“Sekarang akan Bapak umumkan kepada kalian
semua. Mengenai juara lomba Pencak Silat putri” kata Bapak kepala sekolah saat
upacara bendera. Ya, hari sabtu kemarin, SDN Bantara Ayu memang mengadakan
banyak sekali perlombaan. Ada lomba menggambar, mewarnai, baca puisi, menulis
cerita, menari, menyanyi, berdongeng, pencak silat dan masih banyak lagi.
Dan pada hari senin ini, Bapak Nasarudin
–kepala sekolah- akan mengumumkan pemenang-pemenangnya. Lalu, para pemenang
akan bersaing lagi pada tingkat Kota.
“Untuk juara ketiga, diraih oleh murid dari
kelas V-B. Annanda Mutiara Syifa...” kata Bapak Nasarudin.
‘Prok prok prok’ tepuk tangan menggema di
halaman sekolah.
“Juara kedua, diraih oleh anak kelas VI-A.
Nurul Sabilla...”
‘Prok prok prok’
“Dan untuk juara pertama, diraih oleh anak
kelas V-C. Siapa lagi kalau bukan, Kania Shelomitha... Selamat kepada para
pemenang lomba. Para pemenang dimohon untuk menuju tengah lapangan”
“Ini hadiahnya, selamat ya Kania” kata Pak
Nasarudin sambil berjabat tangan dengan Kania.
“Terimaksih Pak” jawab Kania. Lalu Kania,
Bila dan Syifa pun kembali ke barisan mereka masing-masing.
“Ya, terimaksih. Untuk para pemenang, minggu
depan kalian akan kembali bertanding. Jadi siapkan diri kalian!” perintah Pak
Nasarudin. Lalu, upacara pun kembali dilanjutkan.
---OoO---
“Assalamu’alaikum...”
seru Kania. Sekarang, Kania sudah berada di rumahnya.
“Wa’alaikum
salam... Eh, Kakak sudah pulang?” tanya ibu. Ya, Kania adalah anak pertama dari
dua bersaudara. Adik Kania bernama Zidan. Jadi, ibu biasa memanggil Kania
dengan sebutan ‘Kakak’.
“Sudah dong, Bu” kata Kania sambil melepas
sepatunya.
“Bagaimana tadi pengumumannya? Menang?” tanya
ibu penasaran.
“Menang dong!” seru Kania.
“Menangis?” tanya ibu.
“Enggaklah, masa menangis. Ya, pastinya Kania
dapat juara. Juara satu lagi” seru Kania bersemangat.
“Beneran?” tanya ibu masih belum percaya.
“Iya Bu. Nih sertifikatnya” kata Kania
membuka tasnya lalu mengeluarkan kertas berwarna putih yang ternyata adalah
sertifikat lomba.
“Coba lihat” kata ibu sembari mengambil
kertas tersebut.
“Wahhh... Selamat ya Kak. Ibu bangga sama
kamu. Ternyata enggak sia-sia juga kamu ikut les” kata ibu setelah membaca
sertifikat tersebut. “Berarti sabtu dan minggu kamu enggak dirumah dong buat
lomba?”
“Iya”
“Ya sudah enggak apa-apa. Oh ya, lombanya
dimana Kak?”
“Di Universitas Ki Hajar Dewantara. Kampus
kehutanan” jawab Kania.
“Oh... berarti yang dekat hutan kampus itu
ya?”
“Iya”
“Oh, ya sudah. Sekarang makan, yuk!” ajak
ibu.
“Ayo”
Kania pun makan dengan lahapnya. Tentu,
kenapa??? Karena makanan kali ini adalah makanan kesukaannya. Apalagi ibu yang
masak. Apa sih, makanan kesukaan Kania? Tentunya, opor ayam dan lontong. Mmm...
Yummy.
“Zidan dimana Bu?” tanya Kania setelah makan.
“Tidur”
“Oh gitu. Ya sudah, Kania ke rumah Rehan dulu
ya Bu”
“Iya. Sekalian bilang ke Budhe Ramya, ibu mau
ke mall. Budhe mau ikut apa enggak?”
“Oke”
Rehan adalah saudara sepupu Kania. Mereka
sama-sama kelas V. Rehan juga menang lho, di lomba pecak silat putra. Hanya
saja, dia meraih juara dua. Jadi dia tidak ikut lomba tingkat kota nanti.
Rumah Rehan dan Kania pun bersebelahan. Jadi,
mereka itu selalu bermain bersama. Dan budhe Ramya adalah ibu Rehan.
Sesampainya di rumah Rehan...
“Assalamu’alaikum...” seru Kania sambil
mengetuk pintu.
“Wa’alaikum salam... Eh, ada Kania. Pasti mau
cari Rehan ya?” tanya seorang wanita yang membuka pintu tersebut. Budhe Ramya.
“Hehehe... Iya Budhe. Rehan ada?” tanya
Kania.
“Ada. Dia lagi main komputer”
“Oh gitu. Ya sudah Budhe, Kania mau nyusul
Rehan ya” kata Kania.
“Iya, ayo!” mereka pun berjalan beriringan
menuju kamar Rehan. “Rehan, ini ada Kania”
“Eh, Kania. Ada apa?” tanya Rehan.
“Enggak, cuma mau main” jawab Kania.
“Oh gitu... Ya udah ayo. Aku punya game baru
lho...”
“Kalau gitu, mama tinggal dulu ya Han, Kan”
kata Budhe Ramya.
“Oh ya Budhe, tadi Ibu pesan. Katanya Ibu mau
ke mall, Budhe mau ikut enggak?” tanya Kania menyampaikan pesan dari ibunya.
“Oh gitu. Budhe ikut deh. Rehan, mama bentar
lagi pergi ya” kata mama Rehan.
“Iya Ma” jawab Rehan.
Setelah mama Rehan pergi...
“Eh, Han. Katanya kamu punya game baru. Game
apa?” tanya Kania memulai percakapan.
“Zombie Dash. Kamu mau main?”
“Boleh”
Mereka pun bermain game baru milik Rehan.
Setelah satu jam, mereka akhirnya memutuskan untuk bermain di rumah Kania.
Sesampainya di rumah Kania...
“Mau ngapain nih?” tanya Kania.
“Ke rumah pohon aja” seru Rehan.
“Ayo” ajak Kania. Lalu mereka pun menuju
taman belakang rumah Kania. Disana terdapat rumah pohon yang biasa mereka
gunakan untuk bermain.
Sesampainya di rumah pohon...
“Eh, sabtu-minggu nanti, kamu mau ikut lomba
kan?” tanya Rehan.
“Iya”
“Hebat kamu!” seru Rehan sambil mengacungkan
kedua ibu jarinya.
“Iya dong, Kania!” balas Kania bangga.
“Huh... Iya iya, kamu memang hebat. Gimana
kalau kita latihan?”
“Latihan apa?”
“Latihan memasak! Ya, enggaklah. Kita latihan
pecak silat”
“Ok... Siapa takut!”
Mereka berdua pun turun ke bawah dan menuju
teras belakang rumah Kania. Lalu Kania pun mengambil sebuah karpet tipis, agar
bila terjatuh tidak terlalu sakit.
“Siap?”
tanya Rehan. Dan hanya dijawab dengan anggukan oleh Kania. “Satu, dua, tiiiga!”
seru Rehan.
Setelah aba-aba, mereka mulai bertanding.
Waw... Dua-duanya benar-benar hebat. Aduuuh... Kira-kira siapa yang menang ya?
Setelah dua menit bertanding, ternyata
pemenangnya adalah... Siapa ya??? Langsung saja kita tanya pada Kania dan Rehan
yuk!
“Awww... Aduh, sudah Rehan, sakit!” seru
Kania.
“Hahaha... Oke-oke, berarti di pertandingan
kali ini, aku yang menang ya?”
“Hhh... Iya-iya” jawab Kania malas sambil
duduk di kursi kayu.
“Berarti sekarang kamu harus aku kasih
hukuman?” tanya Rehan.
“Hukuman??? Ah... enggak-enggak-enggak!”
bantah Kania.
“Enggak bisa dong, kan kamu kalah”
“Ish. Oke-oke. Apa hukumannya?” tanya Kania
menyerah.
“Hukumannya adalah... mmm, apa ya?” pikir
Rehan. “Oh ya! Kamu harus beliin aku DVD games terbaru!”
“Apa??? Tapi...”
“Enggak pake tapi-tapian!”
“Oke-oke... Besok aku akan beliin kamu DVD
yang kamu mau itu. Tapi kamu harus temenin aku beli!”
“Oke, fix”
“Hhh... Ya sudah, masuk yuk!” ajak Kania
sembari masuk ke dalam rumah.
“Mbak Sum... Mbak Sum...” seru Kania
memanggil pembantunya.
“Iya Non, ada apa?” tanya Mbak Sum.
“Tolang buatin jus buah, ya”
“Buah apa Non?”
“Adanya buah apa aja Mbak?”
“Ada buah mangga, apel sama jeruk Non”
“Jus mangga aja deh Mbak”
“Oh, baik” Mbak Sum pun kembali ke dapur.
Lima menit kemudian...
“Ini jusnya” kata Mbak Sum sembari menaruh
nampan berisi dua jus mangga yang dibawanya ke meja.
“Makasih Mbak”
“Sama-sama Non” Mbak Sum lagi-lagi kembali ke
dapur.
“Tuh, buat kamu satu!”
“Oke, thanks”
“Tooo...”
Sedang asyik-asyiknya mereka berdua menonton
televisi sambil meminum jus mangga, tiba-tiba dari luar pintu depan rumah
terdengar suara orang mengucapkan salam.
“Assalamu’alaikum” ucap orang tersebut.
“Wa’alaikum salam” jawab seisi rumah.
“Ibu” kata Kania menghampiri orang tersebut
yang ternyata adalah ibunya.
“Hai sayang. Oh ya, tadi ibu belikan kamu
kerudung , lho”
“Wah, makasih ya Bu”
“Sama-sama sayang”
“Mmm, Tante. Berarti mama Rehan udah pulang
Tan?” tanya Rehan yang sedari tadi hanya terdiam.
“Eh, iya. Mama kamu tadi sudah pulang Han”
“Ya sudah Tante, Kania. Aku mau mau pulang
dulu ya, Bye” kata Rehan bergegas pulang.
“Iya. Makasih ya, udah mau temenin aku” balas
Kania.
“Sama-sama” Rehan pun pulang.
---OoO---
Hari ini adalah hari yang Kania tunggu.
Sabtu, 17 Mei 2014. Hari dimana Kania akan berlomba di Universitas Ki Hajar
Dewantara. Ia pun berangkat bersama ayahnya. Karena bila ia menggunakan sepeda,
ia akan kesulitan membawa barang-barangnya yang buanyak.
Sesampainya di sekolah, ia segera menuju
ruang seni tari. Karena disanalah teman-temannya telah menunggu. Ternyata,
disana baru ada beberapa anak. Yaitu Hasna –juara satu lomba mendongeng-, Bila
–juara satu lomba menulis cerita-, Nayla –juara satu lomba menyanyi-, Robbi –
juara satu lomba pecak silat putra-, Syamil –juara satu lomba menggambar- dll.
Akhirnya, Kania pun memutuskan untuk mengajak
Nayla nyari makan.
“Hai, Nayla” seru Kania pada Nayla yang
sedang mencari-cari sesuatu di dalam tasnya.
“Hai, Kania”
“Kamu cari apa?”
“Ini dia. Sudah ketemu kok” seru Nayla sambil memegang sebuah dompet.
“Dompet? Untuk apa?”
“Aku mau ke kantin. Tadi di rumah aku belum
sempat sarapan. Kamu mau ikut?”
“Boleh. Ayo!” Kania dan Nayla pun berjalan
bersama menuju kantin. Disana, nayla membeli nasi kuning. Sementara Kania, dia
hanya membeli makanan dan minuman untuk nanti di perjalanan.
---OoO---
Kini Kania and friend sedang dalam
perjalanan. Bila diperkirakan, perjalanan ini akan menempuh waktu sekitar
setengah jam.
Di perjalanan, mereka pun bercerita-cerita.
“Temen-temen, tahu enggak. Sebenarnya sih, aku enggak mau
ikut lomba di Ukihatara (Universitas KI HAjar dewanTARA) apalagi di kampus
kehutanan” kata Shinta si pemenang lomba menari.
“Kenapa?” tanya teman-temanya.
“Katanya, disana itu angker. Banyak hantunya”
“Oh ya? Hantu apa namanya?” tanya Bila yang mulai takut.
“Hantu Wewegombell” jawab Shinta.
“Hantu Wewegombell???” tanya teman-temanya serempak.
“Iya. Katanya hantu Wewegombell itu adalah
seorang nenek-nenek. Dulunya, dia itu kehilangan anaknya. Dan akhirnya dia
bunuh diri. Setelah bunuh diri, dia jadi hantu deh. Dan dia itu masih
mencari-cari anaknya. Dan akhir-akhir ini, banyak kejadian penculikan anak yang
katanya dicuri sama hantu wewegombell itu. Hiii... Serem” kata Shinta.
“Hah??? Ih... aku enggak mau ah...” kata Nayla.
“Makanya, kita harus bersama-sama terus” kata Kak Vany.
“Tapi aku masih enggak percaya” bantah Kania.
“Ish. Ya sudah, terserah kamu saja Kan. Di kasih tau...”
kesal Shinta.
“Ya sudah-sudah jangan ribut...” kata Kak Vany.
Sesampainya disana, mereka pun beristirahat.
Ternyata Kania mendapat urutan nomor 17. Wah... ternyata Kania termasuk pada
urutan yang awal. Dan, ia akan melawan seorang anak laki-laki yang juga
bernomor urut 17, yaitu Zayn.
‘Bugh’
‘Sreet’
Terdengar suara-suara aneh dari ruang
pertandingan. Sekarang Kania yang sedang bertanding. Dan pertandingan ini
adalah pertanding yang saaangat menegangkan. Pertandingan ini berlangsung
selama kurang lebih sepuluh menit.
Dan pemenangnya adalah,.... KANIA. Yeay...
Kania menang, Kania menang, Kania menang... Lho, kok jadi kaya tim chears aja
ya?
Pada sore harinya, para peserta lomba pun
dikumpulkan di lapangan. Sekarang adalah waktunya pengumuman.
“Waktunya pengumuman lomba pencak silat.
Juara harapan tiga diraih oleh Azzahra Putri Anjani... Juara harapan dua diraih
oleh Naufal Adi Saputra... Juara harapan satu diraih oleh Azka Fadhilah
Putra... Juara tiga diraih oleh Agnes Faustine Illona... Juara dua diraih oleh
Kania Shelomitha. Dan juara satu diraih oleh... Flynn Rider Hark. Selamat pada
para pemenang...”
Seluruh pemenang maju ke depan lalu diberi
hadiah. Kania diberi hadiah mendali, piala, piagam penghargaan, dan sejumlah
uang tunai. Uang tunainya berapa ya? Kita intip yuk! Teman-teman... ternyata Kania
mendapat Rp. 2.000.000,00. Wow... Selamat ya Kania.
---OoO---
Setelah pengumuman, semua peserta
diperbolahkan berjalan-jalan. Kania pun mengajak Nayla. Tetapi Nayla tidak mau.
Kenapa? Karena ia takut dengan cerita hantu wewegombell yang tadi diceritakan
Shinta.
Akhirnya Kania pun jalan-jalan sendirian.
Karena capek, ia duduk di sebuah bangku sambil meminum minuman yang tadi
dibelinya.
“Huh... Capek!” kata Kania.
Tiba-tiba...
“Permisi Cu... boleh nenek duduk disini?”
tanya seorang nenek tua.
“Oh, silahkan Nek” kata Kania sambil
tersenyum.
Ia pun bercakap-cakap dengan nenek tersebut.
Sampai akhirnya...
“Kania” seru seseorang.
Kania menoleh pada sumber suara. Ternyata itu
adalah teman-teman Kania. “Ya? Ada apa?” tanya Kania.
“Ayo cepat kembali! Ini sudah hampir malam.
Kita kan belum mandi” ajak Kak Vany.
“Oh... iya Kak. Tapi aku mau pamit sama nenek
dulu ya”
“Lhaa... Itu nenek-neneknya” kata kania
sambil menunjuk bangku yang tadi di duduki nenek-nenek tersebut. Tetapi
hasilnya nihil. Tak ada lagi nenek-nenek itu.
“Lho, neneknya kemana?” tanya Kania bingung.
“Kamu ini ngaco! Orang dari tadi kita kesini
enggak lihat tuh, nenek-nenek yang duduk disitu!” kata Shinta.
“Berarti...” kata Kania menggantungkan kalimatnya.
“HANTU WEWEGOMBELL!!!”
---OoO---
Karya: Alifah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar