Judul
Buku : Sejarah Pendidikan Islam
Pengarang : Prof. Dr. H. Mahmud Yunus
Penerbit :
PT. Hidakarya Agung
Pendidikan Islam Pada Masa
Nabi Muhammad SAW
Selama
periode Makkah pengajaran yang diberikan Nabi ialah menyampaikan Al-Qur’an. Pokok
ajarannya adalah tentang beriman kepada Alloh, rosul-Nya dan hari kemudian,
serta sedikit amal ibadah, zakat belum terinci baru kepada fakir miskin dan
anak yatim. Menyuruh manusia berakhlaq mulia dan melarang berperilaku jahat.
Setelah periode Madinah pendidikan keimanan diperkuat dengan wahyu Alloh
tentang iman kepada Alloh, hari akhir, malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
takdir. Dalam ibadah diperintahkan
sholat jumat, sholat hari raya dan
sunnah-sunnah lainnnya. Begitu pula
ibadah lainnya seperti puasa, haji serta zakat telah lebih diperinci. Pada masa
ini telah berkembang budaya membaca dan menulis bahasa asing. Nabi juga
menyuruh tawanan mengajarkan baca tulis kepada anak-anak sebagai tebusan. Pada
masa Nabi pendidikan masih berpusat di Madinah dan Nabi menjadi contoh langsung
dalam pendidikan yang diikuti para sahabat yang dididiknya menjadi generasi
penerus yang menebarkan pengetahuan yang diterimanya ke masyarakat di wilayah
lain hingga seluruh Jaziriyah Arab.
Pendidikan Pada Masa Khulafatul Rasyidin
dan Bani Umayah
Pada
masa ini pusat pendidikan Islam bukan hanya di Madinah dan Makkah saja namun
juga telah ada di Basrah, Kufah, Damsyik, Palestina, dan Fistat. Di kota-kota
tersebut telah didirikan madrasah dan di datangkan guru-guru untuk mengajarkan
ilmu membaca dan menulis serta menghafal al-Qur’an, belajar pokok-pokok agama
Islam seperti cara berwudlu, sholat, puasa, dsb. Pada masa Khalifah Umar bin
Khotob juga menekankan supaya mengajarkan berenang, mengendarai kuda, memanah
dan membaca dan menghafal syair-syair serta peribahasa. Di tingkat menengah dan
lanjutan di ajarkan tafsir, hadits dan fiqih. Ulama dari sahabt yang ahli
tafsir antara lain Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud,
dan Ubaiya bin Ka’b. Ulama sahabat yang ahli fiqih adalah Abu Bakar, Umar bin
Khotob, Usman bin Afan, Ali bin Abi Tholib, Aisyah, Zaid bin Tsabit, Ubaiya bin
Ka’b, Mu’az bin Jabal, Abdullah bin Mas’ud, Abu Musa bin Al’Asyari dan Abdullah
bin Abbas. Ulama sahabat yang banyak meriwayatkan hadits adalah Abu Hurairah,
‘Aisyah, Abdullah bin Umar, Abdulah bin Abbas, Jabir bin Abdullah, Anas bin
Malik. Pada masa khulafaul rasyidin ilmu selain agama belum berkembang, baru
pada akhir masa Bani Umayah dan permulaan Bani Abbasiyah ilmu pengetahuan dan
budaya mulai berkembang.
Pendidikan dan Pengajaran Pada Masa
Abbasiyah
Pada
masa ini madrasah terdiri dari:
a. Tingkat rendah (kuttab) yang bisa diajarkan
juga di rumah, istana, toko atau pinggir pasar; Materinya meliputi membaca dan
menghafal al-Qur’an, pokok-pokok ajaran Islam, menulis, kisah orang-orang
besar, membaca dan menghafal syair, berhitung, pokok-pokok nahwu dan syorof
sekedarnya.
b. Tingkat menengah sebagai sambungan kuttab yang
diajarkan di masjid, majelis sastra dan ilmu pengetahuan. Materi yang diajarkan
adalah al-Qur’an, Bahasa Arab, Sastra, Fiqih, Tafsir, Hadits, Nahwu/ Shorof/
Balaghoh, ilmu Pasti, Mantiq, Falak, Tarikh, Ilmu Alam, Kedokteran, Musik.
c. Tingkat
Perguruan Tinggi yang diajarkan di lembaga seperti Baitul Hikmah di Baghdad,
dan Darul Ilmu di Mesir serta masih juga yang dilaksanakan di masjid. Umumnya
ada dua jurusan yakni ilmu agama (naqliyah) dan ilmu hikmah (‘aqliah). Jurusan
Naqliyah mempelajari Tafsir, hadits, Fiqih dan ushul fiqih, Nahwu Shorof,
Balaghoh, Bahasa Arab dan sastra. Jurusan
‘Aqliyah mempelajari Mantik, ilmu alam dan kimia, musik, ilmu pasti,
ilmu ukur, falak, ilahiyah, ilmu hewan, ilmu tumbuhan, kedokteran.
Waktu
belajar sabtu pagi sampai kamis ashar sedangkan hari jumat atau hari raya
libur, selesai untuk masing-masing tingkatan tidak pasti tergantung kecerdasan
anak.
Awalnya
masa Abbasiah sangat dipengaruhi Budaya Persia setelah itu pengaruh Turki lebih
dominan. Pada masa dominasi Turki Dinasti Abbasiyah banyak mendirikan madrasah.
Madrasah tersebut antara lain Madrasah Nizamiah di Baghdad yang didirikan Nizam
Al-Mulk, Madrasah An-Nuriyah yang didirikan Nuruddin Zinki di Damaskus, dan
juga madrasah lain yang didirikan pada masa Al-Ayubi dan Al-Mustanshiriyah
begitu pula yang ada di Andalusia. Ada pula didirikan sekolah khusus
kedokteran. Selain di madrasah, kuttab dan masjid pengajaran juga
dilakukan di istana, rumah-rumah
pembesar, toko kitab, rumah ulama, majelis sastra, dusun baduwi, perpustakaan,
ribath (kamp tentara) dan rumah sakit.
Pada
masa ini banyak ditulis kitab-kitab hadits, tafsir, fiqih, sastra, nahwu
sharof, tarikh, terjemahan, filsafat, dll.
Pendidikan dan Pengajaran Sesudah
Baghdad Jatuh
Setelah Baghdad jatuh karena diserang oleh
Tartar pada tahun 658 H atau 1258 M maka Khalifah, pembesar dan ulama banyak
yang terbunuh, kitab-kitab juga dibakar namun masih ada generasi yang
melanjutkannya di Kairo Mesir (masa Mamluks) mulai tahun 1261 M atau 659 H.
Hingga terus berkembang ilmu pengetahuan, ilmu agama, dan bahasa Arab. Ulama
yang terkenal pada masa ini antara lain Izzudin bin Abdussalam, An-Nawawi, Ibnu
Hisyam An-Nawawi, Sa’duddin At-Taftazany, As-Saiyid Al-Jurjany, Ibnu Khillikan,
Ibnu Khaldun, dll. Sampai akhirnya Mesir dibawah kekuasaan Usmaniyah Turki,
lalu Sultan Salim memerintahkan kitab-kitab di perpustakaan dan barang-barang
berharga di Mesir dibawa ke Istambul, termasuk ulama dan pembesar serta
kepala-kepala perusahaan yang berpengaruh juga diboyong ke Istambul. Dari
Sultan Salim lalu Sultan Sulaiman Al-Qonuny Turki mencapai masa emas dalam
pengetahuan dan budaya. Ulama-ulama yang terkenal pada masa Usmaniyah Turki
antara lain: Nurudin Ali Al-Buhairy, Abdurrahman Al-Manawy, Syahabuddin Al-Quliyuby,
Abdul-Baqy bin Yusuf Az-Zarqony, Syekh Hasan bin Ali Ahmad As-Syafi’i, dll. Namun setelah itu Turki mengalami kemunduran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar