Selasa, 06 Oktober 2009

Khutbah Jumat: Gempa Sebagai Ketentuan Alloh

Innal hamdalillah nahmaduhu wanastanginuhu wanastaghfirugh wanangudzubillaahi minsyuruuri amfusina wasyayyiati a’malina mayyahdillaahu fala mudhillalah wamayyudlilfalah hadiyalah
Allohumma sholi’ala Muhammad wa’ala alihi wasohbihi ajma’in Asyhaduallailahaillalloh wahdahula syarikallah waasyhaduanna muhammadan ‘abduhu warosuluh.
Yaa ayyuhalladzi naaamanuttaqulloha waqulu qoulansadiida yuslikhlakum a’maalakum wayaghfirlakum dzunuubakum wamayyutingillaha warosuulahu faqod faza fauzan ‘adziima
Yaa ayyuhalladzi naaamanuttaqulloha haqo tuqootih walatamuutunna illa waantummuslimun.
Segala Puja dan puji hanyalah milik Allah Swt, Dialah yang merajai hari Pembalasan. Tidak ada kebahagiaan hakiki kecuali dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya. Tidak ada rasa cukup, kecuali dengan mengharap Rahmat-Nya, tidak ada kemuliaan kecuali dengan tunduk kepada Keagungan-Nya, tidak ada petunjuk kecuali dengan mengikuti cahaya-Nya. Tidak ada nikmat kecuali dengan mendekatkan diri kepada-Nya. Tidak ada yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Maha Tinggi lagi Maha Suci, oleh karena itu mari kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Alloh karena inilah yang akan dipandang dan dinilai oleh Alloh Yang Maha Rahman.

"Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Alloh adalah yang paling bertaqwa".

Maka supaya kita dipandang mulia oleh-Nya mari kita berusaha memuliakan diri dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segenap larangan-Nya.

Kaum muslimin jamaah sholat jumat Rahimakumulloh,
Belumlah lama ketika Romadhon kita dikejutkan dengan gempa bumi 7,3 SR yang melanda daerah Tasikmalaya Jawa Barat kini kita dikejutkan lagi dengan gempa bumi melanda lagi dengan skala yang lebih besar 7,6 SR di daerah Padang Pariaman Sumatera Barat yang telah meluluhlantakkan bangunan dan meranggut 500 lebih nyawa..
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Bumi menurut para ahli geologi, bumi awal mulanya adalah sebagaimana matahari yang panas atau bahkan merupakan pecahan dari matahari.
Didalam al-Quran dinyatakan:

Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya”. (Q.S. Al-Anbiya:30)

Massa bumi yang awalnya panas yang lama-lama mendingin dan menjadi padat, karena padatnya baru dibagian permukaan, sementara bagian dalam masih berupa massa pijar, maka massa padat permukaan bumi itu terdiri atas massa padat seperti sebuah lempengan-lempengan yang terapung diatas massa cair yang selalu mudah bergerak, apalagi energy yang dihasilkan oleh massa dibawahnya yang berupa tenaga elektromagnetik sangatlah besar. Oleh karena lempeng-lempeng yang ada akan mudah bergerak. Jadi jangan dikira bahwa gunung atau tanah yang kita injak itu adalah diam, sebenarnya dia bersifat dinamis, mudah bergerak dan berubah. Didalam Al-Quran pergerakan gunung atau tanah dengan bahasa:
Kau lihat gunung kau sangka ia terpasak teguh, padahal ia berlalu seperti awan
Karena pergerakan bahkan tumbukan antar lempeng serta karena adanya energy yang ingin dilepaskan maka muncullah deretan gunung berapi. Karenanya pergerakan lempeng-lempeng itulah maka menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Disamping gempa tektonik ada pula gempa lain yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Gunung api meletus karena sudah tidak dapat menahan energy besar yang ada didalam bumi -Ingat bahwa suhu inti bumi adalah hampir sama dengan suhu permukaan matahari yaitu 5.000° C- yang memang harus dilepaskan yang apabila tidak ada lubang pengeluarannya. Namun seandainya tidak ada gunung maka bumi ini akan selalu mengalami getaran yang disebabkan aktifitas tenaga endogen (tenaga dari dalam bumi) berupa tenaga elektromagnetik yang sangat begitu besar. Maka benar sekali pernyataan didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa gunung adalah paku/pasak bumi.

“Dan Dia menancapkan gunung-gunung dibumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu” (Q.S. An-Nahl: 15)

Peristiwa gempa bumi dan bencana lainnya adalah ketentuan dari Alloh yang memang telah digariskan dan memiliki hikmah tersendiri.
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."
(QS al-Hadid [57] : 22)

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" . (QS al-Baqarah [2] : 155-156)
Hikmah musibah antara lain diampuninya dosa-dosa. Sabda Rasulullah SAW :
"Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya Allah akan menghapus sebagian dosanya." (HR Bukhari dan Muslim)
Muslim yang mati tertimpa bangunan atau tembok akibat gempa, tergolong orang yang mati syahid. Sabda Nabi SAW :
"Orang-orang yang mati syahid itu ada lima golongan; (1) orang yang terkena wabah penyakit tha’un, (2) orang yang terkena penyakit perut (disentri, kolera, dsb), (3) orang yang tenggelam, (4) orang yang tertimpa tembok/bangunan, dan (5) orang yang mati syahid dalam perang di jalan Allah." (HR Bukhari dan Muslim)
"Akan diampuni bagi orang yang mati syahid setiap-tiap dosanya, kecuali utang." (HR Muslim).
Secara kelilmuan, maka dengan adanya gempa bumi dan gunung meletus akan dapat menyuburkan tanah serta dapat mengangkat barang tambang dan material lain dari dalam perut bumi yang dapat bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Apapun yg terjadi orang mukmin harus tetap memiliki sebuah keyakinan bahwa di balik itu semua ada hikmah dari Rabb subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala telah menyatakan di dalam Al-Qur’an: Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: Kami telah beriman sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang- orang yg sebelum mereka maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yg dusta.
Gempa adalah fenomena alam yang sebenarnya kecil dibandingkan dengan kekuatan goncangan hari kiamat yang digambarkan dalam al-Quran seperti yang ada pada surat al-Zalzalah.

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat),
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (jadi begini)?”,
pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian) kepadanya.
Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarohpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarohpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Peristiwa gempa bumi seharusnya dapat mengingatkan kita bahwa manusia itu sangat lemah, tiada berbanding dengan kekuasaan Alloh. Siapa yang bisa mencegah terjadinya gempa bumi?
Allohlah pemilik dan penguasanya, Allohlah tempat bergantung segala sesuatu:
Q.S Al-Ikhlas ayat 2 :

Benar kata Ebiet dalam lagu tentang bencana yang menyatakan
... adalah Dia diatas segalanya.
Negara termajupun belum bisa mencegah terjadinya bencana gempa bumi. Manusia hanya bisa berusaha mengurangi resiko jika bencana terjadi.

Kaum muslimin yang semoga di rahmati Alloh:
Guncangan kecil sebagian permukaan bumi saja manusia sudah panik apalagi guncangan besar pada hari kiamat? Ketika itu gunung dihambur-hamburkan, isi bumi dikeluarkan, air laut diluapkan, manusia bagai anai-anai yang berterbangan. Pada hari itu manusia akan mengetahui akibat dari perbuatannya dan melihat kenyataan peringatan Tuhan.
Guncangan kecil saja sudah membuat manusia tiada berdaya, rumah roboh, nyawa melayang, dan harta benda ludes. Kita bisa kehilangan anggota keluarga dalam hitungan detik. Si kaya bisa jatuh miskin, yang normal menjadi cacat, yang punya ayah ibu menjadi yatim piatu, yang punya suami menjadi janda, dll. Semua telah berada dalam ketentuan Alloh Yang Maha Kuasa. Semestinya kita mengakui kekuasaan Alloh. Kita berserah diri dan mohon perlindungan serta pertolongan kepada-Nya.
Peristiwa tersebut seharusnya juga mengingatkan kita agar ingat kepada Alloh. Bagaimana seandainya hal tersebut terjadi pada kita, sudahkah kita siap menerimanya. Sudahkah kalau kita dicabut nyawanya karena bencana, kita telah siap membawa amal sholeh kita. Bagaimanakah pertanggungjawaban kita akan dosa yang kita lakukan?
Barokallohuwalakum filqur’anil’adziim wanafa’ani waiyyakum bimaa fihi minal aayatihi wadzikril hakim wataqobalalloohu minna wamingkum tilaawatahu innahuhuwassami’un ngalim waqurrobbighfir warham waanta khoirurrohiimin



Khutbah Kedua:

Alhamdulillaahilladzi arsala rosulahu bilhuda wadiinilhaq liyudzhirohu ngaladiini kullih wakafabillahi syahida
Asyhadualla illaha illah waasyhaduannamuhammadarrosululloh. Alloohumma sholingala Muhammad wa’ala ali Muhammad kama sholaita ngala ibrohim wa’ala ali ibrohim innaka hamiidummajid
Yaa ayyuhalladzi na amanuttaqullooha waltandzurnafsummaqoddamatlighot wattaqulloo innallooha khobirummbimata’malun
Jama’ah jum’at rahimmakumulloh
Alhamdulillah kita disini masih bisa menikmati indahnya hari dengan wajah berseri, masih bisa menikmati sesuap nasi, masih bisa berteduh dari hujan dan terik mentari dirumah dan bersendau gurau dengan anak istri. Namun apakah saudara-saudara kita juga bisa merasakan yang demikian. Mereka yang sedang terkena musibah gempa bumi, mereka yang rumahnya ambruk, mereka yang harus kehilangan harta benda, anak dan istri.
“Innamal mu’minuna ikhwatun” sesungguhnya setiap muslim adalah saudara”
Sebagai saudara semuslim dan sebangsa marilah kita turut prihatin dan turut mengulurkan bantuan untuk meringankan beban mereka sebagai wujud ikatan tali persaudaraan atau Ukhuwah Islamiyyah, apalagi kita baru saja meninggalkan bulan romadhon dan hiruk pikuk perayaan idul fitri yang seharusnya dapat meningkatkan tali persaudaraan kepada saudara-saudara kita dimanapun mereka berada.
Karena Alloh SWT juga berfirman:

الْعِقَابِ شَدِيدُ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ وَاتَّقُوا وَالْعُدْوَانِ الإثْمِ عَلَى تَعَاوَنُوا وَلا وَالتَّقْوَى الْبِرِّ عَلَى وَتَعَاوَنُوا
“… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS Al Maaidah : 2 )
Disamping itu, kita juga harus mendoakan agar senantiasa mereka diberi ketabahan, kesabaran dan kekuatan iman dan semoga mereka yang telah mendahului kita diterima amal ibadahnya oleh Allah Swt dan mendapatkan tempat yang terbaik di sisiNya. Amin.
Allohummaghfir lilmukminiina walmukminat walmusliminawal muslimat al ahyai minhum wal amwat innaka sami’ummujibdda’wat.
Ya Alloh ampunilah kami yang lalai Ya Alloh, kami yang masih menelantarkan saudara-saudara kami Ya Allah, tolong mereka Ya Allah, kasihanilah mereka Ya Allah, Ya Allah berikanlah rahmat dan kekuatan Engkau atas kaum muslimin di negara kami Indonesia yang sedang terkena musibah, juga saudara kami dinegara lain: di Iraq, Afghanistan, Palestin dan semua negeri-negeri islam yang tertindas.
Robbana dholamna amfusana waillamtaghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin
Robbana lazighquluubana ba’daidzhadaina wahablana milladungkarohmah iinaka anntalwahhab
Robbana laa tuakhidzna innasiia au akhto’na Robbanaa walaa takhmil ngalaina isrongkamaa khamaltahuu ngalalladzii namingqoblina Robbanaa wala tukhammilna maalaa too qotalanaabih Wa’funganna Waghfirlanaab warkhamna an ta maulaana Fansurna ngalal qoumil kafirinn.
Ya Alloh ya Tuhan kami , janganlah Engkau hukum kami, jika kami lupa, atau kami bersalah. Ya Tuhan kami janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau pernah bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami , apa yang kami tak sanggup memikulnya. Ampunilah kami, beri rahmatlah kami, maka tolonglah kami dari kaum yang kafir.
Robbana aatina fiddunya khasanah wafil akhiroti khasana waqinaa ‘adzabannar
Subhanarobbika rabbil ‘izzati ‘amma yasifuun wasalamun ‘alal mursalin walhamdulillahi robbil ‘alamin.
Waladzikrulloohu akbar
(Telah disampaikan pada khutbah jumat di Masjid Baitul Muslimin Patikraja Banyumas tanggal 2 Oktober 2009)

Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter