Senin, 22 Juni 2009

Film KCB: Cinta Santri Intelek

Kemarin, setelah capai dan lelah mengurus kegiatan Pelatihan Melati Tunas dimana merupakan tanggungjawabku selaku sekretaris bidang kader Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Banyumas sekaligus sekretaris panitia pengarah dan fasilitator pelatihan, aku diajak teman-teman Pemuda Muhammadiyah (Fatkhurohman, Tungguh Kasiyanto, Nur Fauzi, Rasikun, Nurhasbi) untuk menonton Film KCB (Ketika Cinta Bertasbih).

Aku sebenarnya bukan orang yang biasa menonton film di bioskop. Aku sebelumnya baru pernah datang ke bioskop dua kali. Pertama kali aku ke gedung bioskop adalah pada waktu masih SMP tahun 1991 karena diajak oleh teman dan juga masih saudaraku yaitu Aji Kusnandar. Pada waktu itu karena lagi liburan hari raya dan film yang diputar adalah film DKI (Dono Kasino Indro). Nonton filmnya pada waktu itu di Bioskop Nusantara yang sekarang sudah menjadi supermarket Moro.

Nonton film yang kedua belum lama awal tahun ini, yaitu film “Laskar Pelangi”. Aku nonton karena merupakan kegiatan sekolah, dimana sekolah mengajak semua guru untuk nonton film lascar pelangi karena bercerita tentang dunia pendidikan terutama pendidikan muhammadiyah. Kami sebagai guru di Muhammadiyah diharapkan dapat belajar pada film tersebut. Dan pelajaran dari film tersebut telah kuuraikan pada blogku dan telah kutularkan di khutbah jumat dan pengajian-pengajian.

Lagi-lagi karena diajak teman dan otomatis gratis alias ora mbayar dewek, kemarin aku nonton film digedung bioskop untuk ketiga kalinya dan kedua kalinya di gedung bioskop rajawali Purwokerto. Film “Ketika Cinta Bertasbih “ sebuah film yang bercerita tentang dunia pesantren dengan seting utamanya para mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir.

Film KCB yang bercerita tentang cinta dikalangan kaum santri yang intelek dapat memberikan gambaran tentang bagaimana pandangan kaum santri tentang cinta dan pernikahan yang tidak sebagaimana para kaum muda pada umumnya. Pada umumnya gayacinta kaum muda sekarang sangat vulgar dan bebas dalam mengekspresikan cinta mereka yang pada akhirnya jatuh kedalam dosa zina.

Santri yang intelek juga memiliki perasaan cinta dan tertarik dengan lawan jenisnya, tapi mereka memiliki batasan-batasan dan akhlaq yang didasarkan pada keyakinan mereka pada nilai-nilai Islam. Batasan-batasan dalam Islam dimaksudkan agar tidak terjerumus dalam dosa zina yang dapat merusak kehidupan. Mereka tidak bebas tapi dengan itulah justru mereka akan bahagia karena berada pada ketentuan yang telah digariskan oleh Tuhan.

Dalam bergaul dengan lawan jenis kita harus menjaga diri karena syetan akan terus menggoda kita. Bagaimanapun jika laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya berada dalam suasana yang sepi, tidak bisa menjaga pandangan maka akan mudah tergoda oleh bisikan syetan, bahkan kepada orang yang kurang menarik sekalipun. Maka jika kita sudah terjerumus kedalam zina, maka penderitaan akan kita rasakan baik didunia maupun diakhirat, kecuali dengan taubatan nasuha semoga Alloh mengampuni dosa kita dan mengurangi penderitaan kita didunia dan membebaskan kita dari azab-Nya di akhirat.

Kalau kita memiliki perasaan tertarik kepada lawan jenis kita, maka ketertarikan kita harus didasarkan pada kriteria yang telah digariskan oleh panutan kita Rosululloh SAW dan kita jangan sampai kita tergoda oleh syetan. Sungguh apabila kita bisa menjaga diri dalam berhubungan dengan lawan jenis kita maka kita akan bahagia, walaupun cinta tidak harus bersatu. Tapi karena kita tetap berada dijalan yang telah digariskan oleh Robb kita maka kita pasti akan puas didunia dan diakhirat. Apalagi kalau kita dapat disatukan hingga jenjang pernikahan maka multiple happy akan kita peroleh.

Dengan adanya film tersebut mudah-mudahan para remaja dapat belajar bagaimana etika dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan sebelum menikah. Mereka dapat mengurangi kebebasan dalam berpacaran dan lebih menjaga kehormatan diri.

Dengan menonton itu dapat memberi gambaran tentang pendidikan Islam terutama di Al-Azhar Kairo Mesir dan memotivasi generasi muda untuk sekolah hingga luar negeri dan menggantungkan cita-citanya setinggi-tingginya dan siap menghadapi tantangan dalam menggapai cita-citanya tersebut.

Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter