Selasa, 17 Mei 2016

Valentin Day, Pernikahan dan Jihad



Salah satu masalah yang dihadapi umat adalah krisis identitas. Identitasnya sebagai seorang muslim banyak digadaikan sadar atao tidak sadar. Yang tua masih melakukan ritual yang bercampur aduk dengan kepercayaan animisme dinamisme, Hindu dan Budha, seperti selamatan kematian, sedekah bumi dll, sedang yang muda banyak yang mengekor atau meniru dunia Barat, seperti gaya hidup, perayaan ulang tahun, valentine day, dlsb.
Semoga tidak ada diantara remaja kita yang ikut-ikutan bervalentine day, karena hal tersebut berarti tasyabuh bil kuffar, ikut dan meniru kaum kafir.Padahal Rosululloh dalam hadits menyatakan: “MAN TASYABBAHA BIQOUMIN WAHUWA MINHUM” Barangsiapa meniru-niru suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.(H.R. Muslim, msusnab Abdullah bin Umar no. 5114). Apalagi kalo perayaan semacam ini terus berkembang maka kemaksiatan, zina dan dosa lain juga akan berkembang.
Peringatan Valentine Day awalnya adalah peringatan terhadap seorang Pendeta bernama Valentine yang berani menikahkan pasangan pemuda dan pemudi padahal pada waktu itu sedang terjadi perang sehingga kerajaan melarang menikah. Karena pelanggaran tersebut pada 14 februari 270 M  ia dihukum mati maka Valentine dianggap sebagai simbol pembelaan terhadap cinta dan sayang antar lawan jenis. Perayaan ini akhirnya juga dikaitkan dengan peringatan dan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi “Supercalis” setiap tanggal 15 Februari. Perayaan tersebut terus bergeser dimana sekarang ini orang mengenal Valentine Day sebagai hari kasih sayang dengan berbagi coklat, pesta valentine, tukar kado, hingga dianggap saat yang tepat untuk melaksanakan dosa.
Kasih sayang dalam Islam tidak dibatasi hari, ia harusnya hadir setiap saat dengan cara yang ditentukan oleh syariat, dalam kasih sayang dengan lawn jenis tidak ada pintu hubungan lawan jenis kecuali pernikahan dan pernikahan dalam Islam merupakan ibadah dan tidak mengganggu ibadah lain termasuk berjihad.
Pernah kita mendengar kisah Hanzalah bin Abi Amir. Ia menikah tepat dimalam sebelum terjadi perang Uhud, walau persiapan perang sudah dimulai namun kapan akan memulai perang belum ada yang tahu sehingga setelah pernikahannya ia meminta ijin pada Rosululloh untuk bermalam pertama dengan istrinya, namun karena takut ia tidak mendapatkan jamaah shubuh maka ia menikmati malam pertamanya setelah shubuh dan ternyata disaat kondisi yang masih junub ada seruan untuk berangkat berperang maka tanpa pikir panjang dan memang dengan perlengkapan yang sudah disiapkan ia memenuhi panggilan jihad. Perang Uhud menjadi saksi Pasukan Muslim yang hampir memenangkan peperangan akhirnya kalah yang disebabkan tidak taatnya pasukan pemanah yang diatas bukit yang supaya terus berada diatas namun karena godaan ghonimah (rampasan perang) mereka meninggalkan posisinya sehingga pasukan musuh yang mundur berputar menduduki posisi mereka diatas bukit yang strategis untuk menyerang.
Pada saat kondisi terdesak itulah Hanzalah adalah bagian dari pasukan yang melindungi Rosululloh dan ia akhirnya syahid setelah tertusuk tombak musuh. Seusai perang, para sahabat mencari saudaranya yang lebih dulu menggapai kesyahidan dan mereka mendapatkan salah satunya adalah Hanzalah yang walau telah gugur dengan berlumuran darah yang mulai mengering namun tetesan air keluar dari dahinya. Rosululloh bersabda: Sungguh aku melihat malaikat memandikan Hanzalah bin Amir RA antara langit dan bumi dengan air awan dalam bejana terbuat dari perak.
Kisah lain adalah Sa’ad As-Sulami atau Julabib seorang pemuda dari Bani Sulaim yang berkulit hitam. Dan menceritakan kepada Rosululloh bahwa ia ingin menikah namun banyak wanita yang menolak lamarannya sehingga Rosululloh memerintahkannya untuk melamar seorang yang cantik putri Amr bin Wahb atas namanya. Awalnya Amr Bin Wahb menolaknya namun putrinya yang memintanya untuk menerima lamarannya. Setelah diterima Julabib diperintahkan untuk menemui Sahabat nabi yang lain seperti Abdurrrahman bin Auf, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib dan mereka semua membantu dengan harta yang cukup untuk pernikahannya. Setelah pernikahan dan belum sempat ia bertemu istrinya dengan harta yang tersisa ia bermaksud untuk belanja memberi hadiah kepada istrinya, namun saat ditengah pasar ada seruan untuk berjihad, maka ia berkata “ Ya Alloh, kecantikan istriku tidak sebanding dengan keindahan surga-Mu, maka aku akan memenuhi panggilan jihad-Mu” maka ia mengembalikan belanjaan yang sudah dibelinya lalu ia menggantinya dengan membeli baju besi, tameng dan kuda termasuk penutup kepala hingga hanya matanya yang kelihatan. Ketika berada di barisan ia berusaha menghindar dari pandangan Rosululloh karena khawatir Rosululloh memerintahkannya untuk kembali kepada istri yang baru dinikahinya, walau Rosululloh tetap tahu namun beliau membiarkannya. Ketika peperangan terjadi, Julabib maju dengan semangat dan lincah. Saat peperangan usai Rosululloh berkata dimana kekasihku Julabib? Maka para sahabat mencarinya di medan perang dan mendapatkan Julabib telah syahid dan mayatnya berada diantara 7 mayat orang kafir. Maka Rosululoh mendekati jasadnya, meletakan kepala Julabib dipangkuannya serta membersihkan debu yang ada, lantas Rosululloh menangis kemudian tersenyum dan memalingkan muka. Para sahabat bertanya, mengapa begini dan begini, maka Rosululloh menjawab aku menangis karena aku akan merindukan Sa’ad Assulami (Julabib), kemudian aku tersenyum karena ia sudah menunaikan separuh agamanya (menikah), lalu aku memalingkan mukaku karena aku melihat bidadari berkumpul dan menghampiri Julabib, sedang gaunnya tersingkap, aku malu melihatnya karena bidadari itu hanya milik Julabib.

Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter