Kamis, 30 Juni 2011

Khutbah Jumat: SAKIT itu UJIAN

Innalhamdalillah nahmaduhu wanastanginuhu wanastaghfirugh wana’udzubillahi minsyuruuri anfusina wasyayiati a’malina mayyahdillahu falamudhilalah wamayyudlilfalahadiyalah
Asyhaduallailahaillalloh wahdahulaysarikalah waasyhaduannamuhammadan ‘abduhu warosuluh
QOLALLOOHU TA’ALA :
“YAA AYYUHANNASUTTAQU ROBBAKUMULLADZII KHOLAQOKUM MINNAFSIWWAKHIDAH WAKHOLAQOMINHA ZAUJAHA WABATSAMINHUMA RIJAALANKASTIROWWANISAA WATTAQULLOOHALLADZII TASYA ALUNABIHII WALARKHAM INNALLOOHAKAANA NGALAIKUM ROQIIBA”
“YAA AYYUHALLADZII NAAMANUTTAQULLOOHA WAQULU QOULAN SYADIIDA YUSLIHLAKUM A’MALAKUM WAYAGHFIRLAKUM DZUNUBAKUM WAMAYYUTINGILLAHA WAROSULAHU FAQODFAZA FAUZAN ‘ADHIMA”

Jama’ah jum’at rahimakumulloh,
Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan kenikmatan kepada kita semua yang tiada terhingga terutama nikmat terbesar dalam hidup kita berupa iman dan Islam yang masih dan akan kita jaga dan pelihara agar ia dapat menghantarkan kita kepada kesuksesan kehidupan didunia dan juga diakhirat kita dimasukkan ke dalam golongan hamba-Nya yang sholeh yang dimasukkan kedalam surga-Nya serta meraih kenikmatan terbesar bagi penduduk surga yaitu menatap wajah Alloh.
Atas semua nikmat yang banyak Alloh limpahkan kepada kita maka hendaknya sebagai hamba-Nya kita harus bersyukur;
Wujud syukur seorang hamba disamping dengan hati dan lisannya dengan berucap “Alhamdulillah” adalah dengan melakukan ketaatan dan beribadah kepada-Nya. Maka mari berusaha sekuat tenaga agar kita senantiasa berada dijalan ketaqwaan; patuh terhadap hukum-hukum-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.

Salah satu kenikmatan Alloh yang perlu kami ingatkan pada jamaah semua adalah kenikmatan berupa kesehatan. Rosululloh bersabda:
“Kenikmatan yang sering dilupakan manusia adalah sehat dan waktu luang”
Karena sehat maka kita bisa menghadiri sholat jum’at, karena sehat kita bisa bekerja dan beraktifitas lainnya. Mungkin kita kurang menyadari bahwa mata, telinga, hidung, gigi yang normal adalah nikmat darinya, sudahkah kita menyukurinya. Coba seandainya kita buta, tuli atau saat kita sakit pilek atau sakit gigi barulah kita merasakan nikmat-nikmat tersebut disaat nikmat tersebut dicabut. Tadi malam kita bisa tidur dengan nyenyak adalah nikmat-Nya karena kalo kita susah tidur(insomania namanya) sangatlah tersiksa. Contoh nikmat sehat lain yang kurang kita sadari adalah urat syarat yang ada pada kita yang panjangnya puluhan kilometer yang bisa menggerakan darah, oksigen dan organ tubuh kita yang lain bisa bergerak normal adalah karunianya. Seandainya sedikit saja urat kita terjepit atau tersumbat maka kita akan merasakan sakit yang luar biasa. Bahkan mungkin anda kurang menyadari bahwa ketika anda bisa buang air kecil/pipis dan besar atau ee ataupun bisa buang angin alias kentut juga adalah sebuah kenikmatan; karena seminggu saja anda tidak bisa buang itu semua rasanya sudah tidak karu-karuan dan perlu berobat yang memerlukan biaya yang tidak sedikit, maka mari kita syukuri nikmat kesehatan yang Alloh berikan pada kita.

Bagaimana kalo kita sakit. Tentunya kita pernah sakit atau malah sedang sakit? Apa yang anda rasakan saat jatuh sakit? Terasa tidak enak badan? Sulit tidur? Apa saja yang telah anda lakukan ketika sakit? Berbagai usaha tentunya telah kita lakukan untuk menyembuhkannya. Dan itulah yang dituntunkan dalam Islam bagi orang yang yang sakit adalah berusaha untuk mencari kesembuhan tentunya upaya mencari kesembuhannya harus dengan cara yang halal yang tidak menyalahi aturan Tuhan. Jangan sampai ketika sakit kita jadi kedukun atau paranormal atau kita berobat dengan barang yang haram. Jadi jangan sampai karena sakit kita terjerumus kedalam dosa karena pada dasarnya sakit adalah ujian untuk menentukan apakah kita orang yang benar-benar beriman atau tidak.

Alloh SWT berfirman dalam Al-qur’an Surat Al-Baqoroh ayat 214:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.

Walau sudah berobat belum tentu kita cepat sembuh jika Alloh belum menyembuhkannya. Jadi teryata kita harus menyadari bahwa kita tidak bisa dengan mudah mengatasi sakit yang kita derita. Ternyata kita tidak kuasa terhadap diri kita sendiri. Ternyata kita tidak bisa melawan sumber penyakit yang mungkin hanya bakteri/virus kecil tak terlihat. Ya kita yang berbobot puluhan kilogram tak mampu melawan makhluk supermikro; ciptaan Alloh. CIPTAAN ALLOH??? Ya ciptaan Alloh.

Alloh sang pencipta, makhluk terkecil hingga jagat raya yang tak terbatas menurut ukuran manusia yang terbatas. Manusia yang termasuk makhluk kecil dibanding dengan bumi tempat tinggalnya, dan bumi sendiri dijagat raya hanya seumpama sebutir debu di gurun sahara. Maka adakah yang masih kita sombongkan dihadapan-Nya.
Ketika sakit hendaknya menjadi saat bagi kita untuk mengevaluasi diri, mungkin kita masih takabur dihadapan Alloh dan makhluk-Nya. Mungkin kita masih kurang bersyukur tatkala kita diberi kenikmatan oleh-Nya. Saat sehat mungkin kita kurang menyadari nikmat sehat yang kita terima dan kita masih banyak menuntut kepada Alloh sesuatu yang mungkin belum saatnya kita untuk memintanya. Saat sakit itulah saat teguran dari Alloh bahwa sehat adalah karunia besar bagi kita.

Bagaimana sikap kita saat teguran itu datang, itu bisa menjadi cerminan kedewasaan spiritualitas kita/ keagamaan kita. Apakah kita mampu menyikapi sakit yang kita derita dengan sikap yang positif atau sebaliknya. Bagaimana sikap kita terhadap sakit yang kita alami, semuanya akan berdampak terhadap sakit fisik yang kita derita. Bila kita tidak sabar dan menyadari bahwa sakit itu sebagai ujian atau teguran dari Sang Kholiq dan hati kita dipenuhi dengan seribu keluh kesah sebagai bentuk sikap ketidakterimaan kita terhadap ketentuan-Nya maka hati kita tersebut adalah hati yang sakit (qolbun mariit) maka hal tersebut justru akan menambah sakit fisik yang kita derita.

Sebaliknya manakala kita menyadari bahwa sakit yang sedang kita derita adalah salah satu bentuk ujian atau teguran atas kealpaan kita akan karunia-Nya dan kekhilafan sikap kita kepada Sang Kholiq atau kepada sesama makhluknya, lantas kita bersabar menerima qodlo qodar-Nya maka kita berarti telah bisa mendulang pahala atas sakit yang kita derita, dan bergugurlah dosa-dosa kita.
Dari Abu Hurairoh RA Nabi Muhammad SAW bersabda: Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan yang menumpuk pada dirinya kecuali Alloh SWT hapuskan akan dosa-dosanya
(H.R Bukhari dan Muslim).
Jika kita bisa bersabar dan menerima ketentuan-Nya maka yang demikian akan dapat membawa sakit fisik yang kita derita berkurang sakitnya bahkan atas ijin-Nya akan sembuh.
Dalam hal ini kita patut meneladani Nabi Ayub yang sangat sabar dalam ujian yang diberikan Alloh padanya berupa sakit, kehilangan harta dan keluarga namun ia tetap sabar dan tetap dalam ketaatan pada Alloh. Dalam Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 83-84 diceritakan:
dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang".
Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.

dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,(Asyu’ara:80)

Doa yang dituntunkan ketika sakit atau menjenguk orang yang yang sakit diantaranya:
“Alloohumma Robbannaasi adzhibimba’sa isfii anta syafii laa syifa a illaa syifaauka syifa allaa yughoodiru tsaqomaa”
Ya Alloh Tuhannya manusia, berilah kesembuhan kepadaku , Engkaulah Sang penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali dari Engkau, kesembuhan yang tiada meninggalkan bekas.
Dan mungkin saja sakit kita akan menjadi jalan bagi Alloh untuk memberi batas akhir masa hidup kita dan itu artinya telah habislah kesempatan bagi kita untuk beramal sholeh sebagai bekal kehidupan kita di alam keabadian. Maka selagi kehidupan masih ada pada diri kita; walau dalam kondisi sakit- maka beribadahlah, sholat tidak boleh ditinggalkan tapi rukhsoh diberikan kepada yang sakit, tetap harus berdzikir dan beramal sholih serta bertaubatlah atas dosa-dosa yang pernah kita perbuat sehingga jika sakit menjadi jalan kematian bagi kita semoga kita dalam keadaan khusnul khotimah.

Lantas jika Alloh memberi kesembuhan kepada kita maka itulah karunia-Nya yang harus disyukuri, sanjungkan pujian kepada-Nya yang masih memberi kesempatan kepada kita untuk memperbaiki diri, meninggalkan keburukan amal dan menambah pundi-pundi amal sholih kita. Pergunakan dan jangan sia-siakan sisa hidup yang masih Alloh berikan kepada kita. Entah sampai kapan?
Walloohu a’lam bishowab
Qul Innasholaati wanusuki wamakhyaaya wamamaati lillaahirobbil ‘aalamiin
Baarokalloohu liiwalakum fil qur’anilkarim wanafa’ani waiyyakum bimaa fiihi minal aayati wadzkrilhakim wataqobbalalloohu minnaa waminkum tilaawatahuu innahuhuuwassami’ul aliim. Waqurrobbighfir warham waanta khoiruuroohimiin


Khutbah Kedua:

Alhamdulillaahilladzi arsala rosulahu bilhuda wadiinilhaq liyudzhirohu ngaladdiini kullih wakafabillahi syahida
Asyhadualla ilaha illah waasyhaduannamuhammadarrosululloh. Alloohumma sholingala Muhammad wa’ala ali wasohbihi ajma’in.
Yaa ayyuhalladzi na amanuttaqullooha waltandzurnafsummaqoddamatlighot wattaqulloo innallooha khobirummbimata’malun

Jama’ah jum’at rahimmakumulloh
Sakit bisa menjadi sebab kematian dan masih banyak sebab-sebab kematian lainnya, maka kita harus selalu mengingat kematian dan mempersiapkan diri menghadapi kematian, mungkin kita akan banyak beribadah jika kita sudah tahu bahwa waktu kematian kita sudah dekat. Mungkin karena sakit itulah Alloh memberikan kesadaran kepada kita tentang arti hidup yang harus kita manfaatkan dengan baik. Atau mungkin berita yang masih hangat berupa hukuman pancung terhadap TKW asal Bekasi yang bernama Ruyati atau orang lain yang sedang bersiap menghadapi tuntutan hukuman mati mampukah mengingatkan kita akan arti hidup dan dekatnya kematian.

Saudaraku kaum muslimin yang semoga dimuliakan Alloh,
Adanya aksi solidaritas terhadap kematian warga Negara kita di negara lain adalah satu hal yang wajar sebagai bentuk kepedulian kita sebagai satu bangsa. Menuntut agar pemerintah lebih peduli terhadap nasib warga negaranya juga hal yang wajar-wajar saja karena selama ini memang perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia di dalam ataupun diluar negeri memang masih lemah. Karena masih ada beberapa TKI yang masih dalam proses pengadilan karena kasus yang serupa dengan Ruyati, seperti yang dialami Darsem dan teman-temannya maka masih patut juga kita menuntut pemerintah agar dapat ikut melakukan pendampingan dalam proses pengadilan warganya di negara lain agar mendapat keadilan.

Tapi kita tidak bisa mengintervensi hukum yang berlaku di suatu Negara karena kitapun tidak mau diintervensi oleh Negara lain tentang permasalahan hukum yang berlaku di Negara kita. Qishos berupa hukuman pancung sebagai hukuman yang setimpal bagi orang yang terbukti membunuh adalah hukum yang berlaku di Negara Arab. Memang berbeda dengan Negara kita, harga sebuah nyawa di Indonesia begitu murahnya, hanya karena uang 50 ribu seorang bisa membunuh orang lain, karena tidak suka kepada orang lain atau karena permasalah yang sepele maka dengan mudah ada yang mengatakan tek pateni bae bar aku nyerahkan diri meng polisi paling aku dihukum 5 tahun tapi aku wis puas kadaran nang penjara diempani ikih. Sama dengan kasus korupsi yang orang tidak takut melakukan korupsi karena hukumannya sangat ringan apalagi dengan uang yang dimilikinya sebuah keputusan pengadilan bisa dibeli.

Persoalan yang muncul yang perlu kita kritisi juga dari kasus Ruyati adalah apakah sebegitu penting sebuah jenazah sehingga harus dipulangkan ke asalnya? Barangkali ini dipengaruhi karena masih besarnya pemujaan kita terhadap kuburan sehingga merasa tidak afdhol jika tidak berdoa dihadapan kuburannya. Padahal dalam Islam kita diperintahkan untuk menyegerakan mengubur dan hendaknya jenazah dikubur dinegeri tempat jenazah itu meninggal.

Semoga Alloh memberi petunjuk kepada kita semua untuk bisa memanfaatkan sisa hidup yang masih ada pada kita untuk kebaikan dan ketaatan kepada Alloh, semoga pemerintah dan dengan dukungan kita semua mampu membawa Negara dan bangsa yang kita menjadi negeri yang gemah ripah loh jinawi; baldatun toyyibatun warobbun ghofur. Amiin Ya Robbal ‘aalamiin Arrohman Arrohiim
Allohummaghfir lilmukminiina walmukminat walmusliminawal muslimat al ahyai minhum wal amwat innaka sami’ummujibdda’wat.
Robbana lazighquluubana ba’daidzhadaina wahablana milladungkarohmah iinaka anntalwahhab
Robbana dholamna amfusana waillamtaghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin
“Alloohumma Robbannaasi adzhibimba’sa isfii anta syafii laa syifa a illaa syifaauka syifa allaa yughoodiru tsaqomaa”
Robbana hablana minazwazina wadzurriyatina qurrota a’yun waj’alna lilmuttaqiina imaamah.
Allohumma bariklana fii rajaban wa sya’baanan wabaalighna fii romadhon
Robbana aatina fiddunya khasanah wafil akhiroti khasana waqinaa ‘adzabannar
Subhanarobbika rabbil ‘izzati ‘amma yasifuun wasalamun ‘alal mursalin walhamdulillahi robbil ‘alamin.
Waladzikrulloohu akbar Aqimishsholah

Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter