Selasa, 05 Februari 2013

INSIDEN DIATAS JEMBATAN GANTUNG

Pagi itu Senin 7 Januari 2013, masih semangat tahun baru apalagi juga masih sebulan ditetapkan jadi kepala sekolah MA Muallimin Muhammadiyah Purwokerto, kami berangkat dari rumah. Kami disini adalah aku dan 2 anakku, Alifah dan Alizah yang sekolah di MIM Kedungwuluh Lor, biasa berangkat bareng dengan aku yang biasa mereka panggil abi.
Karena anaku agak leled ketika disuruh bangun dan mandi apalagi pagi itu hujan turun maka target berangkat sebelum 06.30 tidak tercapai, kami berangkat 06.35, walopun berangkat jam segitu kalo lancar juga tidak terlambat  tapi saya memang ingin lebih awal berangkat untuk bisa memberi keteladanan kepada guru dan siswa MAMM Purwokerto yang sedang prioritas program kedisiplinan.
Hujan telah reda, setelah mengantar anak yang sekolahnya terlewati jalan aku berangkat keluar desa menuju
Karanganyar desa sebelah utara desa Kedungwuluh Lor tempat tinggal kami. Antara desa Karanganayar dan Desa Sidabowa terbentang sebuah jembatan gantung sebagai jalan pintas menuju Kota Purwokerto yang bisa dilalui sepeda motor secara bergantian namun tidak bisa dilalui mobil. Saat saya sampai dijembatan didepan saya ada sepeda motor yang lebih dulu masuk dari arah yang sama, saya menyusulnya sedang diseberang telah ada dua atau tiga motor yang juga antri, karena ingin agak cepat sampai saya masuk dengan   agak kencang menarik gas ternyata gas, harusnya pas sudah masuk dijembatan gas agak dikecilin namun gas tetap tak bisa dikecilin dan secara refleks saya nginjak rem ternyata karena kondisi kayu bantalan jembatan yan berlumut dan habis hujan maka membuat motor terpeleset dan hilang keseimbangan, maka saya terjatuh menabrak batas jembatan sebelah kiri.
Saya masih sadar; namun kaki saya tertindih motor sehingga agak sulit bangun, salah satu ibu di sebrang ngomong supaya ada yang mbantu, akhirnya salah satu anak muda membantu saya mengangkat motorku. Aku bangun dan melihat jari kelingking kiri dah tak beraturan dan berdarah begitu pula siku tangan kiri dan lengan baju yang sobek, kucoba meluruskan jari yang saya yakin telah patah tulang-tulangnya, lalu kuambil tas yang berisi laptop dan kamera yang telah putus talinya dan terlempar lebih mendahului saya. Motor gancet ga bisa dijalankan, ada yang bilang rajawalinya bodol dan kabel gasnya putus maka harus digotong ke seberang jembatan oleh sang penolong.
Begitupun diriku segera ke seberang jembatan supaya tidak menimbulkan kemacetan dan setelah itu sang penolong juga mengantarku pulang karena dia juga mo pulang ke rumahnya di Srowot, sementara motor saya tinggal di sisi timur jembatan.
Sampai dirumah, aku memberitahu istriku peristiwa yang membuat jari kelingkingku telah patah tulangnya. Dengan pertolongan seadanya pakai kain kassa dan betadine serta dengan kain jari itu dibungkus kain.
Lalu kami berpikir mau berobat kemana? Ke Wisnu takut tak ada dokter karena masih pagi, trus istri menyarankan ke R.S Jatiwinangun karena disana ada pemiliknya dokter Santoso yang tinggal disebelah rumah sakit, alasan lain tempat kerja saya juga di Jatiwinangun begitu pula yang mau memboncengkan saya "Yu Karti" juga dinas di Perumahan DKT yang tidak jauh dari Jatiwinangun. Apalagi istriku juga mendengar kalo R.S Jatiwinangun menerima peserta askes.
Dengan diantar Yu Karti aku ke R.S Jatiwinangun, sampai disana ada perawat penjaga yang segera membersihkan luka dan membersihkan luka. Aku supaya menunggu petugas ronsen. Kurang lebih setengah jam menunggu baru ada petugas yang mengajakku keruang ronsen. Sambil menunggu hasilnya aku kembali ditangani perawat yang membalut luka dan memberi stik penguat supaya tidak banyak gerakan.
Hasil ronsen menunjukkan jari kelingking kiri patah secara miring dan ketika Dokter Santoso datang dengan hanya melihat hasil ronsen sudah dirasa cukup penanganan yang telah dilakukan perawatnya. Akupun pulang membonceng Syamsul adik iparku yang menyusul setelah mengurus motorku, sementara istriku membonceng Yayah adiku yang lebih dulu menyusulku setelah aku di rumah sakit.
Selain mematahkan jari kelingking peristiwa itu juga membuat bagian depan motorku rusak dan laptopku juga tidak bisa dipakai lagi.Kejadian itu mengingatkanku supaya lebih berhati-hati dalam mengendarai motor dan harus memperhatikan kondisi motor. Motor itu sebenarnya telah mengingatkanku malam sebelumnya ketika motor juga tidak bisa dikecilkan gasnya pas kami di kompleks pasar Karanglewas namun karena kesibukan saya tidak segera memperbaikinya.
Kejadian ini juga mengingatkanku bahwa jari kecilpun adalah salah satu nikmatNya yang mungkin selama ini jarang disyukuri sebagai sebuah kenikmatan yang sangat berharga bagi manusia.
FABIAYYI ALAAI ROBBIKUMAA TUKADZIBAAN.




















Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter