‘Anak yatim’ begitu teman-teman memanggilku. Aku tidak tahu mengapa mereka memanggilku seperti itu. Aku memang anak yatim, tetapi apakah karena itu mereka harus memanggilku anak yatim?
Namaku Hasna Mutiara As-Syifa. Atau biasa dipanggil Hasna. Ya, aku seorang anak yatim. Ayahku meninggal karena terkena penyakit yang tidak kuketahui. Karena ibu dan kakakku memang tidak pernah memberi tahuku. Ayah meninggal saat aku masih berumur empat tahun. Jadi, aku tidak ingat bagaimana wajahnya.
Ibuku? Nama ibuku Nurul As-Syifa. Ibu adalah orang terkuat di dunia. Meskipun ayah telah meninggal, ibu tetap bekerja untuk biaya makan sehari-hari dan menyekolahkanku dan kakakku. Ibu bekerja sebagai penjahit di suatu toko baju.
Kakakku bernama Sabila Permata As-Syifa. Kakakku adalah kakak yang baiiik sekali. Kami biasa belajar bersama setiap malam sambil menunggu ibu pulang dan membawa makanan untuk kami. Kalau ada soal atau materi yang masih belum kukuasai, aku bertanya pada Kak Bila. Pasti dijawab! Kakak sekarang kelas VIII di SMP Permata Hati. Nama sekolah kakak sama ya dengan nama kakak?
Sekarang aku duduk di kelas empat SD Mutiara Harapan. Waw... Nama sekolahku juga sama dengan namaku. Aku senang sekali bersekolah disana. Aku juga punya sahabat, namanya Shara. Ciri khas ku? Aku selalu memakai kerudung setiap kali keluar rumah. Baju lengan panjang. Dan rok panjang tentunya. Dan satu lagi, boneka. Boneka itu adalah boneka beruang berwarna coklat mini. Boneka itu adalah barang terakhir yang pernah ayah berikan padaku.
Sahabatku, Shara. Shara anak yang baik dan pintar. Shara juga anak orang kaya. Ayahnya adalah kepala sekolah di SD ku. Tetapi ia tetap mau bermain denganku yang seorang anak yatim. Aku senang kepadanya karena ia tidak membeda-bedakan teman.
---OoO---
“Hey anak yatim, mau kemana kamu?” tanya seorang temanku, Ditha. Seorang anak yang sangat tidak suka padaku. Entah mengapa, aku tak tahu.
“Aku mau ke perpustakaan. Kamu mau ikut Ditha?” tawarku padanya.
“Enggak” jawabnya lalu berkata “Anak yatim, kamu mau enggak bantuin aku?” tanya Ditha memohon padaku.
“Tentu. Apa yang bisa kubantu?”
“Tolong ya, belikan aku bakso dan es teh. Terus bawa ke kelas!”
“Baik. Tapi kan, kata Bu Sasya nggak boleh makan di kelas?”
“Udah deh, jangan bawel. Cepetan! Nih uangnya!” bentaknya sambil menyodorkan dua lembar uang lima ribuan.
“Iya” jawabku menerima uang Ditha. Lalu berjalan menuju kantin. Sesampainya di kantin, aku segera memesan makanan untuk Ditha. Sambil menunggu, aku duduk di bangku kantin yang kosong. Tiba-tiba...
“Dorrr...”
“Astaghfirullah” seruku sambil melihat ke sumber suara yang sangat mengagetkanku. “Shara?” tanyaku setelah mengetahui bahwa itu adalah Shara.
“Hey, maaf Hasna. Aku kira, kamu enggak bakalan sekaget itu” katanya dengan nada menyesal.
“Iya, enggak papa kok. Tapi lain kali jangan kaya gitu dong”
“Iya-iya, maaf. Oh ya, ngapain kamu ke kantin? Biasanya kamu ke perpustakaan atau enggak makan di taman belakang?”
“Oh, ini. Ditha minta tolong sama aku buat beliin dia makanan”
“Owh”
“Ini Neng, makananya sudah jadi” kata Mang Jojo yang tiba-tiba datang mengagetkan kami (tapi enggak sekaget tadi lho ya...).
“Eh, iya Mang” kataku seraya menerima mangkuk beserta es tehnya.
“Sini, biar aku bantu” kata Shara mengambil gelas berisi es teh dari tanganku.
“Terimakasih Shara. Ya sudah Mang, kami pergi dulu”
“Oh ya, silahkan Neng”
Sesampainya di kelas...
“Assalamu’alaikum Ditha. Ini makanan kamu” kataku sambil meletakkan mangkuk di meja Ditha. Disusul dengan Shara yang meletakkan gelasnya.
“Oh ya, thanks” jawabnya singkat lalu memakan makanannya. Tanpa memedulikan aku dan Shara.
“Ya sudah, kami pergi dulu Ditha” kata Shara yang mungkin sudah tidak tahan dengan sikap Ditha yang tak tahu cara berterimakasih.
“Ya... silahkan” katanya cuek. Karena diperlakukan seperti itu, kami segera pergi dari tempat Ditha dan segera pergi ke perpustakaan sekolah kami. Perpustakaan sekolahku bernama ‘Mutiara Library’.
Aku dan Shara masuk ke perpustakaan dan segera mengisi buku kehadiran. Lalu kami memilih-milih buku yang akan kami pinjam. Aku meminjam buku cerita berjudul ‘Pelangi di Sekolah’. Dan Shara meminjam komik yang berjudul... entahlah, aku lupa! Hehehe... Karena waktu istirahat tinggal lima menit, kami segera pergi dari perpustakaan. Sebelumnya aku meminjam buku cetak matematika dulu, lalu menuju ke tempat Kak Dea, pustakawan perpustakaan.
---OoO---
Jam tiga nanti, aku dan teman-teman akan mengikuti kegiatan ‘Malam Di Sekolah’. Jadi, nanti malam kami akan menginap di sekolah. Sekarang aku sedang mengemasi barang-barang untuk nanti malam.
“Dua pasang baju, jilbab putih, jilbab merah, jaket, handuk kecil, alat-alat mandi, dan tentu saja My Sweet Doll” kataku sambil mengambil barang-barang.
Setelah semua barang ku kumpulkan, segera kumasukkan barang-barang itu ke tas biruku. Tetapi, karena tidak muat, jadi aku meminjam tas kakakku yang tak terpakai. Ya, meskipun tas itu tidak terlalu bagus, tetapi tas itu besar dan dapat menampung barang-barangku.
“Sudah selesai” kataku sambil menatap tasku yang seper besar. Lalu berjalan menuju kamar mandi untuk mandi sore.
Aku menatap diriku di cermin. Aku memakai kaos lengan panjang biru yang agak kusam dan rok kotak-kotak merah. Dan tentunya, jilbab berwarna putih-biru. Ya, memang tidak cocok warnanya. Tapi, hanya itu pakaian yang kupunya.
Aku berangkat sendiri menuju sekolah. Sebenarnya Kak Bila mau mengantarkanku. Tetapi aku menolaknya. Aku berjalan sambil menggendong tas biruku dan menenteng tas milk Kak Bila yang berwarna hitam. Dan tiba-tiba...
‘Tinnn tinnn...’ suara klakson mobil itu mengagetkanku. Aku menoleh. Aku tahu, itu mobil milik Shara. Dan benar saja, setelah itu Shara turun dan menghampiriku.
“Hai Hasna. Apa kamu mau berangkat menuju ke sekolah?” tanyanya.
“Ya, tentu”
“Kalau begitu, ayo! Ikut denganku saja”
“Tapi... apa tidak merepotkan?”
“Tidak. Kamu kan sahabatku. Ayo! Kamu mau kan?”
“Ya sudah... Ayo!”
Akhirnya aku berangkat bersama Shara. Sesampainya disekolah ternyata baru ada beberapa anak. Kami pun akhirnya jalan-jalan keliling sekolah sambil menunggu teman-teman.
Jam menunjukan pukul 03.30. Sekarang saatnya pembukaan acara. Kami semua sedang berkumpul di lapangan sekolah. Dan kini, bapak kepala sekolah kami, Pak Hasanudin M.Pd sedang memberi sambutan.
“Assalaamu’alaikum anak-anak” sapa Pak Hasan.
“Wa’alaikum salaaam” jawab kami kompak.
“Hari ini, SD Mutiara Harapan akan mengadakan ‘Malam Di Sekolah’. Bapak berharap, dengan acara ini kalian semua dapat menjadi siswa-siswi yang mandiri dan berguna bagi orang lain. Bapak tidak akan berlama-lama berbicara disini. Maka dari itu, acara ini akan bapak serahkan pada Kak Rudi...” kata Pak Hasan.
“Baik, terimakasih Pak, karena telah memberikan tanggung jawab ini kepada saya” kata seseorang yang dipanggil Kak Rudi.
“Hallo adik-adik. Selamat sore... Perkenalkan nama Kakak Rudi Hermawan, dan kalian boleh memanggil kakak dengan sebutan Kak Rudi” kata Kak Rudi.
“Selamat sore Kak Rudi...” jawab kami kompak.
“Untuk hari ini dan besok, kakak dan kakak-kakak yang didepan sini akan membimbing kalian semua. Dan bagaimana kalau sekarang kakak akan memperkenalkan nama-nama kakak-kakak ini?”
“Iya...”
“Baiklah mulai dari sebelah kanan, ada Kak Rizky, Kak Doni, Kak Bagus, Kak Bimo, Kak Fakhri, Kak Ilham, Kak Nur, Kak Ani, Kak Sheyla, Kak Dina, Kak Salsha, Kak Zera, Kak Novi, Kak Putri, Kak Maryam dan yang terakhir Kak Annisa... Tepuk tangan dong, buat Kakak-kakak kita ini”
‘Prok prok prok...’ terdengan suara tepuk tangan yang sangat meriah dari teman-temanku, dan tentu saja aku.
“Adik-adik, kira-kira, apa ya yang akan kita lakukan? Mau tahu?”
“Mau...”
“Mmm... Bagaimana kalau sekarang kalian buat kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 10 anak, lima anak laki-laki dan lima anak perempuan. Ok?”
“Oke...”
“Baiklah sekarang.... MULAI!!!”
Semua anak berhamburan untuk mencari teman. Sampai akhirnya, aku sudah mendapatkan anggota kelompokku. Hanya kurang satu anak perempuan. Kami bingung, dan tiba-tiba seorang anak datang dengan malasnya menuju kelompok kami.
“Ditha?” tanyaku tak percaya kalau Ditha yang ingin masuk ke kelompokku.
“Ya, kenapa? Kamu tidak suka aku ada disini?” tanyanya.
“Eng... enggak. Aku malah senang”
“Ya sudah” jawabnya cuek.
---OoO---
Malam tiba. Kini anak-anak diperbolehkan untuk tidur. Tetapi banyak anak yang masih bermain-main, termasuk aku. Karena bingung apa yang akan kulakukan, akhirnya aku memutuska untuk pergi ke taman sekolah sambil membawa bonekaku.
“Hiks... hiks...” suara tangisan seseorang terdengar olehku. Aku mencari sumber suara tersebut.
“Ditha? Kamu kenapa?” tanyaku sambil berdiri di hadapan Ditha yang sedang duduk di pinggir kolam ikan.
Ditha menghentikan tangisannya lalu memandangku dan berkata “Ngapain kamu disini?” tanya Ditha padaku sambil berdiri.
“A... aku hanya ingin ke taman. Ditha, kamu kenapa?” tanyaku sambil memegang pundak Ditha.
“Lepas!” bentaknya sambil menyingkirkan tanganku dari pundaknya.
“Maaf... Ditha, apa yang terjadi? Mengapa kamu menangis?”
“Ini bukan urusanmu!” katanya lalu kembali duduk.
“Jelas ini urusanku. Aku tidak mau melihat temanku menangis”
“A... apa kamu masih menganggapku teman?”
“Tentu. Kamu temanku Ditha”
“Hasna, aku minta maaf” katanya sambil memelukku.
“Aku sudah memaafkanmu. Aku tahu, semua orang pernah salah”
“Terimakasih Hasna. Aku senang memiliki teman sepertimu”
“Aku juga senang”
“Hasna kamu mau enggak jadi sahabatku?”
“Sahabat? Tentu” jawabku senang.
“Serius???’
“Duarius deh” kataku bercanda.
“Aaa... terimakasih Hasna”
“Sama-sama”
“Best Friend?” tanya Ditha sambil menunjukan jari kelingkingnya.
“Ya. Best Friend Forever” kataku membalas janji Ditha.
Yeay... Akhirnya, aku punya sahabat baru. Tapi meskipun sekarang aku sudah bersahabat dengan Ditha, aku tetap bersahabat juga dengan Shara. Bahkan sekarang kami adalah BEST FRIEND FOREVER.
Kalau ingat kata-kata best friend forever, jadi inget lagu-nya cherrybelle ya? Tahu enggak? Itu lho, yang judulnya Best Friend Forever. Aku dan Ditha pun menyanyikan lagu tersebut.
Cherrybelle –Best Friend Forever-
Kita kan selalu bersama
Dalam suka duka
Berbagi segalanya
Disaat kutermenung
Kau datang bawa ceria
Disaat ku bahagia
Kau jaga selalu hatiku
Apa pun kisahku
Kamu ada untukku
Hanya kaulah
Sahabat sejatiku
Kitakan selalu bersama
Dalam suka duka
Bagi segalanya
Tak terpisahkan
Hanya kau yang ada di hatiku
Kita kan selalu bersama
Menggapai semua cita
Dan meraih dunia
Walau badai menghadang
Tak akan kita terluka
Its you my best friend forever
Aih... Indahnya persahabatan... =D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar