyak terjadi. Di Malaysia biasanya kasus TKI illegal, di Asia Timur juga banyak wanita Indonesia disana karena hanya ketemu dengan para wanita maka banyak kasus lesbian sesama para TKW.
Masalah hukuman pancung terhadap TKW asal Bekasi yang bernama Ruyati karena kesalahannya membunuh majikan perempuannya salah satu permasalahan para TKW.
Adanya aksi solidaritas terhadap kematian warga Negara kita di negara lain adalah satu hal yang wajar sebagai bentuk kepedulian kita sebagai satu bangsa. Menuntut agar pemerintah lebih peduli terhadap nasib warga negaranya juga hal yang wajar-wajar saja karena selama ini memang perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia di dalam ataupun diluar negeri memang masih lemah. Karena masih ada beberapa TKI yang masih dalam proses pengadilan karena kasus yang serupa dengan Ruyati, seperti yang dialami Darsem dan teman-temannya maka masih patut juga kita menuntut pemerintah agar dapat ikut melakukan pendampingan dalam proses pengadilan warganya di negara lain agar tidak terdholimi serta supaya pemerintah dapat melakukan negosiasi agar yang bersangkutan dapat diampuni oleh keluarga korban.
Kita tidak boleh mengintervensi hukum yang berlaku di suatu Negara karena kitapun tidak mau diintervensi oleh Negara lain tentang permasalahan hukum yang berlaku di Negara kita. Qishos berupa hukuman pancung sebagai hukuman yang setimpal bagi orang yang terbukti membunuh adalah hukum yang berlaku di Negara Arab. Memang berbeda dengan Negara kita, harga sebuah nyawa di Indonesia begitu murahnya, hanya karena uang 50 ribu seorang bisa membunuh orang lain, karena tidak suka kepada orang lain atau karena permasalah yang sepele maka dengan mudah ada yang mengatakan tek pateni bae bar aku nyerahkan diri meng polisi paling aku dihukum 5 tahun tapi aku wis puas kadaran nang penjara diempani ikih. Sama dengan kasus korupsi yang orang tidak takut melakukan korupsi karena hukumannya sangat ringan apalagi dengan uang yang dimilikinya sebuah kasus keputusannya bisa dibeli.
Persoalan yang muncul yang perlu kita kritisi juga dari kasus Ruyati adalah apakah sebegitu penting sebuah jenazah sehingga harus dipulangkan ke asalnya? Barangkali ini dipengaruhi karena masih besarnya pemujaan kita terhadap kuburan sehingga merasa tidak afdhol jika tidak berdoa dihadapan kuburannya. Padahal dalam Islam kita diperintahkan untuk menyegerakan mengubur dan hendaknya dikubur ditempat jenazah itu meninggal.
I Love Yogya
Hari itu hari Rabu tanggal 22 Juni 2011
Ayahku mengajakku naik kereta api ,tetapi bila aku peringkat Satu
Akhirnya akupun peringkat 1
Hari itu aku berangkat ke stasiun Purwokerto
Aku berangkat bersama : ayah,ibu,adikku 2,dan bulikku
3 Jam aku di kereta,akhirnya aku sampai di stasiun Tugu
Stasiun itu sangat besar seperti stasiun Purwokerto
Aku berjalan kaki ke Malioboro tetapi aku tidak beli apa-apa
Setelah ke Malioboro aku ke taman pintar
Di sana banyak sekali pengetahuan tentang : sejarah, teknologi budaya
Di sana juga ada perpustakaan yang banyak buku-buku pengetahuan
Alifah
Selasa, 14 Juni 2011
Renungan untuk yang sakit
Anda tentunya pernah sakit atau malah sedang sakit? Apa yang anda rasakan saat jatuh sakit? Terasa tidak enak badan? Sulit tidur? Apa saja yang telah anda lakukan? Berbagai usaha tentunya telah anda lakukan untuk menyembuhkannya. Tetapi ternyata kita tidak bisa dengan mudah mengatasi sakit yang kita derita. Ternyata kita tidak kuasa terhadap diri kita sendiri. Ternyata kita tidak bisa melawan sumber penyakit yang mungkin hanya virus kecil tak terlihat. Ya kita yang berbobot puluhan kilo tak mampu melawan makhluk supermikro; ciptaan Alloh. CIPTAAN ALLOH??? Ya ciptaan Alloh.
Alloh sang pencipta, makhluk terkecil hingga jagat raya tak terbatas menurut ukuran manusia yang terbatas, termasuk manusia yang termasuk makhluk tidak besar dibanding dengan bumi tempat tinggalnya yang bahkan bumi dijagat raya hanya seumpama sebutir debu di gurun sahara. Maka adakah yang masih kita sombongkan dihadapan-Nya.
Ketika sakit hendaknya menjadi saat bagi kita untuk mengevaluasi diri, mungkin kita masih takabur dihadapan Alloh dan makhluk-Nya. Mungkin kita masih kurang bersyukur tatkala kita diberi kenikmatan oleh-Nya. Saat sehat mungkin kita kurang menyadari nikmat sehat yang kita terima dan kita masih banyak menuntut kepada-Nya sesuatu yang mungkin belum saatnya kita untuk memintanya. Saat sakit itulah saat teguran dari Alloh bahwa sehat adalah karunia besar bagi kita, bahwa bisa tidur dengan nyenyak adalah rahmat dari-Nya.
Bagaimana sikap kita saat teguran itu datang, bisa menjadi cerminan kedewasaan spiritualitas kita. Apakah kita mampu menyikapi sakit yang kita derita dengan sikap yang positif atau sebaliknya. Semuanya akan berdampak terhadap sakit fisik yang kita derita. Bila kita tidak sabar dan menyadari bahwa sakit itu sebagai ujian sekaligus teguran dari Sang Kholiq dan hati kita dipenuhi dengan seribu keluh kesah sebagai bentuk sikap ketidakterimaan kita terhadap ketentuan-Nya maka hati kita tersebut adalah hati yang sakit maka akan menambah sakit fisik yang kita derita.

Sebaliknya manakala kita menyadari bahwa sakit yang sedang kita derita tersebut adalah salah satu bentuk teguran atas kealpaan kita akan karunia-Nya dan kekhilafan sikap kita kepada sesama makhluknya, lantas kita bersabar menerima qodlo qodar-Nya maka kita berarti telah bisa mendulang pahala atas sakit yang kita derita, dan bergugurlah dosa-dosa kita serta akan membawa sakita fisik yang kita derita berkurang sakitnya bahkan atas ijin-Nya akan sembuh, karena sesungguhnya Dialah sang penyembuh. Alloh yang menciptakan makhluk dan Allohlah yang berkuasa penuh terhadap ciptaan-Nya.
Dan mungkin saja sakit kita kali ini akan menjadi jalan bagi Alloh untuk memberi batas akhir masa hidup kita dan itu artinya telah habislah kesempatan bagi kita untuk beramal sholeh sebagai bekal kehidupan kita di alam keabadian. Maka selagi kehidupan masih ada pada diri kita; walau dalam kondisi sakit- maka beribadahlah dan beramal sholihlah serta bertaubatlah atas dosa-dosa yang pernah kita perbuat seraya tetap berdoa agar Alloh memberi kesembuhan kepada kita.
“Allohumma Robbannaasi adzhibimba’sa isfii anta syafii laa syifa a illaa syifaauka syifa allaa yughoodiru tsaqomaa”
Lantas jika Alloh memberi kesembuhan kepada kita maka itulah karunia-Nya yang harus disyukuri, sanjungkan pujian kepada-Nya yang masih memberi kesempatan kepada anda untuk memperbaiki diri, meninggalkan keburukan amal dan menambah simpanan amal sholih kita. Pergunakan dan jangan sia-siakan sisa hidup yang masih Alloh berikan kepada anda. Entah sampai kapan?
Bumi Alloh, 12 Rajab 1432/14 Juni 2011
Hamba yang diuji
Alloh sang pencipta, makhluk terkecil hingga jagat raya tak terbatas menurut ukuran manusia yang terbatas, termasuk manusia yang termasuk makhluk tidak besar dibanding dengan bumi tempat tinggalnya yang bahkan bumi dijagat raya hanya seumpama sebutir debu di gurun sahara. Maka adakah yang masih kita sombongkan dihadapan-Nya.
Ketika sakit hendaknya menjadi saat bagi kita untuk mengevaluasi diri, mungkin kita masih takabur dihadapan Alloh dan makhluk-Nya. Mungkin kita masih kurang bersyukur tatkala kita diberi kenikmatan oleh-Nya. Saat sehat mungkin kita kurang menyadari nikmat sehat yang kita terima dan kita masih banyak menuntut kepada-Nya sesuatu yang mungkin belum saatnya kita untuk memintanya. Saat sakit itulah saat teguran dari Alloh bahwa sehat adalah karunia besar bagi kita, bahwa bisa tidur dengan nyenyak adalah rahmat dari-Nya.
Bagaimana sikap kita saat teguran itu datang, bisa menjadi cerminan kedewasaan spiritualitas kita. Apakah kita mampu menyikapi sakit yang kita derita dengan sikap yang positif atau sebaliknya. Semuanya akan berdampak terhadap sakit fisik yang kita derita. Bila kita tidak sabar dan menyadari bahwa sakit itu sebagai ujian sekaligus teguran dari Sang Kholiq dan hati kita dipenuhi dengan seribu keluh kesah sebagai bentuk sikap ketidakterimaan kita terhadap ketentuan-Nya maka hati kita tersebut adalah hati yang sakit maka akan menambah sakit fisik yang kita derita.
Sebaliknya manakala kita menyadari bahwa sakit yang sedang kita derita tersebut adalah salah satu bentuk teguran atas kealpaan kita akan karunia-Nya dan kekhilafan sikap kita kepada sesama makhluknya, lantas kita bersabar menerima qodlo qodar-Nya maka kita berarti telah bisa mendulang pahala atas sakit yang kita derita, dan bergugurlah dosa-dosa kita serta akan membawa sakita fisik yang kita derita berkurang sakitnya bahkan atas ijin-Nya akan sembuh, karena sesungguhnya Dialah sang penyembuh. Alloh yang menciptakan makhluk dan Allohlah yang berkuasa penuh terhadap ciptaan-Nya.
Dan mungkin saja sakit kita kali ini akan menjadi jalan bagi Alloh untuk memberi batas akhir masa hidup kita dan itu artinya telah habislah kesempatan bagi kita untuk beramal sholeh sebagai bekal kehidupan kita di alam keabadian. Maka selagi kehidupan masih ada pada diri kita; walau dalam kondisi sakit- maka beribadahlah dan beramal sholihlah serta bertaubatlah atas dosa-dosa yang pernah kita perbuat seraya tetap berdoa agar Alloh memberi kesembuhan kepada kita.
“Allohumma Robbannaasi adzhibimba’sa isfii anta syafii laa syifa a illaa syifaauka syifa allaa yughoodiru tsaqomaa”
Lantas jika Alloh memberi kesembuhan kepada kita maka itulah karunia-Nya yang harus disyukuri, sanjungkan pujian kepada-Nya yang masih memberi kesempatan kepada anda untuk memperbaiki diri, meninggalkan keburukan amal dan menambah simpanan amal sholih kita. Pergunakan dan jangan sia-siakan sisa hidup yang masih Alloh berikan kepada anda. Entah sampai kapan?
Bumi Alloh, 12 Rajab 1432/14 Juni 2011
Hamba yang diuji
Kamis, 09 Juni 2011
Khutbah Jumat: KELUARGA BAHAGIA

INNALHAMDALILLAH NAHMADUHUU WANASTANGINUHUU WANASTAGHFIRUGH WANA’UUDZUBILLAAHI MINSYURUURI ANFUSINA WASYAYIATI A’MALINA MAYYAHDILLAAHU FALAMUDHILALAH WAMAYYUDLILFALAHADIYALAH
ASYHADUALLAILAHAILLALLOH WAHDAHULASYARIKALAH WAASYHADUANNAMUHAMMADAN ‘ABDUHU WAROSULUH
ALLOOHUMMA SHOLI’ALA MUHAMMAD WA’ALA ALIHI WASHOHBIHI AJMA’IN
QOLALLOOHU TA’ALA :
Yaa ayyuhalladzi naaamanuttaqulloha waqulu qoulansadiida yuslikhlakum a’maalakum wayaghfirlakum dzunuubakum wamayyutingillaha warosuulahu faqod faza fauzan ‘adziima
Yaa ayyuhalladzi naaamanuttaqulloha haqo tuqootih walatamuutunna illa waantummuslimun
Jama’ah jum’at rahimakumulloh,
Sesungguhnya segala puji bagi Alloh, kita memohon pertolongan-Nya, ampunan-Nya dan perlindungan-Nya dari kejelekan diri dan keburukan amal kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, niscaya tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan-Nya maka tidak akan ada yang dapat memberi petunjuk. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rosululloh Muhammad SAW, teladan kita, idola kita dan semoga pula kepada keluarganya, para sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Jama’ah sholat jum’at yang harus berbahagia
Mengapa kita harus berbahagia? Kita berbahagia karena Alloh telah memberikan kenikmatan terbesarnya kepada kita berupa iman dan islam. Tidak semua manusia memilikinya, bahkan lebih sedikit yang mendapatkannya daripada yang belum mendapatkannya. Mudah-mudahan keimanan dan keislaman kita akan senantiasa dapat kita pelihara dan kita suburkan yang diwujudkan dalam bentuk ketundukan dan ketaatan kepada Alloh SWT serta bentuk ibadah lainnya baik ibadah hati, lisan dan jasmani yang senantiasa berada dalam bingkai iman dan taqwa, yang demikianlah yang akan merasakan buah yang manis berupa kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kaum muslimin jamaah jumat yang semoga dimuliakan Alloh dan yang berbahagia
Kita semua tentunya menginginkan kebahagiaan dan sesungguhnya kebahagiaan haruslah ada pada pribadi orang2 yang beriman. Orang yang berbahagia tidak harus orang yang bergelimang harta karena letak kebahagiaan itu ada dalam hati bukan pada gemerlapnya dunia karena kalau harta yang hanya menjadi tolak ukur sebuah kebahagiaan, maka kita telah terperangkap pada materialis yang justru akan semakin menjauhkan kita dari rasa kebahagiaan yang kita dambakan.
Harta memang bisa menjadi sumber kebahagiaan bila dikelola oleh orang yang beriman dan bersyukur, sebaliknya harta juga bisa menjadi sumber fitnah dan bencana dunia akhirat bagi orang-orang yang tidak beriman.
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (At-Taghobun:15)
dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(Ali Imron: 14)
Dan ayat berikutnya menyatakan bahwa:
Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.(Ali-Imron:15)
Jadi sudah menjadi fitrah bagi manusia mencintai harta dan memang bisa membuat bahagia, tapi bukan hanya itu sarana kebahagiaan namun ada yang lain yang bisa membuat kita bahagia yaitu hadirnya pasangan hidup tapi jangan pula kita melupakan yang lebih baik dari itu semua yaitu surga.
Kaum muslimin yang semoga senantiasa diberi keberkahan dari Alloh
Tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan Al-qur’an telah menggambarkan sebagai hubungan yang fitrah yang akan dapat membuat pasangannya menjadi tenang, aman, saling kasih sayang dan penuh cinta.
dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(Arrum:21)
Al-Quran juga menggambarkan hubungan antara suami dan istri sebagai pakaian, sebagaimana tercantum dalam Q.S. Al-Baqoroh ayat 187:
"mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka".
Fungsi pakaian adalah sebagai penutup aurat, maka antara suami istri harus dapat saling menutupi kekurangan masing-masing, pakaian juga berfungsi sebagai penghangat maka berikanlah kehangatan dan cinta kita pada pasangan kita.
Pakaian juga dapat berfungsi sebagai hiasan yang akan membuat seseorang menjadi lebih gagah dan dihargai, maka kita juga harus dapat membuat istri kita lebih merasa cantik, dihargai dan bahagia sebagai seorang wanita.
Maka istri juga merupakan sumber perhiasan bagi suaminya bahkan merupakan sebaik-baik perhiasan dunia bila ia seorang istri yang sholihah. Dalam sebuah hadits riwayat muslim Rosululloh menyatakan bahwa : “Dunia adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita sholihah”. Maka bagi orang yang beriman seharusnya berusaha mewujudkan untuk bisa memiliki istri yang sholihah. Bagi kita yang telah beristri didiklah istri kita agar dapat menjadi istri yang sholihah yang menjadi jalan bagi kita untuk mendapatkan kebahagiaan dalam ketaatan beribadah pada Alloh. Wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok yang perlu diluruskan dan dalam meluruskan perlu hati-hati agar tidak patah. Maka didik dan bimbinglah istri kita dengan kelembutan dan kesabaran serta penuh cinta karena ia memang diciptakan dari tulang rusuk yang dekat dengan hati untuk diberi cinta sepenuh hati kita.
Sebagai seorang suami kita adalah pemimpin dalam rumah tangga kita dalam mewujudkan tujuan keluarga yang kita bangun.
kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri (Annisa: 34)
Sebagai seorang laki-laki yang beriman kita harus menunjukan rasa tanggungjawab sebagai pemimpin bagi istrinya, diantara yang menjadikan laki-laki dilebihkan atas perempuan adalah karena secara fisik laki-laki lebih kuat dan laki-laki memiliki tanggungjawab untuk mencari nafkah, oleh karenanya mari tunjukkan tanggungjawab kita sebagai suami dengan semangat dalam bekerja sebagai wujud tanggungjawab kita terhadap keluarga.
Laki-laki diberi hak kepemimpinan oleh Alloh adalah agar ia benar-benar menjadi seorang laki-laki yang memikul tanggungjawab dan bersikap tegas terhadap keluarganya apabila keluarganya menyimpang dari ketentuan agama, suami muslim tidak akan membiarkan dirinya mengikuti kehendak istrinya yang menyimpang tapi ia akan tetap berusaha dengan lemah lembut untuk membimbing istrinya.
“Sifat suami yang baik adalah bertanggungjawab dan lemah lembut kepada keluarganya” (H.R. Tirmidzi dan Nasa i)
Hal tersebut juga karena dilandasi firman Alloh dalam Surat At-Tahrim: 6:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(At-tahrim:6)
Apabila ada sesuatu yang tidak disukai dari istri kita maka bersabar adalah bentuk ibadah kita dalam berumah tangga, karena barangkali kita belum mengetahui kebaikan yang ada pada istri kita tersebut.
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata[zina]. dan bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.(Annisa:19)
Semoga keluarga kita termasuk keluarga yang keluarga samara (Sakinah, Mawadah dan Rohmah) yang akan berbahagia baik didunia maupun di akhirat, karena Alloh juga menjanjikan akan mempertemukan keluarga yang beriman di surga yang penuh kebahagiaan.
dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;(sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (Annisa 34)
dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.(At-Tuur:21)
Untuk mencapai hal tersebut maka jadikanlah ajaran Islam sebagai pedoman dalam mengarungi bahtera keluarga niscaya akan terwujud keluarga samara.
Baarokalloohu liiwalakum fil qur’anilkarim wanafa’ani waiyyakum bimaa fiihi minal aayati wadzkrilhakim wataqobbalalloohu minnaa waminkum tilaawatahuu innahuhuuwassami’ul aliim. Waqurrobbighfir warham waanta khoiruuroohimiin
Khutbah Kedua
Alhamdulillaahilladzi arsala rosulahu bilhuda wadiinilhaq liyudzhirohu ngaladiini kullih wakafabillahi syahida
Asyhadualla illaha illah waasyhaduannamuhammadarrosululloh. Alloohumma sholingala Muhammad wa’ala ali Muhammad kama sholaita ngala ibrohim wa’ala ali ibrohim innaka hamiidummajid
Yaa ayyuhalladzii na aamanuttaqullooha waltandzurnafsummaqoddamatlighot wattaqulloo innallooha khobirummbimaata’maluun
Jama’ah jum’at rahimmakumulloh
Bagi anda yang belum memiliki istri dan masih dalam proses untuk mendapatkannya, maka hendaklah kriteria kesholihan agama menjadi prioritas utama dalam memilih istri, karena Rosululloh bersabda:
“Wanita dinikahi karena 4 hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karen agamanya, maka pilihlah wanita yang baik agamanya, kalau tidak engkau akan merugi” (Muttafaq ‘alaih).
Mengacu pada hal diatas maka wanita yang biasa berpenampilan seronok dan mengumbar aurat tidak akan mampu menarik hati pemuda muslim untuk mau menikahinya, karena ia akan mencari gadis sholihah yang memiliki kepribadian sebagai seorang wanita muslim demi mewujudkan rumah tangga yang bahagia dunia akhirat.
Tapi mengacu pada hadits diatas maka bukan berarti seorang pemuda muslim tidak perlu memperhatikan kecantikan lahir dari wanita yang akan dipilihnya untuk hidup berumah tangga.
Dari Al-Mughiroh bin Syu’bah berkata: “Saat aku melamar seorang wanita dimasa Rosululloh SAW, maka Nabi SAW berkata: ‘Apakah engkau telah melihatnya?’ Aku menjawab: Tidak,’beliau berkata”Lihatlah kepadanya, karena hal itu akan lebih bisa menciptakan kecocokan dan saling mencintai diantara engkau berdua”
Semoga Alloh memberi petunjuk pada anda yang belum berkeluarga untuk mendapatkan jodoh yang dapat menjadi perhiasan dunia, penyejuk pandangan serta bisa mewujudkan keluarga kita menjadi keluarga yang bahagia di dunia akhirat.
Alhamdulillahi robbil’alamin
Allohummaghfir lilmukminiina walmukminat walmusliminawal muslimat al ahyai minhum wal amwat innaka sami’ummujibdda’wat.
Robbanaghfirlana wal ikhwaaninalladzii nasabaquunaa bil iman wala taj’al fii quluubina ghillalilladzii na aamanu robbana innaka roufurrohim.
Robbana lazighquluubana ba’daidzhadaina wahablana milladungkarohmah iinaka anntalwahhab
Robbana dholamna amfusana waillamtaghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin
Robbana hablana minazwazina wadzurriyatina qurrota a’yun waj’alna lilmuttaqiina imaamah.
Langganan:
Postingan (Atom)
Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub