Senin, 28 September 2009

Nasib TKW di Malaysia

Kita sering mendengar bersama para nasib pahlawan devisa kita yang dirundung duka; disiksa majikan, tidak dibayar gajinya hingga dilecehkan kehormatannya bahkan harus kehilangan nyawanya. Selain dari itu kami ingin memberi kabar bahwa ada pula yang nasibnya tidak jelas entah sudah meninggal ataukah masih hidup.
Hal yang demikian menimpa adik dari ibu saya yang bernama Raidah yang berasal dari Dusun Kali Tanjung Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas. Anak ke-3 dari Bapak Sartawi dan Ibu Darsem ini berangkat tahun 1999 bersama PJTKI di Cilacap. Keberangkatannya didorong oleh keinginan untuk menyekolahkan anak-anaknya serta meringankan beban keluarga. Pada waktu itu anaknya yang pertama Sukanti sudah di SMP sedangkan adiknya Susianti telah kelas V SD. Suaminya adalah Cahyono seorang petani yang pada waktu itu belum cukup untuk menghidupi keluarga apalagi ada keinginan untuk membangun rumah yang lebih permanen sehingga bulatlah tekadnya untuk mengadu nasib ke negeri jiran tersebut.
Pada tahun awal Lik Raidah masih ada kontak dengan keluarga yang menurut ceritanya ia bekerja sebagai pembantu rumahtangga di Malaysia. Karena ada permasalahan dengan majikannya ia meninggalkan majikannya sedangkan paspor miliknya sebagai identitas dan bukti sebagai tenaga kerja dari Indonesia tidak bisa ia bawa dari rumah majikannya, sehingga akhirnya ia menjadi TKI illegal di Negara Malaysia. Karena itulah akhirnya nasibnya tidak lagi bisa diketahui pihak keluarga.
Pihak keluarga telah mencoba mencari informasi tentang keberadaannya di Malaysia, jika ada orang yang mau ke Malaysia maka akan dititipi foto ataupun keterangan tentang Lik Raidah tersebut siapa tahu dapat menemukannya. Bahkan terkadang ada yang sengaja datang untuk menawarkan jasa mencarinya dengan meminta imbalan namun hingga waktu terus berjalan tidak ada yang bisa memberi informasi tentang sosok Raidah di Malaysia hingga kini sudah 10 tahun.
Bahkan disaat ini ketika anak pertamanya yang dulu masih di SMP, sekarang melangsungkan pernikahan, sang ibu belum juga ketahuan nasibnya. Pernikahan yang membuat orang yang kembali mengingat nasib ibunya sehingga membuat sedih dan haru. Apalagi bagi suami yang hingga kini masih setia menunggu walaupun sudah didorong untuk menikah lagi namun belum juga mau menikah, maka ketika ia menerima tamu dari besan ia tidak dapat menahan perasaannya mengingat nasib istrinya. Begitu pula kedua anaknya bahkan orang lain juga banyak yang ikut terharu melihat kejadian tersebut.
Kini anaknya yang kedua juga tinggal menunggu waktu untuk melangsungkan pernikahan. Akankah kejadian tersebut akan terulang lagi dimana menjadi kenangan akan nasib ibunya yang belum jelas nasibnya ataukah keajaiban akan tercipta pada saat pernikahan anaknya yang kedua?
Bila ada yang bisa membantu dan tahu informasi tentang ibu mereka dan adik ibu saya tolonglah untuk menyampaikan kepada saya : Sismanan: HP: 081327032573,
sismanan@yahoo.com. FB a.n Sismanan Tauhidin Ahmad. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Kata Kunci Guru Dalam: Google,artikel,Blogger guru,guru kata,kata guru,guru dai,kata kunci,keywords,sertifikasi guru,artikel,Blogger,guru,guru kata,kata guru,kata kunci,sismanan,mts muhammadiyah patikraja,ma muhammadiyah purwokerto,info banyumas,dai banyumas,sertifikasi guru,patikraja guyub
Flag Counter