Senin, 23 Mei 2016

Proposal Sekolah Siaga Bencana (LPB Banjarnegara)




USULAN
SEKOLAH SIAGA BENCANA

LATAR BELAKANG

Kejadian pergerakan tanah yang terjadi di Desa Clapar tanggal 17 Maret 2016 berturut-turut sampai tanggal 1 April 2016 secara material menimbulkan rusaknya rumah pemukiman dan lahan pertanian yang berdampak kerugian harta benda sedangkan secara psikologis hal ini juga berdampak pada gejala gangguan psikologi berupa ketakutan, maupun kecemasan baik anak-anak maupun dewasa. kerugian yang ditimbulkan akibat longsor tersebut mencapai 28,6 miliar. Data lapangan menunjukkan bahwa luasan longsoran 15,9 Ha dengan panjang 1,5 Km, dan panjang 100-200 meter. Jumlah pengungsi up date sampai tanggal 8 April sebanyak 101 KK, 347 jiwa, yang terdiri dari 186 laki-laki dan 161 perempuan yang menyebar di 9 titik selter pengungsian. Sedangkan data kerusakan sebanyak 21 rusak berat, 2 rusak sedang dan 12 rusak ringan. Data tingkat kerentanan sebanyak 28 adalah balita, 40 masuk dalam kategori anak-anak, ibu hamil 4 dan lansia sebanyak 36 orang. Data diatas menunjukkan bahwa dampak gerakan tanah clapar yang ditimbulkan cukup luas dan tingkat kerugiannya tinggi dan ancaman sampai saat ini masih terus terjadi sebab masih banyak rekahan yang berada disekitar area longsor.
Kelompok rentan salah satunya anak-anak merupakan kelompok yang perlu upayakan pemberdayaan dari sisi ancaman sehingga minimalisasi risiko terhadap ancaman bencana dapat ditingkatkan melalui pengembangan kapasitas dan pemahaman terhadap ancaman yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Hal tersebut bertujuan dalam rangka menjamin adanya lingkungan protektif dari perlakuan salah, kemandirian anak, diskriminasi maupun sampai pada tahap penelantaran sebagaimana diatus dalam undang-undang no. 23 tahun 2002. Oleh sebab itu Muhammadiyah Disaster Management Center Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara bermaksud melaksanakan kegiatan advokasi terhadap anak-anak korban longsor Clapar melalui pembentukan Sekolah Siaga Bencana di SD N 2 Clapar. Program ini diarahkan untuk mencegah timbulnya korban dan pengurangan risiko jika terjadi bencana, mencegah dan menurunkan keterpaparan tingkat kerentanan pada anak, meningkatkan resiliensi melalui peningkatan kesiapsiagaan.

NAMA KEGIATAN
Nama kegiatan program ini adalah Sekolah Siaga Bencana

VISI DAN MISI
Visi
Terciptanya sekolah mandiri dan tangguh terhadap bencana

Misi
1.       Mengembangkan kemampuan siswa dan guru dalam pengelolaan bencana disekitar sekolahan;
2.       Membentuk jiwa mandiri terhadap risiko bencana;
3.       Mengurangi timbulnya korban sampai 0% melalui pengurangan risiko bencana;
4.       Membentuk sekolah yang tangguh terhadap ancaman bencana;

TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan
1.       Meningkatkan kapasitas dan pemahaman siswa terhadap risiko dan ancaman bencana disekitar wilayah Desa Clapar Kecamatan Madukara, Banjarnegara;
2.       Membentuk manajemen bencana di sekolah;
3.       Memberdayakan secara mandiri bagi guru dan siswa dalam pengelolaan bencana melalui tahapan-tahapan yang ditentukan bersama;
4.       Mengembangkan budaya siaga di sekolahan;
5.       Mendorong sekolah untuk membuat kebijakan sekolah terkait dengan standardisasi pengelolaan bencana;
6.       Meningkatkan kemampuan manajemen bencana dalam lingkungan sekolah;
7.       Membentuk muatan lokal terkait dengan mata pelajaran kebencanaan;
8.       Membentuk ekstrakulikuler sekolah dalam ketrampilan kebencaan.
Sasaran
Sasaran program ini adalah Siswa dan guru SDN 2 Clapar, Madukara Banjarnegara

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan mulai 13 Mei-10 Agustus 2016 di SD N 2 Clapar keterangan terlampir

JADWAL KEGIATAN
Terlampir

MANAJEMEN FASILITATOR
Terlampir

ESTIMASI ANGGARAN DAN SUMBER DANA
Terlampir

Demikian proposal ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih

Banjarnegara, 23 April 2016
Majlis Bidang Kebencanaan                                                                         Ketua Program SSB
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara


Budiyanto, SPD, Msi                                                                                              Pujiyanto








JADWAL KEGIATAN
No.
KEGIATAN
APRIL (Hari)
MEI (Minggu)
Juni (Minggu)
23
24
25
26
27
28
29
30
1
2
3
4
1
1
Pengajuan Usulan













2
Pemberitahuan ke BPBD Banjarnegara













3
Perijinan ke dinas Pendidikan, Desa Clapar, dan Kecamatan Madukara













4
Membangun kesepahaman dan komitmen bersama antar anggota warga sekolah
maupun dengan pemangkukepentingan lainnya dalam membangun SSB, dengan
atau tanpa difasilitasi oleh pihak luar.







































5
Membentuk Tim SSB













6
Menyusun rencana untuk membangun SSB













7
Membuat “peta jalan” (roadmap) sekolah menuju SSB













8
Melakukan analisis ancaman, kapasitas, dan kerentanan sekolah













9
Melakukan analisis risiko sekolah terhadap bencana













10
Menyusun peta risiko dan peta evakuasi sekolah













11



Pembentukan SSB dengan merumuskan kegiatan untuk meningkatkan
ketangguhan sekolah terhadap bencana sesuai dengan empat parameter yaitu
sikap dan tindakan, kebijakan sekolah, perencanaan kesiapsiagaan, dan mobilisasi
sumberdaya




















































12
Simulasi dan monitoring



















MANAJEMEN FASILITATOR

PENANGGUNG JAWAB                 : LPB PDM Banjarnegara
Ketua                                                    : Pujiyanto
Administrasi dan Keuangan         : Agung Widianarko
                                                                  Adam Yordan
Fasilitator                                            :
1.       Zainal Abidin
2.       Adityawan
3.       Firmansyah
4.       Aris Tofani
5.       Dul Aidi
6.       Nurul Azis


SUMBER DANA DAN ESTIMASI ANGGARAN

                                                               
A.      Sumber Dana
Program Sekolah Siaga Bencana sumber dana berasal dari MTs Muhammadiyah Batur dan MTs Muhammadiyah Wanayasa melalui LazisMu Banjarnegara
B.      Estimasi Anggaran

ESTIMASI ANGGARAN
No.
KEGIATAN
SATUAN
NOMINAL
JUMLAH
1


Administrasi dan Keuangan



-          ATK
1 paket
Rp. 400.000
Rp. 400.000
-          Dokumentasi
1 Paket
Rp. 100.000
Rp. 100.000
2






Fasilitator



-          Pembuatan Peta
2 bh
Rp. 200.000
Rp. 400.000
-          Pembuatan Jalur Evakuasi
7 bh
Rp. 50.000
Rp. 350.000
-          Pengadaan Papan
1 bh
Rp. 250.000
Rp. 250.000
-          Snack 4 kali pertemuan
200 bh
Rp. 5.000
Rp. 1.000.000
-          Snack siswa
100 bh
Rp. 5.000
Rp. 500.000
-          operasional perjalanan
4 org
Rp. 750.000
Rp. 3.000.000

Jumlah


Rp. 6.000.000


Kebencanaan dan Sekolah




Penelitian LIPI dan UNESCO 2006 ternyata tingkat kesiapsiagaan sekolah lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat serta aparat. Rendahnya kesiapsiagaan tersebut meliputi 5 parameter yaitu :
1.    Pengetahuan tentang bencana
2.    Kebijakan dan panduan
3.    Rencana tanggap darurat
4.    Sistim peringatan bencana
5.    Mobilisasi sumber daya

Sekolah menjadi “ruang publik” dengan tingkat kerentanan tinggi. Rata-rata 6% korban gempa adalah siswa sekolah yang berada di sekolah saat kejadian berlangsung. Salah satu indikatornya jeleknya bangunan sekolah.

Kementerian pendidikan nasional menerbitkan Surat Edaran mengenai pengarustamaan pengurangan risiko bencana di sekolah berupa Surat Edaran nomor 70a/MPN/SE/2010 ditujukan kepada para Kepala Daerah, Dinas Pendidikan, BPBD maupun dinas-dinas terkait.
UU 24/2007 penanggulangan bencana adalah serangakaian kegiatan yang ilakukan untuk menangtisipasi bencana mealui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

UN-OCHA kesiapsiagaan adalah aktivitas pra bencana yang dilaksanakan dalam konteks menajemen risiko bencana dan berdasarkan analisa risiko yang baik. Hal ini mencakup pengembangan/peningkatan keseluruhan strategi kesiapan, kebijakan, struktur institusional, peringatan dan kemampuan meramalkan, serta rencana yang menentukan langkah-langkah yang dicocokkan untuk membantu komunitas yang berisiko menyelematkan hidup dan aset mereka dengan cara waspada terhadap bencana dan melakukan tindakan yang tepat dalam mengatasi ancaman yang akan terjadi atau bencana sebenarnya.

UNISDR buku konstruksi sekolah yang lebih aman guidance notes on safer school construction menyatakan bahwa kesiapsiagaan adalah pengetahuan dan kapasitas yang dikembangkan oleh pemerintah, organisasi professional penyelenggara tanggap darurat dan pemulihan pasca bencana, masyarakat dan individu-individu secara efektif mengantisipasi, merespon, dan pulih dari dampak peristiwa bahaya atau kondisi yang dapat terjadi dan akan terjadi.

Sekolah siaga bencana adalah sekolah yang memiliki kemampuan untuk mengelola risiko bencana di lingkungannya. Kemampuan tersebut diukur dengan dimilikinya perencanaan penanggulangan bencana (sebelum saat dan sesudah bencana), ketersediaan logistik, keamanan dan kenyamanan di lingkungan pendidikan, infrastruktur, serta sistim kedaruratan yang didukung oleh adanya pengetahuan dan kemampuan kesiapsiagaan, prosedur tetap dan sistim peringatan dini.

SSB memiliki 2 unsur utama yaitu :
  1. Lingkungan belajar yang aman
  2. Kesiapsiagaan warga sekolah

Tujuan SSB adalah membangun budaya siaga dan budaya aman di sekolah, serta membangun ketahanan dalam menghadapi bencana oleh warga sekolah

Pada Mei 2012 telah ditandatangani Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana. Pedoman tersebut diluncurkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam acara resepsi peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei 2012.

Pedoman ini merupakan hasil sinkronisasi kebijakan dan regulasi yang disusun secara partisipatif melalui konsultasi oleh BNPB dengan kementerian/lembaga/institusi/lembaga swadaya masyarakat (seperti Sekretariat Nasional Sekolah Aman, Perkumpulan Kerlip, Paguyuban ITB88, dan KPB), lembaga donor (seperti GFDRR-BEC-TF World Bank dan Plan Indonesi), perguruan tinggi (PPMB ITB, dan Universitas Binus), lembaga PBB (seperti UNESCO Jakarta), serta mitra lain.

Selain tema sinkronisasi kebijakan, penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana juga mengusung dua tema strategis lain, yakni peningkatan partisipasi publik dan pelembagaan. Pembentukan Sekretariat Nasional Sekolah Aman di tingkat nasional, disusul dengan Sekretariat Daerah Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan kini Sumatera Barat merupakan bentuk pelembagaan aktivitas penerapan sekolah/madrasah aman.

PARAMATER adalah standart minimum yang bersifat kualitatif dan menentukan tingkat minimum yang harus dicapai dalam pemberian respon pendidikan.
INDIATOR merupakan penanda yang menunjukkan apakah standar telah dicapai. Indikator memberikan cara mengukur dan mengkomunikasikan dampak atau hasil dari suatu program, sekaligus juga proses, atau metod yang digunakan. Indikator bisa bersifat kualitatif atau kuantitatif.
VERIFIKASI adalah bukti yang telah ditetapkan untuk menunjukkan indicator.

Parameter kesiapsiagaan sekolah diidentifikasikan terdiri dari 4 faktor yaitu :
  1. Sikap dan tindakan
  2. Kebijakan sekolah
  3. Perencanaan kesiapsiagaan
  4. Mobilisasi sumberdaya
SIKAP DAN TINDAKAN
Dasar sikap dan tindakan adalah :
  1. Adanya persepsi
  2. Adanya pengetahuan
  3. Adanya ketrampilan .
Sikap dan tindakan ini tidak hanya dimiliki murid/siswa tetapi juga secara kolektif dimiliki oleh civitas sekolah yang terdiri dari guru, karyawan, komite dan masyarakat di lingkungan sekolah tersebut.

KEBIJAKAN SEKOLAH
Kebijakan sekolah adalah keputusan yang dibuat secara formal oleh sekolah mengenai hal-hal yang perlu didukung dalam pelaksanaan PRB sekolah baik secara khusus maupun terpadu.
Bersifat mengikat kepada seluruh civitas sekolah.

PERENCANAAN KESIAPSIAGAAN
Perencanaan kesiapsiagaan bertujuan untuk menjamin adanya tindakan cepat dan tepat guna pada saat terjadi bencana dengan memadukan dan mempertimbangkan sistim PB daerah disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat.
Bentuk atau produknya berupa dokumen :
  1. Protap kesiapsiagaan
  2. Rencana Kontinjensi

MOBILISASI SUMBERDAYA
Sumberdaya yang dimobilisasi :
  1. Sumber daya manusia
  2. Sarana dan prasarana
  3. Finansial
Mobilisasi didasarkan pada kemampuan sekolah dan pemangku sekolah. Mobilisasi juga membuka peluang partisipasi dari pemangku kepentingan lainnya.

Selasa, 17 Mei 2016

Jadwal Imsakiyah Romadhon 1437 H Purwokerto Banyumas


Valentin Day, Pernikahan dan Jihad



Salah satu masalah yang dihadapi umat adalah krisis identitas. Identitasnya sebagai seorang muslim banyak digadaikan sadar atao tidak sadar. Yang tua masih melakukan ritual yang bercampur aduk dengan kepercayaan animisme dinamisme, Hindu dan Budha, seperti selamatan kematian, sedekah bumi dll, sedang yang muda banyak yang mengekor atau meniru dunia Barat, seperti gaya hidup, perayaan ulang tahun, valentine day, dlsb.
Semoga tidak ada diantara remaja kita yang ikut-ikutan bervalentine day, karena hal tersebut berarti tasyabuh bil kuffar, ikut dan meniru kaum kafir.Padahal Rosululloh dalam hadits menyatakan: “MAN TASYABBAHA BIQOUMIN WAHUWA MINHUM” Barangsiapa meniru-niru suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.(H.R. Muslim, msusnab Abdullah bin Umar no. 5114). Apalagi kalo perayaan semacam ini terus berkembang maka kemaksiatan, zina dan dosa lain juga akan berkembang.
Peringatan Valentine Day awalnya adalah peringatan terhadap seorang Pendeta bernama Valentine yang berani menikahkan pasangan pemuda dan pemudi padahal pada waktu itu sedang terjadi perang sehingga kerajaan melarang menikah. Karena pelanggaran tersebut pada 14 februari 270 M  ia dihukum mati maka Valentine dianggap sebagai simbol pembelaan terhadap cinta dan sayang antar lawan jenis. Perayaan ini akhirnya juga dikaitkan dengan peringatan dan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi “Supercalis” setiap tanggal 15 Februari. Perayaan tersebut terus bergeser dimana sekarang ini orang mengenal Valentine Day sebagai hari kasih sayang dengan berbagi coklat, pesta valentine, tukar kado, hingga dianggap saat yang tepat untuk melaksanakan dosa.
Kasih sayang dalam Islam tidak dibatasi hari, ia harusnya hadir setiap saat dengan cara yang ditentukan oleh syariat, dalam kasih sayang dengan lawn jenis tidak ada pintu hubungan lawan jenis kecuali pernikahan dan pernikahan dalam Islam merupakan ibadah dan tidak mengganggu ibadah lain termasuk berjihad.
Pernah kita mendengar kisah Hanzalah bin Abi Amir. Ia menikah tepat dimalam sebelum terjadi perang Uhud, walau persiapan perang sudah dimulai namun kapan akan memulai perang belum ada yang tahu sehingga setelah pernikahannya ia meminta ijin pada Rosululloh untuk bermalam pertama dengan istrinya, namun karena takut ia tidak mendapatkan jamaah shubuh maka ia menikmati malam pertamanya setelah shubuh dan ternyata disaat kondisi yang masih junub ada seruan untuk berangkat berperang maka tanpa pikir panjang dan memang dengan perlengkapan yang sudah disiapkan ia memenuhi panggilan jihad. Perang Uhud menjadi saksi Pasukan Muslim yang hampir memenangkan peperangan akhirnya kalah yang disebabkan tidak taatnya pasukan pemanah yang diatas bukit yang supaya terus berada diatas namun karena godaan ghonimah (rampasan perang) mereka meninggalkan posisinya sehingga pasukan musuh yang mundur berputar menduduki posisi mereka diatas bukit yang strategis untuk menyerang.
Pada saat kondisi terdesak itulah Hanzalah adalah bagian dari pasukan yang melindungi Rosululloh dan ia akhirnya syahid setelah tertusuk tombak musuh. Seusai perang, para sahabat mencari saudaranya yang lebih dulu menggapai kesyahidan dan mereka mendapatkan salah satunya adalah Hanzalah yang walau telah gugur dengan berlumuran darah yang mulai mengering namun tetesan air keluar dari dahinya. Rosululloh bersabda: Sungguh aku melihat malaikat memandikan Hanzalah bin Amir RA antara langit dan bumi dengan air awan dalam bejana terbuat dari perak.
Kisah lain adalah Sa’ad As-Sulami atau Julabib seorang pemuda dari Bani Sulaim yang berkulit hitam. Dan menceritakan kepada Rosululloh bahwa ia ingin menikah namun banyak wanita yang menolak lamarannya sehingga Rosululloh memerintahkannya untuk melamar seorang yang cantik putri Amr bin Wahb atas namanya. Awalnya Amr Bin Wahb menolaknya namun putrinya yang memintanya untuk menerima lamarannya. Setelah diterima Julabib diperintahkan untuk menemui Sahabat nabi yang lain seperti Abdurrrahman bin Auf, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib dan mereka semua membantu dengan harta yang cukup untuk pernikahannya. Setelah pernikahan dan belum sempat ia bertemu istrinya dengan harta yang tersisa ia bermaksud untuk belanja memberi hadiah kepada istrinya, namun saat ditengah pasar ada seruan untuk berjihad, maka ia berkata “ Ya Alloh, kecantikan istriku tidak sebanding dengan keindahan surga-Mu, maka aku akan memenuhi panggilan jihad-Mu” maka ia mengembalikan belanjaan yang sudah dibelinya lalu ia menggantinya dengan membeli baju besi, tameng dan kuda termasuk penutup kepala hingga hanya matanya yang kelihatan. Ketika berada di barisan ia berusaha menghindar dari pandangan Rosululloh karena khawatir Rosululloh memerintahkannya untuk kembali kepada istri yang baru dinikahinya, walau Rosululloh tetap tahu namun beliau membiarkannya. Ketika peperangan terjadi, Julabib maju dengan semangat dan lincah. Saat peperangan usai Rosululloh berkata dimana kekasihku Julabib? Maka para sahabat mencarinya di medan perang dan mendapatkan Julabib telah syahid dan mayatnya berada diantara 7 mayat orang kafir. Maka Rosululoh mendekati jasadnya, meletakan kepala Julabib dipangkuannya serta membersihkan debu yang ada, lantas Rosululloh menangis kemudian tersenyum dan memalingkan muka. Para sahabat bertanya, mengapa begini dan begini, maka Rosululloh menjawab aku menangis karena aku akan merindukan Sa’ad Assulami (Julabib), kemudian aku tersenyum karena ia sudah menunaikan separuh agamanya (menikah), lalu aku memalingkan mukaku karena aku melihat bidadari berkumpul dan menghampiri Julabib, sedang gaunnya tersingkap, aku malu melihatnya karena bidadari itu hanya milik Julabib.
Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter