Kamis, 12 Februari 2015

Karya Anaku: Best Junior Chef



Hai, namaku Nazwa Amalila Putri. Orang-orang disekitarku memanggilku Nazwa. Tetapi, kalau kalian mau memanggilku Ama atau Lila, boleh saja. Itu tidak masalah. No Problem. Aku duduk di kelas V Indonesia International School-Elemantary School Jakarta. Rumahku ada di Jl. Anggrek Utama Blok B No. 17 Perumahan Bunga Hijau.
Aku memiliki seorang kakak laki-laki yang menurutku sangaaat nakal. Selain nakal, dia juga bawel. Namanya Zain Elvarsya. Namanya aneh bukan? Jangan heran, dia memang lahir di luar negeri, tepatnya di kota Sidney, Australia. Saat masih ada di Sidney ia biasa dipanggil Zain. Tetapi saat pulang ke Indonesia, dia lebih sering dipanggil Arsya. Sebenarnya, aku sedikit iri dengan kakakku ini, karena dia lahir di luar negeri dan aku hanya lahir di Jakarta. Ada lagi yang membuatku iri, Kak Arsya itu mukanya agak kelihatan bule-bule gitu... Tapi aku? Seperti orang Indonesia pada umumnya. Tapi, tak apalah. Karena perbedaanlah yang membuat kita menjadi sempurna.
Sekarang, aku akan memperkenalkan kedua orangtuaku. Ayahku bernama Hendri Saputra. Beliau adalah seorang arsitek yang sangaaat pintar menggambar. Kata ayah, dulu sewaktu kecil ayah sangat suka menggambar. Setiap buku-buku yang ayah miliki selalu penuh dengan gambar ayah. Bahkan ayah pernah dihukum oleh gurunya karena bukunya selalu tidak rapi karena gambar itu. Akhirnya kakek pun membelikan ayah sepuluh buku gambar. Dan buku itu habis dalam waktu lima hari. Waaaw...
Ibuku? Beliau adalah seorang chef terkenal. Ibu sudah memiliki dua restoran yang cukup besar di Jakarta Selatan dan Bogor. Restoran milik ibu bernama Yummy’S Restauran. Restoran itu sangaaat besar dan megah. Tentu saja, karena arsiteknya adalah ayahku. Sama seperti ibu, aku juga jago memasak. Nama ibuku adalah Andini Soesanty. Tetapi aku lebih sering memanggil ibu dengan sebutan mama.
---OoO---

Hari ini aku berangkat bersama Kak Arsya. Kak Arsya memang sudah memiliki sebuah sepeda motor. Karena dia memang sudah berumur 17 tahun. Jadi, ayah memperbolehkan Kak Arsya membawa motor sendiri.
“Hai teman-teman” sapaku pada Celline, Eunji, Rafa dan Vero.
“Hai” jawab sahabat-sahabatku ini.
Yap! Mereka adalah sahabat-sahabatku. Now, aku akan memberitahu kepada kalian tentang sahabat-sahabatku ini. Mulai dari siapa dulu nih. Celline, Eunji, Rafa atau Vero? Bagaimana kalau kita mulai dari Vero?
Vero, nama lengkapnya adalah Nicholas Vero Nata El. Sudah tertebak bukan, dia beragama apa? Ya, agama Vero adalah kristen, sama seperti Celline. Orangtua Vero memiliki sebuah mall ternama. Nama mall milik keluarga Vero adalah ElStory. Vero memiliki dua orang kakak bernama Reno dan Jinny.
Aditya Rafael Saputra. Biasa dipanggil Rafa. Rafa memiliki seorang adik bernama Syahla. Ayahnya adalah seorang menteri. Dan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Rafa adalah anak yang santun dan pintar.
Angeline Eunji Kim. Jangan aneh dengan namanya. Dia memang orang Inggris. Dan dia juga keturunan Korea. Dia adalah anak yang sangaaat cantik. Kulitnya putih bersih, rambutnya pirang merah, bola matanya berwarna biru. Pokoknya, dia itu very-very-very beautifull. Meskipun orang Inggris, dia itu beragama islam lho... Meskipun sudah empat tahun di Indonesia, logat berbicara Eunji masih kebule-bulean. Dia juga biasanya masih menggunakan bahasa Inggris.
Celline Aurelya Wijaya. Dia berasal dari keluarga Wijaya. Keluarga yang terkenal memiliki banyak perusahaan besar di Indonesia maupun di luar negeri. Diantara sahabat-sahabatku, Celline adalah anak terkaya, bahkan di sekolah. Celline juga cantik, kulitnya putih, rambut hitam tipis, dan bola mata berwarna cokelat.
Setelah aku memperkenalkan sahabat-sahabatku, sekarang kita back to story...
“Apa kabar?”
“Baik” jawab Celline, Vero dan Rafa.
Very good” jawab Eunji bersemangat.
“Libauran nanti mau liburan ke mana?” tanyaku lalu duduk di tempat dudukku yang berada di samping Eunji.
“Ya ampun Nazwa... Liburankan masih satu bulan lagi” kata Celline.
“Hehehe...” tawaku menunjukan gigiku.
“Kalau aku mau liburan ke Korea. Mengunjungi my grandma” jawab Eunji dengan logatnya.
“Aku mau ikut papa dan mama ke Surabaya. Katanya sih, papa dan mama akan membuat mall lagi disana” jawab Vero.
“Kalau aku mau ke Singapura. Liburan bersama mama dan papa” jawab Celline.
“Aku mau ke Bandung. Kakakku akan segera wisuda dan kami sekeluarga akan menghadiri acara itu” jawab Rafa.
“Oh... Asyik ya kalian, bisa berlibur. Sementara aku? Paling cuma mengelilingi monas” keluhku.
“Memangnya kenapa?” tanya Vero.
“Orangtuaku sibuk” jawabku malas.
“Oh... Ya sudah tak apa-apa. Mengelilingi monas kan juga mengasyikan” kata Rafa.
“Yes, that’s right! Kamu jangan sedih ya, don’t cry” kata Eunji.
‘Tet tet tet’ suara bell pun berbunyi. Kami pun segera membenarkan posisi duduk kami. Rafa juga kembali ketempat duduknya. Rafa memang tidak duduk bersama salah satu dari kami. Rafa duduk dengan Aga. Meja mereka berada agak jauh dari meja kami berempat. Aku dan Eunji duduk di belakang tempat duduk Celline dan Vero.
Setelah semua duduk dengan rapi. Tak lama, ms. Nelly pun masuk kelas. Di Indonesia International School, kami memang memanggil guru-guru dengan sebutan ms. mrs. ataupun mr.  Kami pun belajar pelajaran Matematika. Hari ini ada pelajaran Matematika, B. Inggris, Agama, IPS, Music dan yang terakhir SBK.
---OoO---
Saat pelajaran SBK...
Good afternoon students...” sapa ms. Yulia.
Good afternoon ms.”
“How are you today?”
“Fine. And you?”
To... Studens, today we will study cook, memasak. Jadi, kita akan belajar mengenai keterampilan” jelas ms. Yulia.
“Ms, kan yang seharusnya masak itu perempuan. Masa laki-laki juga?” tanya Ray.
“Iya dong. Laki-laki juga harus bisa masak kayak perempuan” jawab ms. Yulia.
“Kapan kita akan memasak?” tanyaku.
“Bagaimana kalau pertemuan besok?” tanya ms. Yulia.
“Yaaa...” jawab kami.
“Terus sekarang kita ngapain ms? tanya Andra.
“Sekarang kita persiapkan kelompok. Oke? Ms. sudah membuat daftar kelompoknya. Ayo, silahkan sekertaris. Tulis kelompoknya ya!” perintah ms. Yulia.
Chelse pun maju ke depan. Dia memang sekertaris kelasku. Tulisanya bagus lho... Oh ya, ini dia daftar kelompoknya;
         

         


‘Yeay... Aku sekelompok dengan Eunji dan Rafa... Eh, tapi... Yah... Aku enggak sekelompok sama Celline dan Vero. Tapi, ya sudah lah. Tak apa’ ucapku dalam hati.
Setelah mengetahui kelompok kami, kami pun diberi tugas untuk memilih sendiri masakan apa yang akan kami buat. Lalu aku dan teman-teman sekelompokku pun berdiskusi. Setelah beberapa lama, kami tetap saja tidak menemukan ide. Akhirnya kami sepakat bahwa hari rabu nanti kami akan berkumpul di rumah Eunji untuk membahas masalah ini lagi.
---OoO---
Ini hari yang kutunggu-tunggu. Hari ini aku, Eunji, Rafa dan Alvin akan berkumpul di rumahku. Lho, kok dirumahku ya? Kalian tahu kenapa? Karena kemarin kami telah berdiskusi lagi dan ternyata rumah Eunji sedang di renovasi, jadi kami memilih rumahku saja untuk berdiskusi.
Sambil menunggu mereka datang, aku menyediakan cemilan-cemilan ringan untuk di makan nanti. Ada bolu, keripik pisang dan jus jeruk. Mmm... Lezat.
“Assalamu’alaikum” terdengar suara salam. Aku yakin, itu pasti mereka.
“Wa’alaikum salam” jawabku sembari membuka pintu. Dan ternyata itu adalah Alvin. Wah... Alvin rajin banget sih!
“Hai...” sapa Alvin.
“Hai... Ayo masuk!” kataku mempersilahkannya. Lalu Alvin pun masuk.
“Yang lain belum datang?” tanya Alvin.
“Belum nih, kita tunggu disini aja ya”
“Oke”
Selama kurang lebih lima menit kami ngobrol ini-itu. Lalu Eunji dan Rafa pun datang. Setelah lengkap, kami pun berjalan menuju halaman belakang rumahku. Disana ada sebuah gazebo mini, disanalah biasanya aku belajar dan bermain.
“Wah... kalau dilihat dari depan, rumahmu terlihat biasa saja. Tetapi ternyata rumahmu indah dan luas sekali ya” puji Alvin.
“Ah... Kamu bisa aja” kataku. “Ayo duduk” kataku mempersilahkan mereka duduk. Kami hanya duduk di sebuah karpet berwarna hijau. Sebenarnya ada meja dan kursi disini, tetapi kami memilih duduk lesehan saja.
“Bagaimana nih, kita mau buat apa untuk praktek memasak nanti?” tanya Alvin.
“Bagaimana kalau kita buat pizza?” tanya Eunji.
“Jangan! Mendingan kita buat bolu aja” kata Rafa sembari mengangkat piring yang berisi bolu.
“Lebih baik kita buat donat. Mmm... Pasti rasanya lezat” usuk Alvin.
“Pizza saja” kata Eunji.
“Bolu”
“Donat”
“Pizza”
“Bolu”
“Donat”
“Pizza!”
“Bolu!”
“Donat! Pokoknya donat!”
No! Pizza!”
“Boluuu!”
“Stooooop!” teriakku.
Mereka semua pun langsung diam. “Aku enggak butuh keributan kalian. Aku cuma butuh resep makanan untuk praktek nanti” kataku.
“Butuh resep? Cari aja di tokobagus.com” kata seseorang dari belakangku. Siapa ya? Kami pun menengok ke arah orang tersebut. Ternyata, dia adalah...
“Kak Arsya?”
“Kenapa?” tanyanya santai tanpa menengok ke arahku. Dia terus memainkan handphone-nya dan duduk di atas pagar kayu gazebo.
“Hhh... Ku kira siapa? Hah? Tokobagus.com? Emangnya ada Kak?” tanyaku heran.
“Ada mungkin” kata Kak Arsya lalu masuk ke dalam rumah. Dan lagi-lagi tanpa menengok ke arahku.
“Emangnya ada?” tanyaku kepada teman-temanku.
“Ya enggaklah Naz, yang ada paling di google” kata Rafa.
“Google? Ya! Bener banget tuh kata Rafa. Mungkin kita bisa cari resep itu di google” sambung Alvin.
“Aha! Seratus buat kalian berdua. Ayo kita ke dalam!”
Kami pun segera masuk ke dalam rumahku. “Kalian tunggu sini duu ya!” perintahku agar mereka menunggu di ruang keluarga. Sementara aku segera masuk ke dalam kamar kak Arsya.
‘Tok tok tok...’ aku mengetuk pintu kamar kak Arsya. “Kak...”
“Buka aja!” teriak kak Arsya dari dalam.
Aku segera membuka pintu kamar yang berstiker boyband Smash, boyband favorite kak Arsya. Aku masuk ke dalam “Kak, pinjam laptopnya dong” pintaku.
“Buat apa?”tanya kak Arsya yang sedang mendengarkan music dari handphone-nya.
“Buat search di google”
“Mau cari apa?” tanya kak Arsya layaknya detektif.
“Cari resep buat praktek memasak di sekolah” kataku.
“Kenapa nggak cari di buku resep mama?”
“Oh iya! Kakak pintar deh!” kataku lalu keluar kamar dan berjalan menuju dapur. Eunji, Rafa dan Alvin pun mengikutiku.
“Katanya mau cari di google? Mana laptopnya?” tanya Rafa.
“Nggak jadi. Kita cari di buku resep mamaku saja” jawabku. Kami pun berjalan menuju dapur. Lalu aku mengambil buku resep mama. Wah, banyak juga ya buku resepnya. Ada sembilan buku. Akhirnya kami pun membaginya. Aku mendapat bagian tiga buku. Dan ketiga temanku mendapat dua.
“Nih, untuk kalian. Sekarang, tugas kalian adalah memilih beberapa masakan di buku-buku ini. Setelah itu, nanti kita akan memilih salah satu diantara masakan-masakan itu. Gimana? Setuju?” tanayku.
“Setuju!”  kami pun mulai memilihnya.
Lima menit kemudian....
“Selesai!” teriak kami serempak. “Hahaha...” kami pun tertawa bersama. Entah apa yang kami tertawakan. Kami pun tak tahu.
“Kalian pilih apa saja?” tanya Rafa.
“Aku pilih Lazzata Cheese, Nasi Komplet Jepang, Mishue dan minumnya Mixfruits” kata Eunji.
“Kalau aku Nasi Cabai Hijau, Song I Pap, dan minumnya Milkshake Kacang Hijau” ujarku.
“Kalau aku Big Cheese Burger dan minumnya Lemon Tea” kata Rafa.
“Yeee... Itu sih makanan kesukaanmu” kataku dan Eunji.
“Hehehe...” tawa Rafa.
“Kamu apa Vin?” tanya Eunji pada Alvin.
“Aku Bubur Topping Tofu dan minumnya Blueberry Jellystick” jawab Alvin
Kami pun berdiskusi. Awalnya kami terus ribut satu sama lain. Tapi karena rasa persatuan dan kesatuan yang kami miliki, kami pun akhirnya memustuskan untuk memilih Mishue dan minumnya Milkshake Kacang Hijau.
Kami pun menulis bahan-bahan dan membagi tugas. Setelah selesai, kami pun beristirahat sambil menonton televisi.
Setelah beberapa menit, Rafa dan Alvin pun di jemput. Sementara Eunji? Dia akan menginap di rumahku. Karena kebetulan orangtuanya sedang pergi ke luar kota. Sebenarnya Eunji sudah sering menginap di rumahku. Tetapi kini kami tak bersama Celline. Sebenarnya tadi kami sudah mengajaknya. Tapi dia sedang ada acara keluarga. Jadi, Celline pun tidak ikut menginap.
Aku mengajak Eunji menuju kamar. Di kamar, Eunji segera duduk di karpet sambil bermain handphone. Biasa, paling bermain Pou atau Adventure Rainz. Sementara aku segera mandi. Selesai mandi, Eunji pun mandi.
Setelah badan kami segar. Kami segera menuju dapur dan memasak nasi goreng. Di rumahku memang tak ada pembantu. Bunda memang sengaja tak mempekerjakan pembantu di rumah agar aku dan Kak Arsya dapat mandiri.
Malam pun tiba. Mama pulang pukul 19.00.
“Mama...” sapaku pada mama yang duduk di sofa ruang keluarga.
“Hallo sayang. Eh, ada Eunji. Mau nginap?” tanya mama.
“Iya Tante” jawab Eunji.
“Ma, hari sabtu ada lomba praktek memasak lho, di sekolah” ceritaku.
“Oh ya? Kamu mau masak apa saja?”
“Mishue dan Milkshake Kacang Hijau”
“Bagus”
“Besok ajarin aku buat Mishue sama Milkshake Kacang Hijau ya” pintaku.
“Ok” jawab mama.
“Terimakasih Ma. Ya sudah, aku sama Eunji ke kamar dulu ya Ma” pamitku.
Sesampainya di kamar, kami pun membaca belajar bersama hingga pukul 20.30. Lalu kami bersiap tidur. Sebelum tidur kami membaca buku cerita supaya mata kita ngantuk. Sambil membaca buku, kami mendengarkan lagu-lagu mp3 dari handphone Eunji.
Kamu aku dia dan mereka
Pasti punya mimpi punya cita-cita
Kamu aku dia dan mereka
Pasti ingin semua mimpi menjadi nyata
          Dan bisa kita lakukan semua
Walau tak mudah tapi kita bisa
Pasti ada jalan tuk para pemimpi
Menuju ujung cita
~Hidup akan berwarna jika kita terus berlari
  Diantara indahnya warna-warni pelangi
  Laskar pelangi teruslah melangkah dan bermimpi
  Bermimpilah terus hingga Tuhan kan
  Memeluk mimpimu
---OoO---
Hari ini adalah hari sabtu. Hari ini, aku dan teman-temanku akan belajar memasak bersama ms. Yulia. Aku benar-benar tidak sabar. Karena aku sukaaaa sekali memasak. Kemarin, aku juga sudah berlatih membuat Mishue dan Milkshake Kacang Hijau bersama Mama. Dan hasilnya... Very dellicius! Yummy.
“Hai Nazwa” sapa seseorang.
“Hai juga Celline?”
“Kamu sudah persiapkan makanan untuk praktek memasak nanti?” tanya Celline.
“Tentu!” jawabku mantap.
“Kelompokmu memasak makanan apa?” tanyanya lagi.
“Mishue dan Milkshake Kacang Hijau. Bagaimana dengan kelompokmu?”
“Kami memasak Mie Sosis Bakar dan Tuti Fruity Ice Cream”
“Wow... Semoga berhasil!”
“Terimakasih” kata Celline.
Waktu begitu cepat berlalu. Sekarang adalah waktunya memasak. This is cooking time...
“Sudah siap anak-anak?” tanya ms. Yulia.
“Sudah” jawab kami semua.
“Baiklah, kalian diberi waktu dua jam. Kalian juga harus membuat tiga makanan dan tiga minuman untuk juri-juri kita. Mr. Andy, ms. Olivia dan ms. Yulia sendiri. Three, two, one, go!” kata ms. Yulia.
Kami segera sibuk dengan tugas-tugas kami. Ada yang merebus mie, meracik bumbu, memanaskan kompor, mengiris bawang, dan lain-lain. Kini, aku sedang menumbuk kacang hijau yang nanti akan digunakan untuk membuat milkshake.
Masing-masing kelompok ada pembimbingnya lho... Kelompokku dibimbing oleh ms. Natasya. Kebetulan banget deh, ms. Natasya itu pintar sekali masak. Dia juga baik hati dan lembut.
Dua jam kemudian...
“Waktu habis!” seru ms. Yulia. Semua temanku pun mengangkat tangan masing-masing. Ya iyalah, masa mengangkat tangan teman. Hehehe...
Kami pun bergantian maju ke depan untuk menyerahkanya kepada juri. Setelah semua kelompok maju. Juri pun berdiskusi. Dan kini adalah saatnya pengumuman pemenang.
“Sekarang waktunya pengumuman. Untuk kategori kelompok terkompak dimenangkan oleh... Kelompok Lima!”
“Horee...” sorak kelompok lima.
“Untuk kategori kelompok penghiasan sajian terbaik dimenangkan oleh... Kelompok Satu!”
“Horee...” sorak kelompok satu.
“Untuk kategori kelompok terapi dimenangkan oleh... Kelompok Dua!”
“Horee... “sorak kelompok dua.
“Untuk kategori kelompok dengan rasa terenak adalah kelompok... Tiga!”
“Horeee...” seru kelompok tiga.
“Yah, kita nggak menang deh!” kata Rafa.
“Iya. Padahalkan makanan kita enak banget” kata Alvin.
“Iya yah. Kok kita nggak menang sih?” tanyaku.
“Iya. Kenapa ya?” tanya Eunji juga.
“Daaan... Selamat untuk kelompok empat! Kalian telah menjadi kelompok terbaik dalam perlombaan ini! You Are Best Junior Chef!”
“Hah? Horeee...” sorak kami semua bangga.
---OoO---

Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter