Rabu, 11 Februari 2015

Cerpen Anak : Hadiah Terakhir Untuk Bundaku Sayang



“Selamat pagi Bunda” sapaku pada Bunda. Meski kutahu, Bunda tak akan membalasnya, namun aku yakin bahwa Bunda pasti mendengarnya.
   “Bunda, doakan Sheyla ya, hari ini Sheyla mau berlomba lagi. Semoga di lomba kali ini, Sheyla bisa mendapatkan juara kembali, amin...” kata Sheyla sambil terus memegangi tangan bundanya.
   ‘Kreeek...’ terdengar suara pintu yang terbuka.
   “Sudah minta izin sama Bunda?” tanya Oma.
   “Sudah Oma” jawabku tersenyum.
“Kalau gitu, ayo kita berangkat!” seru Oma bersemangat.
“Ayo!” jawabku tak kalah semangat. “Bunda, Sheyla berangkat dulu ya Bun. Jangan lupa doakan Sheyla” kemudian, aku pun mencium Bunda.
“Assalamu’alaikum Bunda”
Setelah berpamitan pada Bunda, aku dan nenek pun keluar dari ruang rawat Bunda. Kalian tahu? Hari ini aku akan berlomba di tingkat nasional! Aku mengikuti perlombaan Olimpiade Matematika. Dan sekarang, aku dan Oma akan pergi ke SMA MBS Yogyakarta, tempat dilaksanakannya lomba.
Aku pergi tidak hanya bersama Oma, aku juga pergi bersama Bu Laila. Bu Laila adalah guru Matematika di sekolahku. Beliaulah yang selalu mengajariku sehingga aku dapat mengikuti lomba Olimpiade ini hingga ke tingkat nasional. Terimakasih Bu Laila.
Kami pergi menaiki mobil milik Bu Laila. Selama perjalanan, aku hanya mendengarkan musik melalui handphone Oma. Lagu yang kudengarkan hanya satu lagu. Yaitu lagu dengan judul Lagu Cinta Untuk Mama. Lagu ini adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penyanyi cilik bernama Kenny. Begini lagunya...

Kenny – Lagu Cinta Untuk Mama

Apa yang kuberikan untuk mama
Untuk mama tersayang
Tak kumiliki sesuatu berharga
Untuk mama tercinta
               ~Hanya ini kunyanyikan
                 Senandung dari hatiku untuk mama
                 Hanya sebuah lagu sederhana
                 Lagu cintaku untuk mama
Walau tak dapat selalu kuungkapkan
Kata cintaku tuk mama
Namun dengarlah hatiku berkata
Sungguh kusayang padamu mama
               Hanya ini kunyanyikan
               Senandung dari hatiku untuk mama
               Hanya sebuah lagu sederhana
               Lagu cintaku untuk mama

Setelah puluhan kali menndengar lagu itu, aku pun tertidur. Ya, mungkin karena aku kecapean. Hehehe... Aku tidur dulu ya. Zzz...
---OoO---
Sekarang, aku sudah sampai di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Sebenarnya sih, aku masih capek. Tetapi, demi mendapatkan juara, aku harus tetap bersemangat. SEMANGAT!
“Sheyla, Bu Guru mau mendaftar ulang dulu ya...” pamit Bu Laila.
“Iya Bu...” Kemudian, Bu Laila pun pergi ke tempat pendaftaran ulang. Aku dan Oma hanya menunggu sambil terus berdoa.
“Ayo, Shey... Ini nomer pesertanya” ajak Bu Laila. Kami pun pergi menuju tempat lomba. Setelah sepuluh menit kami menunggu, perlombaan pun di mulai...
---OoO---
Saat ini waktunya pengumuman lomba.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh” salam seorang panitia lomba.
“Wa’alaikum salam” jawab para hadirin, termasuk aku.
“Sekarang, waktunya pengumuman pemenang lomba Olimpiade Matematika. Juara tiga, diraih oleh... Varasya Amalia, dari SD Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Juara dua diraih oleh... Muhammad Alviano, dari MI Muhammadiyah 1 Boyolali. Dan... Untuk juara pertama diraih oleh... Aulia Sheyla Putri, dari MI Muhammadiyah Kedungwuluh Lor. Selamat bagi para pemenang lomba, silahkan maju ke depan! perintah sang MC.
Dan... Aku menang? Juara satu? Horeee... Aku pun maju ke depan. Di depan aku di sodorkan sebuah mic. Aku bingung... Apa yang harus ku katakan?
“Assalamu’alaikum... Disini, saya hanya ingin mengucapkan terimakasih pada Allah, pada Bu Laila, pada Oma dan tentunya untuk Bundaku tercinta yang telah mendoakanku. Bunda... Aku menang...” kataku di depan seluruh hadirin.
---OoO---
Aku telah sampai, dan kembali ke Rumah Sakit tempat Bunda dirawat. Aku tak sabar ingin memberi tahukan kepada Bunda.
‘Kreek... pintu kamar Bunda telah aku buka.
“Bunda... Aku menang...” seruku. Tapi... “Bunda kenapa Yah? Kenapa tubuh Bunda di tutupi selimut?” tanyaku kebingungan.
Ayah memelukku. “Sayang, Bunda sudah tidak ada lagi, Bunda sudah tenang di Surga...” kata Ayah lembut. Tapi... Bunda sudah tidak ada? Apa maksud ayah? Apa Bunda sudah... “Nggaaak.... Bundaaa... bangun Bunda... Sheyla menang Bun... Bunda pasti ingin lihat pialanya kan? Ini pialanya Bun... Bunda banguuuun,...”
Satu jam kemudian, aku sudah mulai tenang...
“Sheyla jangan nangis teruuus...” kata Ayah.
“Tapi Bunda, Yah...”
“Bunda tidah apa-apa... Bunda sudah tenang di Surga”
“Di Surga???”
“Iya di Surga...”
“Berarti Bunda sudah bahagia dong Yah?”
“Iya... jadi kamu enggak boleh nangis lagi... Kalau kamu nangis, nanti Bunda sedih...”
“Iya Yah... Tapi kan Sheyla belum sempat nunjukin piala ini ke Bunda”
“Enggak apa-apa... Yang penting Bunda sudah tahu bahwa Sheyla hebat!”
“Iya... Makasih ya, Yah...”
“Sama-sama...”
Aku pun menatap Bundaku tercinta... “Bunda ini hadiah dari Sheyla untuk Bunda...” kataku sambil menunjukan piala tersebut pada Bunda.
Bunda, teruslah tersenyum... Jangan menangis... =D
---OoO---

Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter