Kamis, 17 Maret 2011

PROBLEMATIKA UMAT

Islam dari segi bahasa berasal dari kata aslama-yuslimu-islaman,berarti keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan. Kehadiran agama Islam seharusnya dapat membawa ketentraman masyarakat dunia, sebagaimana dinyatakan bahwa diutusnya rosul adalah untuk menjadi rahmat bagi semesta alam sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 107:
“dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
Lalu mengapa sekarang ini umat Islam dikenal oleh dunia sebagai umat yang rendah, bodoh, tertinggal,miskin dan tukang bikin onar atau teroris? Kita yakin bersama bahwa Islam tidak mengajarkan umatnya supaya bodoh, agama Islam adalah tinggi dan mulia, ajaran Islam mengajak umatnya untuk menjadi kaya serta mengajak Islam kepada kedamaian. Tapi mengapa label negatiflah justru yang ada pada umat Islam? Mengapa setiap aksi kekerasan dan teroris yang menjadi tertuduh adalah umat Islam?Kita yakin tidak ada nash Qur’an yang salah, tapi kita selaku umat Islam sendirilah atau mungkin umat diluar Islamlah yang mungkin salah. Ada faktor internal pada diri umat yang perlu dibenahi dan ada faktor eksternal yang juga mempengaruhi pelabelan negative terhadap umat Islam
Apa yang perlu dibenahi dari umat ini? Permasalahan apa yang ada pada umat Islam? Dan kita adalah bagian dari umat Islam dan mungkin bagian dari permasalahan. Maka menjadi tanggungjawab kita pula untuk menjawab permasalahan tersebut.
Label bodoh seharusnya tidak ada pada kaum muslimin, bukankah al-quran sendiri merupakan sumber ilmu pengetahuan, bukankah ayat-ayatnya banyak memerintahkan kita untuk belajar dan berpikir. Ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun pun memerintahkan kita untuk membaca. Banyak ayat-ayat al-quran yang diakhiri dengan afala ta’lamuun, afala ta’kiluun, afala yatafakkarun, dan sejenisnya yang mengajak kita untuk berpikir dan jadi orang cerdas. Bukan agama kita yang salah tapi kita umatnya yang belum menjalankan ajaran agama kita. Kemalasan mendera dalam pribadi umat, kita tidak mau meneruskan tradisi positif pendahulu kita yang gemar menuntut ilmu dan gemar menulis ilmu. Mungkin kita telah terjangkiti penyakit materialistic dan terlena dengan kehidupan dunia, atau menurut Rosululloh disebut sebagai penyakit “wahn” yaitu cinta dunia takut mati.
Permasalahan sumberdaya manusia yang lemah pada diri umat ini menjadi PR kita bersama, menjadi tanggungjawab kita bersama secara pribadi maupun berjamaah untuk meningkatkan kualitas diri dan kualitas umat agar lebih cerdas. Maka sesuai kemampuan kita masing-masing mari kita belajar, mari kita bantu mereka saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita, terutama generasi Islam ; generasi masa depan umat. Kita bimbing mereka untuk memiliki ilmu yang mumpuni, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
Permasalahan kebodohan juga terkait dengan masalah kemiskinan bagai benang bundet yang sulit teruraikan, karena bodoh maka miskin dan karena miskin maka bodoh. Maka berdampingan dengan program pengentasan kebodohan maka permasalahan ekonomi lemah atau kemiskinan umat ini perlu pula mendapat prioritas dari kita semua. Bagi kita yang dikaruniai kecukupan harta, maka dalam islam zakat bukan sesuatu yang sunnah tapi adalah sesuatu yang wajib ditunaikan agar terdapat distribusi harta yang cukup merata dan mengurangi jurang antara yang miskin dan kaya serta untuk menimbulkan rasa kasih sayang diantara umat serta mengurangi penyakit cinta harta dan dunia yang berlebihan apalagi pada dasarnya harta kita itu adalah milik Alloh dan jika kita kaya maka itu adalah titipan dari Alloh yang sewaktu-waktu mudah saja diambil oleh pemiliknya dan kata pemiliknya pada harta itu terdapat hak fakir miskin disana.
Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim Rosululloh bersabda:
“Sesungguhnya harta benda itu menghijaukan mata dan terasa manis, dan sebaik-baik pemilik harta adalah orang muslim yang memberikan sebagian hartanya kepada orang-orang miskin, anak-anak yatim dan musafir”
Mengapa kita menjadi umat yang mudah dipermainkan dan diadu domba, bukankah kita semua bersaudara namun pada kenyataannya umat Islam kurang memiliki rasa persaudaraan diantara sesamanya, kita masih mementingkan diri sendiri atau kelompok kita. Persaudaraan diantara kita harus kita tingkatkan. Kita boleh berbeda wadah atau cara berjuang kita, namun ukhuwah harus dijaga. Kita harus berkomunikasi agar bisa bersama-sama mengatasi permasalahan umat, janganlah kita hanya mengaku benarnya sendiri lantas tidak mau berdialog bahkan hanya mencela kelompok yang lain.
Mengapa label teroris sering disematkan kepada orang Islam?
Cap teroris kepada umat Islam ada memang karena sebagian kecil dari umat ini kurang benar dalam memahami makna jihad sehingga hanya sisi kekerasan saja yang muncul. Hal tersebut lebih diperparah oleh media massa yang sering mengekpos hal tersebut. Kita sering melihat di televise baik berita atau film yang sering menampilkan bahwa teroris adalah orangnya berjenggot dan berhambang, mempunyai nama-nama Islami dan pakaiannya model Arab lengkap dengan kopyah/pecinya.
Bukankah hal demikian sebenarnya bertentangan dengan wajah Islam itu sendiri. Agama Islam mengajarkan ukhuwah, berlemah lembut, kasih sayang,dan kedamaian, namun sebagian dari kita wajah umat Islam yang kaku, garang, dan menakutkan bagi umat lain bahkan umat Islam yang lain karena senangnya menyalahkan kelompok lain lalu lalu media menyebarluaskan dan seringkali menggeneralisir hal tersebut sebagai wajah Islam, hal ini karena memang ada semacam skenario besar untuk menjatuhkan Islam yang dilakukan oleh mereka yang tidak suka terhadap Islam melalui cara-cara yang sangat halus dan akhirnya tanpa terasa kita sedikit-demi sedikit mengikutinya. Kita masih seorang muslim tapi kita tidak bangga dengannya atau bahkan malah banggga dengan yang diluar Islam dan membenci ajaran Islam, kita masih Islam tapi kita tidak melaksanakan ajaran Islam. Inilah hasil dari perang pemikiran (ghozwul fikri) yang telah menenggelamkan umat Islam diabad ini.
Termasuk isu terorisme adalah desain besar musuh-musuh Islam untuk menenggelamkan peradaban Islam, terutama kapitalisme barat yang ingin terus menancapkan kuku-kukunya ke negeri-negeri muslim dan menjajahnya secara ideology dan ekonomi. Padahal Noam Avram Chomsky Profesor Linguistik di M.I.T (Massachusetts Institute of Technology ), adalah sebuah institusi riset dan universitas yang terletak di kota Cambridge, distrik Back Bay di Boston, Amerika Serikat. Beliau adalah salah satu figure politikus yang sanat ditakuti pemerintah Amerika Serikat karena kekritisannya terhadap kebijakan luar negeri negeri Paman Sam tersebut. Beliau mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Israel adalah dua Negara yang dipimpin oleh komandan teroris utama di dunia.
Semua permasalahan yang menimpa umat ini tentunya menjadi ujian sekaligus tantangan bagi kita semua kaum muslimin, akankah kita membiarkan permasalahan tersebut atau kita akan berjuang untuk keluar dari permasalahan tersebut. Kita punya kewajiban untuk menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam, menjaga kewibawaan dan kehormatannya. Mari kita perkuat jalinan ukhuwah dan kita tegakkan dakwah Islam, semoga kita bersatu dalam perbedaan dan bersama-sama mengangkat citra Islam serta meninggikan kalimat la ilaha illalloh.

Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter