Minggu, 07 Juni 2009

Workshop Baca Peta di UNNES


Hari Kamis tanggal 4 Juni 2009 akhirnya aku kembali menginjakan kaki di kampus Universitas Negeri Semarang untuk mengikuti kegiatan “Workshop Baca Peta Rupa Bumi Bagi Guru IPS dan Geografi SMP dan SMA Se-Jawa Tengah”kerjasama Jurusan Geografi FIS Unnes dan Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).

Pada mulanya ketika aku dihubungi oleh Muh.Sholeh teman kuliah yang jadi dosen dialmamater kami tersebut, aku sempat berpikir, kenapa harus pelatihan, kalo hanya sekedar membaca peta, bagi masa harus workshop. Ketika kuliah dulu kami telah mendapatkan kuliah Kartografi dan Prakteknya, paling tidak 6 SKS. Tapi karena ingin melihat kampus, teman-teman lama dan dosen serta barangkali ada perkembangan ilmu tentang perpetaan maka kuputuskan mengikuti kegiatan tersebut.

Apa yang kuinginkan ternyata benar. Kedatanganku dari Purwokerto dengan naik bus reot yang ketika aku masih kuliah sudah “Lari Pagi” Purwokerto-Semarang tidak sia-sia. Aku jadi tahu perkembangan Universitas Negeri Semarang yang semakin megah dan sejuk dengan fasilitas yang semakin memadai serta semakin mengubah wajah Sekaran yang dulu ndeso sudah jadi metro.

Kegiatan itu memang menjadi temu alumni kecil-kecilan lulusan geografi IKIP Semarang atau Unnes. 90% dari 60 peserta adalah lulusan Geografi Unnes dari berbagai angkatan. Angkatanku yaitu angkatan 1996 selain aku ada Tugiman yang jadi guru di kampungnya di Karanganyar dan Krisna asal Batang yang jadi guru di Semarang. Adik angkatanku yang kukenal adalah Pino yang jadi guru di MAN 1 Banjarnegara dan Sriyanto yang jadi dosen di kampus. Sementara adik angkatan lagi adan beberapa yang kulihat tapi belum sempat ngobrol. Dari angkatan sebelumnya ada Mas Zaenal Abidin guru di SMP di Semarang, Kang Nardi yang jadi guru di Purwodadi, Mas Karsidi Demak, Mba Munawaroh Purworejo, Mas Setiawan Semarang, Mas Toto Raharjo Banjarnegara.

Selain ketemu teman juga ketemu dosen-dosenku dulu; ada pak Juhadi Master Kartografi Unnes, Pak Apik yang jadi Kejur Geografi, Pak Catur dan Dewi pembimbing skripsiku, pak Heri yang sudah jadi haji, pak Sunardi, Sunarko, dll.

Banyak perkembangan perpetaan yang kudapat sehingga cukup menarik untuk disimak bahkan banyak istilah-istilah yang tidak kumengerti sehingga aku mengerti bahwa aku memang masih perlu banyak belajar, walau aku mengajar di MTs yang mungkin ketika mengajar tidak memerlukan materi yang mendetail seperti yang disampaikan para ahli kartografi tersebut. Dalam session banyak pertanyaan yang memang tidak bisa aku jawab dan aku sempat menjawab pertanyaan yang sebenarnya aku tidak tahu kalau tidak membaca, hanya kebetulan peserta yang lain belum sempat membaca apa yang dipertanyakan sehingga aku yang menjawab dan dapat hadiah kompas. Aku sempat ditawari hadiahnya buku atau kompas? Kupilih kompas karena aku sewaktu-waktu memerlukannya untuk menentukan arah dalam perjalanan dan menentukan arah kiblat.

Akhirnya kegiatan selesai, aku pulang dari Unnes sudah pukul 17.00 mbonceng peserta lain angkatan geografi ’89 yang tinggal di Pudakpayung Semarang. Aku membonceng sampai Jatingaleh dan naik bus jurusan Purwokerto sekitar pukul 17.30 dan sampai di terminal Purwokerto pukul 23.30. Pulangnya naik bis yang yang cukup bagus untuk ukuran bis Purwokerto Semarang lewat Wonosobo yang kebanyakan jelek. Aku tidak sempat beli oleh-oleh di Semarang tapi aku sempat beli Wingko di bus yang ditawarkan pedagang di terminal bus Bawen, 4 bungkus seharga Rp 10.000 perbungkus yang tertulis harga Rp 30.000. Mahal apa nggak yaa...? karena isi 20 berarti satunya seharga Rp 500. Tapi kalo dipasar Patikraja malah ada wingko yang lebih murah lagi; Rp 200 emang lebih kecil dikit. Mau coba silahkan datang ke pasar Patikraja.

Ada yang pertanyaan yang tertinggal dari perjalananku ke Semarang. Pertama ketika aku tiba di Semarang aku melihat banyak penjual mangga terutama di Banyumanik, artinya kesimpulan sementara Semarang sedang musim mangga sementara Banyumas tidak. Betulkah yang demikian? Apakah mangga tersebut dari daerah lain yang jauh? Mengapa hanya ada di Semarang? Ataukah hanya jenis mangga tertentu? Apa saja yang mempengaruhi terjadinya perbedaan musim buah satu tempat dengan tempat lain? Iklim dan cuaca serta jenis tanahkah? Apa perbedaan antara Semarang dan Banyumas?

Petanyaan kedua yang tidak sempat aku tanyakan adalah kata peta yang betul peta atau pe¢ta?. Kebanyakan orang akan mengucapkan pe¢ta tapi dosen dan dari bakosurtanal banyak yang mengucapkan peta. Manakah yang benar? Sebenarnya berasal dari kata apa? Bahasa mana? Kalau di bahasa Jawa ada kata petan yang berarti mencari tuma (kutu rambut) dikepala. Apa dari kata itu atau dari bahasa lain?

Bagi yang bisa memberikan penjelasan silahkan bisa memberi tanggapan atau komentar diblogku ini.

Terimakasih.

2 komentar:

Deni mengatakan...

Da'i temenan..keren

Anonim mengatakan...

sia aku agus se angkatan kamu.piye kabare koncoo kbh.aku jaluuk no tlp konco2 seankatan koyo purnomo,tugiman,krisna.no tlp aku o274 7486809,081251527026.cpt tlp aku kagen konco kbh.

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter