Jumat, 14 Juni 2013

Tafsir (bebas) Surat Al-Ikhlas "TUHAN BERBEDA DENGAN MANUSIA"

Bismillahirrohmaanirrohiim
“Qulhuwalloohu ahad” katakanlah Dialah Alloh Yang Esa, Dialah Penguasa Tunggal jagat raya, penggenggam alam semesta yang maha luas dan tak terbatas menurut ukuran manusia yang serba terbatas. Yang Maha Bijaksana dan Hakim seadil-adilnya, Yang Maha Gagah lagi Maha Sempurna, Yang kegagahan dan kesempurnaanya bukan karena pengaruh atau bantuan dari yang lainnya; kalaupun seluruh makhluk di alam ini tidak beribadah dan mengagungkan nama-Nya; Dia tetap sebagai sebagai Robb Yang Agung.
Dia Tuhan Yang Maha Berdiri Sendiri: Alloh tidak bersekutu untuk menegakan kekuasaan-Nya dan Dia tidak berbagi kekuasaan dengan yang lainnya, Alloh tidak bergantung kepada selain-Nya namun selain-Nyalah yang sangat bergantung kepada-Nya “Allohushshomad” Alloh tempat bergantung segala sesuatu.
Dialah al-Kholiq (pencipta) sedang selain-Nya adalah makhluk (ciptaan). Pencipta berbeda dengan ciptaan. Pencipta Maha Mengetahui sedang ciptaan hanya mengetahui yang diberi tahu oleh Pencipta. Ciptaan bisa melihat dan mendengar namun serba terbatas; manusia tidak nisa melihat benda yang kecil dan benda yang jauh, manusia tidak bisa mendengar infrasonik dan ultrasonik sedang PENGLIHATAN dan PENDENGARAN Sang Pencipta tak terbatasi oleh apa dan siapapun. Pencipta tidak membutuhkan ciptaan sedang ciptaan membutuhkan Pencipta dan ciptaan-Nya yang lain. Makhluk hidup membutuhkan udara dan makanan agar ia tetap hidup; sedang Tuhan tidak membutuhkannya karena Dialah Al-Hayat Yang Maha Hidup. Manusia membutuhkan manusia lain untuk bersosialisasi dan menyalurkan kebutuhan biologisnya sedang Tuhan tidak membutuhkannya; “Lam yalid walam yulad” Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan.
Tuhan berbeda dengan makhluk-Nya. Sungguh “saru” jika Tuhan dipersamakan atau dibandingkan dengan makhluk-Nya. Jangan membayangkan bahwa Alloh itu berjenis kelamin X lalu membutuhkan Tuhan atau makhluk berjenis kelamin Y. Sekali lagi katakanlah Dia adalah Alloh yang Esa dengan sebenarnya “walam yakullahu kufuwan ahad” dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.

Tuhan dan manusia berbeda. Jika Alloh kekuasaanNya tunggal dan tak terbatas maka jabatan kepemimpinan kekuasaan-Nya terbagi dan terbatas. Pimpinan dari Presiden sampai lurahi adalah kekuasaan eksekutif dan dilain pihak ada yang memiliki kekuasaan legislatif dan juga ada kekuasaan yudikatif serta kekuasaan yang diatasnya dan bawahnya, maka satu dengan lainnya perlu untuk bisa saling bersinergi untuk bisa membangun masyarakat agar lebih maju dan sejahtera.
Tuhan tidak perlu berembug dan minta pertimbangan lainnya untuk memutuskan perkara karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu, namun seorang manusia perlu bermusyawarah dan meminta pertimbangan dari yang lainnya sebelum memutuskan perkara agar keputusan yang diambil menjadi keputusan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hubungan Tuhan dengan makhluk berbeda dengan hubungan pimpinan dan rakyatnya; Alloh tidak membutuhkan tuhan lain; yang memang tidak ada, apalagi makhluk-Nya, namun makhluknya sangat membutuhkan dan tergantung kepada Robb-nya. Bawahan membutuhkan atasan dan atasan juga membutuhkan bawahan. Bapak Bupati kita telah terpilih melalui pemilihan yang cukup demokratis dan menang secara fantastis maka tentunya sebagai masyarakat yang telah menentukan pimpinannya maka juga harus siap untuk mengikuti pimpinannya, selama tidak menyimpang dari aturan hukum dan agama, sedang jika tidak sesuai juga harus bisa saling mengingatkan secara bijaksana. Terpilihnya Bapak Husen sebagai bupati dari PDI tidak terlepas dari fenomena Jokowi. PDI yang identik dengan partaine wong cilik dan Jokowi sebagai ikon pejabat yang tidak mriyayini dan sering blusukan di kalangan bawah perlu terus dijaga; program Jumat bersih, kerja bakti dan sarasehan bersama warga harus bisa semakin mendekatkan pejabat dengan rakyat agar bisa cepat menerima masukan dari masyarakat sebagaimana telah dicontohkan oleh Khalifah Umar bin Khotob yang sering keluar melihat kondisi rakyatnya dan memanggul sendiri karung gandum untuk membantu rakyatnya yang masih kekurangan dan rakyat juga mendambakan sosok pemimpin yang bisa menegakan keadilan tanpa berat sebelah sebagaimana telah dicontohkan oleh Rosululloh yang pernah mengatakan “Seandainya Fatimah Putriku mencuri maka Muhammad yang memotong tangannya”
Tuhan tidak berayah dan beribu serta tidak beranak, tidak beristri atau bersuami karena memang bukan manusia yang berjenis kelamin. Sedangkan kita manusia yang memiliki keluarga dan terikat dengan keturunan kita yang bisa membawa kebaikan dan juga ketidakbaikan maka harus berhati-hati karena semuanya adalah cobaan. Ibu Megawati adalah orang yang sukses karena membawa nama bapaknya. Orang bijak juga bilang “Dibalik kesuksesan karir suami ada dukungan istri dibelakangnya, namun dibalik kehancuran karir laki-laki biasanya ada wanita yang bukan istri dibelakangnya”. Begitu pula jika kita tidak bisa mendidik anak-anak kita maka ia akan dapat menjadi penghalang kesuksesan karir kita didunia dan penghambat kita masuk surga-Nya.
Umur dan kekuasaan manusia didunia juga ada batasnya, berbeda dengan kekuasaan Tuhan yang tidak terbatasi oleh waktu maka Tuhan sajalah yang berhak memiliki sifat Al-mutakabbir Yang Maha Sombong sedangkan manusia yang serba terbatas tidak boleh menyombongkan diri.
Sekali lagi kita semua dalah makhluk yang membutuhkan dan tergantung kepada Robb-nya maka tetaplah pada jalan yang telah ditetapkan-Nya dan ingatlah bahwa manusia akan kembali kepada-Nya untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.

Jumat, 24 Mei 2013

BAITUL ARQOM IDIOPOLITOR PDM SE EKS KARESIDENAN BANYUMAS


Bertempat di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Purwokerto pada tanggal 11-12 Mei  2013 Pimpinan Daerah Muhammadiyah se eks Karesidenan Banyumas telah menyelenggarakan Baitul Arqom Idiopolitor . Idiopolitor sendiri kepanjangannya adalah idiologi, politik dan organisasi.
Kegiatan ini dipandu oleh Majelis Pendidikan Kader PWM Jateng yang dikomandoi oleh Mas Sugiyono  dan sedang panitia pelaksana di ketua oleh Imam Suyanto dan sekretaris Sismanan dari MPK PDM Banyumas  dan bendahara Ngadino dari MPK PDM Purbalingga.
Kegiatan diikuti oleh PDM Banyumas, PDM Cilacap, PDM Purbalingga dan PDM Banjarnegara dengan jumlah peserta 54. Kegiatan dibuka oleh ketua PWM Jawa Tengah Drs. Musman Thalib, M.Ag yang menyampaikan tentang Strategi dan Kebijaksanaan PWM Jawa Tengah . Dan selanjutnya penyampaian materi yang diisi oleh Prof. Yunahar Ilyas, Lc tentang Ar Ruju’ ila Qur’an wa Sunnah, Drs. Tafsir, M.Ag tentang Etos Pimpinan Muhammadiyah dan Materi terakhir diisi oleh Prof. Munir Mulkhan tentang Gagasan Masyarakat Madani Gagasan  Politik Muhammadiyah.

Selasa, 30 April 2013

Minggu, 28 April 2013

Jadilah Boss

Jangan mau hanya jadi pekerja apalagi pekerja kontrak yang hanya 2 tahun lalu setelah itu nganggur. Bercita-citalah jadi bos yang dengannya kamu lebih bebas menata hidupmu dan akan lebih bermanfaat untuk bangsa dan negara ini. Gantungkan cita-citamu setinggi bintang dilangit, kalopun engkau terjatuh engkau masih terduduk diantara bintang-bintang.

Harus Sarjana

                                                         "MAN JADDA WAJADA"

Rabu, 17 April 2013

ASRAMA GRATIS DI MASJID



Minggu ini dua kali saya piket sebagai panitia UN SMA/MA subrayon 1 di SMA 2 Purwokerto; sekolah dimana saya 20 tahun yang lalu menimba ilmu. Sekolah dimana saya juga belajar berorganisasi terutama di Rohani Islam dimana saya pernah menjadi ketua satu dan saya belajar untuk bergelut di dunia dakwah. Dimanapu kita berada sebagai seorang muslim tentu ketika waktu sholat tiba akan mencari masjid, maka saat piket itu dan waktu sholat tiba saya mendatangi mushola yang dulu menjadi basecamp kegiatan rohis. Ternyata tidak setiap waktu ada adzan dan sering tidak adzannya daripada ada adzannya. Ternyata memang tidak ada yang tinggal diruang sekretariatnya sehingga saya bertanya apakah anak-anak sekarang sudah tidak ada yang mau tinggal dan tidur di masjid?

Ketika aku kecil mulai usia SD, anak laki-laki hampir sebagian besar tidurnya dimasjid; kecuali anak orang kaya yang dimanjakan yang tidak boleh tidur dimasjid. Meski tidak semua aktifitas yang mereka lakukan dimasjid adalah aktifitas yang baik  karena terkadang dimasjid pulalah dulu kami biasa merencanakan aksi pencurian buah-buahan terutama yang pemiliknya pelit. Namun setidaknya di masjid mereka biasa mengaji dan sholat shubuh berjamaah meskipun juga dengan susah payah dibangunkan. Selain itu mereka terbiasa dengan kondisi yang prihatin karena biasa tidur hanya berbekal sarung dan  tak beralaskan apapun kecuali lantai yang dingin adalah hal yang biasa karena cuma ada tikar kecil yang hanya diperebutkan banyak anak yang akhirnya hanya dikuasai oleh yang besar-besar.

Saat SMA, beberapa temanpun masih tinggal di masjid terutama yang rumahnya diluar kota, Saya walaupun rumahnya dipinggir kota namun tetap harus naik angkot yang terkadang ketik kondisi pailit dan saya tidak punya uang maka saya juga  tinggal di masjid untuk meringankan biaya karena jika mau di masjid maka kita dibantu makan tiap hari dan juga diberi uang jajan karena kita membantu menjaga masjid dan ikut mengajar anak-anak.

Pada waktu kuliah di Semarang, saya hidup bersama dengan teman-teman yang biasa dalam kesederhanaan dan juga tinggal dimasjid atau TPQ. Bersama teman-teman IMM saya pernah tinggal di sebuah TPQ bernama Ibnu Sina dibawah asuhan seorang Dosen pembimbing bernama Bapak Anwar Sutoyo yang bangunannya hanya berupa rumah dari kayu yang tidur hanya dengan menata kursi dan tikarnya tanpa ada kasur selama 3 semester. Di gedung TPQ ini IMM secara rutin ngaji dibawah bimbingan dosen tersebut. Teman-teman IMM lainnya ada yang tinggal di masjid AT-Taqwa Patemon yang merupakan basecamp IMM dan juga ada yang tinggal di masjid Kapling sebuah masjid yang baru didirikan disebuah alas yang pada waktu itu baru ada beberapa rumah disekitarnya.

Saya juga pernah menjadi penjaga masjid, muadzin dan sekaligus pengajar TPQ di sebuah masjid bernama Al-Iman dimana ketua takmirnya adalah bapak Anwar Haryono salah seorang Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Gunung Pati Semarang. Letaknya cukup jauh dari kampus namun disinilah selain kost gratis bahkan dibayar , belajar menjadi ustadz TPQ juga khotib jumat serta belajar bermasyarakat. Bukan Cuma kost gratis tapi juga makan gratis karena sudah ada ibu2 tua yang setiap hari rutin ngantar makanan. Jamaah yang lainnya juga karena kita menyatu dengan masyarakat maka ketika ada acara apapun makan kita juga diundang atau dikirimi makanan. Bukan cuma pas ada acara; sering juga orangtua yang anaknya diajar di TPQ itu datang dan mengantar bingkisan sebagai ucapan terimakasih kepada Ustadznya. Disini kita jadi sudah biasa dipanggil ustadz walaupun masih muda. Selain mengajar TPQ juga mengajar les pelajaran umum dimana saya datang kerumah maka otomatis ada tambahan pemasukan lagi.

Sekarang saya menjadi kepala Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Purwokerto, sebuah sekolah kecil di jantung kota Purwokerto di tengah sekolah-sekolah besar dan favourit yang ada di kota pendidikan ini. Sebuah madrasah milik persyarikatan Muhammadiyah yang telah memiliki akar kuat sebagai sekolah kader dakwah yang telah banyak melahirkan aktifis dakwah meski muridnya tidak banyak. Dulu sebelum ada istilah boarding school Muallimin Muallimat Muhammadiyah Purwokerto sudah menerapkannya pada sebagian besar siswanya, bagi putri diasramakan di sekolah dan juga panti asuhan dan bagi putra diasramakan di masjid-masjid di kota Purwokerto.

Mengingat simbiosis mutualisme antara pihak madrasah yang membutuhkan siswa dan masjid yang membutuhkan penjaga dan pengajar TPQ serta penggerak remaja masjid maka salah satu program unggulan yang ingin kami tawarkan adalah berasrama di masjid bagi putra dan bagi putri di asrama yang ada disekolah. Telah ada beberapa masjid yang menyatakan kesediaanya untuk ditempati dan sekaligus membiayai sekolah anak MAM Purwokerto. Program ini juga memberikan jaminan akan aktifnya remaja masjid/TPQ di masjid yang bersangkutan, jika mereka belum mampu menghidupkan TPQ atau remaja masjidnya maka tidak ada biaya yang diberikan kesekolah. Semoga anak-anak sekarang sekarang masih mau berproses dalam kesederhanaan dan keprihatinan dalam perjuangan untuk ditempa menjadi aktifis dakwah.

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter