Senin, 28 Maret 2011

Proses Kelahiran Forum Studi Islam Geografi (FSIG) UNNES

Cerita Pendahuluan
Sebelum menjadi mahasiswa aku telah dibesarkan dalam organisasi di dunia dakwah semasa SMA. Aku telah aktif di berbagai organisasi dakwah seperti Rohis (Rohani Islam) sebagai wakil ketua yang membidangi bidang dakwah, Aku juga aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang pada masa itu terjadi perubahan menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), baik ditingkat ranting, cabang maupun daerah. Ditingkat ranting aku aktif di Mutiara Pandhawa yang merupakan ranting dengan anggota para pelajar di sekolah negeri di Purwokerto dan aku pernah menjadi wakil ketua I yang membidangi dakwah keislaman. Di tingkat cabang aku adalah ketua di Pimpinan Cabang IRM Patikraja dan di Pimpinan Daerah Banyumas menjabat sebagai bendahara. Selain itu di desa juga aktif di remaja masjid dan ketua Pemuda Muhammadiyah.

Dengan latar belakang itu maka pada saat menjadi mahasiswa aku juga mencari komunitas yang bisa menjaga dan menyuburkan semangat berislam dan berdakwah. Di IRM saya masih tetap ikut karena banyak pengurus IRM Jawa Tengah yang kuliah di IKIP Semarang sehingga mengetahui keberadaanku sebagai kader IRM maka aku dimasukan untuk membantu di Pimpinan Wilayah sebagai Koordinator An-Nashr sebuah lembaga kader di bawah PW IRM Jawa Tengah, selanjutnya pada saat ada forum Konpida aku dimasukan di bidang Pengkajian dan Pengembangan Dakwah (PPD). Selain itu sebagaimana pendahulu IRM yang ada di IKIP Semarang juga aktif di IMM maka saya juga pada tahun pertama dan kedua sebagai mahasiswa saya juga aktif dan masuk menjadi pengurus IMM Komisariat Hamka. Apalagi saya juga tinggal di sebuah bangunan kayu yang menjadi tempat Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) bernama Ibnu Sina di belakang rumah Bapak Anwar Sutoyo yang merupakan salah satu Pembina IMM. Ditempat ini anggota IMM sepekan sekali mengadakan kajian tafsir yang langsung dibimbing Bapak Anwar Sutoyo.

Mengenai IRM dan IMM; ada sebuah perbedaan saat aku di Banyumas dan Semarang. Ketika saya aktif di IRM Banyumas sebenarnya sekretariatnya satu rumah namun terjadi perbedaan fikroh dan pemahaman yang cukup menganga diantara kedua ortom Muhammadiyah tersebut. Aktifis IPM dalam beragama masih idealis sedang aktifis IMM cukup moderat bahkan cenderung liberal dalam pemikiran. Hal itu terlihat sekali dalam hal pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Anak-anak IPM biasa menjaga dan membatasi hubungan dengan lawan jenisnya, tidak berduaan, tidak berani berboncengan dan berpacaran tapi dikalangan IMM sangat longgar permasalahan tersebut. Begitu pula dalam penampilan, kalau aktifis IPM/IRM biasanya berjilbab besar dan longgar sedang aktifis IMM kebanyakan jilbabnya cukup menutupi rambut dan modis. Begitu pula laki-lakinya kalau aktifis IRM biasa pakai baju koko/gamis dan berjenggot sedang aktifis IMM tidak mau yang demikian bahkan ada pula yang gondrong kayak preman.

Maka sejak jadi mahasiswa baru saya udah nampak wajah ke-rohis atau UKKInya. dengan tampilan baju dan berjenggot. Setelah mengikuti berbagai macam kegiatan seperti kajian rutin, mabit (malam bina iman taqwa), dauroh quran, pelatihan pengelolaan buletin , maka aku ditahun pertama telah dipercaya untuk masuk menjadi salah satu anggota tim redaksi di bulletin UKKI yang bernama “Uswah”. Sebagai tim redaksi tugasnya mencari narasumber utama yang mengisi bulletin dan materi pendukung lainnya dan mengedit naskah yang masuk dan sekaligus bertugas pula mendistribusikan atau memasarkan bulletin tersebut ke mahasiswa. Dan di tahun kemudian aku masuk sebagai anggota Penelitian Dakwah (litwah) yang bertugas mengevaluasi dan mencari terobosan-terobosan agar dakwah UKKI dapat semakin dirasakan keberadaannya walau aku merasa dibidang ini kurang jelas tugasnya.

Kehidupan Dakwah Kampus
Sejak awal sebagai mahasiswa IKIP Semarang, ada sesuatu yang kurang sesuai dengan angan-angan saya sebagai seorang aktifis dakwah. Berdasarkan cerita dan tulisan-tulisan di majalah-majalah Islam tentang kehidupan kampus seperti UI, ITB, UGM dan lain-lain terutama perguruan tinggi negeri yang semarak dengan kegiatan dakwah dan tumbuhnya berbagai macam organisasi sebagai wadah mengkaji dan memperjuangkan Islam untuk menyongsong kebangkitan umat. Namun keadaan tersebut tidak sebagaimana info yang saya terima. Kegiatan dakwah tidak semarak yang aku bayangkan. Unit Kegiatan Kerohanian Islam memang telah ada tapi hanya ada ditingkat Universitas sehingga warna Islam belum banyak menyentuh kehidupan mahasiswa. Mahasiswa secara umum juga belum akrab dengan UKKI, hal tersebut barangkali karena terjadi perbedaan antara para aktifis UKKI dengan mahasiswa pada umumnya, selain itu ketidaktertarikan mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan keislaman dimungkinkan karena kegiatan dan kajian yang ditawarkan belum sesuai dengan bidang studi yang sedang mereka dalami di kampus. Oleh karenya diperlukan upaya menjembatani dan salah satu upaya itu adalah dengan membentuk wadah kerohanian ditingkat jurusan.

Organisasi mahasiswa yang ada ditingkat jurusan adalah Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Sebagai mahasiswa jurusan pendidikan geografi FPIPS IKIP Semarang otomatis menjadi HMJ Pendidikan Geografi IKIP Semarang. Melalui lembaga inilah proses untuk mewujudkan lembaga kerohanian di tingkat jurusan Pendidikan Geografi bisa diperjuangkan. Apalagi dalam HMJ kutahu ada lembaga yang bisa dibentuk; kalau bisa dibentuk kelompok studi geografi, kenapa tidak bisa dibentuk kelompok keagamaan/kerohanian. Sejak semester awal saya sudah biasa mengikuti acara di HMJ yang pada waktu itu diketuai oleh Mas Sadiana asal Rawalo Banyumas, sehingga pada saat semester 2 ada pergantian kepengurusan HMJ aku dimasukan sebagai sekretaris komisi A bidang penalaran. Padahal saya berharap saya bisa masuk di komisi C bidang kesejahteraan yang mengurusi juga masalah keagamaan Mungkin saat itu para senior melihat saya orang yang bisa ngomong dan debat sehingga cocok mengurusi bidang yang programnya antara lain menyelenggarakan seminar atau diskusi, dialog civitas akademik dan menerbitkan jurnal mahasiswa jurusan. Seminar yang pernah kami selenggarakan antara lain Seminar Regional tentang “El-Nino dan La Nina”. Kepengurusan HMJ pada saat itu diketuai oleh Mas Etika, pada masa kepengurusan ide wacana untuk mendirikan forum kerohanian di tingkat jurusan sudah saya gulirkan kepada teman-teman di HMJ dan sebelumnya telah dibincangkan dengan teman-teman yang memiliki semangat untuk menghidupkan dakwah untuk mendukung terbentuknya wadah bagi kegiatan kerohanian di tingkat jurusan.

Terbentuknya FSIG
Alhamdulillah pada ada beberapa teman yang bisa diajak berdiskusi tentang ide ini tapi kebanyakan akhwat sehingga ada keterbatasan dan memang perlu ekstra hati-hati dalam berhubungan dengan para akhwat agar tidak timbul ‘fitnah’. Teman seangkatan sebenarnya ada dua yang biasa aktif dipengajian yaitu Issusilah dan Nina Susanti namun masuk semester 3 Nina pindah ke Jurusan Bahasa Inggris. Dari kakak angkatan juga ada 2 akhwat yang bisa diajak berdiskusi, sebenarnya ada 2 ikhwan yang kakak angkatan dan seorang yang seangkatan yang sudah mau aktif dalam kerohanian namun sepertinya baru mau mengaji tapi belum terbiasa berdakwah dan berorganisasi.
Tahun berikutnya di kepengurusan HMJ yang pada waktu itu ketuanya teman saya seangkatan yaitu Muh. Sholeh, saya meminta masuk komisi C bidang kesejahteraan yang juga mengurusi keagamaan. Kegiatannya antara lain menyantuni teman yang mengalami musibah dan menyelenggarakan pengajian bagi mahasiswa serta mempersiapkan pembentukan lembaga kerohanian tingkat jurusan yang bernama Forum Studi Islam Geografi.

Dengan memodifikasi AD/ART lembaga yang sudah ada sebelumnya yaitu kelompok studi Geografi lalu diajukan di rapat pengurus HMJ dengan beberapa perbaikan lagi maka akhirnya disyahkan pembentukan Forum Studi Islam Geografi. Selanjutnya dijaringlah calon-calon pengurus dari mahasiswa beberapa tingkatan dan pada akhirnya sebagai bentuk pertanggungjawaban dan memang keterbatasan SDM maka saya harus menjadi ketua FSIG periode pertama 1998-1999 disamping juga sebagai sekretaris komisi C HMJ.
Masalah nama pada awalnya banyak pilihan namun Forum Studi Islam Geografi yang disingkat FSIG terasa lebih familier di telinga orang geografi karena sudah biasa mendengar SIG (Sistem Informasi Geografi). Pada awalnya saya agak khawatir disangka ada kaitannya dengan salah satu kelompok yang pada waktu itu ada di kampus yaitu FOSI yang kepanjangannya Forum Studi Islam dimana saya juga pernah mengikuti perkaderannya yaitu FIKRI (Forum Intensif Kajian Risalah Islam), namun kekhawatiran itu tidak terjadi karena setelah terbentuk FSIG saya malah tidak aktif di FOSI.

Perjalanan Selanjutnya
Sebagai pengurus kami telah mencoba membuat program yang bisa menarik mahasiswa agar lebih memahami agamanya. Pengajian jurusan dapat kami laksanakan sepekan sekali dengan menampilkan tema yang lebih sesuai dengan kebutuhan mahasiswa geografi. Pemberi materi sering diambil dari para dosen dan juga mahsiswa senior terutama yang aktif dalam kegiatan keislaman. Dari dosen geografi sendiri yang aktif mau mengisi adalah Bapak Dr. Amien. Program lainnya adalah menerbitkan mading FSIG yang pada waktu itu kami beri nama “Al-Buruuj” yang saya ambil dari salah satu surat dalam juzz ‘amma yang artinya gugusan bintang, yang juga sebenarnya nama bulletin kelompok yang pernah saya ikuti ketika masih di SMA. Selain itu sebagai pengurus FSIG juga mempunyai program untuk membuat tulisan yang dimuat di Jurnal Jurusan Geografi.
Sayang pada waktu itu belum ada hubungan structural dengan kerohanian ditingkat Universitas yaitu UKKI karena memang belum ada program pembentukan lembaga kerohanian ditingkat jurusan oleh UKKI maka pembentukan dan pembinaan FSIG tidak ada campur tangan dari UKKI sebagai lembaga kerohanian ditingkat Universitas meskipun saya secara pribadi masuk di kepengurusan UKKI.

Sebagai pengurus UKKI maka saya juga ditugasi untuk menjadi tutor pada program mentoring/pendampingan terutama untuk mahasiswa baru selama semester awal. Saat kegiatan mentoring inilah sebenarnya juga saya manfaatkan untuk mencari kader-kader untuk meneruskan kepengurusan FSIG namun karena keterbatasan jumlah mahasiswa terutama yang laki-laki dan yang bersedia terlibat dalam kegiatan dakwah maka pada periode kedua (1999-2000) di kepengurusan FSIG saya masih harus menjadi ketua karena angkatan ’97 tidak ada yang betul-betul respeck dengan keislaman. Namun Alhamdulillah angkatan setelahnya, yaitu angkatan ’98 banyak kader-kader yang kami miliki, bahkan hampir semua mahasiswa laki-laki jadi “ikhwan”. Sehingga kepengurusan tahun ke-3 tidak sulit untuk mencari ketua dan akhirnya sebagai penggantiku sebagai ketua FSIG adalah Muhammad Isa. Karena banyak ikhwan yang aktif pulalah maka pada saat kepengurusannya bisa terbentuk group nasyid “Delta Voice” yang pada periode kepengurusanku walaupun aku suka nasyid belum terpikir untuk membentuk group nasyid.

Dan perjalanan berikutnya dari FSIG tidak banyak tahu karena pada awal 2001 aku sudah harus sudah meninggalkan kampus untuk menjadi guru disebuah SD Islam Terpadu di kota kelahiranku Purwokerto yang meskipun masih satu propinsi memiliki jarak geografis yang cukup jauh dari ibu kota Jawa Tengah dimana kampus UNNES berada.

Demikianlah sekelumit catatan tentang FSIG yang sebagaimana catatan sejarah secara pada umumnya tentunya tidak lepas dari subyektifitas, kekeliruan dan kelupaan maka saran dan kritik untuk memperbaiki sangat diharapkan.
Salam perjuangan sampai kapanpun dan dimanapun kita berada untuk senantiasa menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

2 komentar:

Muhammadiyah Kebumen mengatakan...

nggih kang niku jan apik temen sejaraeh ya nganti malur2 dawa banget.. tp salut lah!! kunjung balik ya ke blog muhammadiyah kebumen.. maen mening nek njen gelem tuker link ws jan jos gandos!!

SISMANAN mengatakan...

Maturnuwun ugi sampun rawuh teng bloge kulo mugi tambah ukhuwah kita. Niku crita pesenan pengurus FSIG seniki pengin ngertos crita versi kulo riin pas ngedegna lembaga niku.

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter