Senin, 10 Januari 2011

Muhasabah Awal Tahun

Kita diperintahkan untuk senantiasa melakukan muhasabah (introspeksi, mawas diri) sebagaimana ayat yang sering diperdengarkan oleh khotib-khotib yang diambil dari Firman Alloh SWT dalam Quran surat Al-Hasyr ayat 18 yang menyatakan:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Muhasabah dilakukan untuk mengevaluasi diri kita apakah kita telah menjadi manusia yang banyak melakukan amal sholeh ataukah masih banyak banyak kegiatan kita sehari-hari yang justru kita isi dengan amal salah. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah kita menjadi hamba yang taat? Sudahkah kita rutin tilawah al-Qur’an membaca dan mentadaburi surat-surat-Nya? Sudahkah malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan ataukah lebih banyak untuk begadang, menikmati tayangan-tayangan ditelevisi; sinetron, film dan sebagainya? Sudahkah kita membayar zakat dan sedekah? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah dan Hari Akhir.

Tahun ini harus lebih baik daripada tahun kemarin. Itulah pedoman orang yang beriman yang beruntung. Bagi yang masih pelajar, hendaknya mengevaluasi diri; nilai raport semester yang lalu yang telah diterima menjadi pelajaran untuk ditingkatkan pada semester berikutnya, apakah sudah melaksanakan tugas sebagai pelajar untuk belajar dan melaksanakan tugas dengan baik, atau masih banyak hal-hal yang kurang bermanfaat yang kita lakukan. Maka memasuki semester genap ini pedoman pelajar muslim semester ini harus lebih baik dari semester sebelumnya. Lebih baik bukan hanya nilai dalam rapot tapi tingkah laku, sikap, dan akhlaq kita, semuanya harus mengalami kurva yang naik.

Bagi yang telah dewasa; apakah kita telah melaksanakan tugas dan tanggungjawab terhadap keluarga kita, sudahkah kita berikan hak-hak istri kita, anak kita; sudahkah kita didik anak kita dengan baik dan kita siapkan masa depannya; menyiapkannya menjadi generus Islam yang siap menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam. Dalam pekerjaan apakah pekerjaan yang kita lakukan telah memiliki niat yang lurus karena menjalankan perintah dan mengharap ridlo-Nya dan apakah kita telah menunaikan dengan cara yang baik, profesional dan mendapat hasil yang maksimal,dan sesuai syariah-Nya, Umar bin Khotob R.A berkata ”Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang dan persiapkanlah diri kalian sebelum datangnya hari (ketika) kalian dihadapkan kepada Alloh”.
Surat Al-Ghosyiyah: 25-26 Alloh SWT memang mengingatkan kita :
Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian Sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.

Apabila kita mau melakukan muhasabah atau mengevaluasi diri maka Insya Alloh diri akan bisa menjadi orang yang tidak hanya tahu dan suka mencari kesalahan orang lain tapi juga dapat menyadari kelemahan dan kesalahan kita, selanjutnya dengan tahu dan sadar akan kesalahan kita maka kita menjadi orang yang mau bertaubat dan orang yang bertaubat akan mampu memperbaiki diri. Seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dalam Madarijus Salikin 1 halaman 189 bahwa ”Muhasabah sangat erat kaitannya dengan taubat, karena dengan taubat seseorang akan mengintrospeksi dirinya dari perbuatan yang telah ia kerjakan dan berusaha memperbaiki segala kesalahan selama hidupnya”

Maka mari kita sadari kesalahan kita dan kita bertaubat atas dosa-dosa kita, Alloh berfirman dalam Q.S. At-Tahrim ayat 8: 
”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia;...”

Orang yang mau melakukan muhasabah juga menjadi orang yang selalu merasa diawasi Alloh (muroqobah) karena ia memahami jati dirinya dan akan meningkat keyakinan dirinya akan pengawasan dan pertanggungjawaban perbuatannya dihadapan Alloh. Maka ia akan menjadi orang yang lebih terarah dalam hidup serta tercipta kekhusukan dalam beribadah kepada-Nya. Selain itu orang yang mau bermuhasabah juga akan memiliki sifat tawakal kepada Alloh karena ia akan menyadari berbagai keterbatasan dirinya dan kemahakuasaan Alloh sehingga ketika ia berusaha hasilnya akan diserahkan kepada Alloh Yang maha bijaksana.

Namun ketika kita bermuhasabah maka bukan hanya tahu kesalahan atau kekurangan dan terpuruk dengan kesalahan yang kita perbuat, tapi kita juga harus menyadari bahwa kita masih ada waktu untuk memperbaiki diri, meski kita tahu batas waktu yang diberikan-Nya maka kita tidak boleh bersantai, kita harus memanfaatkan waktu dan potensi kita, menggapai harapan untuk bisa jadi lebih baik dan menjadi orang yang sukses didunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter